Tumgik
hallosalma · 5 days
Text
Tumblr media
🔻اللهم أنجز وعدك فيهم
253 notes · View notes
hallosalma · 5 days
Text
Jadilah orang yang haus ilmu, yang selalu merasa bodoh dan mau belajar, karena barangsiapa tidak mau merasakan lelahnya belajar maka dia harus menderita dengan perihnya kebodohan.
Belajarlah ilmu agama dan ilmu dunia sampai kamu ada di fase, ternyata menghasilkan uang itu mudah tapi kamu ga punya cukup waktu (umur) buat meraih semuanya . Sampai kamu mengerti bahwa dunia itu ga lebih berharga dari waktu.
Orang sukses itu bukan orang yang banyak uangnya tapi orang yang berkah waktunya(umurnya). Percuma menguasai dunia tapi ketika meninggal ga punya bekal apa-apa. Asing dengan keluarga, kehilangan cinta, tidak punya nilai bagi sesama, tak berharga di mata Tuhannya. Cari uang itu mudah, jadi sukses itu yang susah tapi kalau ga sukses itu jauh lebih susah.
63 notes · View notes
hallosalma · 20 days
Text
Yang Terlupa dari Ramadan
Seringkali menjelang bulan Ramadan, yang kita pikirkan selain kewajiban membayar zakat, diantaranya; mudik kemana, budget oleh-oleh lebaran, budget THR orang tua, mertua, ponakan, sepupu, bocil-bocil tetangga, hampers untuk kolega juga teman, belanja kue lebaran, baju lebaran, dkk.
Kita hampir melupakan budget lebih untuk makanan, laundry, jasa beberes rumah atau kebutuhan kita lainnya di bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah, dimana dilipatgandakan setiap amal ibadah manusia; yang kita temui hanya setahun sekali (semoga Allah izinkan untuk bertemu Ramadan kembali, dan beri keberkahan pada umur kita).
Mengapa tidak kita siapkan dana khusus? Selama sebelas bulan kita anggarkan pos untuk Ramadan, supaya kita tidak perlu repot-repot memasak, menyuci, beberes rumah. Sehingga, kita bisa memaksimalkan waktu untuk beribadah.
Mungkin kondisi setiap individu berbeda-beda, tidak bisa kita samaratakan. Apabila kita merasa masih bisa diusahakan—setidaknya di sepuluh malam terakhir, kenapa tidak? Bukankah tujuan hidup ialah beribadah? Kenapa kita tidak tergerak untuk berlomba-lomba dalam melakukan amal shalih?
Semoga Allah jadikan hati dan fisik kita ini, kuat dalam berjuang pada momen Ramadan. Semoga Allah pertemukan kita dengan Ramadan yang akan datang, dengan tekad terus memperbaiki diri dan amal :'))) biidznillah.
تقبل الله منا ومنكم. صيامنا وصيامكم
كل عام و أنتم بخير. و عساكم من العيدين والفائزين
Jakarta, 10 April 2024 | Pena Imaji
31 notes · View notes
hallosalma · 20 days
Text
101 Jika Ditanya "Kapan Nikah?"
Pagi tadi, keluarga kami kedatangan keluarga dari Abi asal salah satu kota di Jawa Tengah. Sebagai orang yang jarang banget ketemu keluarga besar, sebab sering absen tiap ada kumpul keluarga besar, menjamu mereka sendirian ketika orang rumah baru bepergian, adalah hal yang challenging dan melelahkan. For sure.
Forum yang selalu dikaitkan dengan suasana yang ramah tamah, hangat dan penuh keceriaan di momentum lebaran, sebab lama tidak bertegur sapa, tiba-tiba menjadi hening, layaknya forum persidangan. Setiap kalimat pertanyaan, layaknya statement judikasi hakim ke terdakwa haha.
Dimulai dari kabar kelulusan, kerja dimana sekarang, sampai pertanyaan yang tidak pernah absen dari hari raya, setiap orang bertemu, selalu menanyakan :
"Kapan nikah?" begitu tiba-tiba bulek melontarkan tanya ditengah obrolan soal pasca kampus.
Alih-alih kesal, dengan pertanyaan mainstream dan tak berkesudahan itu, saya jawab saja apa adanya.
"Insyaallah tahun depan bulek, mohon doanya hehehe." dengan sedikit tawa kikuk, karena mencoba mengontrol emosi sebab sudah terbayangkan alur cerita setelahnya.
Dan benar saja, feedback yang saya dapatkan persis seperti apa yang saya bayangkan. Ada lontaran pertanyaan lanjutan dan bertubi-tubi saya harus jawab, dari masalah usia, kerjaan dsb. Apakah perlu marah? Saya pikir tidak.
