Tumgik
kucing-kuning · 1 year
Text
Kalau kita punya tujuan, kita tidak akan tergoda untuk naik bus hanya karena bus itu bagus. Atau nyoba-nyobain bus listrik. Kita akan memilih bus yang rutenya sesuai dengan tujuan kita, meskipun bus tersebut engga seindah yang kita kira.
Jadi refleksi sendiri.. kalau hidup kita punya tujuan, harusnya tidak perlu risau akan apapun, ya? Risau hanya muncul ketika kita mulai salah jalan, tak sesuai tujuan.
12 notes · View notes
kucing-kuning · 2 years
Text
Hai! Assalamualaikum.
Kalian pernah nggak sih lagi bawa kendaraan, terus karena udah apal jalannya jadi sepanjang jalan wandering gitu?
Nah, tadi siang pas perjalanan ke apotik beli obat gigi, aku seperti itu.
Tiba-tiba teringat teman MTs-ku yang juara kelas mulu. Anaknya humble, ngga neko-neko. Saking ngga neko-nekonya, jarang update di grup whatsapp atau instagram. (Kalian pernah punya temen yang kaya gitu kan, ya. Orang yang minim online presence-nya)
Jujur aku takjub. Karena beliau ini cerdas. Tapi ia memilih untuk hidup yang sederhana. Setelah lulus dari sebuah PTN ternama, ia balik ke rumahnya dan membantu warung makan orang tuanya lagi, persis seperti dulu saat MTs aku mengenalnya.
Ya, akhir-akhir ini aku sedang mencerna sebuah hal. Orang-orang cerdas nan intelektual ini..kerap kali identik dengan perantauan. Pengalaman yang banyak dan langkah kaki yang jauh. Menjadi “orang”, membawa banyak dampak dan manfaat bagi cakupan masyarakat yang luas.
Tetapi, temanku ini tidak (sejauh yang aku tau). Dia pintar, dan nggak diragukan lagi kepintarannya. (Bagaimana tidak, ia menyabet ranking 1 sepanjang 3 tahun kami seangkatan). Namun ia kembali ke rumah orang tuanya. Padahal mungkin… dia bisa saja melangkah jauh, menempuh banyak cerita. Tapi ia memilih kembali. Menjalani hidup versi dirinya sendiri.
Dan kurasa.. ia juga mendefinisikan ulang apa itu “menjadi orang”, setidaknya bagiku. :) bahwa “menjadi orang” nggak melulu tentang membawa dampak bagi masyarakat luas. Tapi bisa “hadir” dan “utuh” bagi keluarga sendiri juga bisa menjadi opsi “menjadi orang” lainnya..
Tentu saja, tidak mendiskreditkan teman-teman yang merantau, ya. Semua punya pilihan terbaiknya masing-masing. Hanya saja aku kagum ternyata ada definisi “orang” lainnya~
5 notes · View notes
kucing-kuning · 2 years
Text
Kalo kita ga ditakdirin ke tempat yang kita pengen, berarti kita sedang diarahin untuk ke tempat yang lain. (Yang mana lebih baik)
Sabina’s words is a *chef kiss
2 notes · View notes
kucing-kuning · 2 years
Text
“Gw sedih deh di grup geng nurim gaada yg antusias gw ngajakin keluar sore ini,”
“Yah.. udah gabisa dadakan, ni”
“Iya sih..
Kayaknya gw telat deh ya.”
“Telat apanya?”
“Telat pengen main gini, pengen pergi-pergian ama temen gini.”
Hening sesaat.
“Lu percaya nggak ada hal baik di balik semua ketelatan ini?” Deg. Iya ya?
“Iya.. Harusnya gw percaya sih.” Sekejap menghela napas. Kenapa belum kepikiran, ya?
“Gw juga ngerasa telat. Tentang pembentukan kepribadian dan karya. Harusnya dulu gw dari S1 deket sama dosen, ada karya yang fokus dibuat, dst. Tapi baru terjadi di S2 ini. Gw yakin dibalik ketelatan ini ada hal baik di dalamnya.”
