Tumgik
mouraspberry · 5 years
Text
Hanya Melihat
      Aku sering melalui hambatan yang sama, aku bingung hendak memilih kata-kata untuk memulai tulisanku. Pikirku daripada bingung, kutulis saja apa yang menjadi masalahku. Setiap orang mempunyai masalahnya sendiri dalam menjalani hidup ini, mereka hanya memutuskan jalan yang mereka pikir itu yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menjawab permasalahannya. Jika terkadang dalam benakmu terbesit “Bukankah sebaiknya begini” ketika melihat orang lain mengambil keputusannya, maka saat itulah kamu hanya melihat. Kamu sering dengan mudahnya memikirkan jalan keluar dari permasalahan orang lain karena bukan kamu sendiri yang mengalaminya. Bagi mereka yang sedang berkutat dalam masalah, semua jalan seakan tertutup, energi mereka terkuras hanya dengan memikirkannya.
      Ketika posisiku menjadi yang dilihat, aku sama sekali tidak ingin mendengar nasehat dari manusia lain, apalagi komentar judgement dari manusia yang hanya melihat. Campur tangan dari manusia lain yang hanya melihat di permukaan saja, bisa menguras seluruh energi yang susah payah kusisakan sebagai cadangan counter-attack. Seperti yang kusampaikan, setiap manusia memiliki caranya sendiri “Why would you involve yourself when you’re not needed?”
      Ketika posisiku menjadi observer, tentu aku hanya akan melihat. Aku hanya akan melanjutkan pengamatanku kalau aku berminat melakukannya atau apabila ada seseorang dengan tampang memelas memohon padaku. Terkadang manusia perlu diberikan waktu bukan hanya untuk memikirkan solusi dalam mengatasi masalahnya, tetapi juga merasakan setiap emosi ketika berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Kenapa? Karena mereka perlu waktu untuk mempelajarinya sendiri.
   190320
2 notes · View notes
mouraspberry · 5 years
Text
I’m on Your Side
      Sejak aku memutuskan untuk memilih hal lain untuk menggantikan hal yang selalu aku inginkan, aku tidak pernah memalingkan wajahku lagi. Aku menatapnya dengan salah satu ekspresi favoritku. Aku bukan memaksakan diriku untuk terpaksa melakukannya, tetapi aku meyakinkan diriku dengan sebuah alasan. Manusia memang tidak bisa memilih apa yang dibawanya tetapi manusia bisa memutar otaknya untuk memanfaatkan apa yang dibawanya. Hanya dua alasan mengapa hal yang terdengar mudah itu tidak dapat direalisasikan. Pertama, mereka tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Dan kedua, mereka hanya malas. Satu hal yang aku tahu, ketika kamu memiliki kemauan untuk melakukan sesuatu tetapi kamu tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya, ada salah satu jalan keluar yang bisa kamu lakukan; carilah orang yang bisa melakukannya. Be the leader to lead the way!
      “Ra, terkadang kamu melupakan betapa mempesonanya dirimu. Don’t look down on yourself!”
  181230
2 notes · View notes
mouraspberry · 5 years
Text
White Space
       Kisah menyakitkan yang terulang dalam mimpi. Semua yang terlihat mata terasa menyesakkan. Pandangan mata mereka mengisyaratkan hal yang berkebalikan dari realita. Selembar kertas hitam dengan satu titik kecil berwarna putih. Entah kertas itu awalnya memang hitam atau sebelumnya putih. Mereka tidak bisa membedakannya lagi. Seseorang yang penuh ketakutan akan tercampurnya warna yang berbeda. Mulai ragu untuk terus berjalan. Memilih jalan yang diyakininya benar, tapi semua berbalik hanya dengan kejadian seketika yang bahkan tidak diperbuatnya.
      Apakah dunia ini sudah mengubah hukum tentang hal yang benar dan salah?
      Semua tentang kebenaran mulai digantikan dengan hal yang dulunya dianggap salah. Dimulai dari tetesan kecil air yang mengikis batu besar secara perlahan-lahan. Hal yang sebelumnya tabu berubah menjadi hal yang dapat dimaklumi. Manusia mulai tidak mempunyai batasan yang jelas antara benar dan salah.
      Diantara yang masih menguatkan pegangannya bahkan teriakannya tidak dapat terdengar. Mungkin lebih tepatnya tidak dihiraukan. Entah sampai berapa lama mereka mampu bertahan. Terkadang hati yang kokoh dapat hancur hanya dengan kata-kata.
      Ketika menjadi manusia bijaksana hanya mendapat balasan cemoohan. Hanya sebagian yang mampu berdiri tegak. Sebagian memiliki anggapan untuk lebih baik berbaur. Mereka mulai melihat jumlah daripada nilai dan moralitas.
   Daripada perasaan menyesal karena berbuat salah lebih menyakitkan menjadi orang baik dan tetap disalahkan.
       ……
Kamu, masih mampu bernafas?
