Tumgik
maulaakhalid · 7 months
Text
Ya Allah, aku tau ini nggak mudah. Tapi dulu, aku pernah berdoa biar diri ini bisa diberi kesempatan buat bermanfaat sama sesamanya.
Mohon kelapangan yang luas, buat hamba, dan orang-orang di sekitarnya juga. Aamiin.
05.31 // Surabaya, 1 November 2023
28 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Apakah kita sudah cukup baik sampai-sampai menduga kita yang paling benar, dan selain itu, semuanya salah?
Apa kita sudah cukup baik sampai-sampai perasaan sombong itu (tanpa sadar) perlahan memenuhi sampai membutakan diri?
Hidup di dunia yang berisik membuatmu harus pintar memilah, mana omongan yang harus didengar dan yang tidak, mana yang harus dilewati saja, dan mana yang harus dicerna pelan-pelan.
Nggak semua hal bisa kita telan satu waktu. Kalau terlalu penuh, nanti jadi bingung, mana duluan yang mau dikelola.
Hidup dengan asumsi dan prasangka, sudah cukup membuat hatimu sakit. Dan, mau sampai kapan—berulang bagai lingkaran setan?
Katanya, menjadi dewasa sudah harus berani memilih masalah mana yang mau kita jalani. Kalau bisa, yang paling minim risiko.
Kalau yang paling minim risiko saja sudah sesakit ini, bagaimana yang lainnya?
Pada akhirnya, semua masalah yang sedang dihadapi—kini, membuatnya sadar, nggak selamanya bisa bergantung pada penguatan diri sendiri. Mungkin di sisi lain, ada juga orang tua, keluarga, sahabat, tapi nggak sepenuhnya mereka bisa selalu ada.
Doa-doa yang dulu pernah dilayangkan, jangan dulu menyerah. Satu-satu masih terpilin menjulang ke angkasa raya, didengar lautan langit. Dijawab dalam waktu yang tepat.
Mimpi yang terdengar nggak mungkin, sebenarnya, perlu dikoreksi lagi; masih banyak ketakutan di sana. Dan rasa takutmu memang valid, karena, nggak ada manusia yang hidup tanpa luka. Tapi, segala ketidakmungkinan itu masih berupa asumsi, bukan sebenar-benarnya realita.
Jangan cemas, jangan takut.
Karena kita masih bisa mendoakan yang baik-baik,
untuk diri kita sendiri.
Ya? :)
***catatan menjelang November..
03.09 // Surabaya, 25 Oktober 2023
166 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Jiwa yang Sakit
Masih lanjutan obrolan dengan psikiater kemarin. Dari mulai tentang kondisi diri, fenomena pernikahan, dan banyak diskusi lainnya.
Banyak orang yang nggak menyadari bahwa hambatan dalam hidupnya sebagian besar berasal dari dirinya sendiri, memang ada di dalamnya peran lingkungan, orang lain, dan lain-lain. Tapi keputusan atau respon atas masalah tersebut, berasal dari cara berpikir / sudut pandang terhadap masalah dan bagaimana keputusan itu diambil.
Bagaimana caranya agar kita tahu, kita itu bagaimana? Asesmen, kalau mau tahu lebih cepat. Memang bisa melewati proses pembelajaran hidup, tapi mungkin butuh waktu, butuh banyak sumber daya. Proses untuk mengenal diri memang sebuah perjalanan panjang, dari hasil diskusi sebelumnya aku pun lebih terbuka untuk memahami kenapa hidup membentukku seperti sekarang. Apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan, atau direduksi karena hal itu berpotensi merusak fungsi hidup ataupun hubungan sosial.
Aku belajar untuk bisa memahami kenapa cara pengambilan keputusanku demikian. Apa yang membuatnya jadi demikian. Aku juga menyadari kalau banyak sekali masalah yang terjadi itu lebih karena pikiran. Tidak benar-benar ada, tapi di ada-adain. Bahkan dalam kondisi mental emosional yang benar-benar bermasalah, ada orang lewat depan kita - salah, padahal orang tersebut nggak kita kenal, cuma lewat doang.
Dalam narasi yang kubaca beberapa waktu yang lalu, setiap orang itu ibarat truk sampah, dan kadang dia perlu untuk membuang sampah-sampah itu jika sudah penuh. Sayangnya, nggak semua orang bisa mengontrol dimana buang sampahnya.
Emosi kita dijalan raya, di tempat kerja, di sekolah, di media sosial, dan sebagainya bisa jadi karena manajemen emosi tersebut tidak bisa kita kendalikan dengan baik, atau mungkin orang lain tidak bisa mengendalikan itu dengan baik sehingga dia buang sampah emosinya kepada kita. Padahal menurut kita, nggak salah apa-apa. Kita cuma lewat doang. Entah mungkin hidupnya penuh kebencian, penuh ketidaksukaan, kita nggak tahu. Kalau ada orang yang kayak gitu, biarin aja lahh gak usah diurus, ujar psikiaterku kemarin.
