Tumgik
andhinaratri · 18 days
Text
I’m actually tired of all “formal” Eid routine, ask apology with people we least interact with… and catch awkward convo.
Eid mubarak :) may next months I can focus more on the essential and let go the rest…
0 notes
andhinaratri · 2 months
Text
Marking my day one to the transformation journey with my new community support “Stonger than Before”
I invest my time and will surely optimize my opportunity for myself and people around me. I start this journey with passion and hopefully joy and ease. 🤍✨
Tumblr media
0 notes
andhinaratri · 2 months
Text
Berusaha tetap berprasangka baik kepada Allah SWT…
Tumblr media
Ada banyak alasan untuk hari ini aku patah harapan dan semangat. Namun, bolehlah berharap sekali lagi…
0 notes
andhinaratri · 6 months
Text
Tumblr media
I stand!
1 note · View note
andhinaratri · 1 year
Text
Tumblr media
I am here overwhelmed. Turn to Allah SWT
5 notes · View notes
andhinaratri · 1 year
Photo
Membaca ini, setidaknya aku merasa tidak sedang sendirian dengan kerumitan hasil dari keputusan diri sendiri yang harus diakui kurang bijaksana juga…
Tumblr media
Nggak apa-apa untuk mengakui bahwa diri sendiri lelah, kelelahan dengan hidup yang menyesakkan setiap harinya. Hari demi hari yang ingin cepat berlalu, tidur menjadi waktu istirahat meski tak lagi ingat kapan tidur nyenyak. Senyenyak dulu. Dulu waktu menjalani hidup ini dengan penuh rasa bahagia dan khawatir, tapi tetap dijalani dengan penuh rasa percaya. Rasa itu kini telah mati, bertahun lalu, saat perjalanan ini dimulai. Memulai jalan yang salah.
Salahnya aku tak berpikir panjang. Panjang anganku mengalahkan rasionalitasku untuk lebih bijak. Kebijaksanaan yang saat itu belum tumbuh dalam diriku yang penuh energi tapi tidak hati-hati. 
Nggak apa-apa untuk mengakui bahwa diri ini sangat lelah. Terlalu banyak masalah, mau kembali tapi tak memiliki rumah. Merasa arus kuat, meski tidak tahu harus ke mana dengan masalah yang serumit ini. Dan berbohong terus menerus setiap harinya, mengatakan bahwa hidupku baik-baik saja.
Tak hanya ke orang lain, tapi juga diriku sendiri. ©kurniawangunadi
716 notes · View notes
andhinaratri · 1 year
Text
Cause of life (part kesekian)
Hi, it's been a while. Life is so busy ya?
Menulis kali ini ingin mencoba menggunakan perspektif dari orang lain. Saat ada yang bertanya:
Apa hal yang bisa bikin kita yakin bahwa pekerjaan saat ini selaras dengan tujuan kita saat hidup?
Jawabannya ternyata simpel saja. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang lain. Kurang lebih begini:
Jika kamu memiliki pilihan untuk bisa keluar dari pekerjaan saat ini, apakah yang akan kamu lakukan?
Kira-kira situasi ini dalam hidup saya bisa dinarasikan begini:
Saat ini, saya sedang bekerja di sebuah perusahaan keuangan sekaligus juga menjadi salah satu tim di yayasan pendidikan. Saat kebimbangan apakah ini pekerjaan yang tepat atau tidak untukku, kemudian aku bertanya pada diriku sendiri.
Kira-kira, kalau memang aku tidak bekerja lagi di sini saat ini, atau misal aku tidak mengambil pekerjaan ini, apa ya kira-kira yang aku lakukan saat ini?
Pada kasusku, ternyata ya kalau dipikir-pikir, hidupku dari dulu ya isinya itu-itu saja. Bermula dari menjadi anggota pramuka saat SD, rasanya semenjak itu, aku sudah sangat mengimani proses pembangunan sebuah masyarakat yang berkelanjutan dengan pendidikan.
