carabahagia

[carabahagia]

#28: Cara Mengelola Air Mata

[ Bdg, 23/01/20 ]

Memahami...Tidak mungkin masalah hidup tak sebanding dengan kemampuan. Hidup memang tak punya rumus mutlak, tapi ia seni mempertahankan iman dalam pertarungan penuh resiko.

Kata orang, melahirkan itu rasa sakitnya tak tertangguhkan. Konon rasanya seperti 20 tulang mu patah dalam sekali waktu (krek). Resikonya sangat dekat dengan kematian. Atas izin-Nya, alhamdulillah ibu-mu luar biasa kuat ya! Akhirnya telah melawati perjuangan nya dan kau lahir dengan selamat di bumi ini ya :) dan atas se izin-Nya juga ada angka anak yang terlahir tanpa merasakan kehadiran sosok ibu (telah tiada di medan juang melahirkan). Sudah bersyukurkah hari ini?

Kata sebagian orang, skripsi itu masalah pelik bagi mahasiswa akhir tahun, angka kematian karena depresi pun seperti langganan tv butut rumahku. Eh tapi faktanya angka kelulusan mahasiswa itu lebih besar dari mereka yang tidak siap menikmati akhir manis dari perjuangan? Lihatlah akhirnya jutaan mahasiswa telah banyak terwisuda bukan? Bukankah mereka yang telah melewatinya percaya jika ia mampu?

Kata sebagian orang rindu itu berat. Seberat orang tuamu yang sesak menunggu kabar darimu, yang jika ditelfon tak kau angkat karna alasan sibuk. Keberhasilanmu itu karna apa sesungguhnya? Apa kau lupa namamu itu selalu terselipkan di keberserah dirian ibu-mu dalam tangisan doa sepertiga malam?

Kata sebagian orang, hidup di dunia itu penuh drama. Mudah sekali mengeluh, berkata susah, sakit, lapar, derita, menangis. Tapi kenapa di luar sana masih ada orang yang ringan tersenyum, padahal jauh di dalam hatinya ia mengharapkan agar Allah beri kesempatan waktu untuk hidup (lagi) barang sejenak untuk bertaubat? Oh waktu...

Jika dadamu sesak, coba latihlah bernafas dalam-dalam sejenak. Kelola-lah air matamu itu. Bersyukurlah. Berprasangka baik kepada Allah. Berprasangka baiklah kepada Allah, dan berprasangka baiklah cukup kepada Allah. Rasakan sakinah (ketenangan) dari-Nya karna kau berserah diri itu, InsyaAllah hanya dengan itu luruh semua kecewamu.

Semangattt!

[carabahagia]

#27: Agar Hidupmu Nyaman

[ Bdg, 16/01/20 ]

Ketika menoleh orang lain seakan jadi tandingan. Seolah menganggap menjalani sisa hidup ini tak aman. Tertidurlah bersama dengan keresahan. Masa depan katanya tinggal bayangan, susah membayangkan pencapaian.

Dan sampai ayah hadir kemudian berucap :

Sudahlah fokus pada kelebihan. Ya akui dan rangkul kekurangan. Itu bentuk keunikan. Menggambarkan satu keajaiban semesta bukan? Ya itulah kehidupan.

Ingatlah bahwa 'standar pembeda' itu ketakwaan (49:13). Jadikan ia kawan, jadikan ia acuan. Agar hidupmu nyaman :)

[carabahagia]

#26: Ayah dan Kami, Semua Berproses

[ Bdg, 13/01/20 ]

Kalau ayah menikmati proses mas, mbak, dan adek2 berproses masing-masing untuk tumbuh dewasa, Kami pun juga menikmati proses berpandang teduh melihat ayah berproses menerjang ombak dinamisasi dampak teknologi.

Hehe ayah itu lucu ya. Paket lengkap dengan karakter humorisnya. Buat gemes kadang, tapi rasanya bahagia aja memperhatikan ayah menyesuaikan selera kami yang tentu beda generasi.

Tagline beliau jadi motivasi bergerak, "Ayah itu udah tua mbak, tapi jiwa ayah itu tetap harus muda!", ujar ayah sambil melempar senyum manis optimistisnya :)

Sehat-sehat ya yah ❤️

Menggelitik ya. Tapi itu yang membuat kami kian tambah sayang Ayah :3

[carabahagia]

#25: Kekhawatiran Seorang Bapak

[ Bdg, 12/01/20 ]

Me : Mas, apa sih kekhawatiranmu sekarang, sebagai seorang Bapak?

