Tumgik
hubaibi · 10 years
Photo
Tumblr media
0 notes
hubaibi · 10 years
Photo
Tumblr media
0 notes
hubaibi · 10 years
Text
Usai Sajalah
Katanya, "sebuah rela seharusnya berakhir lega". Dan ketika semua telah berakhir, kita kepaksa rela. Tapi apakah rela kepaksa tadi nyiptain rasa lega? Padahal RELA bus PWD - Solo ndak bikin lega sama sekali. Aku ndak habis pikir lho.
Ngomongin rela, jadi inget beberapa waktu lalu aku dipaksa rela sama keadaan. Heuheuheu Jadi dia bikin aku cinta ndak pake jatuh. Aku serius cuk, ndak pake jatuh. Ngalir aja, ngeflow. Soft, sweet, blow.. Melati menari merindu.. Dia bilang dia ngejaga hati buatku. Tapi, ngejaga hati macam apa yang sedih pas bareng aku, tapi dia ketawa-ketawa pas sama kawanannya di depanku? Ini mau apa? Pamer apa gimana? Ini juga aku ndak habis pikir. Ah, Tuhan Maha Asyik.
Dia maksa aku buat milih antara dia sama kamu. Milih? Guyonan macam apa ini. #pilpres aja lebih bikin ketawa, lha ini ndak ada lucunya. Kalian itu ndak pilihan. Milih kamu aja aku ndak sampe mikir lho. Masak dia nanya antara milih kamu sama dia. Ah, Tuhan Maha Asyik. Dulu rencananya mau serius milih dia. Kira-kira gitu rencananya. Tapi karna banyak hal, ya ndak jadi. Contohnya, ini contoh tapi fakta cuk. Jadi ndak usah bilang kalo contoh ini cuman contoh, ndak usah bilang kalo ini ndak real. Ini fakta, real cuk. Dia ngomong kalo mantannya yang ninggalin dia itu slalu yang pertama. Ah, Tuhan Maha Asyik cuk. Sia-sia? Ndak. Ndak sia-sia. Ndak sia-sia usahaku, cuman ndak berarti buat dia. Heuheuheu
Dia nyepik-nyepik ke semua orang. Lhoh kan lucu, aku aja yang cowok ndak pake nyepik. Dia nyepik-nyepik di depanku ke orang lain. Aku ndak susah soal ini cuk. Ah, Tuhan Maha Asyik.
Ada yang lebih lucu cuk. Dia bilang dia ngejauhi abangnya itu yang benci sama aku. Abangnya yang udah nembak dia, yang dia nolak bilangnya karna aku. Eh, ternyata dia nolak gegara ndak enak sama mbaknya yang seneng sama abangnya. Heuheuheu Dia juga ternyata masih smsan seneng-seneng, ngeskrim berdua sama abangnya itu. Disimpen fotonya sama abangnya itu di hape. Padahal fotoku di hapenya aja ndak ada sama sekali. Aku ndak habis pikir juga soal ini. Ah, Tuhan Maha Asyik.
Semoga dia puas ngatasnamain perasaan diantara semua tipuan, peraturan yang dia paksain. Ah, Tuhan Maha Asyik.
Kini, biar orang nganggep aku saja yang nyampakin dia. Aku memang anjing. Aku ndak susah cuman ngadepi persepsi orang. Katanya "hidup ini soal persepsi". Bicara persepsi? Bicara kalo memang Tuhan Maha Asyik.
Oh ya, denger-denger dia sekarang uda punya pacar, selamat ya. Aku turut bersuka cita. Satu lagi, Soal nyepik tadi. Cuman manusia murahan yang make kata cinta buat maenan. Jadi dia?
Ah, Usai sajalah. Usai Semesta Rasa. Semesta Duka Lara. Usai Suka Suka Duka. Telah Usai.
