Tumgik
kurusgaleri · 7 years
Text
Jendela Malam
Aku tahu kau takut pada malam. Kau pernah menggigil dalam kegelapan. Jangan lagi jendela dada kau biarkan, ternganga pada malam tak berwarna tak menghangatkan. (Legian, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Tikungan Tajam
Bersama senang bunga menempel di mobilmu. Tersengat aroma wangi aku batuk dan serak. "Berapa putar waktu teman berjalan? Aku ada di tikungan depan." (Denpasar, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Inilah Aku
Lihat sandal jepitku! Saat mendekatimu, tai-tai tidak mengotori kakiku. Lihat kaos bolongku! Saat bersamamu, tidak dikira aku memperkosamu. Lihat jaket lusuhku! Saat di dekatmu, tidak ingin dingin menusuk tulangmu. Sudah kau lihat semua? Aku tidak mau menipumu. (Malang, februari 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Hangat Kopi
Teman saya baru saja menambah daftar kedai di dingin kota pendidikan. Mimpinya sehangat lampu kuning ruang dan seterang neon putih di atas kepala. Malam tadi, disuruhnya saya berkunjung di hari pertama buka.
Seperti biasa saya pesan kopi susu tanpa gula, tapi biar saya sendiri yang membuatnya. “Jangan, biar saya saja yang membuatkan, saya racikkan,” kata barista kedai. “Pilih saja tempat duduk paling woles dan suantai,” kata teman saya.
Barista datang ke meja saya dengan secangkir kopi pesanan. “Ini kopi spesial kami, diracik dengan sesendok canda, sesendok celoteh karya, suhu airnya pas untuk membunuh bakteri kesumat, dan disajikan dalam lingkar kaca padu.”
(Malang, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Menuju Rumah Paling Manis
Lingkaran kaku terus menggelinding, melewati bebatuan terjal melawan terik hujan. Tak jarang hampir terlindas riuh jalan, dan genang lubang aspal curam nyaris menenggelamkan.
(Malang, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Photo
Tumblr media
. Sesal . Kala itu, dalam kepala saya hanya dihuni akan kematian. Sejenak termenung; jikalau dalam waktu dekat saya berpulang, apa yang saya tinggalkan, dan bekal apa yang saya bawa. . Dalam foto ini, saya menggambarkan tentang kehidupan seseorang yang tiada berguna. Hidup yang larut pada kesantaian dan saat meninggal penuh akan tangisan penyesalan. Tak ada yang ditinggalkan untuk yang bernafas. Dia mati hanya sekedar mati, terlupakan, bahkan tak terpedulikan. . Tak ada hal yang membuat seakan masih hidup atau terkenang; sebuah karya atau kebajikan, semua tak ada. Saya mengajak lewat foto ini untuk sadar. Bahwa, kita dilahirkan dengan cara dan keadaan yang suci, maka hidup adalah berbuat; berbuat untuk kebaikan. #photography #alternativephotography #analogue #analoguephotography #photogram #lumens #scanography #malangphotoday #mpd #conceptualphotography #focusumm #collase #kontemporer #art #artwork (di Malang, Indonesia)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Butuh Berteduh
Depan kaca aku lihat seseorang,
masih diguyur hujan dari sore hingga pagi.
Mulutnya kaku tidak mampu bicara; bergetar menggigil.
Tangan hanya mampu melipat rapat dan jari mengepal erat,
menjaga dada dari sedikit sisa hangat.
Dingin, tapi entah, di telinga hujan merdu dan nikmat.
