Tumgik
jejakmilkyway · 2 years
Photo
Tumblr media
MORE HERE | INSTAGRAM | FACEBOOK
3K notes · View notes
jejakmilkyway · 2 years
Text
I just start to asking abt this. After all those things coming.
"Why it has to be me?"
"Why its happened to me?"
I almost get lose of myself. Disappearing. But I didnt know how to do that. Ended up hanging on the cliff. Maybe just waiting where the wind will bring me to. Bcs the soul had left the body.
12 notes · View notes
jejakmilkyway · 3 years
Text
Beberapa hari ini lagi sering merasa kehilangan. Ga litterally "menghilang" sih, cuma kaya tiba-tiba ada yang kosong aja gitu. Yaa, saya tau dia masih ada disana tapi rasanya seperti semakin menjauh aja gitu. Pengen marah, kesal, tapi saya sadar diri saya ini siapa. Saya kan tidak punya hak untuk mengatur kebahagiaan orang. Apalagi ketika perannya memang sudah berubah. Segala dunia dan perhatiannya tidak lagi menjadi milik saya. Yahh, apa sih yang saya bisa harapkan dari seorang manusia?
Mungkin memang saya yang terlalu menaruh ekspektasi tinggi sejak awal. Jadi ketika semuanya tiba-tiba berubah, saya seperti kehilangan arah. Agak oleng sedikit sih memang, tapi yaa jangan sampai jatuh juga. Toh, hidup harus tetap berjalan. Dengan atau tanpa dia.
Lagi-lagi saya harus kembali mengingat, no one can stay forever. Kecuali Allah. Jangan terlalu dramatis lah, jalani saja seperlunya, tak perlu dilawan perasaannya. Toh, nanti juga berlalu sendiri. People come, people go, bukan begitu teorinya?
27 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Note
kenapa milky way?
Benda langit pertama yang membuat saya jatuh cinta sedemikian dalam
7 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Iya memang. Bandel sekali memang pikiran ini.
Seperti biasanya, kekalutan itu hanya ada di dalam kepala. Semua akan baik-baik saja dengan izin-Nya.
575 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Everything is gonna be alright.
Dont worry.
Put your faith in God, and believe them.
Dont worry too much.
Evertyhing. Is. Gonna. Be. Alright.
8 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Biasa saja.
Boleh jadi kau berbahagia hari ini.
Tapi esok hari kegundahan itu bisa saja kembali hadir.
Biasa saja.
Nikmati seadanya, dan bersiap menghadapi cerita selanjutnya.
Hidup akan terus berjalan dengan segala rasa di dalamnya.
Jadi, biasa saja.
6 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Entah mengapa, akhir-akhir ini saya sepertinya sedang melankoli sekali. Terlalu mudah kecewa dan merasa sakit. Mulai dari teman dekat yang rasa-rasanya sudah mulai berubah hingga sulit dihubungi. Momen yang tidak sesuai harapan. Sampai masalah pekerjaan yang tak kunjung usai.
Semudah itu saya merasa kecewa dan ditinggalkan. Haha. Lucu sekali bukan.
Padahal yaa kecewa itu saya yang buat kan. Toh menaruh harapan kepada manusia itu--seperti yang sudah diduga--hanya akan berujung mengecewakan. Tapi nyatanya tetap saja saya lakukan. Bodoh sekali memang. Haha.
Ah, sudahlah. Ayo berhenti menyakiti diri sendiri. Kembali damai dan biarkan ekspektasi itu berhenti mengikat. Ada hal-hal yang walau seberapa besar diusahakan akan tetap berada di luar kontrol diri ini. And that's okey.
C'mon. You deserve to be happy. You deserve to be peace.
9 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
When your mind was killing yourself slowly, I just so tired.
13 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Wahh ini setuju sekali. Kalau saya sedang lelah, biasanya saya lari ke tumblr--entah untuk menulis atau sekadar berselancar. Lalu entah bagaimana lagi, setelah itu saya selalu merasa damai kembali. Si biru tua ini memang semenyenangkan itu.
Tumblr for Healing
Ada engga sih orang yang men-delete akun tumblrnya atau pindah ke medsos lain gara-gara merasa mentalnya jadi terganggu gara-gara selalu membandingkan dirinya dengan oranglain di tumblr?
Jawabannya kurasa hampir tidak ada, karena tumblr di desain oleh penciptanya sendiri sebagai sarana untuk berkespresi yang tujuannya untuk men-healing diri.
Salah satu bukti nyatanya adalah, Tumblr adalah satu-satunya sosial media besar yang tidak menampilkan jumlah followers secara default. Yang kadang ini jika di sosial media lain mengawali kita untuk membandingkan diri, benar atau tidak?
