Tumgik
millsight · 17 days
Text
Melihat berita kecelakaan akhir² ini, orang wafat di sekitar, pejabat, tokoh, masih muda, anak².. semakin bikin merenung..
yang dibawa pulang cuman amal sedangkan waktu 'pulang' tidak kenal permisi.
Ditambah tingkah laku seolah² akan berumur panjang x lebar x tinggi, yaa Robb ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Allahumma inni nas'aluka min munkarotil akhlaq wal 'amali wal ahwa (HR. Tirmidzi).
0 notes
millsight · 20 days
Text
Tumblr media
رَبِّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ.
Rabbi innī ẓalamtu nafsī fa-ghfirlī.
My Lord, I have certainly wronged myself, so forgive me.
- (28:16)
486 notes · View notes
millsight · 20 days
Text
Tumblr media
25K notes · View notes
millsight · 20 days
Text
Aku punya seorang kenalan yang punya segalanya tapi tidak pernah dipamerkan. Dia punya privilege untuk 'flexing' tapi tidak ada sedikit pun pamer yang terlihat entah dari cara bersikap, cara berbicara pun yang terlihat di sosial media.
Aku kagum.
0 notes
millsight · 20 days
Text
Apa yang sedang kupikirkan?
Mempersiapkan kematianku kelak..
Tulisannya, nyusul..
0 notes
millsight · 21 days
Text
Perang pemikiran akhir-akhir ini lebih halus, keliatan wajar, keren apalagi, yatawwaaaaa!
Kalau ga bekalin diri dengan pemahaman agama yang mumpuni, kelindas kita. Belajar agama, syariat yang kita nilai terkesan kaku, seolah batu sandungan, pemahaman jumud. Padahal, yang jumud itu orang yang cuman ngerti syariat sebatas kulitnya. Maka dibutuhkan kesungguhan dan kesabaran ekstra dalam meniti jalan menuntut ilmu.
Kalau kalian termakan dengan kampanye isme-isme ini dan itu dalam balutan kekinian, ya silakan aja. Asalkan makin merasa terbaluti, kuatkan lagi pondasi keilmiahan ilmu agamanya. Tapi abis itu, dijamin ada 2 pilihan. Kalian mau condong ke isme-isme ini dan itu atau belajar ilmu syar'i yang katanya JUMUD. Karna, keduanya akan saling hantam. Bahasa syariatnya, syubhat atau bahasa kerennya abu-abu.
Dulu, saya sempat berpikir bahwa agama ini membatasi pergerakan saya. Bahkan, pernah hampir menghentikan pencarian 'hidayah' sebab terlalu banyak syubhat yang saya temui, entah dari buku bacaan, medsos, pertemanan, komunitas, pengajar dll. Tapi, karena rasa ingin tahu yang besar, sehingga terus memotivasi untuk mengkaji lebih lagi dan lagi. Dan hal yang saya dapatkan, semakin dikaji, semakin ngerti bahwa Islam ini sederhana. Yang rumit manusianya yang tidak mencukupkan dirinya dengan syariat. Kenapa tidak puas? Karna tidak mengkaji lebih jauh sesuai standar prosedur yang sudah ditetapkan dalam proses 'belajar'. Merasa sudah tahu banyak padahal aslinya ga tau apa-apa. Itu pengalaman.
Setahun lebih belakangan, saya concernbelajar psikologi. Akhir dari semua yang saya dapatkan apa? Alih-alih mencari psikologi yang bersifat umum, ternyata Islam sudah mencakup Psikologi. Intinya, berikan dulu pondasi tauhid yang baik. Setelah itu, Psikologi Islam. Abis itu, silakan baca buku psikologi umum, karna dasar pemahaman psikologi Islam akan mencounter isme-isme diluar sana.
Hati nurani kita akan memberikan kode ke mana kita harus membawa diri kita demi keselamatan akhirat.
Pada beberapa 'isme', kata keselamatan itu jumud di telinganya. Ya, silakan saja. Dan ujung dari isme yang kita pegang adalah pengamalan. Dan pada akhirnya hanyalah amalan yang bisa membebaskan kita kelak di akhirat. Jika isme ini hanya kita jadikan bahan perdebatan tanpa adanya nilai amal kebajikan yang kita harapkan disana, lebih baik pulang ke rumah, matikan lampu, naik kasur, tarik selimut, tidur dan selamat bermimpi indah.
Syariat; pagar, batasan. Ada yang sesuai akal, ada yang tidak. Ada yang sesuai perasaan, ada yang tidak. Sebenarnya, syariat itu menyesuaikan. Yang tidak menyesuaikan adalah manusia yang merasa akalnya sudah di atas segala-galanya. Padahal, akal kita masih terbatas. Ada beberapa hal tentang akhirat yang menurut alquran kalau dibaca tidak masuk di akal kita, tapi nanti setelah kita berada di alam akhirat, akal kita barulah sampai. Untuk pembuktiannya, silakan wafat dulu.