(Malang, 2017)
1 note · View note
kurusgaleri · 7 years
Text
Pagi-pagi Sekali
Pagi-pagi sekali.. Aku siapkan kamera genggam dan lensa-lensa terbaikku. Tak lupa, batrai aku isi penuh. Juga peralatan lain: filter, tripod, dan shutter release. Semua aku masukkan dalam ransel rapat-rapat. Pagi-pagi sekali.. Motor butut meminta diperiksa, lalu aku cuci bersih-bersih hingga wangi. Lemari di kamar juga meminta dibuka, untuk aku siapkan jaket tebal, sarung tangan, topi, dan sepatu safety. Pagi-pagi sekali.. Niat hangat tersusun rapi bersama seduhan kopi dan bacaan seni. Hangat sekali, berbinar sembari melihat pagi perlahan pergi. Teriknya menghantam motor wangi untuk segera di tumpangi. Matahari semakin tinggi. Aku yakin sore akan menampakkan jingganya. Untuk aku abadikan lalu aku cetak besar-besar dan aku pasang di dinding kamar berbalut pigura sesederhana mahar. "Kenalkan, bersama cahaya ini aku lewati malam hingga terlelap." untuk kemudian aku nikmati kembali senja itu; pagi-pagi sekali. Tapi, hujan sore merdu sekali. (Malang, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Photo
Tumblr media
Berproses . Hal yang pasti terjadi pada setiap orang yang mempelajari apapun, yang sifatnya baru adalah hasil yang kurang bagus. Kurangnya pengetahuan, berada dalam ketakutan, belum begitu mengenal, atau karena keterbatasan; alat, uang, atau mungkin teman. . Namun semua itu akan tetap indah pada sebuah keyakinan, menyadari bahwa dunia tidak menghadirkan sesuatu yang instan. Dalam keyakinan, semua kekurangan akan perlahan terpenuhi. Cepat tidaknya keberhasilan tergantung usaha apa yang di lekatkan dalam keyakinan. . Kembali pada pengalaman saya, dalam berproses pada fotografi. Foto tersebut adalah foto pertama yang saya ambil/eksekusi pada 2012 lalu, dengan tingkat keseriusan yang tinggi; yang sangat miskin pengalaman dan pengetahuan. Saya masih belum tahu apa itu speed, diafragma, dan ISO/ASA. Saya belum tahu kapan waktu yang pas untuk foto lanskap. Saya belum tahu komposisi apa yang bagus untuk foto lanskap. Saya belum tahu hal menarik apa yang harus saya bekukan. Saya belum tahu makna apa yang bakal saya visualkan. Namun hal yang pasti saya tahu adalah belajar. . Mengawali sesuatu yang baru, apapun itu. Entah fotografi, menulis, bekerja, teater, drama, berteman, atau apapun. Banyak sekali yang bakal kita temukan dalam berproses/belajar suatu hal; ditertawakan, dicaci, dikritik, walau terkadang dipuji. Itu semua adalah bagian dari proses dan harus dinikmati, itulah yang akan menguatkan dan membentuk kualitas diri. *** Berada paling akhir dalam sebuah kelompok, dengan waktu yang tidak lama. Saya kalungkan saja tali kamera pada leherku, saya genggam erat kamera di dada, berjalan di atas bebatuan di tepi waduk, melihat sekeliling mencari sesuatu yang bagus. Saya temukan tempat yang indah dan siap menghabiskan roll film yang masih tersisa dua dari tiga puluh lima frame yang disediakan. . #ceritapendek #focusumm #cerpen (di Bendungan Selorejo)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Dua Empat ke Depan
Dulu, tangis membangunkan mimpinya siang malam. Merah dan hangat, dua empat tahun silam. Cahayanya memekarkan bunga-bunga taman, yang mengharumkan aroma harapan. Kini, berjalan di atas pisau bersepatukan doa-doa, juga akan tangis; membangunkan mimpi siang malam. Merah dan hangat yang memekarkan pasangan bunga-bunga taman, dan mengharumkan aroma harapan (Malang, 8 Januari 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
00:00
Letusan — letusan malam itu:
Mengelilipi mata
Tua, muda, pria, dan wanita
Mereka tersangkanya
.
Tidakkah untuk menunduk saja
Bercengkrama pada masa lalu
Menjadikan guru, lalu mengajaknya
Meneruskan harapan atau beresolusi bersama
.
