Tumgik
lailatadzkiroh · 1 year
Text
“Kemudian, apa alasamu untuk menikahi anak putriku Nak?”
Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari laki-laki paruh baya yang berada didepanku. Disampingnya, duduk seorang gadis teduh berdandan sederhana, ditemani oleh ibunya yang juga berpakaian rapi ketika itu.
Aku yang sudah sedari tadi berbicara panjang lebar basa basi dengan dua orang paruh baya ini mulai memutar otak untuk menjawab pertanyaan ini dengan baik, tertata dan mengena.
Aku menegakkan punggungku, menghirup nafas dengan rileks, dan merapikan sedikit bajuku yang sudah cukup lusuh karena tebaran angin sore itu.
⚠⚠ Oke, aku jelaskan dahulu, aku belum pernah menghadapi situasi ini. Ini bukan kisah nyataku sebagai Rido. Aku, hanya membayangkan, jika situasi ini betul terjadi, jika pertanyaan ini betul terlontar, apa yang akan aku jawab? Hitung-hitung ini juga caraku melatih menulis ala-ala novel dengan style Habiburrahman, hehe. Clear ya? ⚠⚠
Baik kita lanjutkan.
Disituasi itu, apa yang harus aku lakukan? Kamu sebagai pembaca, apa hal yang bakal kamu lakukan jika kamu berada disituasi itu? Kalau aku, mungkin, aku akan cukup bingung menjawabnya.
Karena, kadang, apa yang kita lakukan sering kali tanpa alasan. Tentang makanan yang kita makan, apakah kita betul memikirkan nutrisinya? Tentang kebiasaan scrolling social media yang kita lakukan setiap hari, apakah kita membatasinya? Tentang mengerjakan tugas sekarang atau nanti, apakah kita memang sudah menghitungnya betul-betul? Sepertinya banyak hal didalam hidup kita yang dilakukan secara otomatis, tanpa sadar.
Tapi untuk ini, aku tak bisa melakukan secara otomatis, aku harus mempunyai alasan. Tapi apa. Aku masih mencarinya.
Aku berhenti sejenak, menghidup nafas cukup dalam dan melepaskannya dengan perlahan. Pikiranku menelusuri ruang perasaan didalam hati, berharap aku bisa menemukan jawaban itu. Aku menyelam kedalam diriku dengan serius, ada hal yang harus aku jawab. Ada seseorang yang membutuhkan jawabannya. Kenapa ya aku memilih dia? Apakah karena cantik? Sepertinya bukan itu poin utamanya. Apakah karena dia pendengar? Iya memang, tapi hatiku berkata bahwa aku mempunyai alasan yang lebih tinggi daripada itu. Apakah karena pekerjaannya? Sebentar-sebentar, sepertinya aku tahu. Oke, aku menemukan alasannya!
“Saya ingin menyelamatkan diriku dan anak keturunanku, Ayah.” Kataku
Sejenak ruangan tamu rumah ini menjadi hening. Suara detikan jam dinding terdengar lebih keras dari sebelumnya. Suara angin dari sebuah kipas di pojok ruangan juga menjadi terdengar lebih kencang. Waktu seperti berhenti ketika itu. Dan nampaknya perempuan itu juga tidak paham dengan apa yang baru saja aku sampaikan.
“Aku kurang paham dengan jawabanmu, bisa tolong jelaskan lebih lanjut?” Kata pria paruh baya itu
Baik, aku menghela nafas lebih dalam, mengatur intonasi dan ritme paragraf-paragraf panjang yang akan aku keluarkan. Tak lupa, aku juga membaca doa untuk memperlancar lisanku, yaitu doa yang sama ketika Nabi Musa diperintah oleh Allah untuk menghadap penguasa Mesir ketika itu .
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Paragraf pertama aku buka dengan sebuah teori psikologi
Jadi maksud saya seperti ini, Ayah. Saya selalu percaya, bahwa baik buruknya seseorang sangat bergantung pada lingkungannya. Orang akan menjadi baik jika dia berkumpul dengan orang baik. Dan juga sebaliknya, orang akan menjadi “jahat” jika dia berkumpul dengan orang yang kurang baik. Iman juga seperti itu. Bahkan Rasulullah pun pernah bersabda, bahwa hati manusia itu sangat lemah. Dia harus terus diikat dengan pertemanan yang baik.
Saat ini, dunia sudah tidak seaman dahulu. Banyak orang menganggap bahwa berpacaran adalah hal yang lumrah. Menonton tayangan tidak senonoh juga sepertinya sudah menjadi bagian hidup bagi beberapa orang diluar sana. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, banyak anak SMP dan SMA di suatu kabupaten mengajukan pernikahan dini. Bukan karena memang sudah siap menikah, tetapi mereka telah hamil diluar nikah.
Kejadian seperti ini yang membuat saya takut. Bagaimana jika anak saya juga seperti itu. Bagaimana jika pada suatu saat nanti anak saya merengek untuk pergi satu malam bersama pacarnya. Apa jadinya jika dia pergi bersama pacarnya kemudian dengan rela pahanya dipegang-pegang oleh pacarnya dan dia tidak merasa risih sedikitpun. Mungkin terlihat klise, tapi saya benar-benar pernah melihatnya di jalan, dengan kedua mata kepala saya.
Disisi lain, orangtua juga tak kalah berzinanya. Ada isteri yang selingkuh dengan rekan sekantornya karena dia lebih mendengarkan dan menerima apa adanya daripada suaminya. Ada juga suami yang mempunyai hubungan asmara lain dengan asistennya, yang lebih muda, yang lebih cantik, dan yang lebih sering bertemu dikantornya. Bahkan ada juga orang yang sampai sengaja check in di hotel bersama teman sekantor atau asistennya untuk melakukan hubungan haram itu.
Saya takut jika itu akan terjadi di keluarga saya. Saya boleh menerima cobaan apapun, asal jangan cobaan dalam keluarga dan agama. Karena konon itu adalah cobaan yang paling berat di dunia dan jarang ada orang yang bisa melewatinya dengan baik.
Oleh karena itu, saya harus memilih pasangan yang salihah. Orang yang telah menjaga dirinya. Perempuan yang juga telah berkomitmen lama untuk menjaga hawa nafsunya dengan tidak bermesraan dengan seseorang jika belum sah. Dan, aku melihat, bahwa puteri bapak adalah muslimah yang taat.
Saya pernah mendengar dari sahabatnya bahwa dia selalu shalat hajat sebelum tidur, menjaga shalat tahajjudnya seperti dia menjaga barang yang dicintainya, bahkan sahabatnya juga pernah melihat dia tak sengaja tertidur diatas sajadahnya dengan memeluk mushafnya akibat lelah menuntaskan target bacaan hariannya.
