Tumgik
callmehilmy · 6 days
Text
Tumblr media
Terima kasih, semuanya. Akun ini saya cukupkan sampai di sini. Saya tidak berhenti menulis, memang, tapi akun ini saya cukupkan sampai di sini. Entah di depannya akan kembali atau tidak, sempat atau tidak, biar masa depan yang mengurus dirinya sendiri. Saat ini izinkan saya belajar untuk memaafkan diri sendiri.
Mungkin ini jalan yang panjang. Di depan pun saya tidak tahu akan bagaimana dan seperti apa.
Tapi saya yakin jalan maaf itu jalan terbaik di hidup ini.
Mari, saya duluan. Salam untuk semuanya, ya!
27 notes · View notes
callmehilmy · 1 year
Text
Tumblr media
Dari Sekian Draft · 2023
31 notes · View notes
callmehilmy · 1 year
Text
aku membusuk dalam dosa. rasa hitam semakin mengisi ruang terdalam. ada teriak yang terbungkam, suara kecil penuh keperihan, acak dan berantakan. benci adalah nama tengahku. cinta sudah melupakanku. aku pun melupakannya. aku menjelma kosong--menjadikan sepi teman abadi. aku membenci kelinci, kucing, dan hewan yang kausuka pada awalnya. aku membenci pantulan diriku di cermin itu. aku membenci ruang obrolan yang tak kunjung kuat untuk kututup dan kuhapus. aku tidak bisa menerima diriku yang serba tidak bisa menerima. aku membenciku. benci adalah ia yang lama tak kulihat lagi.
tapi aku tidak membencimu.
karena memang beginilah kita--mencoba untuk mencari tahu selaras adalah kata kita atau tidak yang ternyata tidak. kita sama-sama membenci waktu. membenci ingatan itu. ingin mengunci ingatan itu.
tapi aku (tetap) tidak membencimu.
faktanya aku masih berduka. ada kebencian yang kurasa pada kalimat "mudah, cari saja lagi" yang mudah keluar dari mulut mereka. mereka bukan aku, aku bukan mereka. mereka tidak menaruh kaki mereka di sepatuku, mudah bagi mereka untuk berkata begitu.
dan aku (tetap) tidak (bisa) membencimu.
masih mengeruak. hitam di dada ini seperti virus. aku terinfeksi hingga ingin mati. aku tidak ingin lagi. aku ingin keluar dari sini.
semoga kau bisa beranjak dari rasa tidak nyaman ini. silakan benci aku jika itu adalah yang kaumau. silakan hapus aku jika itu menenangkanmu. doaku toh tetap sama.
semoga kita segera pulih.
46 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Pernah tidak kalian merasa down saat sekian jam selepas minum kopi? Aku tidak jarang merasa itu.
Caffeine withdrawal effect. Kalau tidak salah itu. Atau istilah-istilah lain, kamu bisa menemukannya dalam kata apapun. Yang jelas, yang merasa seperti itu bukan kamu (atau aku) sendirian.
*Kita bisa membahas efek kafein lebih lanjut, tapi kurasa kita cukup lelah untuk itu. Tulisan-tulisan ringan saja, ya. Tulisan yang tidak butuh tingkatan akademik tinggi. Tulisan yang yaa santai saja, seperti lawakan pukul tiga pagi yang standar-standar saja: tidak banyak mikir.
Aku pribadi melihatnya dari sisi begini: alasan kenapa aku meminum kopi itu sedari awal. Dulu, aku minum kopi simply karena serasa ada yang kurang jika tidak minum. Adiksi yang entah munculnya dari awal karena apa.
Tapi dasar ya adiksi, kecanduan selalu punya efek buruk.
Dalam hal ini, ya caffeine withdrawal effect ini.
Dalam satu urusan, yang biasanya aku fokus, menjadi tidak. Yang biasa bersemangat, menjadi lemas. Banyak bicara, mendadak diam seperti dianggap kesurupan. Mood lebih down, malas untuk apa-apa.