Saya tidak tahu pastinya, tapi saya melihat bahwa semua orang menepi ke tumblr dan meninggalkan media sosial yang lain dengan tujuan untuk menyembuhkan dirinya dari gemuruh sosial media lain dan gemuruhnya dunia.
Ah, tumblr benar-benar tempat media healing yang paling tepat dan nyaman, ya.
Ada yang sependapat? Atau ada yang ingin membagikan opininya?
353 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Iya tahu, kecewa itu emang aku yang bangun. Bukan salah mereka.
Iya aku tahu, ga semuanya kaya gitu. Aku ga boleh generalisir.
Tapi yang namanya luka itu ga bisa sehari dua hari sembuh. Ada yang namanya waktu dalam kesembuhan. Dan (semoga) ada kamu yang bantu aku bangun lagi ini kepercayaan.
Aku pernah begitu, jadi seharusnya sekarang pun sama bukan?
7 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Bear a little more.
Some days it’s easier to worship than others. Some days, your heart is in sync with your purpose, you plow forward, pushing the nonsense and distractions of this world to the side. You put your forehead to the ground knowing Who created you and why. Words of gratitude and hope slip easily off your tongue.
But then there are other days. Harder days. Days when the distractions and nonsense cozy up to you, piling themselves onto your chest until you forget why you’re here. And when you come to speak to Allaah, your tongue is stiff and heavy.
I have not found a cure to remedy the bad days except: Keep moving your tongue to speak to your Lord, even if it’s stiff. Keep putting your head to the ground, even if you’re tired. Keep uttering words of gratitude, even if you can’t feel them in your heart.
There are times I’ve wanted to give up existing, to give up my hard work, to give up on relationships. I’ve wanted to throw in the towel so, so many times. But I didn’t because I know anything worth having is worth struggling for. And what is more worthy of struggle and effort than the worship of Allaah? You will get through the hard bits of this. Your patience will hold you upright. Your heart will soften again when you speak to your Lord.
It will. It must.
How could it not when the Most Merciful sees how hard you are trying?
Ibn al-Qayyim, RahimahuAllaah said:  
“O you who are patient, bear a little more. Just a little more remains.”
366 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Sumpah saya beneran ga tau lagi mesti gimana, udah kesel sampe ke ubun-ubun ketika ngeliat masih banyak orang yang ngeyel bin keras kepala dengam dalih:
"Ga usah takut Corona, takut itu sama Allah. Masa shalat berjamaah aja dilarang?"
Saya ga tau lagi mereka ikutin dalil siapa. Bahkan setelah ada fatwa MUI, atau himbauan dari ulama/ustadz selevel Aa Gym, Ustadz Adi Hidayat dan Felix Siauw, mereka masih ngebantah dan ngeyel ga mau masjid ditutup.
Entah mereka ngikutin dalil siapa.
Setelah jelas-jelas ulama yg ilmu agamanya udah tinggi, jelas-jelas berpendapat yg sama: Social Distancing, ikuti aturan pemerintah.
Entah mereka mengikuti siapa.
Merasa beriman hanya sebatas shalat berjamaah di masjid lantas mengabaikan kebaikan sesama.
Merasa beriman hanya sebatas "takut itu pada Allah, bukan pada virus" lantas membiarkan dirinya terpapar padahal tanpa ikhtiar.
Merasa berjihad hanya karena membela masjid untuk tetap terbuka.
Merasa berjihad hanya karena "jika sudah takdirnya mati, maka akan mati juga"
Lantas apakabar Rasulullah yang tetap memakai baju zirahnya ketika perang dulu?
Apa berani mengatakan Rasulullah lebih takut musuh daripada Allah?
Tolong gunakan otak dan iman, jangan hanya salah satunya.
Islam itu mudah, tidak menyulitkan.
Islam itu Rahmat bagi seluruh alam.
Sadarlah ilmu kita tidak seberapa dibandingkan para ahli yang sudah tau bagaimana buruknya virus ini.
Sadarlah ilmu kita tidak seberapa dibandingkan para ulama yang sudah tau bagaimana Islam menempatkan diri ketika ada wabah melanda.
Apa susahnya menuruti dan ikuti para ahli ilmu?
Tolong lah.
Tolong jangan bebal!
Mau berjihad? Mau jadi pahlawan?
Mulailah dengan memikirkan kesehatan orang lain.
Mulailah dengan cara memudahkan urusan orang lain.
Memudahkan urusan pemerintah, urusan tenaga kesehatan, dan urusan orang-orang di sekitar kita yang tidak punya kekuatan untuk melawan virus ini.