Tuhan Maha Asyik. Heuheuheu 2014, 26 May
0 notes
hubaibi · 10 years
Text
Menuju Senja by Payung Teduh
Membuai, Nelangsa, tapi Syahdu. Liriknya ini :D
Harum mawar di taman  Menusuk hingga ke dalam sukma  Yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama  Di sore itu menuju senja
Bersama hati yang terluka  Tertusuk pilu menganga luka itu  Diantara senyum yang menapaki jejak kenangan  Di sore yang gelap ditutupi awan  Bersama setangkup bunga cerita yang kian  Merambat di dinding penantian  Ada yang mati saat itu dalam kerinduaan  Yang tak terobati  Baru saja kuberanjak beberapa saat sebelum itu  Ada yang mati menunggu sore menuju senja  Bersama
You can hear here :)
0 notes
hubaibi · 10 years
Text
Kubawa Tejo
kau kubawakan mayatku tapi kau bilang hanya kau kubawakan cintaku tapi kau bilang masih kau kubawakan arwahku namun kaubilang hanya tanpa apa kudatang padamu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak pernah disampaikan awan pada hujan yang menjadikannya tiada
cinta tak perlu pengorbanan saat kau mulai merasa berkorban pada saat itu cintamu mulai pudar yang ada pengorbanan hanya kalkulasi cinta tiada karena-karena bercintalah seperti ayam dengan cinta yang kudus
sekali lagi kutanya, kenapa kau suka padaku? kalau kau bisa menjawab, berarti itu bukan cinta itu kalkulasi karena cinta tiada karena karena
2 notes · View notes
hubaibi · 10 years
Text
Re-lov-asi
Kata penuh makna. Cinta. Tak perlu dikata. Hanya saja.
Hidup sekedar hanya. Mati pun hanya. Tentang aku dan realita. Membuai terlena.
Luka kian menyapa. Merpati tak bawa berita. Meski hanya untuk sekedar cerita. Saat untuk merenovasi logika.
Re-lov-asi
0 notes
hubaibi · 10 years
Text
Hai tercuri!
Kaulah rindu itu. Pelukan yang pernah tercuri. Kudekap erat. Ku kan bersedih.
Dengan segala rasa. Sedih. Pun Riang. Menyimpul senyum pada duka.
Sunyi yang merdu. Bertiup tak berarah. Munuju ketiadaan. Di ujung malam.
0 notes
hubaibi · 10 years
Text
(Tidak) Ada
"Aku akan selalu ada" Pernah mendengar kalimat ini? Bahkan sering? Aku pernah. Mendengarnya. Pun mengatakannya. Aku pernah berusaha melaksanakannya, untukmu. Saat kau ragu. Saat itu. Tapi apa kamu pernah ada saat aku butuh? Kamu bahkan tak pernah hadir untukku. Dan kamu pun pernah menolak keberadaanku itu, tak menghargai mungkin? Who knows. Tak apa. Yang kupahami, tenteram adalah cara berpikir. Mungkin. Luka tak hanya tercipta oleh mereka kan? Pun dari diri kita sendiri. Dan itu pasti. Saat aku butuh kamu, mungkin saja kamu dibutuhkan oleh yang lain. Dan itu juga mungkin. Tak apa. Dan aku akan terbiasa ada. Meski kamu tak ada. Tak apa.
1 note · View note
hubaibi · 10 years
Text
Opsi
Aku tak pernah membayangkan ini kembali terjadi. Selalu saja enggan mengalah. Sudahkah puas dengan mengatasnamakan perasaanmu? Kamu selalu saja ingin memenangkan perasaanmu. Apakah kamu lupa aku juga punya hati? Mungkin rasamu terlalu besar hingga aku nampak kecil. Bisa kupahami jika kamu ingin merasa sangat dicintai.
Beberapa hal kusimpan rapat dalam diam, hingga tidak ada kemungkinan untuk kamu mendengarnya. Beberapa kesalahan mungkin terampuni, atau mungkin saja tak mampu aku mengingatnya? Entah.
Mungkin kau terlalu nyaman berteman dengan pembenaran. Kuingin kita bisa kembali ke hari lalu, ketika tak ada perselisihan. Kuingin kita yang saling mengisi, bukan kita yang menjadi oposisi. Pilihlah; perbaiki dan tetap tinggal, atau biarkan saja kita tanggal?
0 notes
hubaibi · 10 years
Quote
Nakal tapi cantik. Ngerpek nging kudu cerdas.
Me
0 notes
hubaibi · 11 years
Text
Genangan
Saya suka  beberapa saat setelah hujan; melihat tetesan-tetesan sisa rintik hujan yang jatuh ke genangan, menciptakan percikan air kecil lainnya. Melihat genangan yang kembali tenang dan jernih. :)
Always love this moment.
0 notes
hubaibi · 11 years
Quote
Bukankah menapaki tangga bersama lebih ber"cerita" daripada menunggu di ujung tangga?