Karena kamu masih mampu menyuratkan perasaan terdalammu, aku rasa semuanya pasti baik-baik saja. Aku yang mengenalmu paling baik.
Apa yang membuatmu takut ketika mereka hanyalah manusia?
 180821
2 notes · View notes
mouraspberry · 5 years
Text
Let Me Breath!
Manusia..
Berbicara tentang manusia, mereka memiliki sifat khusus atau keunikan masing-masing. Aku tidak bermaksud membahas tentang teori sifat dasar manusia. Hanya saja aku teringat dengan sebuah film yang pernah aku tonton. Aku terkadang bertanya-tanya bagaimana rasanya saat seseorang diliputi keberuntungan dalam hidupnya atau bagaimana perasaan mereka yang sedang tidak beruntung. Ini bukan tentang apa yang mereka peroleh dapat dilihat dengan mata telanjang.
      Terus terang, aku tidak menyukai orang-orang yang hanya menggunakan matanya sebatas untuk melihat. Mereka yang hanya melihat sejenak dan dengan angkuhnya mengeluarkan semua yang ada di benaknya tanpa pikir panjang. Mereka tidak pernah belajar untuk memberi waktu sejenak otaknya untuk mencerna seluruh situasi yang mungkin tengah terjadi. Terkadang ucapan maaf memang menjadi jalan akhir. Hal yang mereka pikir dapat dimaklumi dan berlalu. Tetapi, ketika semua itu menjadi sebuah kebiasaan, aku tidak yakin apakah ucapan maaf tersebut datang dari hati atau sekedar ucapan untuk melarikan diri.
      Bahkan ada pula diantara mereka yang mencoba menutupi kebenaran. Mereka meneriakkan bahwa dirinya benar atau meskipun tahu salah mereka berpikir hal itu tidak dapat dihindarkan. Menjaga reputasi dan harga diri mereka. Sebenarnya, hal itu hanyalah tindakan pengecut mereka untuk melindungi diri mereka sendiri. Mereka hanya takut mengakui mereka melakukan hal yang salah. Kalau memang mereka setakut itu untuk mengakui kesalahannya, setidaknya sempatkan waktu untuk berpikir sebelum melontarkan kata-kata maupun bertindak.
      Kenapa?
Karena menyakitkan. Sebagai pihak yang disalahpahami, mereka yang bekerja keras dan tulus melakukan apa yang mereka anggap dapat membantu orang lain. Mereka baru saja menemukan hal yang mungkin mereka anggap menyenangkan. Mereka yang baru saja menemukan jalan lain. Mereka yang terus berlari, namun ketika mereka pikir bisa sejenak mengambil nafas. Mereka yang hidupnya bergantung pada beberapa kata-kata. Hal itu benar-benar menyakitkan.
      “Aku tidak ingin mendengarnya. Setidaknya jangan katakan hal itu didepanku. Atau setidaknya biarkan aku mengatur nafasku sejenak. Aku hanya sedikit ragu apakah kali ini aku mampu untuk bangkit lagi setelah medengarnya. Hanya sebentar.. Beri aku sedikit waktu..!”
        Untuk mereka yang saat ini sedang berlari, ketika manusia menghancurkan harapanmu, ingatlah satu hal yang pasti bahwa Allah swt selalu ada untukmu. Find strength and smile!
   180507
2 notes · View notes
mouraspberry · 6 years
Text
You Don’t Know What You Don’t Know
         Aku sedang mendengarkan musik dari salah satu band rock favoritku. Aku selalu menulis dalam keadaan yang ramai, bukan suara bising orang-orang mengobrol tapi musik. Karena semakin keras orang-orang mengobrol, hal itu hanya menjadi gangguan untukku. Aku memanglah tipe orang yang mudah terpecah konsentrasinya hanya dengan mendengarkan suara yang tidak berirama selaras. Bukannya ingin mendengar tetapi suaranya terdengar olehku. Entahlah, aku hanya sangat sensitif terhadap suara. Baru saja aku kepikiran judul yang mungkin bagus buat ditulis. Gara-gara bahas hal yang di luar tema jadi dapet ide baru. Inilah gaya menulisku, aturanku, duniaku. Aku hanya akan melakukannya kalau aku merasa senang melakukannya.         Baiklah..         Aku sedang ingin membahas tentang seorang gadis yang mengetahui hal yang tidak diketahui oleh seorang pria. Aku sering sekali mendengar kalau sesama perempuan itu sangat peka, terutama yang menyangkut perasaan sama mood. Sebenarnya kalau menurutku sih tergantung sama orangnya, enggak harus sesama perempuan juga tapi mungkin kalau sama perempuan lebih mengerti gimana rasanya.         Hari itu, untuk yang kesekian kalinya aku tidak memperhatikan para gadis-gadis mengobrol dengan begitu hebohnya. Aku duduk di dekat mereka tetapi pandanganku mengarah ke sebuah tempat di seberang jalan. Melihatnya, dalam hati keluar kalimat yang sama.. lagi.. “Sepertinya aku mengenalnya. Entah siapa namanya.”         