Memahami perspektif masalah dari sudut pandang yang tepat dan luas membuat kita lebih mudah menjalani hidup. Karena nggak semua masalah, itu masalah. Tapi juga tidak mematikan kepekaan untuk melihat masalah.
Hidup manusia itu kayak buku. Kita sering tak bisa membacanya dari luar, tapi kadang, buku itu menceritakan isinya sendiri tanpa kita perlu membacanya. (c)kurniawangunadi
249 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Berbenah Diri
Hidup yang sering kita keluhkan dan mungkin hingga kita caci itu adalah hidupmu sendiri. Sebuah hal yang berangkat dari takdir-takdir yang sebagian besar berasal dari keputusan kita sendiri dalam hidup. Keputusan-keputusan yang menuntun kita pada kondisi tersebut.
Kalau mau membuat penyangkalan memang mudah. Mudah untuk mengatakan bahwa keadaan di sekitar kita se-toxic itu, separah itu, apapun namanya. Tapi keputusan kita untuk tetap di sana, adalah keputusan kita sendiri. Entah karena kita takut pada ketidakpastian jika pergi, takut pada hal-hal lain yang tak bisa kita kendalikan, takut pada sesuatu yang selalu muncul di dalam pikiran sehingga kita membuat keputusan itu tetap di kondisi tersebut.
Pada saat kita merasa tidak punya pilihan karena tidak memiliki pengetahuan, bukankah kita sendiri yang membatasi pengetahuan tersebut. Saat kita bisa membaca tulisan ini, artinya kita punya akses internet, dan itu sama dengan akses kepada ilmu pengetahuan yang tak terbatas. Tapi kita membiarkan diri kita tenggelam pada aktivitas lain yang tidak memberi manfaat dan ilmu.
Keluh kesah kita pada hidup dengan segala pembenarannya, mungkin takkan pernah berujung dan selesai. Hingga kita sendiri berani untuk membuat keputusan yang berbeda. Keputusan yang selama ini hanya menggelayuti pikiran kita. Berandai-andai jika keputusan itu kita ambil.
Dan akhirnya kita berani mengambilnya.
Tapi kapan?
Apa yang kita tunggu?
Apa yang masih menakuti pikiranmu.
Apakah keberanian kita telah diblokade sehingga tak ada ruang untuk ia menyelinap, memunculkan dirinya. Apakah keyakinan kita sudah padam, disiram keraguan kita sendiri pada masa depan.
Dan apakah kita sudah terlalu sibuk menyalahkan takdir, atau menyalahkan orang lain atas hidup yang kita jalani? Dan kita mengeluh setiap hari, mencari pembenaran setiap waktu, tapi berakhir pada ketidakpekaan kita untuk melihat ke diri sendiri, bahwa selama ini, diri ini yang perlu berbenah, bukan orang lain. (c)kurniawangunadi
355 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Pada tiap-tiap perjalanan,
ada mereka yang ditakdirkan langsung mencapai apa yang diupayakan; adapula yang harus berkali-kali gagal terlebih dahulu sebelum meraih apa yang diimpikan; bahkan tak sedikit yang ternyata sama sekali tidak ditakdirkan untuk mendapatkan, tetapi Allah gantikan tidak terhingga kali lipat dengan yang bahkan tidak pernah terpikirkan.
Lalu bukan berarti yang gagal tidak pantas mendapatkan dan yang berhasil adalah yang paling diunggulkan. Sebab di hadapan Allah, semua sama. Sama-sama sudah diporsikan dan tentu saja bisa dipastikan bahwa apa-apa yang datang dari-Nya adalah selalu kebaikan.
Tentang semua perjuangan itu, satu hal yang pasti, jangan pernah berhenti..
101 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Bukan gagal, mungkin di mata Tuhan kamu justru akan mengalami banyak hal buruk jika kamu berhasil sekarang. Setiap orang punya waktunya masing-masing. Mungkin kamu perlu berjalan sedikit lebih jauh lagi.
377 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
capek banget Yaa Allah berjuang sendirian
boleh nangis engga? :'(
0 notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Tanpa bermaksud mengecilkan platform media sosial lainnya, bagiku tumblr selalu menjadi rumah ternyaman dan paling meneduhkan.
Disini, kita dikenal karena tulisan tulisan kita, bukan karena siapa kita atau siapa yang mengenal kita.
Disini, hampir tidak pernah ada pembahasan tentang yang sedang viral. Pun tidak riuh dengan canda tawa dan komentar yang tak esensial.
