Tumgik
hilmasposts · 4 years
Text
-l a p a n g-
Allah begitu baik padaku. Allah berikan fasilitas yang sangat cukup bagiku. Allah amanahkan aku pada orang tua yg sangat hebat. Allah tempatkan aku ditempat yang sangat mulia, dan masih banyak lagi.
Tapi kadang aku kurang bersyukur bahkan sampai aku merasa Allah tidak adil padaku. Pun kadang aku marah sama Allah dan tidak mau menerima taqdir dengan lapang.
Kata mamah, ujian setiap orang itu berbeda-beda. Sejauh ini apapun yang ingin kamu capai, apa yg kamu butuh, bahkan semua yang kamu mau Allah selalu beri jalan yang sangat mudah untukmu. Tapi hidup di dunia tidak semudah itu. Hidup ini penuh misteri, ujian bisa datang kapan saja, dimana saja, dalam kategori yang beragam dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Kamu harus berlapang dada, ketika Allah uji kamu dengan sakit. Allah tau kamu kuat. Allah tau kamu bisa sabar. Allah tau kamu bisa ikhlas. Cukup dengan belajar, belajar menerima semuadengan hati yang lapang. Bukan kamu saja yang sedang diuji. Semua orang punya ujiannya masing-masing, paling sakitmu tidak seberapa jika dibandingkan dengan orang di pinggiran jalan yang untuk makan saja mereka harus kerja siang dan malam.
Banyak-banyaklah bersyukur, mi. Percayalah, Allah sayang padamu.
Tabbah, 180420// 08.20 wlk
0 notes
hilmasposts · 4 years
Text
k e c e w a
Pernah dikecewakan, sampe bener-bener terluka. Sakit, iya pake banget. Seketika menyesal pernah peduli. Pengen muter balik waktu, tapi mustahil. Mau tidak mau harus menerima, toh dulu gak ada kan yang maksa untuk ngasih pedulimu kepadanya.. yaaa itu resiko lah. Hufffftttt -,
Tabbah, 210120// 08.36 clt
0 notes
hilmasposts · 4 years
Text
Berusaha lupa? Hah?
Sebenernya gak perlu capek-capek bahkan repot-repot berusaha untuk melupakan, toh gak bakalan lupa sebelum kamu ikhlas! (Sepertinya gitu sii)
Tabbah, 210120// 08.28 clt
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
Mari bercerita (lagi).
Ah kamu tahu saja, aku ingin kembali bercerita. Rindu yg kau ucap semakin membuatku bersemangat untuk bercerita (lagi). Terimakasih untuk selalu ada.
Garut, 22 okt 2019//12.32 WIB
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
Si aku
Akhir-akhir ini sensitivitasnya si aku lagi naik. Sedikit-sedikit baper, sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit nangis. Efeknya jadi males interaksi sama lingkungan. Pengennya diem, pengennya sendiri, udah gitu aja.
Sepertinya ada beberapa penyebab yg mendorong si aku jadi seperti ini, yaa seperti dikecewakan sama temen misal. Kalo satu kali dua kali aja yaa bisa ngewajarin si aku juga, kalo sering? Dan yg bikin kecewa bukan satu orang gimana? Down sudah lah si aku.
Iya, jadi sebulan kebelakang aku tuh down. Padahal udah detik-detik mau ujian, tapi semangatnya pergi gara-gara si aku terlalu mendramatisir keadaan. Jadi yaa persiapan ujian kali ini gak begitu maksimal. Nggk kok aku gak nyalahin orang sepenuhnya, aku juga kok yg salah. Mohon do'anya saja untuk hasil ujianku termin ini, yaa semoga najah.
Intinya mohon do'anya semoga si aku normal kembali, sehat lahir batin, diberikan kemudahan dalam setiap urusan juga. Aamiin.
Waroeng 22// 19 juni 2019
20.59 clt
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
“Jangan kamu buat seorang penulis jatuh cinta denganmu bila kamu tidak ingin diabadikan dalam tulisannya.”
Sekali saja, kamu sentuh hatinya, maka kamu akan abadi. Setidaknya dalam kisah yang ia tulis. // Andira W.
Bandung, 20 Februari 2019.