Seorang gadis yang aku tidak ingat namanya, dia sedang memperhatikan seorang pria. Tipikal pria membosankan yang disukai kebanyakan orang. Tipe yang tidak mungkin disukai oleh seseorang yang aku kenal. Ah, tiba-tiba dia muncul dipikiranku, membuatku gatal ingin menulis tentangnya. But, skip!         “Allah, tolong buatlah aku lupa untuk melakukan hal yang menarik selama setengah jam saja! Aku harus menyelesaikan tulisan ini. Please, I beg You.. Haha I love You..”         Gadis yang aku lihat benar-benar tipikal orang yang mudah dibaca. Semua perasaan yang dirasakannya terbaca jelas di wajahnya. Tentu saja mudah karena dia tersenyum-senyum tanpa mengalihkan pandangannya dari pria itu. Jika gadis itu aku dan menyadari ada orang yang mengamatiku, mungkin aku akan berguling-guling sambil teriak histeris. Aku yang melihat tapi kenapa rasanya aku sendiri yang ngerasa malu.           Semester lalu, aku ingat gadis itu mengobrol dengan pria tadi dengan malu-malu. Aku pikir awalnya hanya canggung saja karena baru kenal. Ah, aku kepikiran tentang rantai makanan pas nonton anime. Kira-kira mereka berdua tergolong herbivore. Tipe orang jinak dan malu-malu. Mereka adalah tipe orang yang ramah pada semua orang, baik tapi mudah dimanipulasi orang lain.         Duh, tiba-tiba baterai energiku menurun kalau bahas yang begituan. Jadi stag, bingung mau ngarahinnya ke rute yang mana.         Singkatnya, gadis itu suka sama pria dari lama dan cuma bisa mengamati dari kejauhan. Ya, walaupun ngobrol palingan sebentaran dan itu pun juga cuma bahasan umum. Intinya, sama sekali enggak ada kemajuan yang berarti. Memang cukup sulit kalau seseorang menginginkan sesuatu tetapi tidak menetapkan tujuan yang jelas. Kalau setengah-setengah, manusia lebih sering mencoba-coba tanpa memikirkan lebih dalam langkah yang diambil. Pada akhirnya, manusia akan menyesali hal yang sudah berlalu ketika apa yang diharapkan menjauh darinya atau mungkin sudah diambil oleh orang lain. Aku tidak yakin alasan karena malu dapat mengurangi rasa penyesalan. Membohongi diri sendiri untuk mempertahankan harga diri aku rasa masih menjadi tren di kalangan manusia bahkan saat ini.         Aku hanya menulis sebuah cerita. Tapi tentu saja caraku membaca tulisanku ini berbeda dengan bagaimana orang lain membacanya.         “Aku mempunyai keinginan dan impian. Aku juga mempunyai janji penting kepada seseorang yang berharga untukku. Aku tidak lupa berterima kasih pada diriku sendiri karena sudah bekerja keras dan sanggup menepati janji itu. Now, what I should do is to fall in love.”         “Ayo kita bertemu di tempat dan waktu yang baik!”
3 notes · View notes
mouraspberry · 6 years
Text
Don’t Ask!
         Aku ingat suatu hari dimana aku tidak sengaja duduk di tempat yang asing. Aku melakukannya hanya karena bosan. Seperti biasa, aku hanya mengamati sekitar. Aku memang cukup penasaran dengan pemikiran manusia tetapi tidak terlalu menikmati manusia yang mencoba menebakku dengan setengah-setengah. Bingung? Sudahlah, lagipula aku tidak berniat menjelaskan detailnya.         Yang pasti, aku melihat seseorang. Seseorang yang cukup menarik untuk dijadikan bahan tulisan. Seseorang yang jika kalian hanya melihatnya, kalian akan membencinya. Tetapi aku menyukainya, karena aku tidak hanya melihatnya. Bagiku, orang seperti itu adalah sumber rasa penasaranku. Orang-orang yang jarang ditemukan. Orang yang tahu kapan harus mengutarakan pemikirannya. Sebuah klimaks yang tidak direncanakan.         Baiklah, kita mulai…         Kenapa kalian mengajak ngobrol orang asing? Untuk membuang waktu? Atau mungkin mencari kenalan?         Lalu..         Apa yang biasanya kalian tanyakan?         Hal umum yang membosankan seperti, darimana? Rumahmu sebelah mananya ini…? Ada perlu apa disini?         Pertanyaan yang memang sering ditanyakan orang asing. Atau bisa disebut wajar mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Tapi mungkin hal itu tidak berlaku untuk dia. Seseorang yang aku temui secara tidak sengaja. Lagi…         Jika kalian tidak hanya sekedar melihatnya dan mencoba untuk mengamatinya lebih jauh, kalian akan sangat mudah untuk membacanya. Dia tidak berminat untuk menjawabnya. Lebih tepatnya, hal itu hanya mengganggunya.         “Udah lama disini?” … “Iya.” , “Lagi nungguin orang atau cuman maen?” … “Enggak.” , “Hah, terus ngapain?” … “Pengen aja.” , “Uhm gitu. Rumahnya mana? … “…” , “Deket sini apa daerah ****?” … “Deket” , “Dimana? Apanya ***?” … “Ya, deket.” ‘ “Sendirian aja?” … “Hum.” , “Ngapain enggak sama siapa gitu? Sama pacar misal.” … “Enggak. Permisi!” , “Ah iya. Mau kemana?” … “Hum.”         Ketika orang lain menjawab pertanyaanmu dengan singkat tanpa bertanya balik itu artinya, “Berhentilah bertanya!”. Lagipula kadang aku heran juga kenapa orang-orang bertanya pada orang asing tapi lebih mirip interogasi. Aku cuma enggak begitu paham kenapa orang asing menyentuh hal yang tidak seharusnya. Bagiku, memasuki batasan orang lain itu namanya tidak sopan. Bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan oleh orang asing. Tapi entah kenapa aku sering melihat kejadian yang hampir serupa. Orang yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak pernah mencoba mengamati orang lain. Tidak perlu peduli untuk melakukannya hanya cukup menyempatkan diri untuk melakukannya, itupun juga jika kalian ingin terlibat dengan orang lain. Bukannya itu merupakan hal dasar yang semestinya dilakukan sesama manusia? Hanya karena hal itu dianggap biasa bukan berarti hal itu merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Memang terkadang orang-orang melakukan hal yang dianggap umum karena mereka tidak ingin membuang waktunya untuk berpikir. Tapi bukankah hal itu akan menjadi sedikit membosankan? Begitu banyak hal membosankan. Hal yang sering terulang tanpa perlu menyentuh tombol repeat.         Tunggu, aku mengamatinya sampai akhir. Orang yang aku temui tanpa sengaja, dia mengatakan kalimat penutupan yang cukup menarik “Pertanyaan yang sama, membosankan!!!”         Lalu, apa yang aku lakukan?         Aku hanya melakukan hal yang sewajarnya manusia lakukan disaat yang menyenangkan. Aku tertawa tanpa membuat keberadaanku disadari. Dan ketika dia melewatiku, aku menatap kedepan dengan mata yang tersenyum.         “Hari yang cukup menarik…”
2 notes · View notes
mouraspberry · 6 years
Text
Lil Kiddo
         Beberapa kali aku ragu untuk memulai menulis. Bukannya tidak ada ide tetapi aku bingung untuk mengawalinya dengan kalimat seperti apa. Aku mulai menulis lalu menghapusnya, diam sejenak, menulis lagi kemudian menghapusnya. Pada akhirnya inilah yang aku tulis, situasi yang aku alami. Hehe         Aku ingin bercerita tentang gadis kecil yang pernah aku lihat. Jika kalian biasanya sering melihat mereka memainkan mainan seperti boneka, bercanda bersama temannya, dengan heboh menceritakan pengalamannya bermain di waterpark atau main gadget. Gadis kecil yang aku temui ini berbeda. Aku melihatnya duduk dibawah pohon seorang diri. Matanya menyiratkan perasaan yang terpendam dan cukup dalam.         Apa yang dilakukannya disana sendirian?         Gadis kecil itu sedang memandangi langit. Aku bisa melihatnya mengucapkan beberapa kata, tapi aku tidak bisa mendengarkan apa yang dia katakan. Dalam pikiranku, apa dia sedang mengajak bicara langit? Entahlah, aku hanya memperhatikannya dalam diam.         Gadis kecil itu, meneruskan ceritanya pada langit. Aku bisa melihatnya, perasaan dalam yang ingin ia adukan pada seseorang. Dia tidak melakukannya, anehnya dia justru memilih langit sebagai tempatnya mengadu. Aku berpikir-pikir lagi, apa yang begitu tidak adil? Aku merasa sedih hanya dengan melihatnya. Matanya berkaca-kaca, dia berusaha menahan tangisnya.         Tidak ada yang salah dengan menangis. Kenapa menyakiti diri sendiri mencoba sekuat tenaga menahan tangis?         Melihatnya mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang terlihat dingin, bersikap acuh seolah tidak terjadi apapun, padahal aku tahu betul hal buruk yang dia lalui. Hanya tersenyum setelah menerima perlakuan tidak adil. Melangkah pasti dengan raut wajah yang tidak bisa kubaca.         Sebenarnya apa yang ada dipikirannya?