Saya mempercayakan hidupku untuk dilengkapi oleh dia.
Saya sangat selektif dalam memilih teman, maka saya juga berhak selektif dalam memilih pasangan.
Orang yang membeli sepatu mungkin hanya menyesal satu atau dua minggu ketika dia memilih barang yang salah. Orang hanya akan kesal selama satu atau dua tahun jika salah memilih pekerjaan. Tapi, soal pasangan, akan seberapa menyesal jika orang telah salah memilih pasangan?
Saya ingin menyelamatkan diri dari lingkungan yang tidak sehat. Saya ingin menyelamatkan anak dan isteriku dari zina yang telah dihiasi sedemikian rupa. Aku, juga ingin memilihkan ibu yang cerdas dan salihah untuk anakku nanti. Itulah satu alasanku untuk memilih dia sebagai pasangan saya.
Satu paragraf gagasanku telah terucap dengan lancar. Aku melihat orang tuanya mengangguk-angguk setuju dengan jawabanku. Hope it will be. Aku menghela nafas sejenak, menyadari ternyata keren juga ya aku bisa mempunyai gagasan yang kuat seperti itu. Ternyata berdebat di kelas tentang teori psikologi ketika S1 ada gunanya juga hari ini.
173 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Kekurangan yang berserakan dan penerimaan-penerimaan yang mengharukan.
Tumblr media
Suatu hari seseorang bertanya padaku, bagaimana rasanya menikah? Rasanya pertanyaan itu terlalu berat untuk dijawab oleh seseorang sepertiku, yang baru saja beberapa waktu mengemban peran sebagai seorang istri. Hari itu aku menjawab singkat; menyenangkan jika bersama orang yang tepat.
Ya, menikah itu menyenangkan bersama orang yang tepat. Namun makna tepat begitu rumit, tidak sesederhana kata yang menyusunnya: t-e-p-a-t. Tepat bukan berarti sempurna, karena mengejar kesempurnaan, maka takkan ada penghujungnya. Tepat bukan berarti tanpa masalah, karena hidup sendiri adalah ujian. Namun memaknai tepat adalah tentang kompromi, saling memaafkan tanpa perhitungan dan saling menerima tanpa batas.
Tanpa kompromi akan ada emosi yang mudah meledak-ledak. Tanpa maaf, akan ada banyak kekesalan yang menjengkelkan. Dan tanpa penerimaan, takkan sampailah hati ini untuk merasakan arti "cukup".
Saat menikah, banyak sekali kekuranganku yang tiba-tiba bermunculan. Aku yang dahulu sewaktu sendiri, merasa apa yang ada dalam diriku saat itu "bukanlah kekurangan" namun ketika menikah beberapa hal dalam diriku berubah menjadi "kekurangan" dan merepotkan pasanganku.
Jika dahulu aku merasa diriku "cukup" penyabar, ketika menikah, kini aku merasa pasanganku lah yang teramat extra sabar menghadapi segala kerumitan dalam diriku.
Jika dahulu aku merasa diriku "bisa melakukan segalanya yang mesti dilakukan orang dewasa" ketika menikah, aku belajar meminta tolong, ini dan itu. Sebagai sulung, aku merasa rampung ketika didampingi sekaligus tenang ketika aku tahu, bahwa kami bisa saling mengandalkan dalam banyak hal.
Proses adaptasi pernikahan ini begitu menantang, menuntut banyak perbaikan diri dan juga mengandung banyak pelajaran hidup.
Setiap aliran penerimaan dari dirinya, terus menerus membuatku merasa bersyukur dan terharu akan betapa baiknya Allah telah menuliskan takdir kami.
Semoga Allah selalu menghimpun segala kekurangan-kekurangan kami yang berserakkan agar menjadi mozaik-mozaik yang mencukupkan.
Semoga Allah selalu menghimpun segala kebaikan-kebaikan kami yang berserakan agar teduh dan menentramkan dibawah naungan barokahnya sebuah pernikahan. Aamiin ya Rabb
Menuju magrib, 21 Maret 2023 18.15 wita
273 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Cerpen: Kenapa Kau Menemukanku?
Aku sudah berjalan terlalu jauh saat ini. Berjalan cepat juga lama. Melewati apapun disekelilingku, dibelakangku. Semua yang hadir hanya kuanggap sebagai pelengkap, yang kemunculannya tak ingin membuatku melambatkan langkah walau hanya sedetik untuk mencapai tujuan berharga yang tengah kukejar didepan sana. Yang masih entah apa dan bagaimana
Yang kulalui, tak jarang menyapa. Beberapa menanyakan mengapa aku tak kunjung menepi beristirahat atau sejenak berhenti. Yang lain tampak menawarkan kehangatan dalam berbagai bentuk dan peluk sebelum aku mengayunkan langkah kembali
Aku tak ingin menyebut ini sebagai ujung. Lidahku masih menolak mengucap ini adalah muara. Toh, untuk apa bertaruh pada ketidakpastian takdir? Buang-buang waktu, pikirku
Kau menyebut dirimu adalah perempuan paling rasional dan logis. Segalanya harus masuk akal. Semuanya harus jelas sesuai batas. Tersampaikan di awal secara terang maksud dan tujuan. Bahkan semua temanmu paham kau ini perempuan seperti apa dan bagaimana: tegas dan sangat berprinsip dalam cukup banyak hal, apalagi untuk sesuatu yang tampak dangkal di permukaan yang bahkan dasarnya saja dengan cepat bisa kau lihat dengan mata telanjang. Perempuan yang takkan mentoleransi hal apapun yang melanggar prinsipnya sendiri
Dalam perjalanan ini, lantas apakah kau yakin akan merusak kepercayaan dan keyakinan mereka atas dirimu hanya karna kenaifanmu atas seseorang? Apa kau yakin kau akan membuat teman-temanmu berpikir ulang tentang bagaimana kau ini sebenarnya? Tentu saja tidak bukan?
