Tumgik
jinanda · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
jinanda · 3 months
Text
Where the sun no longer shines.
Arshaka Jinanda Dmitriev, Jinan, terlahir di kota yang malamnya panjang dan dingin, di hari kelima pada bulan Februari. Kulitnya sudah terbiasa hanya menerima sedikit hangatnya mentari dari siang yang singkat, terlebih lagi ketika musim gugur mulai menyapa. Moscow dan musim dinginnya yang seolah abadi sudah menyatu dengan diri, hingga tiada satupun alasan baginya untuk membenci. 
Jinan merupakan anak tunggal dari keluarga yang cukup secara harta, tetapi sangat kekurangan soal cinta. Ia kehilangan kedua orang tuanya menjelang ulang tahunnya yang ketujuh belas, kala keduanya dalam perjalanan pulang dari tempat asal sang Ibu di Indonesia. Orang tuanya meninggalkan sebuah penginapan berbentuk guesthouse untuk dikelola bersama pamannya sehingga ia tidak mengalami kendala yang berarti. Ia juga tidak berniat untuk meninggalkan kota ini dan pergi ke negara asalnya kemudian menyusahkan kerabatnya di sana. Atau mungkin lebih tepatnya, ia terlalu takut untuk menemui mereka.
Soal mimpi, Jinan telah lama membuang dan merelakannya. Ia hanya melanjutkan hidup semampunya, mengusahakan hidup yang layak untuk dirinya supaya ia bisa lari dari kenyataan bahwa kehadirannya hanyalah hukuman ataupun kutukan. Dahulu sekali, Ibunya pernah berkata bahwa Jinan harus bisa hidup mandiri, di saat ia hanya meminta untuk dikasihi. Ibu selalu menolak kedekatan, memberi dirinya sebuah dinding besar di antara mereka seolah Jinan adalah orang asing yang tiba-tiba datang tanpa diinginkan. Ayahnya bilang itu kesalahannya, namun mereka tidak pernah punya cukup waktu bersama untuk Jinan bertanya apa maksudnya. Hingga pada suatu sore, julukan 'Anak haram' yang disematkan seorang kerabat mengubah pemahamannya atas seluruh kisah tentang kehadirannya. 
Ibu yang tak pernah mau berbagi senyum dan selalu terlihat seperti kehilangan kilau di kedua matanya memberinya lebih banyak gambaran, sampai pada kesimpulan bahwa Ibu tidak bahagia, dan Jinan memang tidak pernah diinginkan rupanya. Malam sebelum hari ulang tahunnya terasa lebih dingin dari biasanya, ia pejamkan kedua matanya dan rapalkan doa agar sang Ibu bisa miliki hidup yang lebih bahagia tanpa kehadirannya, tanpa mendengar bagaimana malaikat mengaminkan dan sesegera mungkin merenggutnya di keesokan harinya. Ayah Jinan seakan hidup di bawah penyesalan. Hari-harinya diisi permohonan untuk dimaafkan. Maka ketika dirinya turut dikembalikan, ia yakini bahwa itulah sebuah akhir hukuman. Ia sebut kehadirannya sebagai hukuman dan kutukan yang merenggut kebahagiaan orang tuanya, yang telah menyiksa sebelum membunuh keduanya agar tenang.
Tumblr media Tumblr media
1 note · View note