Ya Rabb. Iya, ya? Rasanya diingatkan lagi akan nilai tauhid. Seberapa jauh kamu yakin Rabb-mu udah mengatur semuanya dengan baik, bahkan sampai setiap “ketelatan” yang terjadi. (Yang mungkin engga telat, dalam sudut pandang lain bisa jadi ini waktu yang tepat?)
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimushshalihaat. 🌻
0 notes
kucing-kuning · 2 years
Text
Tumblr media
bagaimana jika....
rumah yang kau inginkan, yang kau dambakan,
bukan terletak bangunan yang dipenuhi cahaya terang,
bukan pula pada pada baik budinya seseorang.
bagaimana jika rumah yang kau rindu itu..
ada di dalam hatimu sendiri?
tempat dimana kamu bisa merasa pulang,
tempat dimana kamu bisa merasa aman, tanpa harus dihakimi.
karena lagi-lagi..
seseorang bisa saja pergi.
dan bangunan bisa saja usang.
1 note · View note
kucing-kuning · 3 years
Text
ceritanya gw baru aja resign. dan masih perlu uploading data-data backup. seperti orang resign pada umumnya, gw ngerasa mellow sih...
kebayang reka adegan gw pertama kali ke kantor, sekitar jam 9 pagi, matahari lagi indah-indahnya. gw lagi di warteg, sarapan pagi sendirian (karena orang kantor rata-rata dateng jam 10an). warteg itu cukup unik, cuma bangunan kecil yang punya plafon pendek, di samping bank. dan kita kalo makan disitu berarti kita makan di bawah rindangnya pohon-pohon besar yang uratnya seperti memperlihatkan bahwa ia saksi dari segala kejadian yang terjadi di jalan itu. sinar matahari lewat di antara celah-celah daunnya, sambil sesekali burung bernyanyi. sungguh dramatis.. wkwk. 
kebayang lagi reka adegan gue lagi makan siang bareng temen kantor di open space kantor, yang cahaya matahari disana melimpah ruah. karpetnya berupa rumput sintetis, yang meskipun sintetis tetep berhasil ngebawa suasana nyaman.
dan dipikir-pikir, setiap memori indah yang gue punya ada hubungannya sama matahari. dimana sinar matahari melimpah ruah, meskipun terik gue masih suka. apa karena matahari bisa ngebangkitin hormon serotonin ya? (hormon bahagia sih, gw lupa tepatnya serotonin atau endorpin. atau oksitosin? entahlah)
kemudian kembali lagi ke dunia nyata, di kamar gw yang minim bukaan. cuma ada jendela yang menghadap ke void ruang makan, dan tiles kaca gitu di tembok atas deket plafon. gw baru-baru ini aja baca di instagram bapak2id, kalo minim cahaya matahari bisa bikin orang depresi.. dan menurut gw itu valid sih. gw merasakan perbedaan antara kamar gw dan ruangan yang lebih banyak bukaannya. meskipun gw gatau apa yang gw alami itu depresi? atau ya sekedar mumet aja gitu. (semoga ngga dibaca sebagai bentuk mengeluh kalo kamar gw adanya begini, tapi biar ceritanya lengkap aja gitu)
juga keinget sama tulisannya austin kleon, tentang berinteraksi sama alam (termasuk cahaya matahari) emang bisa bikin banyak inspirasi. trus jadi kepikiran, apa gw udah harusnya mulai mengusahakan untuk tinggal di sebuah tempat yang banyak mataharinya? sebagai bentuk ikhtiar kesehatan mental yang lebih baik, setelah meminta tolong kepada Allah.
akhir cerita.. aku kagum dengan apa yang Allah ciptakan. kita emang dibuat dari tanah, dan nature kita emang di alam. gakbisa lama-lama di sebuah tempat yang sangat non-organik. masya Allah. 
dari resign, kenangan, cahaya matahari, kamar, depresi, hingga kagum dengan ciptaan Allah. hehe sungguh random. mungkin kalian pernah ngalamin juga. dari satu hal, nyambung ke rentetan hal lainnya. yaudah mungkin itu aja, makasih udah baca sampe sini ya.