Disini, jarang ada yang mencela, mencaci atau menghina karena tak sama dengan dirinya.
Disini, kita hampir tidak butuh validasi dari orang lain seperti di kebanyakan media sosial lainnya.
Dan setiap orang tidak pernah merasa perlu ‘berlomba lomba’ menampakkan pencapaian dalam hidupnya, menampilkan benda benda kesayangan atau makanan kesukaan tanpa ada faidahnya.
Karena memang, kita hidup bukan untuk membuktikan apapun, kepada siapapun.
251 notes · View notes
maulaakhalid · 7 months
Text
Tumblr adalah tempat bersembunyi paling sempurna dari hiruk pikuk dunia sosial media . Tidak ada yg mengenal saya . Tidak ada yg tau siapa saya . Begitu tentram nyaa . Begitu damai nya . Jangan rusak ketentraman itu .
15 notes · View notes
maulaakhalid · 8 months
Text
untuk kali ini mari perjuangkan dalam diam saja.
mari berusaha tanpa bersuara.
mari menangis tanpa bersuara.
11 notes · View notes
maulaakhalid · 8 months
Text
“Rezeki gak bakal salah alamat. Jadi, apa yang hari ini belum kamu dapat memang bukan rezekimu, setidaknya untuk saat ini. Kalau masih kuat, besok kita coba lagi.”
Taufik Aulia
461 notes · View notes
maulaakhalid · 8 months
Text
Tumblr media
Dirimu di masa depan akan berterima kasih pada dirimu hari ini.
Btw, apa yang membuatmu menolak untuk menyerah?
450 notes · View notes
maulaakhalid · 8 months
Text
Tumblr media
Untuk yang masih punya orang tua, bergegaslah setiap hari. Belajarlah yang giat. Bekerjalah yang banyak. Sering-seringlah pulang; tanya kabar orang tua; dengarkan cerita mereka; makan bersama mereka; belikan makanan atau barang kesukaan mereka sebagaimana dulu mereka membelikan kita apa saja. Selagi masih ada waktu, sayangi mereka semampu yang kamu bisa seakan inilah saat-saat terakhirmu bersama mereka.
Untuk yang sudah tak punya orang tua, lebih bergegaslah lagi dari orang kebanyakan. Belajarlah lebih giat. Bekerjalah lebih keras. Beribadahlah lebih banyak. Berdoalah untuk mereka. Bersedekahlah atas nama mereka. Jadikan setiap detik dan kebaikan pada dirimu menjadi cahaya, penyejuk, dan pelipur lara bagi mereka di alam kuburnya yang tak pernah putus. Memang raga tak lagi bersua, tapi baktimu abadi. Pertautan tali kasih ini akan abadi sampai bertemu kembali di akhirat sana.
Selamat siang anak kesayangan yang sekarang jarang pulang karena segudang alasan.
Taufik Aulia
530 notes · View notes
maulaakhalid · 8 months
Text
Tumblr media
Selamat malam orang yang sering dibikin bimbang sama perkataan orang....
Taufik Aulia
204 notes · View notes
maulaakhalid · 11 months
Text
Ini doa terakhirku untukmu. Sepaket dengan perasaan dan harapan yang harus kusudahi.
Selamat berbahagia, aku.
Tumblr media
631 notes · View notes
maulaakhalid · 1 year
Text
Untuk perempuan tangguh. Yang tak pernah lelah dan berkeluh kesah, yang tak pernah gontai dihajar badai, yang tak pernah letih menahan pedih, yang selalu kuat meski dalam keadaan sekarat.
Aku mencintaimu.
Untuk perempuan dalam diam, yang memendam cinta dalam-dalam, yang tersakiti tanpa mendendam, yang selalu lirih berdoa di sepertiga malam.
Aku mencintaimu.
Untuk perempuan berkerudung, yang wajahnya cerah meskipun mendung, yang selalu tersenyum tak pernah murung, yang memiliki cinta tanpa ujung.
Aku mencintaimu.
Untuk perempuan yang meneteskan air matanya, karena begitu dalam hatinya terluka, yang tak pernah berhenti berdoa, untuk keselamatan anak-anaknya.
Aku mencintaimu.
Ibu,
Ibu,
Ibu.
85 notes · View notes
maulaakhalid · 1 year
Text
Hujan perjalanan
Tumblr media
Untuk mencapai tempat tujuan, terkadang hujan datang tak terduga. Tiap individu punya caranya masing-masing untuk menghadapinya, ada yang menyiapkan segala sesuatunya dengan baik untuk kembali bergerak melanjutkan perjalanan dan ada pula yang berdiam diri menunggu segalanya reda. Padahal boleh jadi durasi hujannya sangat lama. Kamu memilih yang mana?
124 notes · View notes