Tumgik
dwiangesh · 5 years
Photo
Tumblr media
Diamnya ada cinta,yg menyimpan banyak sekali makna, disitulah saya mencari makna,agar bisa menemukan dalam diamnya menyimpan cinta tulus sangat dalam.
Selalu menyanggupi apa yg anaknya minta meski tak selamanya ada.
Selalu sedih ketika melihat anak2nya pergi dengan teman-teman2nya,karena dia tahu,itu adalah akhir dr masa kecilnya
Bapak adalah bahasa cinta yg kosa katanya berbeda,ia adalah mata air cinta yg narasi kemasannya berbeda.
2 notes · View notes
dwiangesh · 6 years
Text
Me-manage Luka
Yang akan pergi bukan berarti untuk meninggalkan sesuatu
Yang datang bukan berarti telah meninggalkan sesuatu
Perkara ini jauh lebih sulit dari sekedar pilihan
Jangan menyimpan setiap luka lama di hati
Hal yang hanya menyakiti langkahmu untuk melangkah maju pada perubahan
Tersendat kemudian diam tak bergerak
Ibarat pedang yang terbuka
Terlihat dari jauh kemudian muindur
Begitu pun dengan luka lama yang tersadar
Terlanjur nampak dan harus berpindah
Pendamlah luka dengan pendaman yang terbaik
Angkatlah suatu waktu ketika ia dibutuhkan
Yaitu saat hikmah di balik semuanya terungkap
Ucapkanlah terima kasih karena itu menguatkan
Semoga yang “terluka” tidak menimbulkan luka baru
4 notes · View notes
dwiangesh · 7 years
Text
So Deep Dear :)
uneg-uneg tentang selfie
Introvert adalah pribadi yang hidup dalam pikiran. Setiap hari berkontemplasi. Setiap hari berasumsi. Ada yang perlu kita waspadai. Bahwa seorang introvert itu sangat rawan terjebak dalam asumsi dan kacamata berpikirnya sendiri.
ini gue rasain banget ketika ada begitu banyak orang menulis tentang ‘keharaman’ selfie bagi wanita. Gue sebenernya bukan orang yang ngedukung wanita untuk berbondong-bondong selfie. Setiap orang harus punya rasa malu. Wanita harus menjaga dirinya dengan tidak membuka aurat, dan laki-laki harus menjaga dirinya dengan menundukkan pandang plus tidak banyak mengumbar kata mesra yang mengandung fitnah. Tapi dibalik semua kewajiban itu, hukum selfie tetap mubah. Nggak bergeser menjadi haram.
Pentingnya apa memahami bahwa selfie itu mubah?
agar kita lebih punya hati dalam memperingatkan para muslimah yang banyak memasang foto di sosial media. Biar kita nggak dengan kasar menggunakan logika bahwa selfie = tabarruj, tabarruj = dosa, dan yang dosa itu haram dilakukan jadi selfie itu haram. Tidak semua selfie termasuk tabarruj. Jika ia dilakukan sesuai adab serta dengan frekuensi yang sesuai ukuran, semua orang diizinkan untuk melakukannya. Wajah itu pada dasarnya cuma identitas. Jika di instagram kita ada satu dua foto, itu nggak masalah. 
Jangan semua dibawa ke arah tabarruj. Tabarruj itu bermakna dengan sengaja untuk membuka sesuatu yang seharusnya di sembunyikan. Sementara nggak semua orang memasang foto dengan niat ‘sekedar untuk menampakkan diri’. Gue mungkin keseringan memakai sudut pandang introvert yang melakukan hampir semua hal dengan menata niat terlebih dahulu. Berbeda dengan orang ekstrovert yang kadang melakukan sesuatu ya sekedar ngelakuin aja. Tanpa ada niat apapun. Buat lucu-lucuan doang.
Jangan dipahami kalau gue mendikotomi manusia cuma jadi dua jenis. Introvert sama ekstrovert doang. Manusia itu banyak. Sudut pandangnya juga amat sangat banyak sekali. Dimana masing-masing sudut pandang jauh banget bedanya. Jadi nggak semua orang itu melakukan sesuatu dengan dasar atau niat seperti yang kita pikirkan.
Intinya, nggak semua wanita itu memasang foto demi mencari perhatian. Kalau toh frekuensinya terlalu banyak, kita bisa ngingetin dengan bahasa yang santun. Bukan hanya dengan nada yang lembut tapi ujung-ujungnya dijudge tabarruj.
Wanita menutup auratnya itu lillah. Bukan sekedar untuk menjaga diri dari mata yang jelalatan. Laki-laki menjaga pandang pun mestinya juga lillah. 
