Tumgik
anaphalisjavanicaa · 2 years
Text
Me : Kenapa akhirnya kamu memilih jalan panjang dan berliku, yang tidak jarang membuatmu kesepiam hingga nyaris frustasi?
Also me: Karena ini yg harus dibayar atas cita-cita besar yang kau ajukan pada Tuhan. Semakin banyak ujiannya, semakin dekat engkau dengan cita-cita.
Dilangit sana doa-doa sedang bertarung, yang terbaiklah dengan visi sejalan yang akan bertemu, memeluk mimpimu.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 2 years
Text
Jika saatnya nanti satu per satu takdir bertemu denganku, sesuai keinginanku atau pun tidak. Ku harap semua yang terbaik dan aku tetap menjalaninya dengan suka cita, tak kurang satu pun cinta.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 3 years
Text
Jelas sudah bahwa setiap hal perlu diusahakan. Seperti halnya dulu aku berusaha dan menahan lelah hingga bisa berada di titik saat ini. Dan aku rasa aku cukup gigih mengingat segala skenario perjuangan yang telah aku lalui.
Tapi dalam hal pertemuan. Rasanya lidah pun terasa sedikit kelu. Langkah kaki terasa berat, semua karena perang pemikiran dan kebingungan berkumpul menjadi satu. Entah harus dengan cara seperti apa aku mengusahakannya. Entah bentuk penantian yang tepat Itu seperti apa. Aku begitu kebingungan dan buta arah.
Ketika untaian doa telah terpanjat dan jalanan masih terasa jauh. Aku terus terus berusahaa menghibur diri dan menyatakan "hadiah mu sangat istimewa". Menjadi wajar jika butuh waktu lebih untuk mendapatkannya.
Baiklah...
0 notes
anaphalisjavanicaa · 4 years
Text
Setiap jiwa berhak untuk tumbuh, sekalipun dia membawa luka teramat perih. Masa lalunya bisa jadi sesak oleh cacian dan perkataan yang menyayat hati, tapi esok dia berhak bersenang hati. Dia berhak untuk berdamai, menutupi telinga, dan menjalani hari dengan suka cita.
Pun dengan masa lalu yg kelam, setiap jiwa berhak untuk menjadi baik. Toh setiap dakwaan manusia belum tentu terbukti 100% kebenarannya. Setiap jiwa berhak dan wajib belajar dari kesalahannya di masa lalu dan memperbaikinya di masa mendatang.
Karenanya, salah satu doa yang kuusahakan tak pernah putus adalah agar Tuhan selalu membimbing. Agar Tuhan selalu hadir, membersamai, dan menjaga segenap jiwa raga.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 4 years
Text
Seorang anak gadis duduk ditepi sungai, menatap dalam pada bayangan dirinya di air. Dalam hatinya dia berkata, bahwa saat segala sesuatu sejernih air mungkin dia juga bisa melihat dengan jelas seperti bayangannya yang saat Itu dia lihat. Terkecuali kamu melemparkan sebuah batu maka bayangan itu terdistorsi oleh riak-riak kecil.
Pungkasnya dalam hati "aku harus tenang dan jernih".
0 notes
anaphalisjavanicaa · 4 years
Text
Kenapa ditempatkan di seberang lautan padahal tujuan jelas pendakian gunung. Hal yang betul-betul berbeda. Pertanyaan itu selalu muncul beserta kenapa kenapa lainnya. Sampai kadang terpikir "apakah Aku tidak bisa bersyukur".
Sampai akhirnya di titik dimana aku menghela napas panjang, membuka semua kacamata, melepas semua sepatu, memurnikan segala pemikiran, dan melapangkan segala pandangan. Meresapi berbagai situasi yang belum pernah ditemui sebelumnya. Aku menghadapinya dengan segala kebingungan dan semakin menambah tanya "sudahkah tepat apa tindakanku?".