Kurasa hikmahnya adalah perihal kemelekatan. Ya, kemelekatan. Kemelekatan itu salah satu sumber derita. Ketika kemelekatan itu tentang suatu hal—dalam hal ini kafein—dan hal itu hilang, aku seperti kehilangan diri sendiri. Seperti lupa diri. Seperti direbut kedaulatan atas diri sendiri. Entah kalimat yang cocok bagaimana, intinya serasa ada bagian di tubuh (atau jiwa) seperti hilang.
Aku ingin belajar sadar. Minum kopi ya sesadarnya. Untuk apa, apa semata-mata karena "serasa ada yang kurang", karena ajakan sosial, atau karena apapun itu, aku ingin memilihnya secara sadar.
Dan melatih kesadaran itu susah ya. Hehe. Ya kadang kecolongan, kadang tidak sadar, ya tidak apa-apa. Namanya latihan.
Aku minum kopi kembali. Kali ini karena ajakan senior. Kopinya enak, tapi aku menimbang pula kemungkinan aku kurang tidur malam ini akan mempengaruhi aku esok hari apa tidak. Karena besok libur, aku lebih sadar dalam memilihnya.
Dan malam ini aku harus bersiap untuk withdrawal effect dari kopi ini hehe.
Sekian. Tulisan nggrambyang ini ya memang tidak untuk dikontemplasikan dalam-dalam. Sesederhana ya ingin cerita.
Salah satu hal baik ada pada rasa merdeka untuk bebas bercerita, bukan?
Salam.
15 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Ya Tuhan, jauhkan hamba dari sifat keras kepala di dalam kebodohan.
32 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Jika pada akhirnya tiap kita adalah rumah, bagaimana dengan rumahmu? Apa sudah kautata dengan rapi?
20 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
perihal kosong.
Tumblr media
mungkin tidak apa bila kita merasa kosong. pada dasarnya kita memang bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. barangkali ego kita yang mengangkat diri kita selalu seakan kita adalah penuh.
kita bisa berbeda pendapat soal "kosong" itu bagaimana. tapi paling tidak izinkan saya memaknai perasaan kosong itu dengan cara saya sendiri—dengan kesadaran untuk melatih berjarak dengan emosi diri sendiri.
mungkin pada kosong, kita dimintaNya untuk menyerah lebih kepadaNya. kembali kepada Yang Maha Satu. saya rasa spiritual memang begitu.
saya sering terjebak dengan "baju" gelar profesi, "baju" jabatan, atau "baju" kekayaan. atau "baju" apapun yang mengaburkan saya yang "saya". seakan tidak terhubung dengan langit, padahal iya. seakan pula tidak terhubung dengan yang berbeda "baju", padahal sama-sama makhlukNya.
mungkin tidak apa bila kita merasa kosong. memaknainya baik atau tidak pun adalah pilihan masing-masing.
dan saya memilih memaknainya demikian.
38 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Hari esok akan mengurus dirinya sendiri.
- Jason Ranti
26 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Dan hidupmu, pun, merayakan dirinya sendiri.
24 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Kamu tidak akan menyesali perjalanan-perjalanan jauhmu.
35 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Untuk Anakku Kelak #14
Assalamu'alaikum, Nak.
Nak, maaf bapak sudah lama tidak menulis pesan kembali. Kamu akan melihat jarak antar satu tulisan dengan tulisan lain cukup renggang.
Tapi bapak tetap ingin menulis pesan penting ini.
Nak, bapak menyadari, betapa bapak punya sifat pengecut di dalam diri. Sifat pengecut plin-plan yang melukai orang(-orang) di sekitar bapak—termasuk orang yang bapak (sangat) sayangi.
Rinciannya bagaimana, bapak tidak ingin cerita merinci. Satu hal yang pasti, itu tentang komitmen. Tentang menjaga kepercayaan.
Dan bapak merusak kepercayaan itu. Malah, menjadi trauma baginya.
Sekian tahun berlalu, kepercayaan yang runtuh itu masihlah runtuh. Bapak memaklumi itu. Pun, mustahil bapak mengemis kepercayaan tersebut, seakan ia dapat dibangun dalam semalam.