Entah kenapa waktu terasa semakin melambat dalam dimensiku. Sejak kemunculannya. Yang membuat perjalananku sedikit terhambat dan terlambat tiba di tujuan padahal seharusnya aku sudah tiba sesuai waktu yang sebelumnya sudah kuperkirakan secara akurat dan presisi
Kenapa kau menemukanku dan hadir persis ketika aku nyaris tiba di tujuan? Menarikku kedalam pusaran yang tidak bisa kulihat dengan jelas akan tertuju kemana? Kenapa kau melambatkan langkahku dengan tindakan yang sama sekali tidak perlu kau lakukan jika sedari awal kau tak punya misi yang jelas dan tidak terencana juga tidak melibatkan aku didalamnya? Jangan tarik aku kedalam hidup atau perjalananmu jika pada akhirnya kau hanya akan membuatku terlantar ditengah jalan tanpa punya cukup perbekalan
Mungkin kau perlu melihat sekeliling. Ada banyak hal yang bisa kau lakukan tanpa perlu mengusik perjalananku yang nyaris tiba di ujung. Aku yakin. Aku percaya, kau adalah lelaki sejati yang mengerti bagaimana harus bersikap dan mengambil keputusan bahkan di situasi keruh juga pelik. Pulanglah kembali ke jalurmu yang semestinya dan periksalah segala sesuatunya: benarkah tidak ada yang tertinggal, terlewati, atau bahkan keluar dari perencanaan?
Izinkan aku memberitahumu sesuatu. Aku tak lagi peduli kau akan menganggap ini sebagai apa. Jika baik, simpanlah sebagai bekal perjalananmu. Jika tidak, cukup kau abaikan saja tanpa perlu mengendapkannya terlebih dahulu dalam hati atau pikiran:
Jangan biarkan oranglain memilih dan menentukan keputusannya untuk hidupmu. Jangan biarkan pengaruh mereka memasuki dan menempati pikiranmu sehingga kau mengambil keputusan tergesa-gesa tanpa dilandasi pertimbangan yang matang. Kau harus tegas, sebagai lelaki. Sebab aku yakin, kau mampu. Kau bisa melakukan itu
Waktuku sudah banyak terbuang. Energiku juga semakin terkuras. Perbekalanku pun makin menipis. Namun sebaliknya, ditengah keadaan yang semakin menjepit, keyakinanku bertambah dan bertumbuh
Aku akan segera sampai
Dan aku juga percaya
Kau juga akan segera tiba
Sepanjang perjalanan, aku terus dibercandai semesta. Kali ini biarkan aku membalasnya: jika ucapan adalah do'a
Apakah kita akan tiba di tempat yang sama, di waktu yang tak jauh berbeda, juga dengan perbekalan yang tersisa sedemikian adanya kemudian melanjutkan kembali perjalanan dengan kesediaan membagi segalanya hanya berdua saja?
Kenapa kau menemukanku?
@winartydewi
9 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Membingungkannya Orang Dewasa
Ada sebuah hal yang kalau sampai ada dalam diri kita, mudah-mudahan itu bisa ilang.  Salah satunya adalah memiliki pikiran “paling benar”, itu justru adalah hal yang bisa berakibat fatal.
Kehilangan relasi, kehilangan teman, kehilangan kepercayaan, dan banyak sekali yang akan hilang. Apalagi jika pikiran paling benar itu muncul dari asumsi, bukan data. Datang dari pikiran sendiri, bukan dari hasil diskusi. Disimpulkan sendiri, tidak dikonfirmasi.
Hal-hal yang selama ini menjadi hambatan terbesar dalam sebuah relasi adalah pikiran tersebut. Rasanya semua kesalahan itu ada di orang lain, bukan salah kita, bahkan kita tidak merasa memiliki kontribusi pada kesalahan yang terjadi. Lupa untuk mengevaluasi diri sendiri. Apalagi dalam pernikahan, ini adalah pikiran yang bisa menghancurkan pernikahan tersebut.
Itulah kenapa seringkali kita menemukan nasihat; lemesin ego, belajar minta maaf meski gak salah, mengalah, dan banyak hal lainnya sebelum kita menikah.
Karena, meski benar, belum tentu lawan bicara kita tahu bahwa dia salah. Menyalahkan orang lain yang tidak tahu salahnya apa dan tidak juga menjelaskan dengan baik di mana salahnya di momen yang tidak tepat itu sama juga kita berkontribusi salah. Memang, seni dalam berkomunikasi itu sesuatu yang perlu untuk kita pelajari seumur hidup.
Selebihnya, kelapangan hati untuk menerima salah dan khilafnya orang lain. Apalagi jika itu sesuatu yang bisa diperbaiki bersama. Untuk kebaikan bersama adalah hal yang mungkin sudah jarang saat ini. 
Jadilah orang yang dihatinya memiliki ruang yang cukup untuk melihat kesalahan sebagai sebuah tanda bahwa “ini akan bertumbuh”. Artinya akan ada perbaikan, artinya akan ada sesuatu yang lebih bermanfaat lagi ke depan, artinya akan semakin baik lagi dengan evaluasi yang dilakukan.
Ini adalah nasihat yang selalu kepegang setiap kali bertemu masalah,”Tenang! Ini pertanda akan bertumbuh jika kita berhasil menyelesaikan masalah ini. Jangan khawatir, hadapi saja.” Bukan justru pergi dan menghindarinya. ©kurniawangunadi
440 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Saatnya Berhenti Mencari Uang
Lahir-Sekolah-Kuliah-Wisuda-Bekerja-Menikah-Berketurunan-Mapan.
Tanpa sadar menjadi siklus berulang yang sering sekali digaungkan dalam berkehidupan. Padahal sebenarnya siklus hidup kita tak sesederhana itu. Allah menghadirkan kita ke dunia, adalah untuk beramal sebaik-baiknya dalam penghambaan serta memberi manfaat seluas-luasnya bagi yang lainnya.
Ya, tepatnya saling memberi keluasan manfaat bagi sesama, satu sama lainnya.
Ada yang Allah hadirkan menjadi dokter, polisi, pilot, guru, pengusaha, politisi, wartawan, dll. Semua nya membawa andil nilai kepentingan yang mulia. Sepanjang dilakukan dalam bingkai misi yang benar.
Semua tugas menjadi kurang nilainya, jika dilakukan dalam bingkai yang salah. Tugas apapun, peran apapun yang kita emban, selama dilakukan dalam bingkai misi yang benar, maka semuanya adalah tugas mulia.
Allah menjadikan kita berbeda-beda dalam hal minat, bakat, dan kekuatan diri semata-mata untuk saling mengisi, demi membentuk kolaborasi dalam menjalankan peran kita sebagai khalifah di bumi.
Adapun tantangan yang perlu kita jawab berikutnya adalah, sudah kenalkah kita dengan siapa diri kita? peran terbaik apakah yang dapat diri kita kontribusikan? Dengan kata lain, ini adalah upaya menemukan misi hidup dan juga tugas penciptaan kita.
Lalu apa kaitannya denga rezeki?
Mari kita senantiasa menata persepsi bahwa fokus rezeki yang terkonsep itu bukan hanya pada putaran banyaknya, melainkan kepentingan berkah didalamnya.
Saatnya kita memperbaiki tujuan kita dalam bekerja, hingga konsekuensinya pun berubah.