Apa memang yang bisa dilakukan oleh anak pramuka yang masih SD? Kami belajar dari diri sendiri, mulai untuk belajar mandiri dan bisa bertanggungjawab dengan kebutuhan pribadi. Itu sudah menjadi sebuah kontribusi yang besar jika aku mau sandingkan dengan kondisi saat ini. Bagaimana kami belajar berbagai trik 'survival' saat itu, membuatku bisa memiliki pola pikir bahwa aku harus bisa mandiri, tidak bergantung dengan siapapun. Termasuk bahasa anak kini di sosial media sering menyebut dengan istilah 'beban keluarga' dan 'beban masyarakat'. Kebayang kan, jika seorang manusia dia bergantung pada orang lain selamanya, betapa sulit hidupnya, karena banyak sekali penghambat untuk maju. Tentu, ini tidak berlaku pada mereka yang memang mau tidak mau harus bergantung, karena kondisi yang memang tidak bisa diubah juga.
Kemudian, di pramuka juga, aku belajar banyak untuk bisa bertemu dengan berbagai macam manusia, tentu dengan beragam karakter yang menyertainya. Lalu, belajar berjejaring, belajar untuk belajar, mencintai diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitar. Kalau kamu tau Dasa Darma Pramuka - yang sering disingkat tacipaparerahedisbersuci - itu sungguh luar biasa. Ditutup dengan Darma yang ke sepuluh "suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan", oh sulit bukan main menerapkannya.
Nah, semenjak itu, hidupku ya gak jauh-jauh dari kegiatan menjadi sukarelawan. Terutama di bidang pendidikan dan lingkungan. Mungkin itu juga yang membawaku untuk bisa berkuliah di pertanian, bergabung di berbagai komunitas pendidikan, memutuskan menjadi pengajar muda, hingga belajar inovasi pembangunan di daerah tertinggal. Semua ternyata sudah sejalan dari dulu.
Berpikir, bertindak, dan berkarya di bidang pendidikan, pembangunan masyarakat dan keberlanjutan adalah yang menjadi motivasi dan semangatku hingga saat kini. Susah untuk aku bisa ingat kapan aku meninggalkan dunia tersebut, rasanya belum pernah. Mau bekerja secara sukarela atau profesional, ikut untuk berbasahan di kolam pendidikan dan pembangunan masyarakat adalah hal yang tanpa disuruh dan dipaksa siapapun, aku akan tetap melakukannya. Kebetulan ada saja wadahnya. Alhamdulillah.
Jadi, ketika saat ini pun aku ditanya,"Emang kamu kalau ga kerja di tempat yang sekarang mau ngapain?" Jawabannya, ya tetap sama, gak jauh-jauh dari bidang itu juga. Akan selalu kucari jalannya untuk tetap berkecimpung di dunia yang sama. Walau, di luar itu aku tetap melakukan hal-hal lainnya.
Kesimpulannya, carilah apa kegiatan atau aktivitas yang tanpa dipaksa atau diminta, kamu akan tetap selalu punya energi besar untuk mengerjakannya. Lonjakan energi akan terus ada ketika kamu mulai membasahi tanganmu. Kemudian, apapun rintangannya akan tetap kamu usahakan dan perjuangkan. Karena itu yang selalu jadi urutan pertama di kepala. Itu yang selalu kamu pikirkan dan membuat resah.
Carilah hal itu!
(maafin ternyata tulisannya kalau dibaca, ya susah dipahami ya ahahaha, namun semoga tetap ada manfaatnya ya)
High five,
AR
1 note · View note
andhinaratri · 1 year
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tahun 2022 adalah tahun dengan cerita dari Kepulauan Banda, Maluku
3 notes · View notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
Memang tahun 2022 ini masih berjalan, tapi rasanya sudah begitu panjang dan menguras energi. Ada banyak hal yang terjadi di tahun ini. Membayangkan ujungnya saja tidak berani. Apakah aku akan menutup tahun 2022 dengan perasaan bahagia, haru, sedih, marah, kecewa atau bangga? Entahlah. Nikmati saja.