"Wajar saja beliau bertanya demikian, emang topik obrolan apalagi yang menarik untuk dilontarkan oleh keluarga yang jarang sekali bertemu, dan anak pasca kampus sepertiku." kalimat itu yang terbesit dalam pikiran saya menjadi logika untuk meredakan gejolak hati.
Karena tidak ingin rugi dan mungkin kalau sebagian orang menganggap pertanyaan itu seperti momok menakutkan dan 'menginjak harga diri', saya tanya balik saja,
"Sebenernya belum pasti juga sih bulek tahun depan sudah siap atau belum, masih coba fokus karir, dsb. Barangkali bulek mau beri nasihat?" sambil terkekeh.
Ya, kata kuncinya adalah minta nasihat. Saya pikir itu cara terbaik, daripada melukai perasaan mereka karena menunjukkan ekspresi ketidaksenangan, tersinggung dsb. Toh juga nasihat dari orang berpengalaman adalah buah permata yang kadang kita abaikan.
Maka, benar saja. Nasihat beliau justru menyadarkan akan satu step yang terlewatkan. Kata beliau,
"Yang jelas, sebagai seorang lelaki selain perisapan finansial, mental dan tanggungjawab, adalah kesiapan bermasyarkat. Apalagi kamu aktivis kampus."
"Gap antara aktivis kampus dengan realita masyarakat itu terlampau jauh, idealisme tinggi kadang tidak selaras ketika kita harus berbaur dengan masyarakat. Mau nggak mau, harus turunkan ego, kalau dikampus suka nyuruh, nanti kudu siap disuruh, dsb. Maka, mulai sekarang coba perbaiki hubungan dengan masyarakat. Sering bergaul. Karena nikah bukan hanya kesiapan untuk dua orang, tapi juga kesiapan bermuamalah (bersosialisasi) di masyarakat."
Diposisi ini saya terdiam, khidmat menyimak. Saya mengaminkan setiap bait nasihat yang beliau sampaikan. Dalam hati saya batin,
"Iya juga ya, sepertinya step ini masih belum tertata rapih, masih sibuk aktivitas di kampus, padahal mimpi-mimpimu adalah justru mereka yang membutuhkan, bukan dunia kampus."
Singkat cerita orang rumah datang, lalu saya kembali ke kamar. Intinya demikian, menurut saya cara terbaik dalam merespon pertanyaan menikah adalah memberi feedback dengan elegan. Tidak perlu marah, apalagi merasa terinjak-injak. Even latar belakang masing-masing orang nggak bisa dipukul rata ya.
Tapi satu hal yang kita harus pahami, barangkali pertanyaan seperti itu adalah murni keingintahuan atas ketidaktahuan, dan siapa tahu ada niat tulus membantu, mencarikan jodoh misal, ya siapa tahu. Jodohkan nggak ujug-ujug jatuh depan mata, kudu dicari dan diupayakan.
Selamat bertumbuh kembang kawan!
231 notes · View notes
hallosalma · 26 days
Text
Tumblr media Tumblr media
Maafnya Allah beda.
103 notes · View notes
hallosalma · 3 months
Text
Ada seseorang yang hatinya setenang rembulan, ialah seseorang yang bisa memaafkan orang lain meskipun mereka tidak pantas untuk dimaafkan, yang membuat orang lain bahagia meski ia sendiri sedang patah dan remuk hatinya, dan ia yang berusaha tetap tenang di saat-saat datang putus asa. Setenang rembulan.
619 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Tumblr media
Menuju 2024
Terima kasih wahai diri,
aku tau kamu telah berjuang begitu keras ditahun ini, aku tau kamu harus belajar lebih banyak ditahun ini, aku tau ada banyak sekali kehilangan dan kekecewaan yang harus kamu hadapi ditahun ini, aku tau ada banyak sekali pengorbanan yang harus kamu berikan ditahun ini, aku tau kamu masih sering menangis diam-diam dikamarmu yang dingin itu, aku tau pikiran untuk menyerah selalu menghantuimu saat mengalami titik terrendah dalam hidup.
Tapi hei, percayalah dirimu itu luar biasa hebat sudah berhasil melalui semua itu dan alhamdulillah kamu masih bertahan hingga detik ini, yang tentu saja atas izin dan pertolongan dari Allah.
Sekali lagi, terima kasih wahai diri.
Walaupun masih banyak mimpi-mimpimu yang belum juga terwujud dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki, jadi tolong sekali lagi lanjutkan perjalananmu dengan baik dan lebih bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan.
Belajar lebih banyak, mendengar lebih banyak, beribadah lebih banyak, belajar memaafkan serta belajar ikhlas, dan berbuat baik lebih banyak-karena kita tidak tau kebaikan yang mana, yang akan menjadi penolong kita kelak.