Menutup aurat dan menjaga pandang adalah urusan dan tanggung jawab masing-masing. Nggak ada ceritanya laki-laki jadi punya hak buat nyalahin wanita karena kegagalannya menjaga pandang. Dan nggak ada ceritanya wanita jadi bebas dari kewajiban menutup aurat ketika semua laki-laki lulus dari ujian menjaga pandang.
inget guyonan dua orang teman:
“Eh itu instagram penuh banget sama selfie nggak apa-apa?“
“Emang kenapa. Kan mubah?“
“Yaa nggak apa-apa sih. Cuman lucu aja. Tiap ngelihat newsfeed yang muncul, muka kamu semua. Berasa lagi jalan di dunia nyata terus ngelihat pohon, eh ada foto kamu. Ngelihat gedung, ada foto kamu lagi. Ngelihat menu makanan itu lho, ada foto kamu juga. Berasa kamu tuh jadi duta segala macam produk ~XD. Overdosis akunya“
si teman langsung ketawa. Esoknya, ada banyak foto yang dihapus. 
Setiap orang punya bahasa masing-masing dalam mengingatkan. Hanya saja, nggak semua hal bisa dikaitkan dengan tabarruj seolah menjadi wanita itu kerasa susah. Gerak dikit aja salah. Gerak dikit aja disangka cari perhatian. Endingnya pemahaman tentang tabarruj menjadi berlebihan. Padahal semua yang dipahami secara berlebihan itu tidak baik. 
Wanita memang harus belajar tentang rasa malu dan tentang definisi tabarruj. Tapi biarkan mereka belajar secara utuh lewat kata-kata yang baik. Bukan lewat nasihat judgemental di muka umum yang menuduh mereka berbuat yang tidak-tidak. Padahal selfie itu mubah.
Selfie berpotensi ke arah tabarruj seperti potensi pisau yang bisa dijadikan alat untuk membunuh. Tapi nggak semua selfie itu tabarruj, sama halnya kayak pisau yang nggak semuanya dipakai untuk membunuh.
Silahkan menampakkan diri kita secukupnya saja. Sebatas orang tahu bahwa akun kita tidak anonim. Sebab di era ketika banyak orang tidak bertanggung jawab berpendapat secara anonim, memperlihatkan identitas ketika beropini adalah bentuk tanggung jawab.
Jikapun kamu memilih untuk tidak menampakkan diri sama-sekali, itu hak masing-masing. Setiap orang bisa menggunakan kacamata yang berbeda. Menjaga diri dari fitnah itu amat baik. Tapi memaksa semua orang menggunakan kacamata yang sama sehingga yang pasang satu dua foto dituduh nggak mau menjaga diri, kita perlu memeriksa hati kita masing-masing.
Biarkan para akhwat belajar tentang kehati-hatian dengan prosesnya masing-masing. Yang mubah biarlah tetap menjadi mubah. Kalaupun kita mengurangi frekuensi untuk melakukan yang mubah, semoga semuanya dilakukan atas dasar yang benar.
seperti kita yang berkomitmen mengurangi makanan berlemak yang meskipun itu nggak haram, tapi lebih baik dihindari karena nggak baik untuk kesehatan jantung.
seperti kita yang berkomitmen untuk mengurangi makanan pedas yang meskipun itu enak, tapi nggak bisa dimakan banyak-banyak karena bisa membuat perut kita sakit dan mengurangi produktifitas.
mengurangi frekuensi selfie harus dimaknai demikian. agar kita bisa lebih santun lagi dalam menasihati dan tidak serampangan menebak niat orang.