MasF : Hmm apa ya? Kerjanya mas sekarang kan menuntut mas untuk pulang pergi jateng-jatim per minggu dan ngga setiap hari ketemu anak, hal yang mas khawatirkan adalah ketika mas sebagai Seorang Bapak ngga bisa melihat proses tumbuh kembang anak. Se-simple hari ini dia makan apa, dia lagi ngapain, dia sekarang kondisinya gimana, dll. Aah itu menyenangkan, membahagiakan, dan cukup membuat mas rindu berattt paraahh!

-End

[carabahagia]

#24: Buatmu yang Pernah Meragu

[ Bdg, 11/02/20 ]

Pernah aku baca secarik biografi ulama Indonesia. Beliau pernah berlisan yang sungguh pada saat aku membaca, sangat menggetarkan.

Kalimatnya : "Jika kamu berhalangan untuk bertabligh, janganlah permisi kepadaku. Tapi, permisilah kepada Tuhan dan mengemukakan alasanmu. Setelah itu, kamu (harus) bertanggungjawab atas perbuatanmu."

Perkataan ini berasal dari lisan Ahmad Dahlan.

Bagaimana kabarku dan kabarmu kawan? Dimanakah posisiku dan posisimu sekarang? Sudah siap bertanggungjawab?

[carabahagia]

#23: Raga dan Hati yang Berasa Tak Berjarak

[ Bdg, 10/01/20 ]

Dulu, ketika belum mengenalmu. Ketika raga kita berjarak, hatipun seakan ikut berjarak.

Setelah mengumpulkan keberanianku untuk mendengar bagaimana engkau berproses, jauuh di dalam lubuk hatiku menangis seraya berkata : "Sungguh, Allah titipkanmu untukku untuk merasakan betapa amat luarbiasa dirimu sebagai salah satu guru sejarah hidupku!"

Sekarang, melalui saluran internet, rasanya raga yang berjarak ini mudah untuk membuat hati kita terpaut ya, yah. Dan lebih terpaut lagi mungkin karena kekuatan langit (do'amu) yang kau panjatkan khusus untukku.

Terimakasih untuk kabar sederhana. Ini sungguh rangkaian anugrah bagiku, dapat kesempatan yang mungkin bisa jadi tidak bisa diulangi dan nantinya akan menjadi kenangan :)

[carabahagia]

#22: Bukan Nomor Satu, kerena Tak Terhingga

[ Bdg, 09/01/20 ]

Halo kawan. Aku sedang tak ingin bicara tentang hal yang perlu dikasihani atau disedihkan.

Hanya saja ingin melihat siapa diriku ini. Kadang gampang sekali umbar lepasnya tawa di sosial media, banggakan hedon makan direstoran rating tinggi aplikasi, tak absen hangout wisata baru, dada sesak terdorong keinginan ini itu banyak sekali. Semua materi! Lantas inikah yang katamu cara instan untuk kejar bahagia?

Bertumbuhnya usia, bayangan ingin bahagia itu masih setia menemani kaki melangkah. Ini hanya saja ayah ibu tidak/belum menceritakan bagaimana berdarah-darahnya mempertaruhkan fisik dan hatinya, untuk menyadarkan betapa semua itu hanya sesederhana dibalas dengan kabarmu dan kau (anak) duduklah mari bercerita :)

[carabahagia]

#21: Bahagia

[ Bdg, 08/01/20 ]

Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk tersenyum, begitupun juga dengan bahagia.

Aku suka menyebutnya :

IKIGAI dalam bahasa Jepang,

Sisu dan Talkoo dalam bahasa Finlandia,

Ikhlas serta Bersyukur Menjalani Hidup dalam bahasa Indonesia,

Legowo dalam bahasa Jawa,

Gitu Aja Kok Repot dalam bahasa Gusdur

Bagaimana dengan VISI besar hidupmu? :)

[carabahagia]

#20: Ingin

[ Bdg, 07/01/20 ]

Ingin itu harapan dari pencapaian. Tak semua 'ingin' berakhir manis. Kadang perlu merasa pahit sebentar untuk nikmati manis yang berlama-lama.

Sebagian 'ingin' tercapai melalui sebuah keputusan tanpa pertimbangan. Tapi sebagian 'ingin' juga tercapai melalui diskusi runyam. Idealnya jangan gegabah merespon 'ingin', ia perlu diperlakukan dengan tenang dan dewasa. Pertimbangkan sebab dan apa akibatnya!