Bismillah ya, tetap berdoa agar diberikan keikhlasan dan kelapangan hati serta perlindungan kepada Allah untuk menghadapi perjalananmu selanjutnya.
2023 | @hallosalma
5 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Kita Hanya Manusia Biasa
Kita hanya manusia biasa. Jika dalam satu hari kesedihan datang melanda, maka biarkan saja ia singgah. Atau kegagalan yang mendera, biarkan saja, biarkan raga ini sekali lagi merasakannya. Pun rasa kehilangan, kecewa, dan lain sebagainya, biarkan, sekali lagi tidak apa-apa. Kita ini hanya manusia biasa kok.
Bukan hal bijak juga jika kita terus menerus memaksa untuk selalu tampil sempurna. Orang lain mungkin tidak selamanya peduli atas apa yang kita buat maupun ucap. Beberapa menit setelahnya mungkin tidak satupun dari kita mereka ingat. Tetapi, anehnya justru kita malah yang paling sibuk memikirkannya.
Disisi lain, ada diri kita yang tidak pernah berkhianat terhadap usaha-usaha kita, terhadap rasa sedih maupun kecewa kita, dia selalu hadir dalam keadaan kita suka maupun duka, tapi ternyata seringkali kita lupa. Acuh terhadapnya. Seolah suka dukanya bukan hal penting dalam hidup kita.
Semangat untuk siapapun yang hari ini tengah berjuang dari keterpurukan. Mulai lebih peka terhadap diri sendiri ya. Mulai lebih peduli. Jika, kamu ingin berbuat baik kepada banyak orang, pastikan diri kamu ada diurutan pertama. Bisa kan? (:
307 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Tumblr media
Allah is beautiful and loves beauty. May He place beauty in every aspect of our lives, from who we are as people, to the way we see the world, to the way we interact with it.
The power of a Muslim comes in the way they act despite what happens around them. The closer you are to Allah, the more you will find yourself consciously choosing to act in a way that reflects that awareness of Allah’s nearness to You. This is ihsaan. You will always want to act in a way that Allah would find beautiful. You will hold yourself to account, choosing to speak & act with beauty & elegance, seeking Allah’s pleasure.
The more disconnected you are from Allah, the less mindful you are of your actions. If you find yourself growing less kind to those around you, remind yourself of Allah’s nearness to you so that you may regain that intentionality in the way you behave.
When you want to act in a way that encapsulates the beauty of our Prophet ﷺ’s teachings and akhlaaq, you will choose to bring beauty into any interaction, even when it is difficult. You will notice it takes great strength to be gentle when others express their strength through aggression, and to choose to build bridges when others tear them down. You will develop greater patience and choose to see the good in others, for one who loves Allah sees good in everything. You will choose to be the light in every difficult situation, expressing it in your words, tone, and even the decision to smile, because you represent something greater than yourself. You represent something that deserves to be represented with beauty and grace.
You can do so not expecting anything in return, because your reward comes from Allah. You don’t need your kindness to be reciprocated.
Jabir reported: The Messenger of Allah ﷺ said, “Shall I not tell you upon whom the Hellfire is forbidden tomorrow? It is everyone gentle, lenient, accessible, and easy-going.”
There is a reason why Hell has been forbidden for those who are gentle. It takes great consciousness of Allah. May we act with excellence and gentleness, and dress our mannerisms with elegance and beauty, so that others may see the beauty of Islam in the way we treat them 🌸
37 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Stay here for a while and tell me all the things you’ve never shared with anyone before. Tell me about the dreams you’ve had since you were five and why you love your aunt more than your uncles. I want to listen to you speak of your favorite books and hear you sing old songs off-key. Stay a little longer and I’ll make us the perfect cup of tea. The scent of jasmine will fill the air and we can sit on the porch as the sky changes colors. We can soak up the silence, comfortable in the way it seems to envelope us in a calm understanding. Let us forget the time and enjoy the sight of the stars. And when you finally stand, legs locked in place. I’ll understand the sadness that has appeared on your face. I’ll tell you to stay a little longer, a gentleness in my voice. And laugh as you sit back down, like you didn’t have a choice.
— instagram
28 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Bu, anak mungilmu ini sudah tumbuh menjadi perempuan yang setiap saat meyakinkan dirinya bahwa bisa melewati apapun sendirian. Anak perempuanmu ini sudah banyak belajar sigap untuk setiap yang berat dan berusaha mengurainya, sendirian.