Jika tujuan bekerja kita untuk mencari uang maka konsekuensi nya adalah bekerja keras.
Adapun bila tujuan bekerja kita adalah untuk menebar keluasan manfaat, menghadirkan solusi, melayani, berkhidmah maka konsekuensi nya adalah keberkahan (mendapat rezeki).
Maka pilihan manakah yang menjadi fokus kita dalam menjalani kehidupan dan juga dalam mengikhtiarkan porsi rezeki kita?
Ketika niat kita dalam bekerja adalah untuk mencari uang, membiayai kehidupan, mendambakan kenikmatan pribadi, maka harga yang mahal lah yang harus kita bayar untuk itu semua.
Jika itu yang menjadi tujuannya, maka konsekuensi yang kita hadapi adalah harus bekerja keras, tidak jarang akan lelah hati, lelah fisik, lelah mental, dan sering pula harus berkorban perasaan.
Lain halnya jika yang kita jadikan tujuan bukanlah uang. Mari letakkan uang pada bagian pada konsekuensi, dan ubah tujuannya menjadi bekerja untuk kemaslahatan orang lain, fokus pada kebermanfaatan bagi sesama, yakni untuk melayani, berkhidmah, menebar solusi dan yang lainnya, yang putarannya bukan semata untuk diri sendiri saja.
Fokusnya adalah pada peran khalifah. Meski pada praktiknya tidaklah mudah, tetapi perubahan ini akan sangat membawa perbedaan efek pada keberkahan rezeki kita.
Mari mulai menghijrahkan resolusi.
Dari yang tadinya sebatas pencapaian-pencapaian yang konotasinya adalah dunia, saatnya bergerak untuk berbuat lebih luas dan jangka panjang, yakni untuk akhirat.
Dari yang hidup hanya sebatas hidup, kerja sebatas kerja, sibuk sebatas sibuk, bergerak tanpa bingkai misi yang jelas, mulailah secara bertahap berikhtiar memohon petunjukNya untuk dipertemukan dengan misi hiup dan tugas penciptaan. Agar Allah senantiasa gerakkan di jalurNya, dengan kesadaran peran dan sadar misi.
Dari yang sebelumnya memiliki resolusi pekerjaan maupun bisnis untuk pencapaian pribadi, mulailah beralih untuk fokus pada menebar solusi, manfaat, dan melayani ummat serta banyak orang tiada henti.
Berhentilah untuk mencari uang.
Mari mulai mengatur tujuan untuk kemaslahatan ummat, menebarkan kebaikan dan meluaskan kebermanfaatan.
Uniknya, setelah melakukan semua itu, rezeki dan uang tak henti mengikuti, mencukupi, yang harapannya kebersamaan hadirnya rezeki itu keberkahan turut menyertai.
26 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Menjalani Doa
Ya Allah,
Tahun 2023 ini aku sedang menjalani doaku sendiri. Dan aku deg-deg-an sekali menjalaninya. Dahulu, kupikir kalau doa terkabul itu rasanya akan pasti bahagia, tenang, benar-benar super senang. Tapi, ternyata semenegangkan ini, super deg-deg-an, takut, khawatir, dan banyak pertanyaan di kepala “apakah aku mampu menjalani doaku yang terkabul ini?” Tapi aku sadar, satu-satunya jalan untuk aku tahu kalau aku mampu atau tidak adalah dengan menjalaninya. Jadi ya, se-deg-deg-an dan setakut ini tetap saja kujalani.
Kayak apa ya rasanya? Takut iya, tapi kan itu cuma di kepala. Besar kemungkinan nggak akan terjadi kalau kita jalani. Menjalani ketakutan itu adalah keberanian. Kalau aku menjalaninya, memang ada kemungkinan berhasil dan gagal, tapi aku tahu betul kalau aku tidak menjalaninya itu 100% gagal. Daripada penasaran seumur hidup, aku memilih menjalaninya, gimanapun risikonya, gimanapun perasaan yang kurasakan.
Kalau takut karena sendirian, ya jangan sendirian.
Kalau takut karena nggak paham, ya belajar.
Kalau takut karena nggak tahu apa yang di depan, ya tanya sama orang yang pernah menjalaninya. Bismillah.
454 notes · View notes
lailatadzkiroh · 1 year
Text
Noted
akankah berubah
"mbak, apakah laki-laki itu akan berubah setelah menikah?" tanya seorang adik. saya diam sebentar, coba memilih jawaban yang paling tepat--sesuai pengalaman dan pengamatan.
toh akhirnya, saya hanya bisa bilang yang sering dibilang orang. "pernikahan nggak akan mengubah siapa-siapa, baik laki-lakinya maupun perempuannya. alih-alih, pernikahan menunjukkan jati diri seseorang. jadi, jangan berharap seseorang akan berubah karena pernikahan. kalau sebelum menikah saja ada bagian yang sulit diterima, setelah menikah--kemungkinan besar--akan lebih sulit lagi bagian itu bisa diterima."
saya berpikir lagi. lebih lama sekarang.
"tapi pernikahan juga membuat baik si laki-laki maupun si perempuan bertumbuh lebih dewasa. mungkin di sana bedanya berubah dengan bertumbuh. mengubah seseorang itu seperti membengkokkan atau mematahkan dahan. sementara, bertumbuh bersama seseorang itu seperti dahan-dahan yang semakin panjang ke arah datangnya cahaya matahari. bertumbuh bersama itu alami dan tanpa usaha."
526 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Anak Perempuan
Oleh Ust Rahmat Idris.
Menjadi seorang ayah bagi anak perempuan itu kenyataannya membangkitkan semangat melindungi berkali-kali lipat dibandingkan ketika memiliki anak lelaki.
Contohnya dalam memilih teman bermain: Anak lelaki cenderung kita izinkan bermain dengan sesama anak lelaki yang lain. jatuh bangun itu biasa. menangis tertawa adalah lumrah.
namun tidak untuk anak perempuan. teman anak perempuan haruslah perempuan. yang tidak nakal, tidak suka mencubit, menggigit, mengambil yang bukan kepunyaannya, atau yang suka memanfaatkan keadaan di sekelilingnya.
begitu pula radius area permainan. anak lelaki jarak mainnya adalah sejauh suaranya terdengar. selama dia masih menyahut ketika dipanggil maka dia dalam kondisi “aman dan terkendali”.
Namun berbeda dengan anak perempuan. jarak mainnya harus sejarak mata memandang. bila pandangan tertahan objek tertentu, maka itu signal untuk segera mencari dimana sang anak perempuan berada.
