Tumgik
opus-paradigm-blog · 6 years
Text
Reaksi Endoterm
Mungkin, hanya dalam waktu kurang lebih 8 bulan kedepan tempatku akan segera berubah, bertemu kembali dengan perpisahan.
Sedangkan jika seseorang bertanya apa saja hal yang aku dapatkan selama hampir 3 tahun kebelakang ini selain pengalaman belajar dan organisasi, aku hanya akan tersenyum simpul.
Pada awalnya hanya ada kata “ tidak banyak ” yang bersarang di fikiranku. Namun semakin aku membuka ulang lembaran - lembaran ingatan itu semakin aku sadar bahwa sesungguhnya ada banyak hal dan pelajaran yang aku dapatkan dari tempatku ini.
Tempat itu dingin, pada awalnya.
Semuanya asing, hanya beberapa saja yang ku kenal. Dengan kesan pertama bahwa aku tidak menyukai mereka yang berada di sebelah kanan dan kiri ku. Namun kesan pertama hanyalah kesan pertama, selanjutnya…mereka bahkan menjadi teman terdekatku saat ini.
Semakin lama tempat itu semakin hangat. Aku mulai merasakan bahwa tidak hanya sekedar ikatan teman satu kelas, namun ada perasaan peduli antar sesamanya. Bahkan aku sering membanggakan mereka, kemudian bersyukur bahwa aku bertemu dengan mereka.
Waktu berlalu, sampai akhirnya semuanya menguap perlahan. Satu persatu masalah muncul, entah itu masalah yang sengaja dibuat untuk menimbulkan suatu perpecahan, atau bahkan masalah yang sengaja ditenggelamkan namun selalu terlihat di permukaan. Rasa saling peduli itu perlahan dinodai dengan rasa iri satu sama lain. Tidak terima dengan situasi A, tidak mau dengan situasi B, tidak suka dengan situasi C, dan berputar pada lingkaran itu.
Semakin lama berputar, rasa saling peduli itu berubah menjadi ketidak pedulian yang teramat sangat hebat. Bahkan mengalahkan rasa peduli yang semula muncul. Kebanggaan itu perlahan lahan mulai terkikis, takut untuk mengetahui keadaan diluar sana yang bahkan jauh lebih menarik dari tempat itu.
Dan kini, tempat itu dingin. Perlu waktu dan proses yang lama agar bisa menjadi hangat kembali. Itupun jika kamu berhasil memetikkan api sampai bisa menjadi sebuah api unggun. Tak jarang kau hanya akan mendapatkan asap, atau bahkan tidak sama sekali.
Sampai detik ini, tempat itu masih dingin. Tapi jika dilihat lebih teliti, disana ada celah. Beberapa celah. Dan kamu bisa merasakan kehangatan di dalamnya. Tidak se-instan itu memang untuk benar - benar merasa hangat. Bahkan kau harus keluar masuk celah untuk menemukan tempat yang benar - benar mampu menularkan kehangatan padamu, tak jarang kau harus merasakan dinginnya tempat itu ketika keluar celah, sampai - sampai tidak ada seorangpun yang menawarkan kehangatan kecuali jika kamu mencarinya. Ya, semua itu karena semuanya sudah terlanjur enggan untuk keluar celah, terlalu merasakan kehangatan di dalam celah sampai - sampai tidak bisa beradaptasi dengan dinginnya di luar sana padahal setiap mereka bisa bersatu dan melebur untuk saling menularkan kehangatan.
Tapi tetap Tuhan Maha Adil. 
Ketika tempat itu hangat, akan ada beberapa yang selalu terlihat dingin dan membuat siapapun yang ada di sekitarnya berusaha untuk mendekatkan diri, menularkan kehangatan.
Ketika tempat itu menguap, beberapa malah mulai merasakan hangat. Berusaha semaksimal mungkin mempertahankannya, atau setidaknya tidak benar - benar hilang karena menguap.
Lalu ketika tempat itu dingin, beberapa memberanikan diri untuk keluar celah dan berusaha mengumpulkan kehangatan.
Kemudian selebihnya,tetap seperti itu. Beberapa tetap dingin dan semakin dingin, sedangkan beberapa lainnya tetap hangat dan tidak bosan menawarkan kehangatan.
Ditempat yang semula dingin itu aku belajar betapa pentingnya untuk saling memperhatikan satu - sama lain dan jangan pernah mencoba untuk menjatuhkannya.
Ditempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa setiap manusia itu dinamis, kesan pertama akan selalu berbeda dengan apa yang terjadi selanjutnya. Untuk itu, jangan pernah menilai seseorang hanya dari kesan pertama nya saja.