Cukup pemerintah, nakes, dan ulama yang memberikan teguran atas kebandelan kamu.
Jangan sampai malaikat izrail ikut turun tangan untuk menegurmu.
Naudzubillah...
14 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Menangislah dalam dekapanku malam ini, sayang. Biar esok kita sudah siap kembali berjuang.
11 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Superheroes - The Script
Reblog with the song that’s playing in your head right now
Go Your Own Way - Fleetwood Mac
2K notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Waw. Saya saat ini sebenarnya sedang berada dalam masa-masa seperti ini. Ketika kehidupan privasi kita justru jadi bahan obrolan satu tempat kerja.
Mungkin saya memang belum mencapai tahap separah mba Nad, tapi saya paham sekali gimana rasanya ketika kehidupan privasi kita malah jadi konsumsi publik, hingga jadi bahan untuk meremehkan, merendahkan, dan ditertawakan.
Sakit tapi tidak berdarah. Membunuh namun perlahan-lahan.
Why I Quit Prambors’ Morning Show
Disclaimer: Ga ada maksud apa-apa dibalik cerita gue ini, I just feel I owe it to you kawula muda, yang sampe sekarang masih suka bilang kangen dengerin siaran DGITM atau Sunset Trip, atau yang masih nanya kenapa keluar dari Prambors. Supaya kamu tau. This one is for you.
Yang gue inget hari itu adalah malem Minggu, udah sekitar jam 11 malam. Gue baru pulang dari acara wedding, saat itu salah satu partner siaran gue ada yang nge-chat dan cerita kalo HP pasangannya hilang. Sedikit background aja, gue memang pegang 2 HP, yang satu untuk kerjaan, yang satu untuk chat-chat pribadi. 
Intinya dia mendesak, karena si pasangannya ini butuh untuk posting foto endorse-an yang udah harus tayang besok paginya. Yaudah, tanpa mikir panjang, gue kirimin salah satu HP gue pake GoSend dengan maksud nolongin teman siaran.
Sampailah di hari Senin. Kalo lo pendengar siaran pagi, udah ga asing memang kalo gue di ceng-cengin pas siaran. Tapi hari itu beda. Ceng-cengan ini berdasarkan hal-hal yang gak ada orang yang tau, kecuali gue dan beberapa orang terdekat aja. 
Baru sadar ternyata ‘bahan cengan’ ini diperoleh dari chat pribadi gue di DM instagram, yang diambil dari HP yang gue pinjemin. Gue ga masalah kalo bahan cengannya soal mantan gue (yang udah jadi bahan cengan hari-hari di DGITM), dan memang udah jadi rahasia umum. Tapi tentu gue masalah kalo bahan cengan ini sesuatu yang personal, dimana gue memilih untuk ga share sama orang lain, bahkan sesuatu yang menyangkut masalah keluarga gue. 
Gue tanya apa bener dia baca chat gue, dia pun ngaku. Satu hal kalo dia cuma baca chat gue; tapi ini lebih dari itu, karena dia baca chat gue tanpa seijin gue dan jadiin bahan siaran, plus disebarin ke anak-anak kantor Prambors. 
Gue marah banget. Ga inget kapan terakhir gue semarah itu, sampe gue ngeluarin kata-kata, “Anj*ng lo ya.” Gue ngerti dia senior gue, tapi gue cuma ngerasa itu udah ga wajar, and I had to stand up for myself. Saat gue tanya kenapa dia lancang kayak gitu, jawabannya, “Ya lo juga bisa dikenal sama orang-orang karena gue cengin.” Wow. Tuhan anda tuh bisa ngatur jalur karir saya?
Gue ga cuma marah, di balik itu gue kecewa karena niat gue hanya nolongin partner siaran gue. Gue mencoba tetap profesional. Hari berikutnya gue tetep siaran biasa, tapi suasana siaran berubah drastis. Setiap gue melontarkan pertanyaan on air, dia ga merespon. Terus-terusan kayak gitu. Gue mikir, “Yang salah siapa ya disini?”
Akhirnya kita diajak meeting sebagai tim siaran pagi untuk ngomongin. Dia tentu ga dateng. Setelah gue cerita ke PD gue (atasan yang bertanggung jawab sama para penyiar), seseorang mengeluarkan kata-kata ini:
“Lah. Lagian lo udah tau dia ember, masih aja lo pinjemin HP lo.”
Deg.
Rasanya kena musibah, tapi malah disalahin, “Ya siapa suruh lo punya HP, kan jadi dijambret.”
Lalu lanjutlah temen siaran gue satu lagi nyeletuk, “Ya kalo gue jadi elo, gue sih seneng ada bahan baru untuk dicengin, lagian bahas mantan lo udah mulai basi. Emang lo mau dijual apa lagi sih, pinter juga engga, cantik juga biasa aja.”