Tak mudah bagi seseorang membedakan ingin dan butuh. Selain amalan itu dinilai dari niatnya, tindakannya (proses) juga jadi bahan pertanggungjawaban kelak.

Dan perlu direnungkan dengan dalam juga kawan. Ingin berniat baik karena Allah, berbeda ganjaran dengan hanya ingin berniat baik (tok).

Semangat :)

[carabahagia]

#19 : Aku

[ Bdg, 06/01/20 ]

Siapa aku? Kenapa aku hidup? Dan kenapa harus aku? Asli. Ini bukan kehendakku untuk menang bersaing dari milyaran sel yang sama-sama berjuang. Aku tidak menyangka terpilih untuk lahir, padahal bisa jadi mereka yang tidak diperkenankan lahir adalah dia sel calon dokter, calon presiden, calon pebisnis, calon dosen, dll.

Aku mencoba berdamai dengan diri sendiri dan menyadari ada kekuatan diluar kendali manusia. Yang tentunya ilmu-Nya tak bisa dijangkau oleh manusia ter-jenius pun. Ini sudah masuk ranah-Nya, rencana-Nya, dan jika manusia mengikuti petunjuk-Nya, rencana-rencana itu adalah yang terbaik.

Hal sepele terciptanya rem motor didunia ini itu ada maksud dan tujuan kan? Terciptanya matahari juga ada maksud dan tujuan juga kan? Dan kalau dipikir-pikir ini luar biasa. Tak mungkin sia-sia. Begitu pun seharusnya dengan terciptanya "Aku" (seorang manusia). Atas izin-Nya terlahir ditahun 1998 dulu, pasti ada tujuan.

Kau tau apa tujuan hidupmu? Bukan sekedar visioner keduawian yang melelahkan. Tapi sebuah visi misi untuk tetap hidup bahagia sampai waktu kekal yang diimpikan.

[carabahagia]

#18: Ternyata Sabar

[ Bdg, 05/01/20 ]

Ternyata sabar tidak hanya berbicara apa yang sedang diperjuangkan saja, tapi juga apa yang dikorbankan.

Terimakasih sudah berproses~

[carabahagia]

#17: The Best Book to Read Before You Die

[ Bdg, 04/01/20 ]

Budi : Eh gue gabut nih bro! Fyi gue ada resolusi baca 1 buku dlm 1 minggu nih 2020 ini, kasih gue rekomendasi buku doong. Gue pengen buat habit biar gue bisa lebih produktif.

Dito : Gilaaa ngga kaleng kaleng juga resolusi lo. Wkwkwk. Okelah nih gue kasih rekomendasi buku biar lo ga gabut bro! (Ngebuka tas, narik sebuah buku trus disodorin ke Budi)

Budi : (kaget) Eh seriusan nih? ini kan Al Quran bro?

Dito : Hehe Iyaa udah kelar baca belum lo? Ini bukan sembarang buku. Gue kasih tau bud! Ini bukan sekedar bacaan, ini mushaf pasti bakal relate sampai kapanpun tahunnya, ini buat semua segmen pasar, ini buat pelajaran hidup dari kita belum bernyawa sampai lo di alam yg kekal nanti, ini buat kita yang pengen hatinya tenang ngebacanya, ini ngebuat kita belajar ngontrol emosi karna banyak hikmah didalamnya, aah pokoknya masih banyak lagi deh. Coba lo baca lagi trus temuin sesuatu yg beda drpd baca buku yang lain.

Budi : (kikuk) eh...

Dito : Udaah. Pegang aja duluu inii santuyy. Lo liat tiap hari, lo baca, pahami, relasikan ke kehidupan lo coba, trus juga amalin apa yang ada petunjuk disitu. Gimana? Hehe. Udah ya bro, ketemu next week. Dan ceritakan apa yang lo rasain selama seminggu itu👌

-End

[carabahagia]

#16: Ibuku, Sosok Paling Kreatif

[ Bdg,03/01/20 ]

Entah berapa kali ibu memutar otak membuat rencana apa saja yang harus dimasak 1 minggu kedepan.

Entah berapa kali ibu harus bolak balik belanja bahan masak untuk menyajikan hidangan terbaik untuk kami.

Entah berapa kali ibu berfikir keras untuk kami merasa masakan yang berbeda tiap harinya.

Entah sepagi apa ibu harus bangun menyiapkan makan sarapan untuk kami.

Entah berapa tetes keringat ibu curahkan untuk hasilkan hidangan agar katanya kami tidak bosan dengan makanan rumah.

