Tumgik
intanswand-blog 5 years
Text
Kamu dan aku pernah berada di titik yang melelahkan. Mungkin kita pernah berpikir untuk menyerah. Melepaskan semua yang telah diperjuangkan. Berharap semua baik-baik kembali tanpa ada kita di dalamnya. Kita pernah mencoba untuk berdiri di jalan masing-masing lagi. Kita pernah bertahan untuk tidak saling sapa lagi. Tapi kamu dan aku sama-sama tahu kita gagal untuk sebuah kegagalan. Kita tidak pernah berhasil berpisah. Kita selalu saja kembali bersama. Kini, kita menyadari; untuk apa saling menjauhi jika banyak hal baik yang bisa kita ciptakan jika bersama hingga nanti.
鈥攂oycandra
634 notes View notes
intanswand-blog 5 years
Text
Untukmu, yang mengulang hari lahir.
Hidup adalah soal mengurai hari-hari menjadi cerita. Kita bisa sampai di titik mana pun selama kita terus berjalan dan bertahan. Dunia yang fana ini mungkin tak begitu lama kita hadang. Setidaknya, hadanglah semua kisah itu denganku. Kutemani kamu di sepanjang berjalan usiamu.
Hari hari lalu yang berlalu biarlah menjadi abu atau kepingan kisah lalu. Biar ia menjadi akar yang menguatkan kita. Atau yang hilang bersama luka-luka. Kita tinggalkan semua yang pahit dan kita racik lagi kisah-kisah manis. Denganmu, aku ingin lebih panjang lagi waktu kutempuh. Untukmu, aku ingin berjuang lagi dengan lebih sungguh.
Hari ini, kau mengulang hari lahir. Doa dan semua kebaikan kupintakan pada pemilik langit dan seisinya. Semoga dalam bentuk apa pun hidup yang kita terima, kau dan aku tetap dijaga yang mahakuasa. Dekap tubuhku kala kau rapuh. Jaga hati saat kita harus berada di ruang jauh. Kembangkan lagi layar perahu kita. Kita hadang jalan yang panjang ini berdua. Selamat mengulang hari lahir untukmu, aku sudah jatuh hati padamu sejak lama dan biarkan aku belajar sepanjang usia di dalamnya.
鈥揵oycandra
692 notes View notes
intanswand-blog 5 years
Text
Pengakuan
Minggu, 24 Maret 2019
Pengakuan yang sewindu lebih dipendam akhirnya diucap. Dengan degup jantung kencang dan badan terasa gemetar tidak karuan.
"kenapa sih kamu kayaknya tiap ketemu aku galau mulu" tanyanya
"kamu mau tau alasanku?" tanyaku
"iya. ceritain aja" menatapku dengan tatapan yang membuatku makin tidak bisa berkata apa-apa
"setiap sama kamu, aku selalu mikir, kalau aku bilang kamu orang pertama yg aku suka, kamu bakal tetap jadi sahabatku" jawabku yang aku pun tidak tau itu menjadi sebuah pertanyaan atau pernyataan.
"iya masih. aku sudah tahu dari dulu kamu suka aku" jawabnya tanpa pikir panjang
Aku melihatnya. Diam. Tidak bisa berkata apa-apa dan tidak tahu harus menjawab apa.
"Aku sudah tahu, sudah kelihatan dari lama kamu suka aku. Itu yang buat kamu galau?" tanyanya lagi yang makin membuatku tidak habis pikir dengan pertanyaannya
"iyalah" jawabku dengan nada sedikit gemetar
"hahaha" sedikit tawanya. Tanpa respon apa-apa lagi dan langsung bercerita tentang temannya yang juga suka dengannya, lalu cerita tentang pacarnya bahwa dia sangat posesif. Ya, tanpa respon lebih atas pengakuanku.
Aku tidak bisa menerka apa maksud perkataannya. Tidak mengerti apa yang harus dilakukan diposisi seperti sekarang ini. Ingin menangis tapi juga tertawa kencang disaat bersamaan. Aku merasa seluruh wajahku memerah karna menahan malu kalau seperti ini terus.
Dan percakapan ini berhenti begitu saja. Dengan perasaan malu setengah mati, aku pikir saatnya aku pergi. Aku harus lari dengan perasaan seperti ini. Harus!
"aku pulang ya, sudah malam" ucapku singkat sambil melihat jam dan melihat keadaan sekitar, tanpa melihat dia
Inginku saat aku berkata ini dia menunda aku pulang, seperti pertemuan kita sebelumnya. Tapi, kali ini tidak. Tanpa ragu, dia langsung menjawab
"iya, hati-hati" singkatnya
Dengan sedikit melihat matanya dan mengatakan dalam hati "sewindu lebih aku pendam dan butuh keberanian untuk diungkapkan. Dan atas jawaban singkatmu itu, aku cukup tau, terima kasih"
Aku pergi.
Perasaan sedih, bahagia, ingin tertawa, malu, semuanya jadi satu kesatuan yang membuat jantungku semakin tidak terarah. Aku berusaha meyakinkan diriku. Berusaha untuk percayakan diriku bahwa yang aku lakukan sudah benar.
"tidak apa intan, kamu sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Pengakuan yang sudah lama dipendam memang seharusnya diungkapkan dan kamu harus siap menghadapi apapun jawaban dan bagaimana reaksimu atas jawabannya. Tidak apa. Kamu memang harus mengungkapkannya. Jangan sakit. Kamu harus bahagia" yakinku.
Selamat malam, hujan.
1 note View note