Wallahu a’lamu wal musta’an,
592 notes · View notes
dwiangesh · 7 years
Text
Menjumpaimu
Tumblr media
Kamu, Ada yang Kangen Ternyata, di jauh sana ada yang kangen sama kamu. Rindu kedatanganmu, sentuhanmu, derai air mata doa dan tasbih-tasbihmu yang melangit. Sayangnya kamu mungkin terlalu sibuk dengan hari-harimu yang keras. Padahal, jika kamu menyambut rindunya, hidupmu akan jauh lebih berwarna. Percaya. Kamu, Ada yang kangen Dia mungkin akan iri, kenapa dia ditelantarkan dari yang lain. Ketika kamu bangga bisa selfie di depan ka'bah nan gagah, atau bisa update story ketika kamu melihat kubah hijau Nabawi. Dia, jarang kau sebut, dan akhirnya turis-turis tak berpakaian yang mendatanginya, itupun sambil melafaz ayat talmud yang ia tak tahu maknanya apa. Padahal Rasulullah menyebutnya sedaftar sebagaimana beliau menyebut Al Haram dan Nabawi. Kamu, Dia menunggumu Dia ingin lagi kau datangi, kau peluk dengan mesra, kamu belai hamparan tanahnya dengan sujud khusyu, kamu tenangkan setiap dindingnya dengan ayat al isra. Setiap hari ia diraba tangan-tangan durjana, ia terlantar dan nyaris dibinasakan. Datanglah, atau paling tidak, kangenlah juga, padanya. “Kamu tahu anak yatim itu siapa?”, tanya Syaikh Raid Shalah pada umat Islam, “anak yatim itu adalah Al Aqsha, yang kamu lupakan ketika Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ramai dikunjungi orang.” Kamu, iya kamu, ada yang kangen. Namanya Al Aqsha. Semoga suatu hari nanti kerinduannya kita obati, bershaf-shaf gagah sembari sembari bertakbir gempita.
1 note · View note
dwiangesh · 7 years
Text
Ibu Bekerja Vs Ibu Rumah Tangga
#Hukum wanita bekerja
Syaikh bin baz berkata :
"Tidak seorangpun ulama yang melarang kaum wanita untuk bekerja mencari uang,perbedaan pendapat hanya terjadi mengenai lapangan pekerjaan apa yang boleh untuk dirambah oleh kaum wanita "(fatwa no 4167).
 Dr. Yusuf Qorodhowi membolehkan dengan syarat:
Hendaklah pekerjannya itu sendiri disyariatkan. Artinya, pekerjaan itu tidak haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram.
Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik.
Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya (Fatwa-fatwa Kontemporer).
  #Keutamaan wanita dirumah:
- Ada di QS. surat Al ahzab 33.
- “Seorang wanita datang menemui Rasulullah SAW kemudian bekata:
”Wahai Rasulullah,laki-laki memiliki keutamaan dan mereka juga berjihad di jalan Allah. Apakah bagi kami kaum wanita bisa mendapatkan amalan orang yang berjihad di jalan Allah?Rasulullah bersabda” Barangsiapa di antara kalian yang tinggal di rumahnya maka dia mendapatkan pahala mujahid di jalan Allah.”[Hadist riwayat oleh Ibnu Musayyab]. 
 #Ketidakutamaan itu tidak sama dengan kehinaan
Contohnya hadits: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Rasululllah SAW bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan”.[HR. Muslim]
Dua-duanya tetap baik hanya beda derajatnya.
*Karena keutamaan itu tegak diatas syarat->iman. (Contohnya tegak di atas syarat adalah bagi seorang Ibu yang di rumah syaratnya adalah harus menjalankan tugasnya, jangan sibuk dengan gadget atau sibuk berghibah)
#Syarat Ibu Idaman:
- Nikahilah olehmu wanita yang wadud dan walud (HR Abu Daud dan An Nasai). Walud adalah wanita yang subur (bisa memberikan keturunan).  Sempurnanya wanita itu jika memberi keturunan akan tetapi sebelum mempunyai syarat sempurna itu adalah harus punya sifat al wadud artinya sama seperti al mawaddah artinya kasih sayang yang bawaannya pengen nempel terus sama pasangan.
- Al Wadud Maknanya kasih sayang yang membuat anak mendekat.
# Misi pertama IBU-Mengikat hati anak:
- “Sesungguhnya hati adalah raja,sedangkan anggota badan ibarat prajurit” (Majmu Al  Fatawa,11/208. - Hati yang terikat mampu membuat akal anak untuk tunduk kepada orang tuanya.
Indikator seorang Ibu memiliki sifat Al-Wadud:
1.    Anak betah di rumah kalau ibunya ada di rumah.
2.    Mampu buat anak bercerita semua pengalaman (curhat time).
3.    No privacy for Mommy and Daddy.
Jadi Bu-Ibu dan Calon Ibu kesimpulannya jika terpaksa bekerja usahakan pekerjaan itu bisa mengasah sifat Al-Wadud dan kalaupun di rumah sifat Al-Wadud itu pun terus ada.
(Materi berikutnya adalah solusinya dan bersambung di kajian bulan depan)
  Kajian Ustad Bendri Jaisyurrahman
Penghujung Syawal, Masjid UI
0 notes
dwiangesh · 7 years
Photo
Tumblr media
( Saya) yang terus dan terus belajar...