1 note · View note
kucing-kuning · 3 years
Text
Tumblr media
Mau cerita.
Soal apa yang akhir-akhir ini dihadapi.
Alhamdulillah..akhir-akhir ini aku punya kesempatan untuk "memilih" pekerjaan. Di tengah masa yang terasa sulit bagi sebagian orang. Mencari stepping stone selanjutnya. Sebagai pengembangan diri, katanya. Dan..seperti cerita quarter life pada umumnya. Pilihan yang ada nggak pernah mudah.
Aku dihadapkan, mungkin lebih tepatnya Allah memberikan aku kesempatan untuk interview di sebuah biro arsitek. Aku apply sebagai desainer grafis. Sebelumnya, aku telah membaca buku dan profil principal arsitek di biro tersebut. Singkat cerita, aku terkesan dengan karya dan value yang beliau bawa. Sangat membawaku flashback ke masa akhir perkuliahanku, dimana aku mendapat seorang dosen pembimbing yang dalam ilmunya. Di setiap bimbingan, kami selalu diceritakan hal-hal aneh dan lucu. Yang ternyata konklusinya terhadap proses desain itu sendiri. (Ya, ada kalanya beliau serius juga). Bagiku, cara beliau mengajari kami membuat riset desain dan karya desain, way.....to beyond imagination. Nggak hanya soal desain, aku merasa kehadiran sosok ayah pada dosen pembimbingku. Dan, ini juga yang kurasakan kembali saat membaca buku principal arsitek tersebut. Membawa nilai, bukan hanya desain tapi juga kehidupan. Bagaimana tidak rindu?
Namun qadarullah, karena pandemi yang melanda. Aku nggak bisa berangkat ke biro tersebut dan posisi graphic designer (yang rasanya sudah dekat sekali melihat proses interview yang cukup mulus) diisi oleh orang lain. Qadarullahu maa syaa fa'al..
Aku kembali mencari opportunity di luar sana. Alhamdulillah, saat ini udah mendapat offering dari perusahaan yang cukup dikenal. Tinggal menunggu one month noticeku selesai.
Tapi rasanya hati dan rasa nggak bisa dinafikan. Masih saja aku mengintip instagram biro arsitek itu dan mengira-ngira ada aktivitas apa disana. Ada pelajaran apa disana. Rasanya..aku heran pada diriku sendiri. Apa sih yang kamu cari?
Aku terus bertanya..apa? Kenapa? Apa? Apa yang dicari?
Ternyata.. aku hanya butuh tempat untuk berpijak, menjejakkan kaki. Menemukan lingkungan yang suportif dan apresiatif terhadap karya dan pribadiku. Mendapat pembinaan dari seseorang yang sudah mengalami lebih banyak hal dan melihat matahari lebih lama daripada aku, yang memiliki banyak mutiara hikmah. Membuat sebuah safety net untuk aku berpijak ke jenjang kehidupan selanjutnya. Sesuatu yang rasanya..sulit kutemukan di dalam rumah. Sesuatu yang aku yakini ada pada principal arsitek tersebut beserta bironya. Mungkin ini juga yang membuatku selalu ingin merantau.
Ya.. Nggak pernah mudah ya, jadi anak seperempat abad? Banyak bingungnya, banyak khawatirnya. Banyak harapnya. Keliatannya jadi sedikit syukurnya. :)
Apapun itu yang aku dapat hari ini, nggak lepas aku berdoa..semoga Allah kasih yang terbaik. Mungkin memang yang terbaik kerja di Jakarta. Tidak usah jauh-jauh mencari wangsit sampai ke timur pulau Jawa. Nggak pernah mudah memang bagi aku, manusia yang dzhaluuman jahuula, menerima ketetapanNya, al-Aliim, al-Muhsin. Semoga Allah selalu memberi aku hidayah dan kelapangan hati.