Perihal itu, pun, bapak sudah menyakitinya. Sakit yang sangat sakit. Sakit yang jika dia ingat, sensasi mual hingga sesak itu datang kembali. Itu namanya trauma. Bapak paham, karena bapak pun punya trauma.
Percayalah nak, menyakiti orang yang kita sayangi itu benar-benar menyesakkan.
Saat ini bapak memohon kesempatan kedua. Tapi pada kenyataannya, bapak kadang tidak cukup kuat untuk memulai kembali. Jawabannya yang datar dengan tata bahasa formal adalah bukti bahwa hal ini pun menyakitkannya.
Entah dia akan memberi kesempatan kembali atau tidak, bapak siap dengan akibatnya.
Toh, bapak paham. Mana ada orang yang mau mendekati sumber luka?
Nak, kamu jangan menjadi seperti bapak yang pengecut ini. Jangan menyiksa dirimu dengan penyesalan lama seperti bapak. Terlebih, dengan orang-orang yang kausayangi.
Kamu anak bapak yang baik, nak. Sifat-sifat bapak yang buruk ini jangan kauikuti. Berkatalah yang baik, berprinsiplah dalam hidup, berlakulah yang mulia.
Nak, kali ini bapak dengan sisa-sisa kesadaran, tidak ingin mengakhiri hidup dengan pengecut. Bapak pikir, usaha inilah untuk menutup duka hidup dengan baik.
nak,
cukup bapak yang dikutuk
biar kau yang dirayakan.
Baik-baik sama ibu, yah. Titip cium.
31 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Nasib Baik Kedua
Tumblr media
"barangkali nasib baik manusia ada pada rasa berduka yang tidak berlangsung lama. nasib baik kedua adalah menemukan diri sendiri justru selepas kehilangan."
duka tidak selamanya duka, sebagaimana suka tidak selamanya suka. bahkan Janus, dewa Yunani pun berwajah dua untuk menyadarkan manusia akan dualitas hidup di dunia.
sayangnya aku sering berada di antaranya. saat duka, menginginkan suka. saat suka, khawatir akan berganti duka.
keterampilan penting bagiku adalah belajar untuk terampil bersuka dan berduka. lucu, memang. jarang orang berbicara perihal "terampil berduka", seakan hal yang tabu untuk dibicarakan.
"pain is inevitable, suffering is optional."
kutipan Murakami, yang aku yakin muncul dari orang-orang bijak sebelumnya.
suffering, menderita, berduka, adalah opsi. opsi, bukan berarti perihal dipilih/tidak dipilih saja, tapi juga perihal mengapa dan bagaimana.
kembali ke perihal nasib baik, memilih dan mencukupkan duka pun adalah sebuah keterampilan.
karena barangkali pendewasaan muncul setelah menyadari bahwa dunia ini pada dasarnya adalah duka yang terhampar.
dan mendewasa berarti terampil dalam menjalani duka sehari-hari.
terlebih ketika kehilangan diri sendiri
dan menemukan yang tidak pernah pergi.
22 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Buku Keduaku! 🥰
Tumblr media
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sudah 1 bulan lebih anak keduaku ini lahir 🫀 sebwah kumpulan fuisi ges! 😄
Untuk pemesanan silakan klik tautan shopee http://bit.ly/wittyshopee ! 🐳
33 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Benar-benar Rindu Ramadan?
Tumblr media
sekian tahun, baru kali ini mengevaluasi pemikiran bahwa apa aku akan merindukan Ramadan apa tidak jika bulan ini berakhir (nanti).
"apa aku akan (benar-benar) merindukan bulan ini?"
bulan pengampunan, bulan penuh berkah, bulan kebaikan, dan titel lainnya disematkan di dalam bulan ini. dan—kali ini aku harus jujur—I'm not a fan for fasting. dari sekian amalan, puasa menurutku ada di jajaran sepuluh amalan tersusah. kurasa manusiawi, sebagaimana tiap orang punya pergulatannya masing-masing dengan kontrol hawa nafsunya sendiri.