1 note · View note
mouraspberry · 6 years
Text
Love Letter
         Seperti judulnya, aku bakalan bahas soal surat cinta yang ditinggalkan seseorang. Katakan saja, aku menemukannya. Aku hanya tahu surat ini ditujukan untuk siapa tapi tidak tahu dari siapa. Dia hanya menulis inisial namanya. Alphabet awal yang sama dengan nama orang yang tertera di suratnya. Melihat dari bentuknya, sepertinya dia ragu hendak memberikannya.         Pada zaman yang serba instan dan canggih sekarang ini, sangat jarang ada orang yang akan menggunakan metode ini untuk menyampaikan perasaannya. Tapi secara pribadi, aku justru menyukai hal-hal klasik seperti ini. Mereka mencoba berhati-hati untuk dapat mengungkapkan perasaan tulusnya agar dapat tersampaikan dengan baik.         Ada beberapa kalimat yang aku suka dari surat yang tertinggal ini. Aku hanya akan menyampaikan poin-poin penting saja dan sedikit mengolahnya supaya lebih mudah disampaikan.         “Aku mengenalmu cukup lama tapi kita hanya sekedar teman bahkan tidak terlalu dekat. Aku tidak tahu bagaimana awalnya, bertahun-tahun secara tidak sengaja membaca chat dan bertukar kabar. Awalnya aku hanya merasa nyaman berbincang denganmu. Karena aku tidak seperti orang kebanyakan, aku lebih suka bahas film, buku, berita, bahkan kadang bahasan di twitter. Aku pikir jarang bertemu orang yang juga suka hal itu. Ya, kecuali sahabat-sahabatku, kita berbeda tapi mereka selalu memperhatikanku saat aku terlalu asyik membicarakan hal-hal yang aku sukai. Ada hal lainnya yang membuatku merasa nyaman, kamu tidak pernah bertanya aku lagi apa, dan ada dimana? Sebenarnya pertanyaan itu membuatku bosan karena banyak orang menanyakan hal serupa. Kita cukup sering ngobrol tapi tidak pernah sekalipun kamu bertanya. Meski aku juga melakukan hal yang sama. Tapi sepertinya aku tahu kamu ada dimana sekarang.”         Suratnya terlalu panjang untuk dibahas semua, jadi akan aku persingkat.         “Beberapa orang menulis surat seperti ini, menyampaikan apa yang ada di dalam hatinya. Sebagian dari mereka berharap perasaannya terbalaskan. Aku hanya ingin mengatakan kalau kamu tidak perlu merasa terbebani karena aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang aku rasakan, aku hanya merasa kalau itu kamu mungkin tidak apa-apa. Mungkin saja itu kamu orangnya.”         Sepertinya aku tahu maksudnya, meski sedikit membingungkan awalnya. Dia bukannya tidak memiliki keyakinan. Itu hanya caranya mengatakan kalau orang itu baik. Jadi, dia mungkin akan baik-baik saja apabila dengannya.         “Ada kalanya aku terlihat agak dingin menanggapi ucapanmu. Sebenarnya bukan karena aku tidak tertarik, aku hanya sedang mengalami hari yang buruk. Orang yang penting bagiku sampai saat ini belum bisa menemuiku dan aku merasa sedikit kelelahan menghadapi masalahku. Maksudku, mungkin aku sedang sedih saja saat itu, dan bukan bermaksud untuk mengacuhkan. Aku hanya tidak bisa mengatakannya.”         Aku merasa pernah kenal dengan orang seperti dia (penulis surat). Well, sebenarnya aku sedang menyindir seseorang secara terbuka, hee.         “Aku tidak mengharapkan hubungan yang dijalani banyak orang. Aku tidak bisa melakukannya, karena aku sudah berjanji untuk tidak akan pernah melakukannya. Tapi tentu saja jarang orang yang berpikiran seperti itu. Aku hanya mengikuti naluriku, menulis surat ini karena mungkin kamu adalah salah satu orang yang punya pemikiran yang sama sepertiku. Bahkan jika bukan, itu tidak masalah. Aku menulis surat ini tanpa tahu bagaimana keadaanmu sekarang. Ada kemungkinan kamu membacanya, jika kamu setidaknya tertarik. Setelah itu, kamu mungkin tahu apa maskud tulisanku ini. Jika kamu paham maksudku dan merasa bukan kamu, tidak perlu mengatakan apapun. Terima kasih”
        Wow, dia tipikal orang yang to the point, tulisannya rapi dan enggak berbelit-belit. Memang apa yang ada di dalam pikiran dan hati kita ada kalanya perlu disampaikan melalui kata-kata. Sekalipun beberapa orang mungkin bisa mengetahui maksud kita melalui tindakan yang kita lakukan tapi bukankah tidak ada salahnya hal baik disampaikan pada orang lain.         “For you girls, fighting! Keep smile happily whatever matters that might happen.”