(via surat-pendek)
1K notes · View notes
hilmasposts · 5 years
Text
R a m a d h a n ♡
kau hadir dengan sejuta cinta
kau datang dengan segudang pahala
.
lantunan ayat-ayat Mu bergema di seluruh penjuru dunia
dzikir dan sholawat terdengar selalu dari setiap orang yang berlalu lalang
.
semua orang berlomba untuk meraih ridho dan maghfiroh Mu dengan memperbanyak amal ibadah
dan semua orang berusaha untuk memberikan yang terbaik terhadap sesama
.
berbagi sudah tidak butuh paksaan
dan ramah menjadi sebuah kebiasaan
.
indah tak terkira bulan yang penuh dengan kasih sayang
sungguh mempesona bulan yang penuh dengan rahmat
.
tidak ada seorang pun yang ingin melewatkan malam-malam indahnya dengan berlalai ria
dan tidak seorang pun yang berniat membiarkan hari berlalu tanpa melakukan seuatu yang bermanfaat
.
kini tinggal menghitung hari, dan kau akan segera berpulang
dengan berberat hati aku lambaikan tangan, dan berpesan semoga bisa bertemu kembali ditahun yang akan datang...
ballighna Ramadhan, yaa rabb
.
Tabbah, 04.00 // 22 Ramdhan 1440 H
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
Bye :)
Meskipun banyak alasan yang membuatku untuk tetap disini, tapi aku tetap bersikeras memilih untuk pergi.
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
Jaga kesehatan ya :)
Yang masih Allah anugerahkan kesehatan, tolong dijaga sebaik mungkin. Jaga pola makan, pola tidur, juga jangan lupa olahraga. Dan untuk yang sedang menderita penyakit apapun itu, semoga secepatnya Allah beri kesembuhan. Jangan lupa ikhtiyar dan do'a, jangan lupa bersykur, juga nikmati rasa sakitmu itu karena ini adalah salahsatu bentuk kasihsayang Allah untukmu. Semangat untuk sembuh, perbaiki mindsetmu, jangan pesimis, percayalah Allah akan dengan segera mengangkat penyakitmu.
Bawwabat 2, 23 Mei 2019
20.29 clt
0 notes
hilmasposts · 5 years
Text
Tentang kamu,
Masih aku ingat awal pertama kali aku berani untuk berbicara denganmu, iya sejak saat itu. Saat dimana aku dapat bagian untuk privat belajar denganmu dan satu temanmu. Jujur, kaku rasanya. Aku yang waktu itu masih pemalu dan terhitung sangat jarang berinteraksi dengan orang sekitar, mau tidak mau harus angkat bicara. Dengan penuh rasa malu, aku mengutarakan keadaanku dengan sejujur-jujurnya 'mas, maaf hilmi belum begitu mahir dalam bidang ini. Soalnya dulu dipondok tidak begitu intensif mempelajari bidang ini. Mohon bimbingannya ya mas.'
Selang beberapa jam, privat pun telah usai karena langsung dibahas tuntas. 4 jam aku duduk bersama mereka, dengan dicampuri rasa takut, gerogi, malu, ahh pokoknya nano-nano rasanya.
Sejak saat itu, secara berangsur aku mulai berani untuk bicara dan tidak malu lagi untuk berinteraksi dengan orang sekitar, bahkan sampai dititik aku tidak segan lagi untuk bercanda dengan mereka.
Iya, komunikasi antara aku dan kamu pun mulai sering terjadi. Kini aku biasa untuk menyapa terlebih dahulu kepada orang sekitar, termasuk kamu. Yaa sekedar menanyakan kabar, tidak lebih dari itu.
Tak terasa, kini aku sudah duduk di bangku kuliah. Hari berganti hari, terasa begitu sangat cepat sampai ujian termin pun sudah didepan mata. Ini ujian perdana untukku, rasanya masyaallah banget. Setelah mendengar cerita dari beberapa senior aku semakin gugup dan aku merasa persiapanku belum begitu matang. Sampai pada akhirnya ada salahsatu temenku yang mempunyai usul untuk minta bimbel sama kamu. Iya, dia mencoba beberapa kali tapi sayang hasilnya nihil. Dan akhirnya akupun mencoba untuk meminta tapi ya hasilnya tetap 'no', namun aku terus mencoba untuk membujuk agar kamu bersedia untuk mem-bimbel-i kami. Ya, sampai pada suatu saat kamu bersedia mem-bimbel-i kami. Ooh rasanya, lega dan senang sekali setelah mendengar jawaban 'iya' dari mulutmu kala itu.