Selamat tahun baru
(Malang, 2017)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Bisik Perjalanan
Kereta yang aku tumpangi sibuk berbisik, menemani kesendirian perjalanan menuju ibu kota. Batinku: tidak takut nabrak kah kau kereta?
“Penumpangku, apakah kamu tertidur pulas oleh dinginnya AC dan merdunya suara roda besiku? Tidakkah kalian lihat di kanan kirimu; Beragam kondisi kehidupan pada setiap nikmat yang terkadang didustakan, nafas contohnya.
Ku bawa kalian maju beratus meter ke depan, kalian lihat gemerlap perkotaan. Ku bawa kalian maju beratus meter ke depan, kalian lihat pemukiman sempit dan kumuh. Ku bawa lagi beratus meter ke depan, kalian lihat hunian tenang bersanding perkebunan dan persawahan. Begitu terus sampai aku tidak fokus membawa kalian, untung jalanku cuma satu dan selalu lurus. Begitu terus sampai aku berhenti karena tugasku telah usai.
Penumpangku, masihkah kalian selalu merasa susah dalam menjalani kehidupanmu? Aku harap setelah aku dan kalian berjalan saat ini, rasa itu tidak lagi muncul seperti halnya nafasmu. Aku harap kalian sadar akan itu. Atau, mungkin kalian mau tidur saja tak pedulikan apa yang telah aku tunjukkan? Aku harap mata hatimu terbuka.”
Demikianlah kereta itu dengan sibuknya berbisik!
**
Jingga sore seakan memaksa kereta untuk berhenti, mempersilahkan untuk menikmatinya dalam diam; di tengah sawah tak banyak berpenghuni. Aku melihat pemuda berdiri di depan rumah, menyambut untuk menikmati sore yang indah.
Tumblr media
“Barang mewah perkotaaan jauh dari hunianku; nyaman dan tentram. Ketika pagi aku bisa merasakan hangatnya seyum matahari yang pelan-pelan mengintip menghangatkan dunia; ketika sore aku bisa merasakan damainya senja; ketika malam aku bisa melihat gemerlapnya bintang serta benderangnya bulan. Sungguh keindahan alam yang luar biasa, lingkunganku bersih dan hijau.”
Sangat indah, batinku kembali berkata: Kau pandai sekali bersyukur.
(Malang - Jakarta, 2016)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Desus
Kardus itu hangat diajak berhembus
Lewati dingin melawan kurus
Empuk, nyaman, biar sedikit terurus
Beberan kubus serta harapan kurs-kurs
Wuss. Angin malam berhembus
Memaksa melengkung di antara garis lurus
Tak urus. Siapa juga mau mengurus
Untung tak ada tikus
(Malang, 2016)
0 notes
kurusgaleri · 7 years
Text
Riuh
Bukan antar kota, perjalananku kali ini adalah menapakkan kaki memasuki riuhnya suatu tempat yang disebut pasar. Kumuh dan bau. “Namanya juga pasar.”
Pelan, langkah demi langkah, aku tolehkan kepala ke kiri lalu ke kanan. Aku melihat, ini bukanlah sekedar riuh oleh tawar menawar, bukan oleh sapa kala jumpa, juga bukan karena hantaman pisau ketika daging mulai terpotong.
Lembut riuh itu mengajakku berbicara. “inilah ketulusan, inilah kasih, hampir tak ada nafsi pada setiap apa yang kamu lihat; pada setiap penghidup tempat ini.” Riuh itu memaksa langkah untuk sejanak berhenti, untuk aku bekukan dalam genggaman ruang gelap, untuk aku ceritakan di kemudian hari bersama teman-temanku. Seperti sekarang ini, kamu telah terima tetesan riuh itu.
Aku baru sadar, aku berjalan dalam luasnya rasa syukur.
(Malang, 2016)
0 notes