5 notes · View notes
kucing-kuning · 3 years
Text
cek, cek.
udah lama ga nulis curcol disini. mungkin kali ini bakal sharing thought yang akhir-akhir ini lagi berputar-putar di kepala.
entah gimana..kangen dikelilingi sama orang-orang yang punya pandangan yang beda, yang dalam. they have a deeper sight. nggak cuma dari yang kasat mata, tapi analisa mereka sampai ke inti permasalahan.
maksudnya gimana?
mungkin untuk gambaran. jadi, pernah ada seorang teman yang bertanya kepadaku, "kenapa ko jarang ngepost?" aku bilang, "ya..aku cukup perfeksionis. satu post bisa progres berminggu-minggu." dia jawab, "ooh gitu. takut likes-nya sedikit ya" .......well. mohon maap ni emang saya keliatannya kayak gitu ya? hehe agak kesal ketika dikira ngejar likes. because I'm not one of them. eh tapi ko saya jadi ngerendahin yang ngejar likes, sih. nggak deng. gapapa juga kalo emang ngejar likes siapa tau butuh buat maintain ER.
tapi engga, sama sekali. bukan likes yang aku tuju. emang, likes salah satu indikator, tapi bukan itu yang jadi tujuan. dan korelasinya sama deeper sight tadi ya gitu. menurutku likes itu sesuatu hal yang kasat mata, yang di kulit aja. tapi bukan itu inti dari konten. intinya ya ekspresi pemikiran kita, ejawantah karya dan ucapan kita. atau mungkin ada goals yang dituju seperti edukasi, ga cuma sekedar ekspresi. adapun likes..itu hanya numbers. yang kadangkala numbers tidak mewakilkan apa-apa.
walaupun seringkali.. saya di antara orang-orang yang punya deeper sight itu jadi salah satu yang paling bodoh. haha. karena keterbatasan saya dalam pengalaman dan pengetahuan. malah jadi insecure. tapi, perasaan itu yang perlunya diembrace. karena ngerasa bodoh itu tanda kita lagi belajar, ya?
kangen ketemu temen-temen yang punya deeper sight. ngobrol sama mereka.
3 notes · View notes
kucing-kuning · 3 years
Text
Pagi ini.
"Kenapa ya gw suka intoleran sama kesalahan orang. Bawaannya pengen benerin mulu."
Dijawab, "Do mistakes."
1 note · View note
kucing-kuning · 3 years
Text
“Gw baru pertama kali main balok-balok itu kemarin sama temen-temen gw pulang dari I-CELL. Pencapaian sebelum umur 25. Hahaha”
“Oh.. Stacko? Nggak papa kok. Gw udah pernah sih. Itu juga sekali-kalinya.”
“Well.. Gw ga pernah main itu sebelumnya. Ternyata seru, ya. Ini ya ternyata fungsinya ke kafe, mainan yang ada di kafe. Biar refreshing, nggak mikir.”
Kita berdua terdiam. Sedangkan matahari tak lepas dari menyinari kami.
“Kita tuh aneh nggak sih? Aren’t we just.. too serious?” Aku menghela nafas. Menyadari bahwa betapa sedikitnya bermain-main di masa sekolah dulu. Sedangkan sekarang, udah bukan waktunya untuk bermain. Terlepas dari itulah yang diharapkan orang-orang yang menyesali masa mudanya--yang ingin memanfaatkan waktu mudanya lebih baik lagi, ya.. Nyatanya ini yang kurasakan sekarang.
“Hmm” Yang sedang sibuk dengan laptopnya hanya tersenyum tipis. 
“Entahlah.”
Kami terdiam, lagi. Rasanya nafas yang kuhirup.. nikmat sekali. Di tengah rundungnya pikiran, seperti mengambil jeda sejenak dengan bernafas.
“Gw kan sama temen gw anak arsitek, ya. Karena kita tahu prinsip bangunan, kita main stacko itu pake prinsip itu.” Seketika, aku tergelak. Yang benar saja? Main stacko pake prinsip bangunan. Too nerdy.
“Hahaha, serius? Trus gimana. Nggak ada yang kalah dong?”
“Ya.. tau nggak itu stacko robohnya kenapa?”