Hehe. Walaupun kejadiannya udah hampir dua tahun lalu, tapi ngetik kata-kata ini masih sakit banget rasanya. 
Akhirnya gue bilang sama PD gue, kalo gue butuh break sejenak. Tentu gue bisa liat kalo partner siaran gue juga masih belum mau siaran sama gue. Gue ngalah, gue aja yang rehat dan mundur dulu. Gue juga sadar, siapalah gue dibandingin para artis-artis ini. Gue akhirnya minta tolong digantiin sementara di DGITM. PD gue pun approve. Masuklah Kenny. Gue akhirnya siaran di jam siang. 
Beberapa hari kemudian, gue dikeluarin dari grup WhatsApp DGITM. Tanpa sepatah katapun. PD gue juga tidak memberikan penjelasan apa-apa. Dikeluarin aja gitu, kayak dua tahun siaran di DGITM gak ada artinya. Ya, tapi gue ngerti. Mungkin dia memang aset berharga dibandingin gue, cuma Nadya The Highlites. 
Jadi kalo lo tanya, “Kenapa kak ga siaran lagi di DGITM?”
Gue juga gak tau. Gue bener-bener gak tau kenapa.
“Kenapa ga langsung keluar dari Prambors?” Tentu itu terlintas di benak gue. Sesuatu yang gue renungin tiap hari. Tapi pacar gue saat itu (yang sekarang udah jadi suami) bilang kalo gue harus buktiin kalo gue tetep bisa jadi penyiar yang baik, tanpa harus siaran di DGITM. Yaudah, gue pertahankan dengan siaran di jam siang.
Datanglah PD gue menawarkan untuk siaran sama Sunset Trip, Ilham dan Julio. Tadinya gue khawatir kalo ini cuma bakalan ngebuktiin kalo gue emang ga bisa jadi penyiar yang baik. Gak ada apa-apanya tanpa dicengin.
Tapi secara rating, puji Tuhan Sunset Trip naik, dan setelah pembuktian selama setahun, baru deh gue memutuskan untuk cabut dari Prambors.
Jujur, Sunset Trip yang menyelamatkan gue. Terima kasih ya udah mau nampung gue, Ilham dan Julio. 
Dari semua ini gue belajar kalo ga semua orang emang beneran peduli sama lo, kadang mereka cuma pengen tau aja. Gue udah nahan ini sekian lama, dan jujur ini cukup nyiksa gue, karena gue suka siaran dan gue sadar kok gue bukan penyiar yang ‘wah,’ tapi itu udah menjadi bagian dari gue.
If I get the chance to do it all over, I would still do it again. Gue tidak menyesal ini semua berawal dari niat membantu seseorang, walaupun itu jadi bumerang buat gue sendiri. Gue akan terus ngajarin anak gue untuk berbuat baik, bahkan saat ga dibalas dengan kebaikan juga; bahkan saat kebaikan lo dikhianati. Walopun begitu, gue emang memilih untuk jadi lebih private sekarang; nge-private Instagram, jarang post foto anak. Semua semerta-merta karena gue udah pernah merasakan disalahgunakan apa yang gue share ke orang yang gue percaya.
Dan buat yang baca ini, jangan pernah berhenti juga berbuat baik, dimanapun lo berada, sama siapapun orangnya.
330 notes · View notes
jejakmilkyway · 4 years
Text
Salah satu sifat menonjol seorang INFJ adalah extremly private. Jadi, ga suka banget kalo misalnya udah mulai dikorek-korek soal kehidupan pribadi dsb. Apalagi kalo situ juga baru kenal saya. Deuh, untuk ngobrol panjang lebar aja saya butuh waktu. Ini tiba-tiba malah udah nyerempet-nyerempet ke kehidupan personal. Monmaap aja ni, saya ga bisa pura-pura baik-baik aja kalo begitu.
Tapi, entah sih. Apa mungkin pengaruh juga saya yang terbiasa dengan kehidupan di kota besar yang lebih individualistik kali yaa. Jadi ketika sekarang tinggal di daerah kecil, yang mana urusan tetangga beli baju baru aja jadi omongan sekampung, saya jadi semakin tidak nyaman disini.
Oh, atau mungkin memang perpaduan keduanya. Sudah sayanya yang extremly private, ditambah terbiasa dengan kehidupan individualistik, makin menjadilah saya. Tidak nyaman dikulik-kulik, dicampuri--apalagi dikomentari soal kehidupan personal saya.
Tolong di-stop saja lah. Tolong hargai.
Terima kasih.
44 notes · View notes