1 note · View note
dwiangesh · 7 years
Text
Pikir, Rasa
Kenyataan hanyalah kejadian. Ia tak menjadi apa-apa jika tak diolah menjadi pemahaman dan perasaan. Sebab manusia adalah makhluk makna, yang bergerak sebab pikiran dan perasaannya.
Maka tiap kejadian, atau kenyataan, hanyalah netral belaka. Fungsi pikir dan rasa lah yang kemudian menjadikannya sesuatu yang menyenangkan atau menyusahkan, menyedihkan atau membahagiakan, membangkitkan atau meluruhkan semangat. Sebab pikir dan rasa, manusia berjaya. Sebab keduanya pula, manusia terbelenggu tak berdaya.
Demikianlah pikir dan rasa, ia mesti berada dalam kendalimu. Jika tidak, maka sebaliknya lah yang segera terjadi: kau dikendalikan olehnya. Karena hukum alam mengajarkan bahwa segala yang tak kita kendalikan, mengendalikan kita.
Maka bahagia dan sedihmu, wahai diri, memang bukan terletak pada apa yang menimpamu, atau apa yang kau miliki. Ia bergantung pada pikir dan rasa yang kau tetapkan kala ia terjadi. Karenanya pilihan pikir dan rasa memang tak hanya satu. Ia banyak, sebanyak yang kau bisa bayangkan. Jika kau terpaku pada yang satu, itu pilihanmu. Jika kau terbuka pada yang banyak, itu pun pilihanmu.
Pikir dan rasa, adalah alat semata, anugerah Tuhan agar kau bisa menari dalam kenyataan. Menikmati setiap kejadian dengan beragam warna. Satu kali dengan sejenis pikir, kali lain dengan jenis yang lain. Dan kuberi tahu kau sebuah rahasia. Pada mereka yang hidup bergelimang kemewahan batin, rupanya memang memiliki banyak koleksi pilihan pikir dan rasa. Hingga ia mudah bangkit kala terpuruk. Pun mudah menunduk kala sedang tinggi.
0 notes
dwiangesh · 7 years
Photo
Tumblr media
Setengah dari cabang keimanan; sabar.
Balasan surga yang tiada batas; sabar.
Hadiah terindah seorang mukmin; sabar.
ilmu menemukan seribu-satu-alasan-baik untuk tetap khusnudzon; sabar.
ilmu melihat dengan sudut pandang lain yang sampai menembus langit akhirat;sabar.
Tak terbatas lho!;sabar :)
_______,
Dwi yang masih belajar tentang SABAR
1 note · View note
dwiangesh · 7 years
Photo
Beri aku ruang ya (nanti) #eh (ngomong sama tembok)
Tumblr media
Ruang menjadi hal yang amat bermakna setelah menikah. Saat kita mulai berbagi bahkan memberikan ruang-ruang yang kita miliki. Ruang gerak yang semakin perlu dikomunikasikan, ruang tanggungjawab yang semakin besar, dan aneka ruang lainnya yang perlu saling dibicarakan dari hati ke hati. Saranku cuma satu, berilah ruang kepercayaan yang besar kepada pasanganmu agar ia leluasa mengepakkan sayapnya. Menjadi pribadi yang ia inginkan dengan segenap cita-cita dan kebermanfaatannya. Ruang kepercayaan yang akan membuatnya yakin sejauh apapun ia melangkah. Ada rumah yang selalu bisa menjadi tempatnya pulang. Juga tak perlu ada kekhawatiran kemanapun kakinya melangkah karena kepercayaan itu meringankan bebannya, meringankan keraguannya.
226 notes · View notes
dwiangesh · 7 years
Text
Salah satu cara membangun motivasi ibadah adalah dengan membayangkan bagaimana gaya dan kecepatan kita melintasi shirath, jembatan yang harus dilewati setelah padang mahsyar untuk menuju surga yang di bawahnya neraka Jahannam, yang lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang. Ada yang secepat kilat, seperti angin, seperti burung dan kuda yang berlari kencang, ada yang dengan merangkak dan tertatih, terpeleset namun selamat, atau terjerembab jatuh ke dasar neraka. Penentunya adalah amal-amal kita di dunia. 
1 note · View note
dwiangesh · 7 years
Quote
Syaithan menggoda orang shalih bukan menjebloskan kepada keburukan, tetapi menggodanya dengan cara menghentikan orang shalih dari hal kebaikan (MALAS).
10 Ramadhan 1438 H
2 notes · View notes
dwiangesh · 7 years
Text
New Home
Mencoba mengakrabkan diri dengan ruang imaji masa kini
Welcome tumblr, semoga kita bersahabat:)
1 note · View note