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Text
Semenarik Buku
          Dulu, ketika banyak pelajar yang tidak menyukai pelajaran matematika, aku justru sangat menyukainya. Dan jika mayoritas anak IPS suka sosiologi, aku hanya menyukai gurunya tapi tidak dengan pelajarannya. Ya, karena aku anak IPS yang membenci hafalan. I’m quite bad at it.         Ada lagi ilmu yang aku suka sama halnya aku menyukai matematika, “Teori Kreativitas”. Aku ingat pernah membaca buku kreativitas sambil tertawa karena sangat menarik. Tapi aku bukan ingin membahas tentang ilmu-ilmu barusan. Aku ingin bercerita tentang orang kreatif yang saat ini sedang merasa bosan.         Aku mengenalnya cukup baik, entah dengan yang lain. Menurutku, dia cukup sulit untuk dibaca. Kadang ekspresi dan kata-katanya terkesan ambigu. Tapi aku sangat menyukai ekspresi datarnya. Seperti hal itu dapat menarikku tanpa sadar. Untuk lebih mudahnya, seperti keadaan dimana kita tidak bisa tidur karenanya. Semakin sulit, justru semakin menarik. Dalam kondisiku lebih sering sebuah buku. Aku sangat mengantuk tapi tidak bisa tidur karena penasaran dan akhirnya aku membacanya sampai subuh. Kadang karena ada seseorang yang sulit untuk kubaca.         Kembali cerita tentang dia, aku sering melihatnya melakukan hal-hal yang kalau kata orang tidak umum. Dia punya sifat yang dorky, dalam artian yang menyenangkan. Ketika hanya diam saja dia mengeluarkan aura dingin. Kebanyakan orang yang belum pernah berbicara dengannya akan punya kesan kalau dia orang yang jutek dan cuek. Padahal dia orang yang menyenangkan untuk diajak ngobrol. Ya, aku bisa menjamin kalian tidak akan bosan karena dia punya banyak bahan obrolan. Tapi tidak aku sarankan untuk mengajakya bicara saat dia sedang lapar ataupun saat dia kepanasan. Bukannya apa-apa, soalnya dia akan bicara hal-hal yang tidak jelas dan melakukan hal-hal aneh. Meskipun menurutku, itu pertunjukan yang cukup menarik.         Selain kesan dinginnya, beberapa orang memiliki pandangan bahwa dia orang yang periang. Dia cukup sering tertawa dan enerjik. Ya, kalau menurutku dia hanya ingin orang lain punya pemikiran seperti itu tentangnya. Berbeda dari yang ditunjukkan, dia tidak mau orang lain melihat lukanya. Dia bukannya tidak bisa berbagi, hanya tidak ingin, karena terbiasa. Sebenarnya, orang-orang seperti dia cukup tahu bagaimana menilai situasi dan mengatasi masalahnya. Cukup mandiri dan bekerja keras sampai-sampai tidak merasakan kalau mereka sudah terlalu lelah untuk berjalan. Mereka sering lupa untuk berhenti sejenak dan mengatur nafas.         Orang seperti dia, seperti mempunyai pandangan berbeda tentang dunia. Menilai orang lain dengan cara yang berbeda pula. Misalnya jika orang lain biasanya tidak terus terang ketika tidak menyukai orang lain, orang seperti dia justru terang-terangan mengatakan tidak suka. Seperti saat itu, dia ditanya tentang seseorang yang tidak dia suka. kalian tahu apa yang dia bilang?         Dia bilang, “Aku tidak menyukainya. Aku punya alasan, tapi aku tidak berniat menceritakannya padamu. Sahabatku berteman dengannya, tapi itu tidak masalah. Aku tidak ingin dia ikut membencinya karena aku. Jadi aku bilang padanya untuk tidak mempedulikan persoalanku dengan orang itu. Lagipula, meski aku tidak suka aku tetap akan menanggapinya jika dia mengajakku berbicara atau meminta bantuanku.”         Dia kelihatan tangguh dan hidup tanpa beban. Padahal bukan seperti itu. Orang-orang pada umumnya sering salah paham tentang dia. Dia tidak sekuat yang terlihat. Dia tidak hidup dengan mudah. Justru karena menyimpan semuanya seorang diri, dia sebenarnya sangat terluka dan kesepian. Sebelumnya aku bilang kalau bukan karena tidak bisa tapi karena tidak mau. Dia tidak mau menceritakannya karena merasa semua itu percuma. Orang lain tidak mengerti dia. Orang lain tidak mengenalnya, bahkan keluarganya. Mereka tidak benar-benar ingin. Mereka tidak benar-benar memberikan hatinya. Dia orang yang cukup peka, karena itu semakin menyakitkan. Ya, melihat apa yang orang lain coba sembunyikan. Dia tidak perlu berusaha untuk bisa mengetahuinya, karena baginya hal itu seperti pemandangan umum.
∞ Aku biasanya menyelesaikan tulisanku untuk satu judul cerita, tapi untuk yang satu ini pengecualian. Menurutku, masih banyak hal menarik yang perlu dibahas darinya. Jadi aku akan melanjutkannya nanti.
∞ Aku akan membocorkan siapa dia, mungkin. Jika aku ingin..