Dalam menyahuti panggilan juga berbeda. seorang anak lelaki akan memanggil berulang kali sebelum merasa panik karena merasa tidak mendapat jawaban dari kita. bagi seorang anak perempuan, kadang kala tanpa memanggil pun kepanikan dapat timbul dan suara panggilan langsung berganti dengan tangisan.
Menjadi ayah dari seorang anak perempuan tentunya semakin membuat seorang lelaki lebih menghormati dan mengasihi kaum perempuan. mereka tahu, perempuan itu rapuh, mudah hanyut, gampang merasa di tinggalkan.
Menjadi ayah dari seorang anak perempuan juga bermakna berani untuk menjadi pemberani. lelaki mana pun yang berusaha mendekat harus di beri tindakan tegas. yang berusaha menggoda terang-terangan bermakna cari lawan. yang berusaha menggoda secara sembunyi-sembunyi tetap akan di tindak untuk menumbuhkan rasa segan.
Dan tantangan paling besar bagi seorang ayah pada masa kini adalah: menanamkan rasa keimanan dan menumbuhkan rasa malu kepada anak-anak perempuannya agar menutupi kecantikan maupun auratnya dari yang tidak pantas dan berhak untuk melihatnya.
Maka pantas Rasululah bersabda:“ “Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)
:”) Kuy! buat kita yang anak perempuan dari ayah kita, bantu ringankan ayah kita yuk :).
ringankan kekhawatiran beliau akan bagaimana kita tumbuh dan menjalani hidup,
terlebih, ringankan ayah kita saat kelak beliau ditanya tentang tanggung jawabnya akan anak perempuannya :).
690 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Jangan Buru-Buru Memuji Cantik
Penulis : Rahman Indra
Sumber : Latinafatale
Dipublikasikan juga di : Kompas.com
Ada sebuah kisah menarik yang dituangkan Lisa Bloom, pengarang Think: Straight Talk for Women to Stay Smart in a Dumbed-Down World. Menurutnya, anak perempuan sekarang bertumbuh dengan keinginan besar untuk tampil cantik, daripada tampil pintar. Mereka lebih khawatir kalau mereka tampak gemuk dan jelek.
Dalam bukunya, ia menunjukkan bahwa 15-18 persen anak perempuan di bawah dua belas tahun saat ini sudah memakai maskara, eyeliner dan lipstik. Kepercayaan diri anak perempuan menurun kalau tidak merasa cantik. Hampir 25 persen remaja perempuan akan merasa bangga menang America’s Next Top Model daripada memikirkan untuk memenangi Nobel.
Karenanya memuji anak perempuan bahwa dia cantik, akan membuatnya makin merasa betapa penampilan menjadi penting. Bayangkan nanti dia sudah diet di usia lima, memakai bedak di usia 11, botoks dan operasi payudara di usia 20-an. Apa yang hilang? Mereka akan kehilangan makna hidup, mengungkap sebuah gagasan dan membaca buku untuk mengembangkan pemikiran dan pencapaiannya.
Bloom berkisah, suatu kali ia pernah bertemu dengan anak perempuan temannya berusia lima tahun yang cantik bernama Maya. Rambutnya terurai, matanya indah, dan gaun warna pink yang manis. Seketika ia ingin sekali teriak “Maya, kamu cantik sekali, coba lihat dan berputar”. Namun, ia urungkan dan ia tahan niatan itu. Meskipun itu adalah hal yang biasa untuk memuji seorang anak perempuan, sekaligus mencairkan suasana, dia punya alasan lain.
Lalu, bagaimana baiknya? Lisa lalu mengajak Maya, untuk bicara hal lain daripada sekedar memuji. 
“Hai Maya, senang bertemu denganmu,” sembari menatap mata Maya. “Senang bertemu denganmu juga,” ujarnya dengan kalem seperti orang dewasa. “Apakah kamu suka membaca?” ujarnya lagi. Maya diam sebentar. “Aku menyukai buku, apakah kamu juga suka buku,” lanjutnya. “Ya. dan aku bisa membacakannya untukmu,” jawab Maya akhirnya.
Maya lalu benar-benar membacakan buku pilihannya dengan lantang. Kisah tentang seorang tokoh perempuan yang menyukai warna pink melawan sekelompok anak jahat yang kerap memakai warna hitam. Tidakkah buku ini juga mengajarkannya betapa sosok perempuan dilihat dari penampilan daripada karakternya. Maya juga kerap membandingkan mana yang lebih cantik, tubuhnya lebih ramping dan pakain yang paling bagus.
Lisa lalu mengajak Maya untuk di kemudian hari memlih buku yang lain jika nanti mereka bertemu lagi. Dari sini diketahui bahwa betapa susahnya nanti mendidik anak perempuan untuk mengajarkan mereka betapa penampilan mestinya tidaklah hal yang utama. Namun, di tengah kepungan industri kecantikan, produk perawatan, kompetisi perempuan cantik sejagad dan budaya selebriti lainnya, usaha mengajari mereka harus dua kali lipat lebih besar.
Setidaknya jika suatu saat nanti Anda bertemu seorang anak perempuan, termasuk anak Anda sendiri, usahakan jangan buru-buru memuji penampilannya. Akan lebih baik mengajak mereka untuk berpikir dan bertanya sesuatu tentang apa yang ia baca. Apakah ia menyukai buku itu atau tidak, dan mengapa? Dari sini pembicaraan akan berkembang sekaligus mengembangkan pola pikir dan inteligensia mereka. Sehingga bisa mengubah cara berpikir anak perempuan bahwa menjadi pintar lebih penting daripada sekedar cantik.
324 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Perempuan yang Punya Banyak Mimpi
Menunggu tiga empat sepuluh atau belasan jam tidaklah membosankan, asalkan tau cara ‘memakan’ kebosanan itu. Perjalanan awal dari Jember ke Surabaya membuatku tergerak untuk menekan icon Tumblr yang sudah cukup berdebu karena sudah jarang kulihat akibat sulitnya sinyal di desa. Dan ketika aku memulai untuk iseng buka-buka Timeline, then I found this:
———
A short story by Prawita Mutia, dengan sedikit perubahan.
Kamu tau nggak, perempuan yang punya banyak mimpi itu cantik kalau dilihat dan dikenal. Mereka menarik karena cerdas dan berwawasan, karena sekiranya bisa melahirkan dan mendidik anak-anak yang cerdas pula.