Entah berapa kali ibu harus menahan perasaan kecewa ketika masakan tidak kami habiskan.

Entah berapa kali ibu harus menahan perasaan sedih ketika kami berkomentar "buk, masakannya kurang asin".

Entah berapa kali ibu harus mengalah tak makan ayam gorengnya, karna kami suka berebut menu itu.

Kata ibu :

Untuk malaikat kecil ibu...

Ibu ingin berusaha ciptakan hangatnya keluarga melalui meja makan kita, jadi kemarilah nak, duduk dan kita makan bersama, lalu mulailah bercerita untuk ayah dan ibu.

Ibu ingin usahakan mas mbak tercukupi, bukan hanya kenyang tapi juga menyehatkan, karna kabarnya disekolah banyak makanan junk food ya?

Ibu berusaha sangat keras untuk cari inovasi menu agar katanya biar mas mbak tak bosan. Ibu ingin melihat tumbuh kembang kalian dengan baik. Susah pikiran ibu ketika kehilangan detik tak bisa pantau perkembangan kalian secara langsung.

Ibu ingin persembahkan yang terbaik untuk putra putri ibuk. Ibu tak ingin mas mbak seperti masa kecilnya ibuk dulu yang penuh dengan keterbatasan.

Ibu tau mas mbak punya cita-cita tinggi. Maka dari itu, ibu siapkan semampu ibu untuk men support anakku dengan cara ibu.

Ibu sayang kalian. Walau kadang berat ungkapkan rasa sayang melalui kata. Bukan gengsi, tapi sungguh nak, kamu adalah segalanya bagi ibu ❤️

Aku : Terimakasih bu. Kami tau ibuk manusia biasa, ibuk tak sempurna, tapi ibu terbaik! (senyum sekaligus terisak)

-End

[carabahagia]

#15: Belajar itu Kebutuhan

[ Bdg, 02/01/20 ]

Udah syif, just do it-in aja. Ngga perlu nunggu kamu jadi ilmuan dulu untuk bisa ngajarin satu rumus matematika.

Kala itu memang penuh keterbatasan sedang dihadapkan kebutuhan. Tapi singkatku, ngga perlu jadi hebat untuk berani memulai. Ia hanya perlu memulai satu usaha kecil dan terus berusaha.

Semangat dek :) Walaupun sekarang bangunan fisik sudah tak ada, alam-Nya sungguh sangat luas hanya untuk sekedar menjadi tempatmu belajar 😊

[carabahagia]

#14: Cerdiknya Caramu Melihat Celah Bahagia

[ Bdg, 01/01/20 ]

Kau bilang kau sedang resah. Kau bilang kau tak tau arah. Kau bilang kau bingung kemana kaki akan melangkah. Oh kawan, sudahlah tak perlu kau buat hati dalam gundah.

Jika dibelakangmu ada rasa sakit, ingatlah tepat didepanmu itu masih ada lembaran kisah suci yang masih bisa kau perjuangkan.

Aku pikir, kita hanya perlu cerdik mencari titik celah peluang untuk bahagia saja.

Tenang... Disebelahmu ada aku yang tak akan pergi, tapi ingat jua bahwa disegala sudut pandangmu itu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya yang siap menjagamu dengan ilmu-Nya.

Senyumlah kawan :) Yang terlewati adalah pelajaran besar untuk sejarah hidup. Dan hari esok, ia perlu kita perjuangkan.

[carabahagia]

#13: Ibuk yang Mengajari untuk Mencintai Proses

[ Wng, 31/12/19 ]

Buk.. mbak jadi saksi ibuk belajar baca huruf Alif Ba Ta hingga bisa menyentuh mushaf. Apakah ibu tau? Diantara resolusi mbak selama kuliah itu bisa dampingi ibu belajar mengaji, walaupun memang terkendala jarak.

Sempat khawatir, apakah mbak bisa memantau ibu dari kejauhan ya? Sejak itu mbak mencoba hampir tiap hari telfon hanya sekedar mengetahui kabar dan kalo sempat kami tilawah online.

Jujur mbak juga ndak jago-jago bgt Bu, mbak disini juga sedang berguru, tapi di saat bersamaan mbak ingin mengejar bakti mbak ke ibuk yang mungkin ibu dulu belum sempat belajar karna memperjuangkan hidup mas, mbak dan adek-adek.