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Text
Nyanyian Hujan
        Tik tik tik…        Aku menyukai suaramu. Suaramu berbeda bergantung pada tempat jatuhmu. Kadang kamu bernada rendah, perlahan menghilang kemudian muncul lagi sayup-sayup. Kadang nadamu seperti alunan music rock kesukaanku, membuat detak jantungku ikut berdebar. Suaramu berbeda saat aku berjalan perlahan, berlari maupun bersepeda.        Kamu tidak selalu muncul bersama awan mendung yang kelam. Aku ingat kamu juga kadang ditemani langit biru yang terang disinari warna orange matahari. Kamu tahu, beberapa orang menyambutmu dengan kata ‘ah!’ dan nafas berat. Mereka mungkin merasakan perubahan mood yang tiba-tiba karena menurut mereka kamu terlihat murung. Tapi aku menyukaimu. Aku menunggumu. Aku baru merasa lega setelah mendengarmu.        “Apa kamu tahu kalau kadang di film maupun drama terdapat karakter lead male atau female yang phobia mendengar suaramu dan petir bernyanyi?”, “Apa kamu tahu apa yang ada dipikiranku saat menontonnya?”        Aku ingin berada dipihakmu. Aku sering mendengarmu dan petir berduet. Kalian sangat kompak, aku benar-benar menikmati penampilan kalian. Bagiku suara gemuruh petir adalah highlight. Warna yang indah dengan lekuk yang beragam. Lukisan alam yang mengagumkan tergantung dimana kita melihatnya.        “Apa yang begitu menakutkan dengan itu semua?”, “Ya, setidaknya untukku kalian tampak ceria.”        Ada kalanya hujan ikut menangis bersamaku, menemaniku agar aku tidak kesepian, dan ikut merayakan bersamaku saat aku bahagia. Aku bersyukur akan keberadaanmu.        “Kamu tahu, aku sering berdo’a agar aku bisa melihat penampilan kalian. Entah kenapa, do’aku sering terkabul. Kamu bahkan menyanyi saat musim kemarau, membuatku tak berhenti tersenyum sendiri.”       
       Aroma..        Hujan meninggalkan aroma khas. Aroma tanah selepas hujan. Aroma yang hanya berasal darimu. Aku juga menyukai aroma tanah yang sebelumnya disinari matahari, kemudian dibasuh air hujan.
       “Hujan, hembusan angin dan juga tarian petir. Aku menyukai kalian. Terima kasih...”
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Text
Tidak Sekalipun dalam Mimpi
         Malam ini, lagi-lagi aku harus memberikan tanda silang.          “Sampai kapan aku harus melihat tanda yang sama?”, “Aku tidak ingin melihatnya lagi.”          Aku ingat terakhir kali, maksudku waktu itu sudah lama berlalu. Tapi aku ingat dengan jelas. Aku hanya duduk sendiri mengamati orang-orang berlalu-lalang. Lalu kamu datang menarik tanganku, tanpa sepatah kata.         Kamu..         Saat itu, kamu tersenyum. Bukan hanya bibirmu, tapi juga matamu. Karena itu aku tahu kamu tersenyum dengan hatimu.         “Apa kamu tahu apa yang aku rasakan saat itu?”, “Menurutmu, apa yang aku lakukan duduk disana termenung seorang diri?”         Aku pernah mengabaikan kata hatiku dan pergi menempuh jalan yang sama sekali tidak ada dalam rencanaku. Aku terlalu bodoh karena harus mendengarkan kata-kata orang lain. Aku mengabaikan teriakan kecil dari dalam hatiku dan pada akhirnya, aku menyesalinya.         Waktu itu, berbagai hal datang dan semua terasa menyesakkan. Aku kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupku. Aku berada dalam pusaran waktu, terdiam di dalamnya tanpa bisa beranjak  selangkahpun. Saat itu, aku benar-benar menjadi orang yang dingin. Hatiku seolah mati rasa. Aku tidak merasakan apapun bahkan saat mendengar berita buruk. Aku benar-benar merasa kosong.         Pada akhirnya, malam itu tiba. Malam dimana akhirnya aku bertemu lagi denganmu. Aku sangat bahagia sampai-sampai aku menangis saat aku terbangun dari tidurku. Aku berpikir kalau aku tidak boleh menyerah pada diriku sendiri.         “Kak, aku terus mencobanya, berapa kalipun aku gagal. Aku terus mengingat janjiku padamu. Kukatakan pada diriku sendiri kalau ‘Aku pasti bisa’, ‘Aku akan baik-baik saja’. Ketika jalanku terhalang, aku selalu memikirkan bagaimana cara melewatinya atau memikirkan rute lain. Sesulit apapun itu, ketika aku gagal berkali-kali. Aku memukul diriku sendiri untuk menyadarkanku agar aku tidak menyerah. Karena bagaimanapun aku harus menepati janjiku.”         Aku masih mencarinya dan terus bertanya pada diriku sendiri. Entah kenapa tapi kali ini aku tidak mendengar apapun. Bahkan hembusan nafas pun tak terdengar. Aku mencoba keluar lagi, menghirup udara segar dalam keheningan malam. Hal yang selalu aku lakukan ketika lelah berjalan tapi yang menungguku di ujung adalah jalan buntu.         “Kak, tadinya aku mau menulis keluhanku karena kakak ‘tidak’ mau muncul dimimpiku lagi. Tapi kupikir kata yang tepat bukannya ‘tidak’ tapi ‘belum’. Benarkan?”         “Aku disini masih berjuang dan mencoba untuk tersenyum setiap harinya. Bersyukur untuk hal baik yang terjadi dan bersabar untuk hal buruk yang aku lalui. Ah, meski baru satu yang masih bisa aku tepati kuharap kakak ngga kecewa ya. Terus lain kali kalau kakak datang lagi, peluk aku dan bilang kalau adik kakak ini sudah melakukannya dengan baik selama ini.”