Kamu tau nggak, perempuan yang punya banyak mimpi, super merepotkan kalau dijadikan pasangan hidup. Kalau kamu jatuh cinta dengan perempuan yang punya banyak kemauan, kamu harus bersiap-siap. Siap menjadi tempatnya bertanya, berbagi cerita, bahkan berkeluh kesah tentang perjalanan mencapai mimpinya yang sesungguhnya tidak mudah— meski selama ini kamu melihatnya demikian, bahwa dia penuh dengan kemudahan. Siap pula untuk sigap, menjadi yang pertama dalam membela mimpinya. Menjadi yang percaya saat orang lain tidak. Menjadi yang pertama menikmati karya-karyanya. Menjadi penggemar yang paling utama dan setia. Tidak lupa pula, siap menghidupkan mimpi-mimpinya sebagaimana mimpi-mimpimu sendiri. Sungguh, bagi para perempuan seperti itu, kalah pada mimpinya bisa jadi sama menyedihkannya dengan patah hati. Siap dengan semua kerepotan itu. Bahkan, siap untuk berkorban.
Kamu tau nggak, perempuan yang punya banyak mimpi itu berisik dan merepotkan.
Tapi, kamu tau nggak, kebanyakan dari mimpi perempuan sebenarnya adalah hadiah untuk orang-orang yang disayangi. Kalau kamu merasa pantas untuk mendapatkannya, bersiaplah untuk membantunya merakit hadiah itu.
9 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Betapa banyak yang saling mencintai, tapi pernikahan mereka justru tidak barokah. Bahkan berakhir dengan cekcok maupun perceraian.
Karena iman, Rasulullah sabar ketika di rumahnya hanya tersedia cuka lalu memakannya.
Karena Iman, Ali Bin Thalib sabar menjadi kuli menimba air dengan upah segenggam kurma.
Karena Iman, Fatimah sabar menggiling gandum hingga tangannya melepuh.
Pernikahan, sungguh tak seindah apa yang dikatakan para motivator atupun buku pranikah.
Akan ada banyak cobaan dan ujian. Maka pahamilah, rasa cinta kadang tak bisa ikut berperang. Hanya iman yang kuat dengan pedang kesabaran di kala susah, dan senjata syukur di kala senang, yang mampu menghadapi bala ujian dan cobaan.
Oleh karenanya, boleh boleh saja menikah karna saling mencintai. Namun pastikan, perasaan itu hanya menjadi makmum dan imanlah yang harus menjadi imamnya.
Pahamilah, tak semua cinta itu melahirkan iman. Tapi semua iman, insyaallah akan melahirkan cinta..
435 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia.
Kecantikanmu itu berbeda. Aku melihatnya setiap hari dengan mata kepalaku. Cantikmu itu mengalir dalam sifat, seperti ketaatan, keikhlasan, kesabaran, dan hal-hal yang membuatku merasa tentram.
Aku sengaja menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Sebab, dunia kita adalah dunia yang kita bangun dengan kepercayaan bahwa yang kita lihat dengan mata ini adalah fana. Semuanya akan berakhir, cantik akan menua, kekayaan takkan dibawa mati, dan hal-hal lain yang akan berakhir.
Aku menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, biar orang melihat dan merasakan kecantikanmu dari akhlakmu. Bukan dari hasil riasan berjam-jam dan baju kekinian yang kemudian kamu pajang di halaman media sosialmu. Orang akan mengenalmu dari kebaikan budi, kebermanfaatan, peran, pemikiran, kecerdasan, sumbangsihmu pada umat, dan hal-hal lain yang jauh lebih bermakna dari pakaian dan riasan.
Aku akan menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Agar kamu bisa menjadi dunia yang terbaik bagi anak-anak kecil yang lahir di rumah tangga kita. Menjadi dunia yang layak untuk tumbuh besar mereka. Dunia yang akan mengajarkan mereka dan membuat mereka tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.
Biar dunia kita ini sunyi, sepi.
Kita tidak harus dikenal banyak orang untuk bisa menjadi lebih bermanfaat, untuk memiliki nilai lebih sebagai manusia. Kita hanya perlu menjadi orang baik, berbuat baik, membantu banyak orang, berkata-kata yang baik, lemah lembut terhadap semua makhluk, bekerja dengan ikhlas, berbakti kepada orang tua, berbuat baik pada tetangga, menyanyangi anak-anak, dan semua kebaikan lain yang bisa kita lakukan tanpa harus berdandan terlebih dahulu, tanpa harus memiliki kuota internet untuk memuatnya dalam live video.
Kita tidak perlu mencatatnya, dua malaikat kecil di sisi kita sudah melakukannya untuk kita. Setiap hari, tanpa lelah.
Untuk itu, izinkan aku untuk menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, istriku :)
Yogyakarta, 7 November 2017 | ©kurniawangunadi
3K notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Tulisan : Sesuatu sedang terjadi di tempat lain
Setiap kali bangun pagi, saya berkali-kali mengucap syukur; Alhamdulillah. Sebab saya telah dijaga sepanjang badan dan kesadaran saya tidak terjaga. Setiap pagi, saya berselancar ke laman berita. Terutama saya tertarik dengan berita internasional. Dunia begitu dinamis meski berada di satu planet yang sama.
Seseorang yang sudah tidak lagi bersekolah di sekolah formal, juga tidak kuliah. Cara untuk merawat akal sehat ini adalah dengan terus belajar dan membaca. Kira-kira 2,5 tahun sejak kelulusan saya dari Kampus Gajah. Dengan membaca berbagai hal yang terjadi di dunia ini membuat saya merasa lebih bijaksana, meskipun saya tidak tahu bagaimana bentuk bijaksana itu. Saya merasa lebih bisa menata kebahagiaan dan kesedihan, menata rasa syukur dan kecewa secara tepat.
Hidup ini berjalan secara paralel, dalam waktu yang sama setiap orang menjalani hidupnya, dalam waktu yang serupa setiap tempat mengalami kejadian yang berbeda.
Saat kita terlelap pukul 2 dini hari, gempa terjadi di tempat lain dan menewaskan ratusan orang. Saat kita tengah duduk dan tertawa di kafe-kafe untuk gaya hidup, seseorang tengah berjuang antara hidup dan mati dengan pekerjaannya yang berbahaya. Saat kita tengah berbahagia merayakan pernikahan, disaat yang sama pemuda seusia kita tengah berjuang di peperangan.
Pengetahuan tentang itu membuat saya benar-benar tidak hentinya bersyukur dan istighfar. Betapa hidup ini sangat sia-sia kalau hanya untuk duduk manis di depan komputer atau 24/7 bersama dengan gadget dan media sosial. Tanpa melakukan hal-hal berarti untuk kehidupan lebih banyak orang. Hal ini juga membuat saya lebih berhati-hati dengan media sosial. Menjelang hari pernikahan saya pun, saya beberapa kali mengingatkan diri sendiri dan mengingatkan @ajinurafifah untuk bisa menahan diri dari media sosial agar tidak terlalu mengekspos kebahagiaan dengan berlebihan. Cukupkan secukupnya dan sewajarnya.