Sampai pada akhirnya aku menyadari, ternyata aku mendapatkan lebih dari yang aku butuhkan. Secara tidak langsung semesta banyak menghadapkan aku dengan berbagai situasi yang justru membuat pikiranku bertumbuh dan hati ku jauh dari rapuh. Memang pada prosesnya terasa begitu sedih, membosankan, sedikit terasa tersiksa, tapi pada akhirnya perlahan Aku menyadari jiwaku perlahan bertumbuh. Sedikit demi sedikit.
Tindakanku tidak selalu tepat nampaknya. Tapi bukankah begitulah manusia akan belajar?
0 notes
anaphalisjavanicaa · 4 years
Text
Kamu ditentukan oleh bagaimana kamu bertindak, bukan dari apa yang “mereka” gunjingkan.
Karena profesiku seorang dokter gigi, kuberi contoh yang paling mudah ku pahami.
Misalnya saja aku, akan tetap jadi dokter terlepas dari apapun umpatan yang mereka katakan dibelakangku. Aku menjadi dokter karena berbagai macam perjuangan dan ujian yang telah aku taklukan. Tapi bisa saja aku berhenti menjadi dokter, ketika tindakanku melanggar setiap sumpah yang telah aku ucapkan dihadapan Tuhan dan para guru.
Sebaliknya seseorang yang berusaha untuk berpenampilan seperti dokter, dipanggil dokter oleh pasien, bertingkah seolah kemampuanmu sama seperti dokter, tidak akan menjadikanmu serta merta menjadi seorang dokter. Ada perjalanan yang harus kamu lalui terlebih dahulu. Tidak kah justru malah akan membuatmu terlihat serakah dan melakukan sesuatu diluar kewenanganmu?
Pun ketika kamu berbuat baik, tidak akan mengubah kebaikanmu jika orang menganggap kamu tidak baik.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 5 years
Text
Cerita: #1 Manusia Nomor Dua
Jayanti, artinya adalah bunga yang indah. Seperti namanya, Jayanti tumbuh menjadi gadis yang penuh dengan keindahan. Ia manis, cerdas, dan berkhlak baik. Setiap kata-katanya tegas dan penuh wibawa. Dia adalah gadis berdarah sunda yang teramat jujur dan sangat tahu persis apa yang ia inginkan dalam hidup.
Sadar bahwa dia hidup dilingkungan yang menganut budaya patriarki masih kuat, membuat Jayanti harus berjuang lebih keras untuk mendapat kesempatan dalam berbagai hal. Bahkan terkadang kesempatan itu juga ditutup oleh sesama perempuan sendiri. Jayanti masih ingat, saat SMP dia pernah mencalonkan ketua OSIS. Dibandingkan dua saingan yang lain, jelas Jayanti memiliki kapasitas yang melampaui mereka. Sayangnya harus berakhir dengan kekalahan dengan alasan-alasan yang tidak bisa diterima akal sehat Jayanti. 
“Kita pilih aja X, dia laki-laki jadi pasti lebih mampu”
“Jayanti emang bagus sih orasinya, tapi mending X aja deh yang mimpin, kalo cewe takunya nanti kebanyakan sensi. Biar dia jadi staff nya aja, jadi idenya tetep tersalurkan”
dan banyak lagi cuitan-cuitan yang bagi Jayanti itu tidak masuk akal.
Rupanya, perlakuan tidak menyenangkan juga terjadi dari orang terdekatnya. Misalnya saat SMA, Jayanti pernah punya pacar. Saat itu mereka sedang menghadapi persiapan masuk perguruan tinggi. Meskipun bukan menjadi orang terpintar, tapi Jayanti masuk dijajaran 10 besar untuk seluruh dikelas diangaktannya. Wajar jika pada ujian TO masuk perguruan tinggi yang diadakan skor yang diperoleh Jayanti selalu lebih besar dari pacarnya. Tentunya dengan tujuannya yang ingin masuk kedokteran dia harus terus belajar dan berjuang. Alih-alih mendapat dukungan apalagi apresiasi, justru pacarnya marah karena ia mendapat nilai dibawah Jayanti. Lelaki, katanya, harus lebih pintar dari perempuan, pendidikannya harus lebih tinggi.