Aku hanya mengerutkan dahi, tanda tak mengerti.
“Jadi kita main sambil ngobrolin semester depan. Seketika, tangan gw pas lagi ngambil itu ngerobohin stacko di depan gw. Hahaha.”
Kita berdua tergelak. Alih-alih stacko roboh karena balok yang tak seimbang, malah karena obrolan yang mengguncang.
1 note · View note
kucing-kuning · 3 years
Text
Mau cerita.
Jadi aku punya om. Sebenernya beliau ini temennya om kandungku, tapi deket banget sm keluarga jadi udah kayak om sendiri.
Suatu ketika, aku ditanya tentang nasabku. "Bapaknya orang mana neng? Kita harus tahu loh nasab kita, ya yang bagus 7 turunan ke atas lah. Biar tau siapa sih diri kita." begitu beliau berkata. "Dulu om sampe ke Jawa, sendirian, buat nyari nasab. Ngobrol aja sama keluarga, tetangga disana." kurang lebih beliau cerita seperti itu.
Aku takjub. Rasanya di tengah hiruk pikuk kota dan kesibukannya. Adakah waktu untuk mencari nasab? Bahkan mengunjungi keluarga jauh aja jarang.
Kemudian aku iri dengan orang-orang ini. Yang guyubnya masih sangat terasa. Selalu ada waktu untuk menolong sesama.
Entah mungkin hanya aku saja. Yang rasanya hanya peduli dengan hidup sendiri. Sampai tidak ada waktu untuk berhenti sejenak, melihat sekitar.
0 notes
kucing-kuning · 3 years
Text
Kemarin baru belajar tentang Allah itu al-Lathiif. 
Yang Maha Lembut. Allah dengan Maha Halusnya, bisa membuat seseorang gagal dulu, jatuh dulu, dan merasa sedih karena kehilangan momentum. Untuk menjadikan dia di kesempatan berikutnya, bisa mengeluarkan potensi terbaiknya. Memberikan performa maksimalnya.
Rasanya bukan tak mungkin Allah menahan apa-apa yang menjadi rezeki kita, agar kita belajar bersyukur dulu dengan yang ada. Belajar untuk memberikan performa terbaik kita apapun keadaannya. Sehingga ketika waktu itu datang, waktu dimana rezeki yang Allah takdirkan kepada kita tiba di hadapan kita, kita sudah siap untuk mensyukurinya dan tidak mengkufurinya. 
0 notes
kucing-kuning · 3 years
Text
Into the other universe,
Till we meet in the another verse.
I fall into your soul,
But I don’t want jump into another foul.
0 notes
kucing-kuning · 3 years
Photo
Tumblr media
Saya sangat memahami betapa sulitnya menghadapi orang yang sifatnya memang ‘sulit’. Tetapi, kehadiran mereka di semesta ini adalah kita perlukan. Semua yang menyulitkan kita pada akhirnya di hadirkan Allah HANYA untuk membuat kita menjadi hebat, bukan untuk membuat kita menjadi ‘jatuh’. Bapak: “Terima lah orang yang sedang datang kepada mu dan sedang menyulitkan mu nak. Jangan menolak, jangan menawar.
Bukankah di dalam hidup ini hanya ada dua tipe orang yang akan hadir? Pertama, adalah orang yang membawa rahmat, merekalah orang orang yang membahagiakan-mu. Orang orang yang membekali mu dengan ‘ilmu-ilmu’ dan 'pemahaman’ yang dibawanya kepada mu adalah KEBAIKAN.
Yang kedua, adalah orang yang akan membawa pemahaman agar kita bisa mengubah segalanya menjadi rahmat. Bukan kah jika kesulitan yang dia timbulkan itu, lalu dengan kecerdasan hati mu, mampu diri mu ubah menjadi rahmat, maka apa yang dia bawa kepada mu juga sebenarnya adalah KEBAIKAN bukan?