Meski anak perempuanmu sempat mencela sampai protes, ia tetaplah darah dagingmu. Maafkan aku yaa Bu yang dulu pernah berkata "kau tak pernah peduli". Padahal kau selalu beri naungan, tapi aku berlarian. Kau selalu menyuguhkan rumah, tapi aku enggan, kau tak pernah luput menasihati, tapi aku pura-pura tak peduli.
Akhirnya kau memberikanku kebebasan, mempersilakan memilih beberapa jalan, dan tetap meyakinkan apa yang sudah kupilih. Lantas mengapa aku masih merasa terkekang? Bebas mana yang kukategorikan?
Aku sungguh bersyukur Bu, aku bukan terlahir dari manusia berdarah biru, bangsawan, ningrat, maupun orang terpandang. Sebab aku lebih bisa leluasa dan belajar tentang sosok Ibu yang terus menyemangati saat aku terperosok, jatuh, tersandung, terseret, hingga dikecewakan. Sampai cahaya itu terang, memikat, dan menyadarkan atas buah dari jatuh-bangun itu nyata ada.
Sudah bertahun-tahun lebih aku kuat karena kaukuatkan aku dengan jarak, dengan segala riuhnya nasihatmu, dengan amarah karena kenakalanku, dan tentu dengan doamu yang terus kaurapal dengan tulus.
Bu, kau telah berhasil mendidik anakmu menjadi sebesar ini. Meski aku belum sehebat Ibu, tapi izinkan aku berkelana lebih jauh lagi yaa Bu. Mengambil setiap buih-buih cinta kehidupan yang terus Allah turunkan, melebarkan senyum meski puing-puing harapan tak selalu rapi, dan membagi apa yang aku bisa bagi, seperti Ibu mengajarkanku dulu. Yaa Bu?
Sekali lagi Bu, anak mungilmu ini sudah tumbuh dewasa. Sudah mampu menyembunyikan lukanya sendirian dan sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendirian. Esok atau lusa, aku pasti akan cerita banyak ke Ibu, tentang betapa Maha Baiknya Allah menghidupkanku dengan bantuan wanita juang sepertimu.
294 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
jadi inget ibuk, nilaimu jelek gamasalah yang penting sholat 5 waktu.
tetaplah sholat. seburuk apa pun kamu merasa dirimu itu, tetaplah sholat.
343 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
"I promise you, little by little the healing adds up." - Ella Hicks
293 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
جَباليا تُباد..
Tumblr media
The terrorist Israeli occupation targeted the homes of Jabalia residents, killing many innocent people, most of them children..
|
154 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
Kalo kata ibuk "Sabar, ini cuma dunia. Capeknya tidak seberapa, ngeluhnya sedikit saja, syukurnya yang dibanyakin".
Tertampar seketika.
2023 | @hallosalma
15 notes · View notes
hallosalma · 4 months
Text
٧٢ يوماً،
72days,
١,٧٢٨ ساعةٍ،
1728hours,
١٠٣,٦٨٠ دقيقةٍ،
103,680minutes,
٦,٢٢٠,٨٠٠ ثانيةٍ،
6,220,800seconds
وأهل غزة تحت عدوان إسرائيلي وحشيّ،
And The people of Gaza are under barbaric Israeli aggression,
تحت القصف الإسرائيلي،
under Israeli bombing,
تحت نيران الدبابات الإسرائيلية،
Under Israeli tank fire,
تحت رُكَـام المنازِل،
Under the rubble of their houses,
تحت الخَوف،
Under fear,
تحت الجُوع،
Under hunger,
تحت العَطش،
Under thirst,
تحت الإصابات البالِغة،
Under severe injuries,
تحت آلام الفِراق،
Under the pain of separation from the loved ones,
تحت نَظَرات الوداع الأَخير،
Under the final farewell glances,
وتحت الخِذلان العَربيّ..
and under the betrayal from the Arabic countries..
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
|
112 notes · View notes
hallosalma · 5 months
Text
What to boycott NOW to help stop Israel’s unfolding genocide of Palestinians in Gaza
Reminder that boycotting DOES work, there is historic proof! Don't let anyone discourage you otherwise!
The BDS movement uses the historically successful method of targeted boycotts inspired by the South African anti-apartheid movement, the US Civil Rights movement, the Indian anti-colonial struggle, among others worldwide.
We must strategically focus on a relatively smaller number of carefully selected companies and products for maximum impact. Companies that play a clear and direct role in Israel’s crimes and where there is real potential for winning, as was the case with, among others, G4S, Veolia, Orange, Ben & Jerry’s and Pillsbury. Compelling such huge, complicit companies, through strategic and context-sensitive boycott and divestment campaigns, to end their complicity in Israeli apartheid and war crimes against Palestinians sends a very powerful message to hundreds of other complicit companies that “your time will come, so get out before it’s too late!”
64K notes · View notes