Salah satu yang aku banyak belajar di tahun 2022 ini adalah menyiapkan diri dan hati untuk berbagai kemungkinan yang lebih tidak terprediksi. Termasuk bersiap mengucapkan “selamat tinggal” pada apapun… bisa benda, bisa tempat, bisa manusia, bisa status dan lain sebagainya… Kukira tahun 2021 saja sudah sangat melelahkan karena terlalu banyak perubahan ekstrim, ternyata 2022 menyapa dengan peristiwa-peristiwa yang lebih luar biasa.
Namun, di tahun ini juga aku merasakan bahwa pembelajaran di tahun-tahun sebelumnya sudah menumbuhkanku menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa dibanding sebelumnya. Berlari dan kabur adalah salah satu cara termudah yang dulu sering aku jalani. Di tahun ini, dengan ujian yang lebih menantang, aku mencoba bertahan sebisa mungkin untuk menghadapinya. Sungguh tidak mudah rasanya, setiap hari ingin menyerah saja pada keadaan. Tapi ya, gakada hal lain yang bisa dilakukan selain terus berjuang. Walau ujungnya sedikit niscaya, namun aku akan berjuang untuk membuat keniscayaan ini menjadi sebuah hal baik untuk dikenang, daripada kabur dan membawa luka yang terus menganga.
Ah berat sekali tulisan ini … memang ukuran tahun bukanlah patokan. Bergantinya tahun tidak sama dengan durasi masing-masing orang berproses. Nyatanya, memang akhir tahun bukanlah ukuran mutlak untuk orang selesai berproses dengan segala peristiwa di tahun tersebut. Jadi, ya jalani saja, berjuang saja…
Sisanya, biar aku serahkan padaNya 🙏
1 note · View note
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
Wherever you’ll go, I’ll follow — is my love language 🤍
0 notes
andhinaratri · 2 years
Text
Di titik ini aku makin paham bahwa atas apapun yang kamu lakukan, orang-orang akan terus memberikan penilaian dari ukuran mereka masing-masing. People will always judge, eventually. So, no need to make an extra effort to explain what you’re doing for those who just want to know without understanding your situation or your pain point.
Akhir Mei, 2022
0 notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
Benefit vs Consequences
Dalam empat bulan terakhir, hidup rasanya makin naik level permainannya. Dari awal, hati — jiwa — pikiran sudah bicara bahwa sebaiknya gaperlu masuk ke dalam permainan yang terlalu beresiko dan bukan jadi forte kita. Namun, sebagai seorang petualang, semua halangan menjadi tantangan yang menarik untuk dipecahkan. Hingga, lama kelamaan, semua bagian dari diri makin kuat berbicara bahwa permainan ini bukanlah permainan yang aku bisa jalankan.
Lalu, ternyata sinyal itu juga datang dari sahabat-sahabat yang selalu jadi pembisikku paling kuat. Satu kalimat ini membuatku tersadar dari lamunan dan alunan kidung pengantar tidur. Seperti ditarik jatuh dari tempat tidur, aku tersentak. “The fact is… konsekuensi always be there. Tapi benefit ga selalu bisa kita dapat sesuai dg pertimbangan kita di awal”. Kalimat ini seperti kilat, ketika dalam kegamangan, aku kembali membacanya setelah 3 bulan pesan ini berlalu.
Ternyata, di dunia ini, banyak sekali permainan-permainan yang memang membuat kita silau. Rasanya seperti berinvestasi, high risk hihg return. Harapannya begitu. Lalu, lagi-lagi, resiko itu sudah jelas siap menelan kita, namun returnnya? Yaaa belum tentu. Itu hanya harapan semata.