Sejak saat itu, aku merasa lebih dekat denganmu. Aku lebih berani untuk meminta ini dan itu, bahkan waktu itu aku sampai berani untuk 'mengadu' padamu (baca:curhat).
Sejauh ini kamu tetap sama di mataku, tidak spesial ataupun istimewa. Karena kamu pun tau, aku sudah punya tambatan hati kala itu. Satu bagiku, kamu adalah orang baik yang selalu bersedia membantu orang sekitar, termasuk aku. Terimakasih :)
Suatu ketika di sekertariat lagi pada youtube-an terus aku request 'mas, puter lagu ini dong' terus tetiba ada yang bilang gini 'Hilmi dengerinnya lagu itu terus, udah ketularan virusnya mas 'itu' yaa.. cieee mulai menyukai apa yang dia suka'. Sontak aku kaget, kok bisa-bisanya orang ini bilang gitu. Padahal sudah sejak lama aku menyukai lagu-lagu band tersebut.
Gegara omongan orang tadi, beberapa orang juga menyuarakan suara yang sama. Bahkan sampai ada yang bilang gini 'dia itu emang baik ke semua orang hil, tapi baiknya dia ke kamu itu beda'. Sampai aku mikir, kok bisa orang-orang ngomong gitu ya? Apa sikapku berlebihan? Atau gegara aku akhir-akhir ini sering ngobrol sama kamu? Perasaan nggak aku aja yang biasa ngobrol sama kamu deh. Akhirnya aku putuskan untuk bertanya ke temen-temen tentang hal ini. Jawaban mereka hampir sama 'iya dia beda ke kamu'. Semakin hari semakin sering aku digojlokin sama kamu. Tapi aku tetap biasa saja, tidak ada hati ataupun rasa untukmu.
Sampai pada suatu saat, aku murung. Jarang bicara dan kecerianku hilang. Aku tidak bilang apapun ke siapapun, aku memutuskan untuk memendamnya sendiri. Namun, kala itu kamu gamau diem menanyakan hal yang sama padaku 'kenapa? Berantem ya sama dia?'. Awalnya aku tidak mau bilang apapun ke kamu, namun pada akhirnya akupun cerita hanya padamu bahkan sampai nangis-nangis (gatau malu ya aku? wkwk bodo amat ah udah terjadi ini).
Murungku berlangsung cukup lama dan pertanyaan-pertanyan kecil darimu kini sering terlontar 'gimana udah baikan?' dan pertanyaan lainnya. Iya, percayaku pada tambatan hatiku kala itu kian memudar, sudah tak seutuh saat awal aku jatuh hati padanya.
Dengan kondisiku yang tidak baik kala itu dibarengi dengan gojlokan temen-temen tentang aku dan kamu, gatau karena apa kala itu aku sempat 'mengiyakan' apa yang orang-orang bilang tentangmu. Iya, aku merasa sikapmu berbeda padaku. Namun, asumsiku tentangmu itu tidak berlangsung lama. Aku menepis anggapan tersebut. 'Tidak mi tidak, dia sama seperti yang lainnya, dia tidak berbeda.'
Memang pada kenyataannya tidak ada yang spesial dimatamu kan? Aku tahu itu, setelah melakukan obrolan singkat via whatsapp denganmu malam itu. Untungnya aku belum jatuh terlalu dalam, untung dengan sigap aku segera menepis anggapan-anggapan tidak benar itu.
Terimakasih aku haturkan padamu, yang telah bersedia membantu ketika aku butuh, siap mendengarkan ketika aku ingin mengadu, selalu ada ketika aku cari. Terimakasih telah mengajariku banyak hal, semoga Allah mudahkan segala urusanmu.
Tabbah, juni 2019
2 notes · View notes