0 notes
hubaibi · 11 years
Text
Lirik Ready For The Weekend - Just For You
Verse: I dont wanna breathe if you're not for me Altough god asked me to live but I just wanna die Somebody help me I had felt crazy Oh everythings blow my mind Oh I cant thinking of my live Bridge: My friends talk to me its reality ('reality' dibaca dengan spelling Inggris pedalaman) Its face by every boys so now the moment for me state and oh feeling of me Reff: Everything I do Its just for you dont ignore me like their love confessioned to you Ill be waiting today Until you say "ok!" I just wanna take you to the beautifull place in the world
from : here
0 notes
hubaibi · 11 years
Quote
So When youre down, look up!
0 notes
hubaibi · 11 years
Text
Sesaat
Aku pernah kesini, di bangku penonton. Seperti anak muda lainnya yang datang kesini dengan berpasangan. Aku mengajakmu kala itu, tentu untuk menonton film. Apa kau ingat itu?
Aku menertawakan diriku sendiri jika ingat kejadian itu.
Aku juga ingat. Kamu dengan asyiknya menikmati film itu, tanpa sadar ada aku disampingmu. Awalnya aku memang tertarik menonton film tersebut. Tapi saat film diputar, senyummu, tawamu tampak di wajahmu. Dan aku lebih tertarik dengan ekpresi wajahmu. Cantik. Ah, tak cukup kata itu menjelaskannya. Lebih dari itu. Aku terkagum padamu. Dan ingatkah kamu? Di tengah-tengah, kau tanyakan sweaterku yang sudah kumasukkan ke dalam tas. Aku tergelagap menjawab pertanyaanmu yang tiba-tiba. Memaksaku bangun dari nyenyaknya lamunanku. Kau kedinginan karna pendingin ruangan. Dan maaf, aku menertawaimu. Kupinjamkan sweater itu padamu. Tak lama, film pun usai.
Kita, ah maaf, kamu dan aku pun beranjak dari bangku kita, ah maaf, bangkumu dan bangkuku. Kau ingin lekas pulang. Aku? yah sebenarnya aku masih ingin membersamaimu. Tapi tak bisa bukan? Meski rinai hujan menjadi atap kita kala itu. Dan kita, ah maaf, kau dan aku pun lekas pulang. Ya, kenangan itu pun lekas terlupakan. Olehmu. Tapi tidak olehku. Meski itu sejenak, kupikir itu lama. Entah kenapa setiap waktu denganmu selalu berubah menjadi sesaat. Dan kita, ah maaf, kamu dan aku, berpisah.
0 notes
hubaibi · 11 years
Text
Hai. Hati.
After a long time. Just wanna say hai!
Entahlah, mungkin kesannya aneh. Uda lama menghilang, datang lagi dan masih pada orang yang sama. Ya, orang yang sama. Kamu. "Mungkin di lain hari dan bukan hari ini. Mungkin di lain hati dan bukan hati ini". Entah kamu meyadari atau tidak. Yang kuingat aku pernah mengatakannya.
Di Hari yang lalu. Kapan itu? Ingatlah sendiri.
Aku datang ke rumahmu. Dengan jersey hitam favoritku. Sweater coklat yang pernah menghangatkanmu di bioskop kala itu. Sore itu, rintik hujan turun seperti menghalangiku. Tanpa niat untuk berlama-lama. Awalnya, aku hanya ingin mengatakan "hai", dan langkah seribu. Namun apa daya. Ibumu yang membuka pintu. Aku pikir tega sekali jika aku lari. Aku takut dengan seribu pertanyaan yang akan dihunjamkan kepadaku. Sakit. Lidahku seperti terlilit. Kakiku membeku. Dingin menyergapku. Aku malu. Sungguh sangat malu.
Ayahmu datang menghampiri. Aku semakin menggigil karna rasa ini. Berat. Aku rasa aku akan dituntut lebih. Aku selalu terlihat kurang bukan? Cukup. Di detik ini perasaanku terpuruk. Sangat.
Setelah ayahmu, ibumu datang pula sebentar. Tapi ruangan itu, hawanya semakin menekanku. Aku semakin membeku. Jarum jam semakin terasa melambat. Lama sekali. Sesak. Ah, Tuhan mengerjaiku.
Kau datang dengan gemulaimu. Dan dunia pun menghentikan rotasi dan revolusi untuk sau detik. Saat itu kau bilang kau baru saja bangun dari tidurmu. Kupikir kau bohong. Bagaimana mungkin wajahmu tak kuyu? Ah, kau memang tak manusiawi.  Mataku mencuri pandangmu. Merasa malu saat bertemu dalam pelariannya.