"apa aku akan (benar-benar) merindukan bulan ini?"
aku tidak lagi ingin memaksa menangis di hari-hari terakhir nanti. memaksa tangis itu seperti membohongi hati. tapi, kalaupun nanti aku menangis, aku ingin itu benar-benar berasal dari hati. bukankah kejujuran hati adalah hal yang jarang kita temui di zaman ini?
"apa aku akan (benar-benar) merindukan bulan ini?"
"Rindu tidak pernah jauh
berteman dengan jarak
bertetangga dengan waktu."
syair yang kutulis 2 tahun silam semakin aku rasakan di bulan-bulan ini. sebagaimana tulisan ini muncul sebagai autokritik terhadap diri yang hipokrit terhadap sifat diri sendiri, aku pun rindu akan diri yang fitrah—diri yang kembali "suci". diri yang tidak berpura-pura merindukan bulan yang (sangat) baik ini.
perihal jalan keimanan, itu hal yang personal. banyak jalan orang mengenal Tuhannya. dalam kasusku, mengenal Allah. satu-dua tahun terakhir aku menyadari bahwa betapa kepecundangan diri justru membawaku kepadaNya. ketika aku menyadari rinduku belum sebenar-benar rindu yang kuinginkan, aku justru rindu padaNya.
kurasa, rinduku padaNya rasional jika aku merindukan bulan yang baik ini kelak ketika berpisah. rindu itu mengalahkan pergulatan personalku terhadap puasa dan usaha menahan nafsu lainnya.
dan bukankah karena rindu, banyak hal mustahil yang dijadikanNya nyata?
semoga aku rindu bulan yang baik ini nanti dengan rindu sebenar rindu. rindu yang benar berasal dari hati.
bukan karena tuntutan sosial untuk bermelankolis namun membohongi diri.
19 notes · View notes
callmehilmy · 2 years
Text
Tiap Kita Adalah Rusak
Tumblr media
Tiap kita adalah rusak. Rusak, punya sisi buruk masing-masing. Sebagian kita menganggapnya sebagai kebejatan yang tak boleh ada, sebagian lainnya memaklumi dan membiarkannya padahal dapat diubah.
Ah, aku rusak.
Sebagaimana kamu, pun, juga rusak.
Lalu yang tidak punya rusak, siapa? Pejabat? Public figure? Ustad atau pendeta atau biksu?
Aku sering berpikir abu-abu. suatu hal seringkali tidak jelas diturunkanNya langsung hitam-putih di depan mataku. Prasangka aku takuti selalu, karena aku ingin melatih malu.
Malu, karena diri yang remeh, kok berani meremehkan orang lain? Toh ukuran kemuliaan, siapa yang tahu?
Bicara soal rusak, aku rasa itu lebih baik menjadi alasan bahwa tiap kita punya harapan. Rusak adalah cobaan. untuk memperbaikinya mungkin tidak cukup hitungan bulan, mungkin tahunan, atau mungkin, hingga kelak kembali kepadaNya, kita akan masih terus berkutat di masalah yang sama.
Melihat ini semua, aku meyakini Allah Maha Baik. BaikNya meliputi para pendosa, bukan hanya para orang salih. Maka kupikir, Allah melihat sesuatu tidak hanya pada hasil akhir, tapi pada proses hingga hasil akhir tersebut.
Proses itu bernama ikhtiar dan tawakkal. Dua itu, adalah upaya terbaik manusia dalam memperbaiki sisi rusak dirinya.
Sebagaimana pembunuh 100 orang mendapatkan surgaNya hanya karena selangkah lebih dekat dengan kebaikan, bukankah kita yang mungkin tidak "sebejat" itu berhak pula mendapat masa depan?
Aku yakin itu. Selama aku mengarah dan melangkah lebih dekat kepadaNya, pasti sampai ke pangkuanNya.
Meski langkah itu kecil dan satu per satu, selama mendapat ridhoNya, sudah cukup kurasa umurku.
31 notes · View notes
callmehilmy · 3 years
Text
mereka memilih pergi.
7 notes · View notes
callmehilmy · 3 years
Text
dan biasanya mereka memilih pergi.
11 notes · View notes