Media sosial adalah sesuatu yang lebih jahat dari tetangga sebelah yang suka memfitnah. Media sosial bisa membuat orang lain menjadi iri dan dengki, padahal tidak saling kenal. Bisa membuat orang lain menjadi kufur nikmat, padahal tidak ada niatan untuk itu. Merayakan kebahagiaan juga membutuhkan kesabaran. Sebahagia apapun, bersabarlah.
Sabar dan syukur, bagiku adalah sebuah frasa yang tidak boleh dipisahkan dan berdiri sendiri.
Sesuatu yang tidak kita tahu sedang terjadi di tempat lain. Kejahatan dan perusakan yang tersembunyi dibalik tirai-tirai media. Juga betapa hidup kita tengah di giring ke arah materalistik, setiap hari berpacu dengan waktu untuk mengumpulkan materi. Setiap tindakan diukur dengan berapa banyaknya materi yang didapat. Setiap orang diukur dari apa pekerjaan dan penghasilan. Lihatlah setelah lulus kuliah, berebut-saling sikut dengan teman sendiri untuk satu tempat pekerjaan.
Kita tidak pernah diajarkan tentang empati di sekolah-sekolah, sejak kecil. Kita tidak pernah diajarkan bagaimana caranya bersyukur dan berterima kasih, juga tidak pernah diajarkan meminta maaf dan memaafkan. Kita lebih banyak diajarkan untuk mencari jalan pintas, bagaimana mengakali, juga bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Hidup ini tengah bergerak di atas takdir yang luar biasa, Dia juga menyediakan takdir-takdir mana yang bisa kita pilih. Setiap keputusan yang kita ambil, setiap langkah yang kita buat, apakah kita pernah memikirkan selain diri sendiri di saat mempertimbangkannya?
“Something happening somewhere”
Yogyakarta, 10 September 2016 | ©kurniawangunadi
513 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
doa-doa selepas shalat, dari Al-Qur'an dan Hadits, dari guru kami KH. Hafidz Abd...
doa-doa selepas shalat, dari Al-Qur'an dan Hadits, dari guru kami KH. Hafidz Abdurrahman :) mari kunjungi pages beliau, diambil semua kebaikannya, dan juga jangan lupa LIKE-nya, supaya selalu mendapat manfaat dari postingan beliau :) https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-xpf1/v/t1.0-1/p100x100/10352196_402160629944855_1494032414668651612_n.jpg?oh=044a55262567ee79101ba6ac61e82065&oe=55618B76&__gda__=1431532176_340717f111ce9b55c864f63ddda30b36 KH. Hafidz Abdurrahman DOA DARI ALQUR'AN DAN HADITS:Silahkan diamalkan tiap hari, tiap selesai shalat… Semoga bermanfaat:اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا والحمد لله رب العالميناللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ [رواه مسلم]Allahumma ashlih li dini al-ladzi huwa ‘ishmatu amri, wa ashlih li dunyaya al-lati fiha ma’asyi, wa ashlih li akhirati al-lati fiha ma’adi, waj’al al-hayata ziyadatan li fi kulli khair, waj’al al-mauta rahatan li min kulli syarrin “Ya Allah perbaikilah agamaku, yang merupakan penjaga urusanku. Perbaikilah untukku duniaku, yang di sana terdapat kehidupanku. Perbaikilah untukku akhiratku, yang di sanalah tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai bertambah-tambahnya seluruh kebaikan untukku. Dan, jadikanlah kematian sebagai tempat peristirahatan bagiku dari segala keburukan.” (HR Muslim)اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُونَ، وَنَسْتَعِيذُ بِكَ مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُونَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ، رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ [رواه الطبراني في المعجم الأوسط]Allahumma inna nas’aluka min al-khairi kullihi ‘ajilihi wa ajilih ma ‘alimna minhu wa ma lam na’lam, wa na’udzu bika min as-syarri kullihi ‘ajilihi wa ajilih ma ‘alimna minhu wa ma lam na’lam. Allahumma inna nas’aluka ma sa’alaka minhu ‘ibaduka as-shalihun, wa nasta’idzu bika mimma ista’adza minhu ‘ibaduka as-shalihun. Rabbana atina fi ad-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah, wa qina ‘adzaba an-nar. Rabbana amanna faghfir lana dzunubana wa kaffir ‘anna sayyi’atina wa tawaffana ma’a al-abrar. Rabbana wa atina ma wa’adtana ‘ala rusulika wa tukhzina yaum al-qiyamah, innaka la tukhlifu al-mi’adz.“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu semua kebaikan, baik yang disegerakan maupun yang ditangguhkan, baik yang telah kami ketahui maupun belum. Kami juga berlindung kepada-Mu dari semua keburukan, baik yang disegerakan maupun yang ditangguhkan, baik yang telah kami ketahui maupun belum. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu apa yang diminta oleh hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepada-Mu dari apa yang hamba-hamba-Mu yang shalih berlindung terhadapnya. Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kebaikan di dunia, dan akhirat, serta lindungilah kami adzab neraka. Wahai Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami, dan tebuslah keburukan kami, serta wafatkanlah kami bersama orang-orang yang taat. Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-Mu, dan janganlah hinakan kami di Hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah ingkar janji.” (Hr. At-Thabrani)يَا مقلب الْقُلُوب ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينك [رواه الترميذي]Ya Muqalliba al-qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika.“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk mentaati agama-Mu.” (HR At-Tirmidzi)﴿رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ﴾ [سورة آل عمران: 8]Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hab lana min ladunka rahmatan innaka anta al-wahhab.“Wahai Tuhan kami, jangan Engkau palingkan hati-hati kami setelah Engkau berikan hidayah kepada kami. Anugerahkanlah kasih sayang dari sisi-Mu, sesungguha Engkau adalah Dzat yang Maha pemberi anugerah.” (QS Ali ‘Imran: 8)اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِ��َ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسْلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ، اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكاَّهاَ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعْ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعْ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا [رواه مسلم]Allahumma inni a’udzu bika min al-‘ajzi, wa al-kasli, wa al-jubni, wa al-bukhli, wa al-harami, wa ‘adzabi al-qabri, Allahumma ati nafsi taqwaha, wa zakkiha Anta khairu man zakkaha, Anta waliyyuha wa maulaha. Allahumma inni a’udzu bika min ‘ilmin ya yanfa’, wa min qalbin la yakhsya’, wa min nafsin la tasyba’, wa du’ain la yustajabu laha.“Ya Allah, hamba berlindung kepada-Mu dari kelemahan, malas, sikap pengecut, bakhil, lemah dimakan usia, dan dari siksa kubur. Ya Allah, berikanlah kepada hamba jiwa yang bertakwa, dan bersihkanlah ia, karena Engkaulah Dzat yang Maha sebaik-baiknya membersihkan jiwa. Engkaulah pelindung dan tuannya. Ya Allah, hamba berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak diijabah.” (HR Muslim)وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.saudaramu,Hafidz Abdurrahman