Ya, aku pun sangat setuju. Tapi bukan berhenti peremepuan harus lebih bodoh.
Bagi Jayanti, perempuan dan laki-laki diciptakan untuk saling melengkapi, yang satu tidak lebih superior dari yang lain begitupun sebaliknya. Agar bisa berperan dengan baik sesuai kodratnya tentu butuh ilmu. Meskipun kenyataannya masih banyak laki-laki yang segan terhadap perempuan yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas.
Jayanti berpikir bahwa intelectual gap seharusnya menjadi pemicu bagi laki-laki untuk lebih berusaha keras dalam meningkatkan kemampuan. Penghasilan yang lebih rendah seharunya jadi pemicu agar lebih kreatif dan meningkatkan pengetahuan tentang financial. (ini bukan tentang strata pendidikan formal saja, melainkan tentnag pendidikan dan penegtahuan secara luas). Perempuan pun demikian, meskipun lebih tinggi pendidikannya, lebih besar penghasilannya, tetap memiliki kewajiban untuk selalu hormat pada lelaki, terutama lelaki yang pekerja keras.
dan..
Saat ini Jayanti tengah menyelesaikan pendidikannya, dan sepertinya kejadian-kejadian yang berkaitan dengan diskriminasi atau kekerasan terhadap perempuan masih bergulir. Seperti baru-baru ini, banyak berita yang mengabarkan tentang pelecehan terhadap pegawai perempuan yang berujung si pegawai perempuan itu dipecat.
Menjadi tough woman dan jujur terhadap pemikiran serta keyakinan sendiri ternyata tidak selalu seindah dan sekeren tayangan-tayangan di film Hollywood. Tapi yang kulihat bahwa Jayanti tidak putus semangat. Dia terus belajar, mencari pembenaran-pembenaran terhadap apa yang dia yakini. Jika jalan menunjukkan salah dia terus berpikir dan mengkaji, lalu mencari arah yang tepat kemana. Saat ini mungkin dia sedikit kesepian, berjuang sendirian...
Iya, mungkin.. aku tak tahu persis..
Bersambung...
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Iman itu adalah Bekerja dan Berusaha Keras
Iman itu adalah Bekerja dan Berusaha Keras
Dear, pembaca.. tulisan ini adalah hasil renungan penulis dari berbagai sumber termasuk pengalaman pribadi. Meramunya dalam sebuah tulisan tidak bermaksud untuk mengajari siapapun, tapi hanya bermaksud untuk mengabadikan apa yang dipelajari agar dapat menjadi pengingat kala ingatan mulai redup.
Satu hal yang tak kusadari selama ini bahwa.. tulisan-tulisan itu bernyawa. Ia menyampaikan rasa kepada…
View On WordPress
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
SIAPA KAU?
Siapa kau berani menghakimi seseorang? Kau tak pernah tau ternyata dia yang kau anggap terlalu ambisius, berusaha untuk segera menyelesaikan study nya agar tidak lagi membebankan kedua orang tuanya. Karena mereka tidak lebih beruntung dari kamu dari segi finansial.
Siapa kau berani menilai seseorang? Kau tak pernah tau, ternyata dia yang kau anggap terlalu serius, terlalu kaku, enggak bisa senang-senang, enggak bisa toleransi, hanya ingin menjaga idealismenya, berusaha meyakini dan menjalankan, atau berkeyakinan bahwa setiap ucapan adalah doa sehingga menghindari dan merasa sedih mendengar perkataan-perkataan atau umpatan negatif yang kau anggap itu biasa saja dan hanya lelucon.
Siapa kau berani mengolok-olok seseorang? Kau tak pernah tau dia yang kau anggap “ga gaul”, ternyata sedang berusahan dan berjuang menghidup dirinya sehingga tak ada waktu untuk sekedar nongkrong di kafe, tertawa yang berujung makan daging saudara alias “ghibah”.
