fknnisa

[fknnisa]

Video klip “Dulu Kita Masih Remaja”  ini, aku bikin untuk daripada tidak ada kerjaan. Sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan apakah Dilan mau aku film-in atau tidak. Mudah-mudahan kita semua banyak uang. 

[fknnisa]

kita itu manusia dengan banyak kotak terkunci. ga semua orang sanggup buka itu kotak, ga semua orang juga sanggup menghadapi isi kotaknya meski dia punya kunci.

AK ~~ dalam pidato malam ini. Dan kami manggut2. (via ngerumpi)

[fknnisa]

bukan sengaja pergi. hanya butuh waktu sendiri. dan akan terlihat siapa yang peduli dan mencari.

17-6-14 09:56 (via estehmanistanpagula)

[fknnisa]

Mencintaimu, aku sudah menjadi seorang bodoh. Jangan kamu tegaskan dengan memperlakukanku sebagai seorang yang bodoh.

(via kotak-nasi)

[fknnisa]

Perempuan di antara anak-anak.

Bagiku, perempuan yang bersedia merelakan waktunya untuk membersamai anak-anak adalah kecantikan yang sebenarnya. Perempuan yang rela memberikan waktunya untuk mengurus mereka, mengajarinya dengan sabar, memeluk mereka ketika menangis, menggandeng tangan mereka, dan mengajarkan hal-hal baik. Karena yang demikian itu tidak banyak yang tulus. Karena ketulusanlah yang melahirkan setiap mili-energi yang menyusun kata-kata, menegakkan kaki untuk melangkah, dan melembutkan tangan untuk menyentuh mereka.

Bagiku, sisi paling menarik seorang perempuan ada di dalam hubungan-hubungan emosinya terhadap orang lain. Kesantunan dan kelembutan hatinya terlihat saat berinteraksi dengan orang tua dan anak-anak. Kecantikan yang melampaui kualitas bedak dan gincu, melampaui model-model pakaian terkini, melampaui segala khasiat pemutih, pelangsing, dan lulur mandi.

Perempuan di antara anak-anak itu bidadari, sebab anak-anak selalu jujur terhadap perasaannya. Dengan siapa mereka nyaman dan tidaknya, dengan siapa mereka mau dekat dan tidaknya.

Selalu cantik, perempuan yang bisa menggerakkan hatinya untuk hadir dalam urusan anak-anak.

Yogyakarta, tengah hujan reda | 8 April 2016 | ©kurniawangunadi

[fknnisa]

Cukup jaga dirimu dari niat-niat selain Allah, sebab apa yang kau dapatkan adalah apa yang kau niatkan.

(via shintarahayu)

[fknnisa]

Kegagalan adalah proses, lelah adalah proses, air mata adalah proses, kekhawatiran dan kegelisahan juga sebuah proses. Hal yang bisa jadi mengantarkanmu pada kepasrahan dan doa-doa paling tulus yang belum pernah ada dalam hidupmu sebelumnya.

Kurniawan Gunadi (via kurniawangunadi)

[fknnisa]

Merenung

Sebanyak dzikir kita kepada Allah mungkin tidak akan pernah mengalahkan dzikirnya gunung-gunung kepada Allah. Setakwa kita kepada Allah mungkin tidak akan pernah mengalahkan takwanya burung-burung yang terbang dan tunduk pada ketetapan-Nya.

Jadi darimana kita bisa menyombongkan diri? Darimana kita bisa mengakui bahwa diri kita beriman? Yang iman kita juga mungkin tidak akan pernah mengalahkan imannya pepohonan kepada Allah. Lalu, mengapa kita saling menghakimi keimanan seseorang? Mengukur keimanan dari jumlah hafalan? Dari panjang pendeknya kerudung? Dari sesuatu yang sebenarnya menjadi rahasia besar antara hamba dan Tuhannya.

Tugas kita adalah menjadi hamba yang baik, kan? Tidak bisakah kita senantiasa menjaga prasangka baik? Tidak bisakah kita baik kepada semua makhluk-Nya? Juga menegaskan yang hak dan yang bathil.

©kurniawangunadi

[fknnisa]

Cerpen : Surat Cinta

Terima kasih sudah mengajakku melakukan perjalanan meski kamu tahu denganku langkahmu akan lebih lambat dan kamu tidak lagi bebas kemana-mana sesuka hatimu.

Sebab kamu, entah mengapa selalu berusaha menyerasikan langkah, melindungi, dan menjaga. Padahal aku tidak pernah memintanya.

©kurniawangunadi

[fknnisa]

Tujuan yang Sama, Jalan yang Berbeda

Kalau jalan perjuangan kita berbeda, bukankah pintu surga itu sama saja dan untuk siapa saja (yang beriman)?

Kalau utara dan selatan kita tak sama, bukankah Tuhan yang kita imani itu sama? Shalat kita tidak berbeda? Kita membaca petunjuk yang sama.

Kalau untuk menuju tujuan yang sama kita memilih jalan yang berbeda, apakah kamu bersedia menerima tantangannya? Tantangan untuk membuka hati dan pikiran, meredakan ego, dan melihat lebih manusiawi bahwa setiap manusia sedang berjuang untuk bisa berada di sisi terbaik Tuhannya.

Pasti tidak mudah, coba rasakan baik-baik.

©kurniawangunadi

[fknnisa]

Bila ingin mengasihani orang yang salah, kasihanilah dengan memberitahu dan mengingatkannya. Bukan justru membiarkan karena berpikir ia selalu punya alasan benar berlaku salah.

Tia Setiawati (via karenapuisiituindah)

[fknnisa]

Jangan biarkan jodoh yang sedang kau perjuangkan mati-matian itu diambil paksa oleh seseorang yang doanya lebih giat sampai ke langit.

Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fknnisa]

Seorang Ayah sukses bukan yang berlebih memberi materi pada anaknya, bukan hanya pendidikan tinggi, tapi ketika anak perempuannya menjadikan Ayahnya sebagai patokan untuk mencari pendamping hidup dan ketika anak laki-lakinya ingin menjadi seperti Ayahnya.

Fasih Radiana (via fasihrdn)

[fknnisa]

Kalau kau terlalu gamang siapalah jodoh, kita lihat saja. Doa siapa yang cukup konsisten untuk segera sampai menuju takdir.

Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fknnisa]

Ini problema anak-anak muda yang di hatinya bilang, “sepertinya Saya salah jurusan.” Sebab baru saja melihat, tidak satu, tapi banyak yang bicara seperti itu. Anak muda harus seperti itu. Bingung dulu baru sampai pada kalimat, “oh, ternyata ini maksud-Nya.” Tidak ada (jangan pernah merasa) salah jurusan. Sebab ini semua hanyalah ketidaktahuan kita atas sesuatu yang belum sampai tepat dalam genggaman.

Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fknnisa]

Thought via Path

Bila kita betul-betul menikmatinya, kita tidak akan perlu sering membicarakannya, apalagi di media sosial, tentang apapun itu. - Fasih Radiana – Read on Path.

[fknnisa]

Dengan itu, kita kan selalu berbahagia dalam kesederhanaan. - FR