        See you again, Kak Juna..
***Tidak masalah meski hanya aku yang bisa melihatmu
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Text
Windy Night
        Malam itu langit begitu kelam, aku tidak melihat satu bintangpun. Malam yang sunyi, tapi aku masih bisa mendengar hembusan angin. Aku ingat bau tanah setelah diguyur hujan lebat. Saat itu aku duduk di loteng, seperti biasa aku sedang bosan. Disana aku melihat dia lagi, mengendarai sepedanya. Tidak seperti biasanya dia keluar bersepeda terlalu malam. Sebelumnya dia selalu bersepeda selepas maghrib. Malam ini cukup dingin tapi dia hanya mengenakan kaos dan kemeja.        “Ini terlalu malam untuk bersepeda, apa dia baik-baik saja?”, “Apakah ada yang mengganggu pikirannya lagi?”        Aku sangat penasaran dan akhirnya kuputuskan untuk mengikutinya. Aku sangat hafal kebiasaannya bersepeda, dia akan menggunakan masker, memakai sepatu dan earphone. Aku juga tau betul kalau kebiasaannya ini juga untuk melepaskan stress dan pasti saat itu dia punya masalah.        “Kali ini apa lagi?”, gumamku dalam hati.        Dia selalu menggunakan rute yang sama. Dia akan melewati perempatan jalan raya, terus melewati daerah persawahan dan berhenti di pertigaan dekat gapura. Memperhatikan kanan-kiri, cukup lama. Kemudian kembali ke rute sebelumnya. Kukayuh sepedaku lebih cepat agar aku tidak terlalu jauh tertinggal. Dia benar-benar tidak memperhatikan sekitar, bahkan tidak bisa merasakan keberadaanku. Tiba-tiba dia memperlambat laju sepedanya. Aku seperti mendengarnya berbicara sendiri. Samar-samar kudengar isak tangisnya.        “Apa yang dia katakan?”, “Kenapa dia menangis?”, “Ah, sebenarnya ada apa dengannya?”        Dia terus menangis sepanjang jalan. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi tangisannya membuatku ikut meneteskan air mata.        “Allah, kenapa ini begitu menyedihkan mendengarnya menangis?”        Aku terus memperhatikannya dari belakang. Tiba-tiba aku mendengarnya memanggil nama yang tidak asing. Sudah sekian lama aku tidak mendengarnya dan sekarang dia memanggil nama itu lagi.        “Nama itu!”, “Lagi-lagi dia memanggilnya.”, “Sebenarnya siapa yang dipanggilnya?”, “Kenapa dia begitu sedih saat memanggil nama itu?”        Hampir sampai di perempatan lagi. Dia mencoba berhenti menangis, mengusap air matanya. Dia berhenti di tengah, menuju ke arah kanan. Kali ini pasti ke toko. Dan ternyata dugaanku benar. Ketika aku mau berbelok, aku mendengar suara orang terjatuh. Saat aku melihatnya, aku terkejut.        “Apa yang terjadi?”, “Apa dia baik-baik saja?”        Dia hampir saja jatuh menimpa sepedanya. Untung dia melompat menghindar sebelum mengenai sepedanya.        “Sebenarnya apa yang dia pikirkan mau parkir sepeda saja sampai terjatuh?”        Dia mencoba berdiri, membetulkan stir sepedanya. Dia menunjukkan ekspresi baik-baik saja tapi kulihat kakinya gemetar. Dia membeli beberapa snack dan minuman. Kemudian duduk di depan toko. Aku melihatnya memijat lutut kirinya.        “Dasar keras kepala! Dia selalu saja melakukan hal yang sama.”, “Ada apa dengan ekspresi datar itu?”        Dia masih duduk disana, menatap jalanan yang ramai lalu-lalang kendaraan dengan tatapan kosong. Selalu sama.
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Well, it’s uhm... LoL (Thohirun Nisaa’)
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
I actually love this place (My Sissy, Alifatul Eka P & Thohirun Nisaa’)
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Photo
Tumblr media
Came out pretty well (Thohirun Nisaa’ & My Sissy, Alifatul Eka P)
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Photo
Tumblr media
I want to come again (Thohirun Nisaa’)
1 note · View note
mouraspberry · 7 years
Photo
Tumblr media
Before the dawn (Thohirun Nisaa’)
1 note · View note