DAN SIAPA KAU BERANI MENILAI BAHWA SI A PENDIAM, SI B PELIT, SI C SUKA NYUSAHIN ORANG, SI D MANJA, SI E CENGENG, dan lainya.. Jiak ternyata si A hanya orang introvert yang ga bisa terbuka denan sembarang orang ATAU justru si A tidak merasa nyaman dengan dirimu untuk banyak berbicara. Ternyata si B keluarganya sedang dalam kesulitan finansial sehingga harus ekstra berhemat. Dan alasan-alasan lain yang tidak kita pahami. Tidak! Bisa jadi memang kita yang menutup mata untuk mau memahami kondisinya.
Sepertinya di era sosial media ini banyak kutipan kata Pramoedya Anatatoer yang hanya dijadikan caption atau ungkapan “retoris” tanpa dipahami dan diresapi maknanya. Ya, betul “seorang terpelajar haruslah adil sejak dalam pemikiran”. Tidak pantas menghakimi seseorang tanpa melihat dari sudut pandang orang tersebut. Be a smart people for your smartphone.
weekend self reminder
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Sudut
Setiap malam, dalam pikiran-pikiran yang melintas begitu saja. Acak dan kadang tak tertata. Darisanalah awal mula segala tanya, tentang cinta juga dunia dan seisinya. Langit terasa runtuh. Ada dimensi baru, dunia baru yang segala sesuatu di bumi tercinta ini tak luput dari perhatiannya.
Arusnya semakin deras, segala hal dibumi ini menjadi seolah menyeramkan. Segala yang terkunci rapat bisa tergambar jelas dalam dunia itu. Segala opini bisa diubah jadi fakta, dan segala fakta dengan mudah direkayasa. Segala sudut selalu ada namun sisi gelap lebih nikmat untuk disorot lebih tajam. Di dunia itu, kata-kata menjadi teramat begitu mematikan. Sebut saja “hate speech”. Ingatlah bahwa bom atom hanya meluluhlantahkan kota Hiroshima dan Nagasaki, tetapi kata-kata kebencian itu telah menghabisi ribuan nyawa di Rwanda.
Lalu ketika aku berusaha menutup rapat pintu menuju dunia itu, ada kehampaan yang minta diisi. Kehausan akan informasi tentang keberadaan dan keadaan orang-orang yang tak bisa kujangkau karena dimensi ruang dan waktu.
Kegamangan..
Mengantar aku pada percakapan tempo dulu. Bahwa segala sesuatu berbicara tentang sudut pandang. Tak ada yang salah dengan perubahan dan kemajuan jaman. Yang salah adalah tidak serta merta ikut meng-upgrade pikiran, pemahaman, dan pengetahuan tentang dunia dan seisinya, tentang diri dan kedudukan, tentang peran dan fungsi, tentang visi dan misi.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Sebuah Puisi: Meratapi Esok
Tolong jelaskan, bagaimana caranya kau akan bertahan
Hidup dengan lautan kematian,
Ombak satu per satu berdatangan,
kapanpun siap meluluhlantahkan perkampungan
Bagaimanapun pada akhirnya manusia dilatih untuk melepaskan
Pada setiap perjumpaan
Merelakan kenangan yang telah dan akan diciptakan.
Itu bukan takdir, melainkan
Sebuah jalan seberapa pantas kau ditinggikan.
Untuk sebuah pengkhianatan dan ketidakadilan,
Harus bagaimana aku bersikap, mendiamkan
atau melawan?
atau biarkan saja dan terus berjalan
Ah! aku sudah terlanjur bertahan
Hidup yang tinggal entah kapan
Sambil menunggu kabar perpisahan
Dengan bersuka cita dan mencipta kebahagiaan
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Quote
pertempuran itu tak akan pernah usai, kecuali nyawa sudah tak dikandung badan
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Gusar
Untuk para hatiyang sama-sama sedang gelisah.. Kita sama-sama tahu bahwa kita semua bertempur di medan yang sama, setiap kita ingin bergegas dan sampai digaris terdepan untuk memenangkan pertarungan. Membayar semua lelah dan keringat.