Setiap mbak belajar, keinget ibuk. Setiap mbak tamat tilawah, keinget ibuk. Rasanya ngga kuat T.T

Tepatnya bukan rasa rindu, tapi ini juga masuk cita-cita mbak dalam peran sebagai seorang anak buk. Karena kata orang, seorang anak ngga mungkin bisa balas jasa orang tua, dan karena itu mbak ingin terus mengusahakan walaupun kenyataannya tak kan mungkin bisa membalas.

Akhirnya hanya bisa berikhtiar lantas berserah diri. Mbak hanya bisa berdoa menitipkan hati ibuk kepada-Nya yang berkuasa menggenggam setiap jiwa manusia.

"Ya Allah, jaga ibuk ya Allah"

Singkat cerita, bergetar hati mbak Bu melihat semangat ibuk belajar. Sabar dan tekun.

Semakin tambah semangat setelah masjid dusun kami kedatangan ustadzah. Ditambah lagi momen Ramadhan datang dan mbak juga berkesempatan pulang. Belajar bersama, bercengkrama bersama.

Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun. Ibuk berproses, mbak juga berproses. Sungguh pasti perjalanan ibuk belajar tidak mudah, mbak faham peran dalam satu tubuhmu itu sangatlah banyak buk, mbak paham jika peran orang yang berumur seperti ibu itu memang kompleks dari pada kami anak muda, mbak paham bahwa diumur ibu itu bukan hal yang mudah mengucap dan mengingat dengan fasih huruf Hijaiyah beserta tanda bacanya.

Semoga Allah memberkahi sisa umur ibuk dan mbak ya buk. Mbak ndak tau siapa diantara anggota KK kita yang akan 'dipanggil' dahulu, dan jika tau pasti itu akan menyesakkan bagi yang tidak siap.

Buk. Ayo buk kita persiapkan bersama. Agar jika misal mbak dipanggil dulu nanti, ibu ngga merasa kehilangan.

Karna aku ini hanya titipan dari Allah untuk ibu yang hebat seperti ibuk.

Sayang ibuk ❤️

Terimakasih Ayah, tanpa sepengetahuan kami mengabadikan momen dari ibuk pegang iqro sampai mushaf Al-Qur'an 🤗

.

Gambar 1 : diambil tgl 28 Juli 2018

Gambar 2&3 : diambil tgl 28 Desember 2019

[carabahagia]

#12: Selipan Kata 'Tolong'mu Membumi dan Melangitkan Diri

[ Wonogiri, 30/12/19 ]

Aku percaya, lewat bahasa kita bisa saling menyayangi. Aku pun juga percaya, lewat bahasa kita bisa ciptakan sulutan api perang tak berkesudahan. Dan apakah kau tau? kemarin kau buatku tenggelam dalam rasa simpati dan tenang luar biasa sebagai lawan bicaramu.

Kata 'tolong'-mu bukan hanya berisi pengharapan. Kata 'tolong'-mu, membuatku bersikap seperti beraksi tanpa beban melahirkan keikhlasan. Membuatku tanpa terpaksa untuk siap peduli dan siap membantumu.

- Punteun syif, bisa bantu tolong kamu urus yang bagian ini (menunjuk ke arah kertas berisikan coretan job descriptions)?

- Punten syif, tolong ...

- Syifa, bantu aku ya. Tolong ...

- Mbak, tolong ya.

- dll

Kata tolongmu cerminkan budi yang santun dan indah. Membuat kita seakan-akan seperti sejajar bukan? Membuat kita semakin lebih bersahabat kan? Kata tolongmu itu membuatku merasa lebih dihargai, walaupun sebenernya aku tak pernah memintanya. Bersama belajar membumi :)

Bagiku kata tolongmu tunjukkan kau rendah hati, bertindak seolah kau tinggi ilmu, ya. Kau perlihatkan lihainya skill komunikasi dari kata sederhana itu. Dan dalam Islam, bukankah tanda keimanan dan ketakwaan seseorang diantaranya adalah mampu berkomunikasi yang baik?

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR Muslim)

Kata tolongmu seolah ingin menyampaikan pesan, kalau kau ternyata tak bisa melakukannya sendiri. Ya, setiap kita pasti ada keterbatasan diri. Terimakasih atas kata sederhanamu itu, meyadarkan betapa berartinya kehadiran orang lain disekitar kita.

Hey! Mungkin mulai hari ini kata 'tolong' itu ku wajibkan masuk dalam kosakata romantis di kamus hidupku. Membumi dan akhirnya melangit~ InsyaaAllah

@syifanurulfd