Perjalanan awal di 2022 ini menjadi pembelajaran luar biasa untukku. Belajar untuk melepaskan kesilauan di dunia, untuk cita-cita hidup yang lebih besar: hidup dalam ketenangan, kedamaian dan ketentraman. Rasanya, tiada satupun hal yang bisa membayar itu. Rasa tenang — aman — tentram adalah rasa yang perlu kita perjuangkan. Dia akan selalu bertentangan dengan godaan-godaan indah di dunia, namun yaa itu hanya sementara. Semoga ini menjadi yang terakhir bagiku untuk hampir terjebak dalam di pusaran permainan yang aku sendiri tak menginginkannya. Bismillah, laa khaula wa laa quwwata illa billah :)
1 note · View note
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
Hari ke-9 semenjak hasil PCR keluar dan positif terkena covid-19. Sebenernya gak begitu terasa juga waktunya, berlalu saja, tau-tau sudah hampir selesai isoman.
Periode covid kali ini, banyak yang cerita kalo diagnosa covid pertama kali gabisa kelihatan pake antigen, termasuk saya. 18 Februari 2022 saya swab antigen 2x dan melakukan pcr 1x. Yak, sehari swab 3x. Kedua hasil swab antigen non-reaktif. Tapi karena saya kontak erat, makanya saya sabar menunggu hasil PCR saja. Betul saja, hasilnya positif. Langsung mengabarkan ke beberapa pihak dan persiapan isoman.
Hari demi hari terlewati di kamar saja. Beruntung semua suportif dan aku tidak merasa sendiri. Agak cukup merepotkan karena apa-apa jadi perlu dibantu, dari urusan makan dan minum saja. Tapi, lebih baik begitu. Taat protokol isoman agar menimimalisir resiko juga buat orang-orang disekitarku.
Berada di kota besar dan isoman adalah privilege juga. Punya asuransi kesehatan dan kemkes juga menyediakan obat gratis sangat membantu. Karena, satu kali resep keluar, itu nominalnya pasti mendekati 1juta rupiah. Hanya untuk 2-3 hari saja. Isoman ini perlu dilakukan 10 hari, yaa akan habis minimal 3juta untuk obat jika memang membayar sendiri. Bukan nominal yang kecil juga. Sehingga saya merasa beruntung. Karena konon layanan kemkes ini belum bisa diakses di seluruh wilayah.
Rangkaian isoman ini saya anggap sedang diberikan waktu jeda untuk diri sendiri dari segala aktivitas dan interaksi. Walau 10 hari gak sebentar, tapi ternyata juga berlalu begitu cepat. 1 series netflix saya habiskan dan beberapa film. Baca buku dan ngobrol bersama teman-teman lewat zoom.
Sekarang sudah tidak reaktif dan tinggal menunggu status peduli lindungi menjadi hijau. Setelah itu, semua kembali normal kembali. Terkena covid memang bukan berita baru sekarang, sudah mulai terdengar normal dan wajar. I thankful enough of the people around, all of the bunch of support, baik dukungan semangat, doa, bahkan berbagai kiriman makanan dan vitamin yang terus tiba. Berkah buat kalian semua ♥️
Since this is part of the covid-19 tale, I write this post to commemorate the moment I got invected. To be remembered.
0 notes
andhinaratri · 2 years
Text
Tumblr media
Jakarta. 26-01-2022. 02:10 WIB
Memang ini cara yang paling utama agar hati bisa tetap tenang dan nyaman. Di tengah dunia yang berlomba untuk terburu-buru, mengejar sesuatu entah apa. Kembali duduk diam dan mengingat lagi betapa banyak nikmat Allah SWT yang hadir di dalam hidup kita bisa menghadirkan kedamaian di hati. Apa sih yang sesungguhnya kita cari di dunia ini melainkan ridho Allah SWT. Apa artinya semua harta-posisi-status yang terus terusan dicari kalau Allah tidak berikan nikmat rasa syukur dan berkah di dalamnya? Sungguh, cukup bagiku mengingat Allah… sungguh cukup bagiku terus menerus bisa mendapatkan nikmat Iman Islam, nikmat sehat, nikmat syukur dan nikmat cukup. Alhamdulillah, La Tahzan Innallaha Ma’ana. Karena aku yakin, Allah SWT adalah satu-satunya janji yang tak pernah ingkar :)
0 notes