Lalu mereka pergi.
Ingatanku menjadi liar, ia ingatkan aku saat kau menolak keberadaanku. Tapi tetap saja. Kamu, memaksaku tak pernah mengingatnya. Tapi ingatanku menyebut namanya. Dan aku berdiam. Diam. Aku dengannya, bagai bumi dan bulan. Bulan yang kamu lihat indah bukan? Hanya kamu yang tak menyadari bahwa bumi adalah tempat terbaik manusia untuk tinggal. Ya, tempat tinggal. Untukmu? Hatimu?
Entah bagaimana menyadarkanmu. Kamu menyimpan rasa padanya. Lebih dari siapapun. Meski ia ada rasa untukmu sebatas rasa pada yang lainnya. Aku mengenalnya. Tapi aku tak ingin mengatakannya. Aku takut kau hanya akan menganggapku memfitnahnya. Kamu juga bilang padaku. Kamu menunggu siapapun yang memilihmu. Tapi kamu bohong. Aku memilihmu. Tapi kamu tetap menunggu ia untuk memilihmu?
Sadarlah. Berikan tanganmu. Genggam jemariku.
Aku mencintamu. Meski kini semakin sekarat.
Mungkin kata Raesaka itu benar adanya. "Cinta yang hebat, bertahan sampai sekarat."
Ah, sudah saatnya aku pulang. Dan kamu menahanku. Kamu bilang, “Makanlah, Tak boleh kesini lagi jika tak makan dahulu.” Dan ingatkah kamu saat kukatakan “Tak apa. Mungkin aku tak akan ke sini lagi”. Aku jujur saat itu. Alasannya? Ya. Aku ingin pulang. Aku ingin pergi dari hati yang tak mungkin kudiami. Hatimu. Kamu. Tapi ibumu memaksaku. Baiklah, kuturuti kali ini.
Pulang, kini aku benar-benar pulang.
Kau katakan hati-hati.
Ya. Kuingat itu. Hati-Hati. Hati.
0 notes
hubaibi · 11 years
Text
3 Puisi [-ku.-mu.-nya.]
Kemarin. Kemarin. Kemarin. Sejak tanggal 16 Juli 2013 sampe tanggal 25 Juli 2013, Mas_aih sama Penakecil ngadain event #duetpuisi. Namanya juga duet, berarti berpasangan, berbalas puisi gitu deh. Mas_aih sbg moderator buat si cewek, dan Penakecil sbg moderator si cowok. Taunya sih, Ana ngajakin gitu. Pengen sih, tapi tau sendiri gue gak ada pasangan. Ana ngerekomendasiin Rissa deh, ya berhubung dia adik gue, ya okelah. Dan Ana juga ikut, pasangan sama Edi. Kita-kita ikutnya mulai tanggal 17 Juli, pas pendaftaran terkahir pula. hehe
Gue sama Rissa dapet nomer #43.
Oke, Nih puisi kita, klik aja judul puisinya :
Me : Padamu (17/7/2013)
Her: Bisakah Berdua Saja? (18/7/2013)
Me : Kuturutkan Kau (18/7/2013)
Her: Sunyi Kepunyaannku Sendiri (19/7/2013)
Me : Melukis Hati (19/7/2013)
Di hari ini, udah ada temanya, yaitu Kolak! K-O-L-A-K!
Cess men! Puasa-puasa mikirin kolak, duh!
Her: Kolak Ini Buat Kamu, Bang.. (20 Juli 2013)
Me : Hangatkan Kolakmu (21 Juli 2013)
Her: Rindu dalam Segelas Kolak (22 Juli 2013)
Me : Aku Pulang (23/7/2013)
Nah, pas tanggal 24 nih, kita diwajibin tuker pasangan. Mudahnya, Gue sama Ana. Dan Rissa sama Edi, nih puisinya :
Me : Kesendirian (24 Juli 2013)
Her: Kawan (25 Juli 2013)
Gitu lah.. Kayak drama gitu kan?
Intinya kita sih buat seneng-seneng aja, nglatih nulis puitis gitu deh, sekalian ngisi tumblr sama ramadhan ini.
Yah, gimana ya, gue belajar Sama Bang Jali, yang lain belajar sama Shakespeare, jauh men -_-
Tapi tak apa, gue emang gak pinter gombal. Pokoknya, semangat nulis ya guys! Semangat Makaryo! #Keeprebel!
0 notes