Makanya, dalam religiulitas ada namanya Iman. Lantas dimana fungsi iman jika segala sesuatu harus kita landaskan dengan akal -akal kita yang terbatas di dunia- ?
Manusia memang dibekali akal untuk mengkaji. Tapi tetap ada yang harus kita counter. Kunci dari semuanya adalah terus belajar, perhatikan adab-adab dalam belajar termasuk pemilihan guru. Budak akal dan perasaan itu kurang baik buat kesehatan iman dan imun. Stay safe, gaes.
0 notes
millsight · 21 days
Text
Andai ada pilihan, memilih yang sesuai keinginan. Sayang, pilihannya belum ada hingga detik ini.
Lagi-lagi, untuk kedua kalinya harus berpegang pada kalimat ini,
"Bertahan karena keadaan".
Alias belum ada pilihan. InsyaAllah akan beralih di waktu yang tepat. Sama seperti kehidupan sebelum berpindak ke tempat ini, saya mengatakan pada diri saya di tahun 2020,
"Saya akan ke luar dari sini di waktu yang tepat. Untuk sekarang, belum tepat".
Dan pastinya, di setiap tempat ada ujiannya :)
0 notes
millsight · 21 days
Text
Alasan mengapa kamu -bi'dznillah- harus berdiri di atas kaki sendiri. Bila melihat orang berusaha seperti ini, menjudge simpan di belakang dulu. Kita gapernah tau, bekron kehidupan seseorang.
Jaga, apa yang perlu dijaga dari omongan (1).
Jalani pilihan hidupmu yang kamu rasa tepat, gaperlu banyak komen atas kehidupan horang lain.
Idealitas kehidupan memang seolah akan bertubrukan dengan idealitas teori yang menjadi konsumsi kita selama ini. Sebenarnya, letak realitas hidup ada saat kita diperhadapkan dengan kondisi lapangan,
apa iya kita se-berilmu dan se-seimbang itu mengaplikasikannya?
Terlebih, dalam kehidupan keluarga kita yang bervariasi. Ada yang broken, ada yang ideal. Jika kamu tidak mengetahui kehidupan seseorang hingga keluarga intinya, persulit lisanmu banyak berasumsi.
Kerasnya hidup yang telah ia lalui telah mendidik dan membentuk karakternya hingga sampai pada sebuah keputusan besar. Diamlah dengan pilihannya, dan jalani pilihanmu tanpa merasa benar sendiri atas pilihanmu.
Start dan tempahan yang berbeda, akan berujung pada keputusan yang beda pula.
Kamu harus paham bahwa hidup ini tidak akan diberhentikan dengan ujian (kecuali mati) dan ujian itulah yang akan menguak..
'kamu itu sanggup apa cuman besar di omongan?'.
Maka, jaga apa yang perlu dijaga dari omongan (2).
0 notes
millsight · 21 days
Text
[7/6 18.50] Tidak memiliki pilihan tidaklah lebih berat daripada punya banyak pilihan namun bingung harus memilih dan memprioritaskan yang mana.
Ternyata selelah itu..
[7/6 18.55] Wajar saja ketika kita tidak diberikan sebuah amanah, pertanda memang belum waktunya. Sebab.. beberapa hal yang telah didapatkan, malah berat menjalankannya terlebih bila punya beberapa amanah dalam satu waktu. Keadaan yang kita keluhkan dalam konteks 'belum mendapatkan', artinya sudah sesuai porsi, kitanya saja yang kurang sabar.
0 notes
millsight · 21 days
Text
Ketika konsekuensi dari pilihan yang merupakan pilihan terakhir dan konsekuensi pilihan tsb bertolak belakang dengan keinginan kamu.. luweslah, adaptasilah, tumbuhlah di tanah apapun kamu berpijak. Mau tanah kering kerontang, basah kayak Antang kalo musim hujan, retak² seperti Jepang yang area lintasan gempa, dll. Ambil paket tantangannya, sebertolak apapun dengan inginnya kamu.
Jangan memaksakan sesuatu yang memang kamu tidak dimudahkan untuk itu.
Intropeksilah, geser kemelakatan dan keterikatannya harapannya kepada Dia semata. Ke mana kompasmu mengarah, ke sanalah kapalmu berlayar. Cek kembali, sudah tepat sasaran-kah tujuannya yang tidak pernah mengecewekan di akhir atau malah menyasar tujuan yang rentan terombang-ambing ombak samudera? Kukata, niat yang tercemari nafs² duniawi.
0 notes
millsight · 21 days
Text
Kamu lebih bisa powerful justru ketika tidak semua hal kamu share di media sosial.
When you build in silence, people don't know what to attack. Oversharing bisa terlalu membuka dirimu sehingga banyak celah lemahmu dipelajari dengan baik oleh mereka yang tak suka padamu.
Maka lagi-lagi saatnya mengingatkan diri saya dan kita tentang nasihat Imam Asy Syafi'i...