Ketika penghuni surga adalah orang-orang yang teruji kesabarannya, Allah pertemukan dengan orang-orang yang menguji kesabaranmu. Sebenarnya itulah cara Allah untuk mengundang dirimu masuk kedalam surga-Nya, hanya saja mungkin kita masih sering 'buta’ akan isyarat halus-Nya nak..” #repost
226 notes · View notes
kucing-kuning · 3 years
Text
Allah adalah Al-Khaliq (Pencipta), Al-Mulk (Raja dari seluruh kerajaan) dan At-Tadbiir (Pengatur alam semesta). Jika seseorang memahami betul konsep rububiyah ini, maka ia akan hidup dengan tenang. Dan ini bukan berarti ia tidak ada masalah. Masalah ada, namun ia akan menghadapinya dengan tenang.
Karena jika kita adalah makhluq dan Allah sang Khaliq, maka konsekuensinya atau kelazimannya adalah Allah pula yang memberikan rezeki kepada kita, Allah lah yang akan memberi solusi kepada kita. Karena di tangan Allah, kehidupan kita.
- dari seorang guru yang semoga Allah menjaganya.
0 notes
kucing-kuning · 3 years
Text
mau cerita. isinya curhat dikit. (banyak juga gapapa kan ya huehe).
di kondisi rumah kaya gini, cuma ada aku dan kakakku di rumah. bikin kita banyak berinteraksi dan melempar komunikasi. salah satunya siang ini.
dia jadi banyak cerita soal masa kecilnya yang begitu indah. dekat sama tante-tante (tante kita ada banyak, bukan konotasi tante yang lain ya wkwk), dijajanin ini itu. diomelin om karena ngerusakin motornya, ceritain juga gimana kelakuan pengasuh aku dan yana, yang bikin aku terpingkal-pingkal. macam-macam ceritanya.
tapi lagi-lagi, aku kembali merasa asing di keluarga sendiri. ternyata aku pendatang baru, ya? satu-satunya anak yang lahir di era 90an, kakakku yang lainnya lahir di era 80an. rasanya aku tidak mengenali kebanyakan dari cerita-cerita yang disampaikan kakakku.
namun yang menarik adalah, dari cerita-cerita kakakku. ternyata karakter anggota keluarga kami tak ada ubahnya dari zaman dulu mereka muda hingga sekarang. kakak yang pertama dari dulu emang udah suka ngulik komputer. sampe sekarang udah jadi ibu-ibu, masih jadi programmer. kakakku sendiri, (yang lagi cerita) dia mengakui dari dulu udah suka makanan. sampai sekarang.
rasanya jadi penting ya memerhatikan bagaimana masa muda kita? saat-saat dimana kita membentuk diri kita. saat-saat yang akan kita andalkan di masa mendatang nanti. saat-saat muda, rasanya menyumbang banyak bagaimana kita di masa depan nanti. walaupun tak memungkiri, masih ada kesempatan untuk berubah menjadi yang lebih baik lagi di masa tua. namun pada umumnya, masa muda kitalah yang mencerminkan masa tua nanti.
jadi.. apa yang kau perjuangkan saat ini yani? itulah yang akan mencerminkan masa depanmu nanti, insya Allah. dengan izin dan taufik dari Allah, serta mintalah Allah menjaga kebaikan yang ditanam saat ini, agar bisa berbuah di masa depan nanti.
1 note · View note
kucing-kuning · 3 years
Text
Beda banget ya energinya
"Aku pasti bisa menyelesaikan ini!" dan
"Ah.. Bisakah? Aku lemah. Ngga bisa apa-apa."
Kalimat pertama, memang terdengar optimis. Namun juga terkesan arogan. Dan terlalu mengandalkan diri sendiri. Kalimat kedua, penuh dengan pengakuan. Bahwa kita ini manusia makhluk yang lemah, pada akhirnya butuh kepada Yang Maha Kuat. Al-Qawiyy. Dengan mengaku lemah, jadi banyak meminta kekuatan. Dan seringkali, justru momen-momen ini yang lebih banyak menghasilkan sesuatu dan akhirnya selesai di luar dugaan kita.
Allah. ❤️
5 notes · View notes