Di tempat yang semyka dingin itu aku belajar bahwa setiap orang emiliki caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Untuk itu, jangan pernah memaksakan seseorang menyelesaikan masalahnya dengan caramu.
 Di tempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa tidak semua orang bisa menerima kekuranganmu. Jadi jangan keras kepala mempertahankan sikapmu yang berbeda dengan mayoritas, sedikit kurangi ego minoritasmu.
Di tempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa tidak semua orang bisa dipercaya. Terkadang sesuatu akan berjalan baik pada awalnya sampai akhirnya sesuatu membuat kepercayaanmu pada seseorang menjadi hancur. Intinya, tidak ada yang bisa benar - benar kau percaya selain diri sendiri dan Tuhan.
Di tempat yang semula digin itu aku belajar untuk membaca karakter setiap orang dan membaca situasi, kemudian kamu bisa beradaptasi dan memikirkan cara terbaik untuk menghadapi mereka dengan karakter yang berbeda bahkan bertolak belakang denganmu.
Di tempat yang semula dingin itu aku belajar untuk tidak terlalu sering memberitahu setiap hal kecil tentangmu, rahasiamu, bahkan cerita-  ceritammu. Terkadang tidak disampaikan akan lebih baik.
Di tempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa untuk mendapatkan apa yang kau mau, kau harus berusaha danmeminta tolong bukan menunggu pertolongan.
Di tempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa akan ada mereka yang selalu ada untukmu sekalipunkamu tidak selalu ada untuknya. Akan selalu ada yang membuka tangannya untukmu sekalipun kau menutupnya rapat - rapat. Akan ada yang tersenyum padamu sekalipun kau menatapnya sinis.
Di tempat yang semula dingin itu aku belajar bahwa untuk menolong dan berkontribusi, tidak perlu meminta seseorang untuk menyadarinya atau bahkan meminta apresiasi dari apa yang kau lakukan. Jangan sampai menjadi seseorang yang enggan menolong dan berkontribusi hanya karena tidak ada yang melihatmu atau menyadari apa yang telah kau lakukan.
dan… Di tempat yang kini menjadi dingin itu menyadarkan ku bahwa pada hakikatnya manusia akan berjalan sendiri, terlepas dari apa - apa yang mereka kerjakan bersama sama. Pada akhirnya kau akan berpisah, kemudian membuat kehidupan sendiri, membangun keluarga sendiri, satu - persatu melepaskan keluarga dan orang - orang di sekitar, sampai akhirnya kau benar - benar seorang diri di liang lahat.
Untuk itu aku berterimakasih, kepada yang tetap menjadi dingin, kepada yang tetap menjadi hangat, dan kepada yang berubah. Terimakasih untuk semua pelajaran hidup yang mungkin tidak akan pernah aku dapatkan jika dingin tidak menjadi hangat dan hangat tdak menjadi dingin. 
Dan aku bersyukur, semuanya masih bertahan untuk berada dalam tempat itu.
Maafkan aku dan setiap perubahanku entah itu dingin menjadi hangat, hangat menjadi dingin, atau malah dingin menjadi sangat dingin.
Akan selalu ada kehangatan dalam kedinginan. Karena sejatinya dingin itu ketiadaan panas,namunsatu hal yang harus kita tahu adalah… panas tidak akan benar - benar hilang, sampai kapanpun.
Semoga dalam keterbatasan waktu yang dimiliki, tempat itu perlahan mencair kembali, menularkan untuk siapa saja yang ada di dalamnya. Mempersatukan celah - celah itu menjadi sebuah celah yang jauh lebih besar lagi, ya… sebesar tempat itu! :)
Teruntuk, tempat itu. Dari aku, yang tidak pandai berbicara dan selalu bersembunyi di dalam celah.
-Tengah malam, Bandung, 3 Februari 2018 
3 notes · View notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
jadi ini yang namanya kegagalan sesungguhnya?
perasaan dimana jatuh dari ketinggian seribu meter diatas permukaan laut
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
-Jumat 17 Februari 2017-
rasanya dingin
sepi
untung ngga gelap.
1 note · View note
opus-paradigm-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
Review
Setelah sekian lama ga berkutat dengan anime karena mungkin belum lagi menemukan anime yang bisa dibilang bikin kita ikut hanyut di dalam ceritanya. kenapa? soalnya anime itu emang rata rata dibikin serial dan otomatis butuh waktu kosong yang lama untuk bisa menikmati cerita dan alur yang ada. Nah, kebetulan emang masih di minggu minggu libur perkuliahan, tepatnya di hari kemarin (dari tanggal reveiw ini ditulis) aku di pertemukan kembali dengan anime yang menurut aku itu... anime terbaik yang pernah aku tonton selama ini.