Tapi wahai hati yang suci, jika kita mengingat arti perjuangan maka sesungguhnya inilah sebenar-benarnya perjuangan. Saat materi terkeruk tanpa sisa, saat keringat bercucuran, saat air mata tak henti-hentinya mengalir, saat rasa-rasanya sudah tak ada tenaga untuk melanjutkan perjuangan, saat dunia seakan sudah berhenti berputar, tapi tak sedikitpun kita kehilangan nurani. Tak ada sekelebatpun pikiran untuk mengkhianati rasa kemanusiaan dan merampas secuilpun hak orang lain.
Aku tahu, ditengah lelahnya perjalanan panjang banyak panggung dagelan dipertontonkan. Semata hanya untuk menghibur jiwa dan raga yang sudah lelah. Tapi sekali saja, ada yang lebih berarti dari sebuah penghiburan. Adalah perbaikan dunia yang lebih damai dan bahu membahu dalam perjuangan.
Ah, siapa aku bermimpi dunia berubah dalam seketika. Menjadi sebuah peradaban yang maju nan teratur, bahagia dan penuh kasih. Setiap manusia mengabdikan jiwa dan raga pada sang kebaikan dan kebenaran. Bukan pembenaran.
Siapa aku gusar dengan tingkah konyol tanpa kemanusiaan. Toh terkadang sesaat bahkan dalam waktu lama disadari atau tidak aku pun sama saja.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Sudut, Konsekuensi
Setiap kita berhak atas kesembuhan, manakala hati teriris sadis oleh sebuah pengkhianatan. Karena dunia bukan tempat tanpa alasan. Setiap alur cerita kehidupan, setiap gulir waktu berjalan, terdapat hubungan sebab akibat.
Tak jarang, bahkan mungkin selalu hubungan sebab akibat itu menjadi misteri yang hanya bisa terpecahkan oleh ketaatan. Merintih seperlunya, meminta pada tempatnya, menangis sejadinya, tapi berharap hanya pada Tuhannya. Tinggal kau pilih memahaminya dari sudut pandang mana. Dari keayakinan yang bersumber dari hati dan pengetahuan atau sudut pandang yang sebenarnya bukan miliknya.
Lalu dengan kesedihan, beberapa manusia menjelma menjadi tak terkalahkan, beberapa lainnya semakin terpuruk dalam kenistaan, sedang sebagian kecilnya menjelma menjadi penawar luka. Hal ini juga sama, tergantung dari sudut mana kita menyikapinya.
Lalu, dengan lukamu, atau lukaku.. biarlah menjadi antibodi, agar aku atau kamu tak terjangkit hal yang sama. Sekalipun setiap manusia memiliki kecenderungan yang berbeda, tapi buku panduan kehidupan tetaplah sama dan berlaku universal. Seperti hal nya nilai-nilai kebaikan atau kemanusiaan, tetap memiliki dasar yangsama ditinjau dari sudut pandang ilmu atau agama manapun. Seperti itulah Tuhan menghadirkan kebaikan disetiap cerita kehidupan.
Lukamu atau lukaku, ketika pun kita mengerang kesakitan berharap seisi dunia tahu akan perih dan penderitaan kita, tak akan ada yang benar-benar bisa membantu. Lukamu atau lukaku, semakin kau mengumpat maka energi yang seharusnya akan mempercepat kesembuhan maka akan tercerabut satu per satu hingga suatu saat kita sadar energi kita untuk menyembuhkan diri sudah habis.
Lukamu atau lukaku adalah cinta. Cinta tidak pergi, hanya hati dan pikiran yang berhenti berbagi kasih. Salah kau kenapa tak membingkainya dalam suatu mahligai suci. Nikmati saja senjamu, bersama secangkir kopi dan bait-bait kesejukan disetiap lembar buku.
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Karena itu, irama
Cobalah berkontemplasi, bukalah setiap lembar ingatan...