51 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Logis✔️
Nggak Cukup Kalau Cuma Cinta Aja
Kalau kamu jatuh cinta di usia muda, simpan saja dulu. Nanti kalau sudah ketemu realita, kamu akan paham bahwa cintamu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya perasaan, biaya waktu, biaya pikiran, biaya materi. Nanti kamu akan sadar bahwa cinta yang kamu rasakan itu tidak akan cukup membawamu kepada kebahagiaan jika kamu tidak siap secara lahir dan batin.  Tidak siap untuk bekerja keras, tidak siap untuk menghadapi kerasnya hidup. Dan tidak siap untuk tanggungjawab yang lebih besar.  Simpan saja dulu. Sampai cukup bijak cara berpikir dan bertindakmu, sampai kamu bisa mengerti kalau rasa cinta itu takkan begitu seterusnya, ia naik dan turun. Dan yang akan menjaga semuanya adalah komitmen, komitmen kalian berdua. Karena hubungan yang sehat, adalah yang diperjuangkan keduanya, tidak hanya salah satu. kurniawangunadi
922 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Bersyukur 🗝️
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim :7)
Didapatkan beragam penjabaran dari kalangan ahli tafsir terhadap kandungan ayat tentang bersyukur, sebagiannya sebagaimana berikut:
Musa berkata kepada mereka, ”dan ingatlah ketika tuhan kalian memberitahukan dengan pemberitahuan yang tegas, ’jika kalian beryukur kepadaNya atas nikmat-nikmatNya, pastilah Dia akan memberikan tambahan karunia kepada kalian, dan jika kalian mengingkari nikmat-nikmat Allah, niscaya dia benar-benar akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih.” (Tafsir al-Muyassar)
76 notes · View notes
lailatadzkiroh · 2 years
Text
Ketika “ Si Tamu ” Datang, di 10 Hari Terakhir Ramadhan …
Buat perempuan, pasti mengalami kedatangan tamu yang menjadi siklus bulanan. Terus gimana sih rasanya, ketika si tamu ini ternyata datang di 10 hari terakhir bulan ramadhan ? Dan biasanya di waktu 10 hari terakhir itu, kita lagi super duper semangatnya yang nama nya ibadah, terlebih untuk ibadah istimewa “i'tikaf” di mesjid. Ya ngga ? Iya, terlebih di malam ganjil, untuk berburu lailatul qadar. Ada yang pernah ngerasain gimana rasa nya ? Dan aku merasakan nya hari ini.
Tadinya hari ini sudah merencanakan untuk beri'tikaf di salah satu mesjid yang bisa dibilang, udah jadi markas nya anak-anak bandung. Iya, buat kita-kita yang pengen ngerasain nikmatnya sholat malam dengan suasana yang ga bisa dijelaskan dengan apapun, seriusan nikmat, rasanya betul bersimpuh, ngerasa hina dina banget di hadapan Allah, dengan lantunan ayat suci yang dibawakan powerfull, jadi ngena banget di hati. Dan bisa dibilang hampir 98% jama'ah nya anak muda. Anak muda yang kebanyakan jiwa nya masih mencari-cari apa makna kehidupan sesungguhnya, dan mungkin mereka dapatkan salah satu nya disini.
Ok kita skip dulu bahas soal kumpulan anak muda ini ya, balik lagi ke topik awal, ketika kita, kaum hawa kedatangan si tamu bulanan di 10 malam terakhir. Iya, terus terang tadi tuh sedih banget, sampai ga kerasa keluar air mata, sedih karena takut banget engga dikasih ketemu lagi di bulan ramadhan tahun selanjutnya, sedih karena tau kalau teenyata kemarin kemarin itu ngerasa belum maksimal nya huhu 😭
Tapi Allah memang Maha Baik, menghibur dengan cara Nya :“) di salah satu halaman medsos, tiba-tiba muncul tulisan ini, tulisan dari salah satu idola baru saya, seorang ibu, seorang muslimah yang selalu menginspirasi saya, beliau membuat sebuah tulisan, yang di dalam nya berisi tentang catatan bagi muslimah yang sedang haid di 10 malam terakhir ramadhan.
Para muslimah yang jadwal haidnya jatuh di sepuluh terakhir Ramadhan, seringkali bersedih dan khawatir tidak mendapatkan lailatul qadar. Padahal semestinya tidak perlu terlalu sedih, karena lailatul qadar adalah hak semua mukmin, termasuk wanita yang sedang haid atau bahkan sedang sakit.
Lakukan hal berikut :
Menyiapkan dan membagi makanan berbuka dan sahur untuk mereka yang berpuasa, baik dari kalangan keluarga atau tetangga dan orang lain. Niat dan tanamkan dalam hati dan berdoa, ya Allah semoga hamba mendapat nilai pahala puasa mereka semua.
Tetap bisa terus melantunkan doa : ”Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni .“ Teruslah diulang-ulang.
Muslimah haid yang ingin mendapat lailatul qadar, tetap bisa duduk khusyu berdoa menghadap kiblat, meskipun tidak sholat dan bukan di masjid. Berpakainlah yang rapi dan tertutup aurat, duduk bersimpuh dihadapan Allah dengan menghadap kiblat. Tumpahkan semua asa harapan dan rintihan kita papda Dzat yang Maha Mendengar. Allah Rabbul izzati.
Ulang ulang hafalan qur'an yang sudah kita miliki. Minimal mendengar dan menyimak bacaan Al Qur'an dengan penuh seksama. Bisa dari aplikasi yang di HP. Atau tayangan siaran langsung dari makkah . Saat ini sudah mudah mengakses hal tersebut. Bahkan stasiun televisi tertentu ikut menayangkan. ”
Ya, tulisan ini begitu menghibur bagi saya. Iya, kita (perempuan) yang sedang kedatangan tamu, terkhusus di 10 hari terakhir ramadhan, tak boleh bersedih, karena masih banyak amalan-amalan lain yang bisa kita lakukan selain sholat, beribadah di dalam masjid. Betul apa kata bu sri, karena lailatul qadar adalah hak setiap mukmin, jadi lakukan apa yang bisa dilakukan, maksimalkan. Allah Maha Tahu, semua bernilai di mata Allah, selama terjaga niatnya, InsyaAllah. Maka bersungguh-sungguh lah …
Bandung, 11 Juni 2018
128 notes · View notes