"Terlalu membuka diri bisa membuatmu berkawan dengan circle buruk. Menutup diri total bisa mencipta permusuhan. Maka, jadilah orang yang tahu kapan membuka diri, kapan punya privasi." (Hilyatul Auliya)
600 notes · View notes
millsight · 21 days
Text
Kadang² kalo nengok ke belakang di tahun² sebelumnya, bahkan mungkin masih terasa 'beberapa bulan' yang lalu.. kembali lagi teringat hidup ini tentang pilihan, pengorbanan, menerima, menahan, merelakan, me-rem dsb. Belajar untuk diam dgn pilihan orang lain yang mungkin akan bikin kaget,
"Kok dia.. Padahal kamu.. Kamu cocoknya ini.. Kok bisa?.. Bisanya dih.. Kenapa bisa?.. Harusnya kamu..".
Itulah takdir yang tidak bisa ditebak. Mungkin dengan segenap jiwa raga ia berusaha berdamai dan mencintai takdirnya.
0 notes
millsight · 25 days
Text
Gejolak
Ada yang tanya via dm instagram,
Tehdin pernah gak merasakan gejolak "udah berupaya keras menemukan jodoh tapi gak nemu-nemu" sampe mikir untuk menurunkan standar?
Hm, jujur, kalo pusing plus feeling hopeless itu ya ada, beberapa kali, kadang dateng, terus tak tinggal turu, besoknya hidup kembali berjalan seperti semula.
Tapi untuk part "menurunkan standar", gak pernah. Terakhir menolak perjodohan dari mama karna ybs merokok, sampe drama adu argumen nangis-nangisan sama mama. Kalo keluargaku tetep maksa, mungkin aku udah keluar rumah, ngekos, lebih mindful.
Long story short, ternyata yang curhat ini di usia 30 pas, yang mana, ya... wes wayahe, ancene usia lagi lucu-lucunya mempertanyakan kemana jodohku wkkwkwk. Semua mengalami kok, aku juga, wajar. Yang beda itu gimana cara menyikapinya. Jadi, semoga tatag menjalani hidup sebagai perempuan single 30an. Gak mudah, walau mudah gila kalo kurang uang wkwk.
11 Mei 2024
35 notes · View notes
millsight · 27 days
Text
Semua berawal dari ketidakpasarahan
Pernah engga sih merasa beban di pundak tuh berat banget? Merasa semuanya begitu menegangkan dan mengkhawatirkan.
Ketika sesuatu di masa depan terlihat tidak pasti. Sesuatu yang membuat duduk kita pun tidak nyaman, membuat tidur kita pun tidak pulas.
Sesuatu yang seringkali membuat kita membayangkan hal-hal buruk menunggu di depan sana.
Hingga pada akhirnya membuat hari-hari kita berjalan tidak menenangkan.
Kamu tau di mana sebenarnya akar dari masalahnya?
Yaitu, ketidakpasrahan mengembalikan. Merasa punya kendali dan ingin mengendalikan.
Padahal memang tidak apa jika semua tidak berjalan sesuai rencana.
Tidak apa jika kita berbeda nasib.
Tidak apa jika semua berjalan melambat dan tidak sesuai ingin.
Selama tidak berdiam dan mau mengusahakan. Kita juga perlu untuk bersikap pasrah dan mengembalikan.
Kita punya harapan, Allah punya kendali atas keridhoannya kepada hidup kita.
206 notes · View notes
millsight · 1 month
Text
11.59 wita, saya ketiduran. Selepas bangun, saya mengira telah tidur siang berjam², ternyata cuman sejam. Sembari mengumpulkan nyawa, cek² jam kelas harian di WA, tiba² muncul insight dari benak saya,
"Tidak semua hal layak masuk di hatimu, karena hati adalah wadah yang punya batas kapasitasnya. Semakin terisi, semakin penuh. Maka, isilah dengan 'beban-beban' yang manfaatnya lebih tinggi, kemudian turun ke level menengah, lalu turun ke level terbawah kalau masih muat. Sesaki hatimu dengan hal yang pantas untuk ditempatkan pada tempat yang seharusnya; ialah hati".
0 notes
millsight · 2 months
Text
Sempat baca di salah satu postingan gitu,dan akan kuabadikan di tulisan tumblrku, sebagai kenangan.
"Kalo kamu udah ga bisa mikir lagi sama jawaban atas permasalahanmu, tandanya Allah meminta kamu untuk menyerah,,berserah sama Allah untuk diselesaikan masalahnya"
273 notes · View notes
millsight · 2 months
Text
Tumblr media
Seberusaha apapun kamu menjelaskan dirimu ke orang lain, ga akan ada artinya selama fokus dia hanya di hal-hal yang emang dia mau denger aja.
Hemat tenaga ya manis,
it just a life and u r only human.
It's totally normal to make a mistake and hurted.
Yang terpenting jangan sampai kehilangan dirimu sendiri.
81 notes · View notes