Yang tersisa karena rindu, yang tertinggal karena terabaikan, yang berbekas karena luka, dan semua rasa sakit yanh hidup didalamnya..
Yang terasa sejuk karena cinta, yang terpatri karena kasih, yang membawa senyum karena bahagia..
Kau ada didalamnya, bukan?
Hidup bukan tentang dunia yang mengelilingimu. Hingga tak pantas terbesit sedikitpun ragu. Tentang bagaimana menantang dunia, atau bersahabat dengan kerasnya.
Sekali lagi, tapakkan kaki tanpa batas, hadapkan wajah ke langit. Perlahan.. biarkan dia merasakan keberadaan angin. Yang membawa kata demi kata kehidupan.
Bagaimana, sudah merasa damai?
0 notes
anaphalisjavanicaa · 6 years
Text
Yang akhirnya tersampaikan
Tentang menemukan dan ditemukan. Dalam tulisan terdahulu aku pernah mencatat bahwa menemukan teman diskusi sama halnya seperti menemukan jodoh. Lalu dalam catatan kali ini, aku bertanya tentang satu hal, persahabatan.
Persahabatan adalah salah satu hal yang selama ini tidak pernah aku pikirkan terlalu jauh. Dalam unggahan sebuah foto aku sempat menuliskan bahwa sahabat itu seperti halnya buku bagiku. Ia membuka cakrawala dunia, aku bisa membaca sejuta rasa, dan aku bisa menulis cerita bersamanya. Barangkal terkadang benar, tapi nyatanya dalam berbagai hal aku salah.
Bahwa mereka tetaplah manusia, memiliki rasa dan terwarnai tinta-tinta kehidupan lain. Segalanya bisa berubah. segala rasa nyaman bisa saja menyelinap perlahan mencari celah untuk menemukan persinggahan lain.
Aku, manusia yang tidak bisa romantis, pun tidak terlalu pandai beradaptasi jadi manusia “kekinian”. Bagiku tentang hidup itu serba sederhana, dan petualangan atau pun perjalanan adalah hidup itu sendiri. karenanya aku berterima kasih pada mereka yang tidak pergi, dan aku mendoakan agar selalu bahagia bagi yang tetap tinggal atau pun sudah pergi dengan comfort zone nya masing-masing.
Tentang persahabatan, jadi apa sesungguhnya arti semua itu? 
Misal begini, aku berteman dengan segelintir orang dimasing-masig fase kehidupan, dan selalu bersama di masa itu. kemudian jalan hidup membuat ruang dan jarak secara fisik. sesekali bertemu dan rasa hangat itu tetap sama, meski jarak tentu membuat kita bungkam untuk sementara waktu. Lalu ternyata dalam kondisi lain, tanpa jarak dan waktu tanpa disadari yang tersisa hanya kecanggungan. Ingin mempertanyakan tapi sesuatu yang sepertinya tak terjelaskan. 
Lebih rumit aku menjelaskan bahwa yang menyatukan sahabat adalah toleransi, kesamaan ideologi, atau pelarian hari dalam rangka mencari pembenaran dan ketenangan yang “kita inginkan”? Atau kah sejatinya yang selalu mengingatkan? Rumit bukan?? Begitulah kebingungan dan kesedihan.. tapi yang pergi biarlah, yang tinggal bertahanlah. Manusia datang dan pergi dalam hidup, hanya ilmu dan amalan yang bertahan. Bahkan kekasih, bahkan yang terkasih, semua ada masa waktunya. Ku anggap masa kita mungkin sudah berakhir. Dan yang tetap tinggal, ku doakan bahkan dengan kematian masa kita akan berlanjut lagi setelahnya, tetaplah mengingatkan dalam kebaikan, dan jangan ragu menegur dalam kesalahan.
dan pada akhir catatan ini aku masih belum menemukan arti itu... mungkin aku perlu memahami lebih dalam bersama mereka yang masih tinggal aku baru saja tiba.
0 notes