Judulnya itu Zankyou no Terror, atau dalam bahasa inggrisnya itu Terror in Resonance atau kalo kita translate ke bahasa kita artinya Teror dalam Resonansi. Dari judulnya aja udah keren kan? Teror dalam sebuah resonansi? teror yang kaya gimana kira kira? nah itu yang bikin minat aku untuk nonton anime ini cukup besar.
Sebelumnya kita bahas sedikit tentang apa itu resonansi? kalo menurut KBBI itu  resonansi/re·so·nan·si/ /résonansi/ n adalah “peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran gelombang elektromagnetik luar”. Dan secara umum resonansi juga diartikan sebagai peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena benda lain yang bergetar yang keduanya memiliki frekuensi yang sama. 
So, udah kebayang belum kira kira teror yang kaya gimana yang bakal terjadi di anime kali ini? Awalnya aku bakal ngira mungkin teror bom yang menggunakan prinsip kerja resonansi untuk meledakannya? Ternyata bukan. Terus apa hubungannya resonansi sama teror di anime ini?
Tumblr media
Dimulai dari kisah 26 anak anak yang memilki masa lalu yang kelam tentang sebuah penelitian kecerdasan anak dibawah usia 5 tahun. Penelitian itu dilakukan kepada anak anak yang memilki sindrom savant (adalah kondisi seseorang yang mampu memperlihatkan kapasitas yang ajaib dan mendalam atau kemampuan yang jauh melebihi batas normal. Manusia dengan sindrom savant bisa jadi memiliki kelainan dalam perkembangan syaraf, terutama gangguan spektrum autisme, atau bahkan cedera pada otak). Penelitian itu dimaksudkan untuk menciptakan manusia yang memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan manusia biasa untuk kepentingan pemerintahan. Akan tetapi, pada suatu hari 3 dari 26 anak merencanakan untuk dapat melarikan diri dari tempat penelitian. Dan mereka berhasil meloloskan diri dari tempat tersebut dengan cara memicu kebakaran dan melumpuhkan sistem keamanan untuk kabur, tapi satu dari mereka terjebak dan tidak berhsil lolos. Akhirnya tempat penelitian tersebut di tutup.
Tumblr media
Tujuh tahun kemudian dua anak yang berhasil kabur itu melakukan aksi teror bom. Tapi, teror yang mereka lakukan bukan teror yang biasanya dilakukan teroris, akan tetapi teror tersebut memilki maksud dan tujuan tertentu. Mereka berdua melakukan teror dalam bentuk pola dan teka teki. Sebelum mereka melakukan aksinya selalu diawali dengan postingan di youtube tentang teka teki apa yang mereka buat. Setiap kali mereka mencanangkan aksi teror nya mereka buat dalam sebuah teka teki agar bisa dipecahkan oleh pihak kepolisian. Dari mulai lokasi Pem-boman, cara mereka melakukan aksinya, dan maksud dari mengapa tempat itu dipilih pun memilki maksud dan tujuan yang dimana hal itu akan bisa terjawab di akhir cerita.
Tumblr media
Salah seorang polisi yang bekerja di bagian arsip (dulunya divisi detektif) selalu bisa mengerti dan paham akan  teka teki yang di berikan oleh kedua remaja tersebut dalam aksi terornya.
Tumblr media
Hal itu menjadi sesuatu yang menarik bagi kedua remaja tersebut karena ternyata itu menjadi tujuan mereka untuk dapat menemukan seseorang dari pihak kepolisian agar dapat mengerti maksud dan tujuan mereka berdua mengapa mereka melakukan aksi terornya. Sampai sini kita sedikit bisa menebak peran yang diambil. Dua remaja tersebut adalah antagonis, dan si detektif itu protagonisnya. Tapi ternyata ga sesederhana itu, seperti apa yang aku bilang tadi, mereka berdua memilki maksud dan tujuan mengapa mereka melakukan aksi terornya dan tujuan itu akan mulai terlihat di episode episode terkakhir yang akan mengubah image mereka berdua yang sebelumnya terkesan antagonis.
Untuk jalan cerita nya, teror bom seperti apa, dan bagaimana teknis serta mekanisme mereka berdua melakukan teror tersebut bisa ditonton langsung aja, tapi pesan apa yang bisa kita ambil bakal aku bahas di review kali ini.
Dari sekain banyak teror yang mereka lakukan, mereka membentuk pola. Pola yang disadari oleh si detektif itu mengacu kepada para pemimpin pemerintahan yang dulu ikut terlibat dalam proyek penelitian sindrom savant. Mereka berdua ingin membeberkan segala hal tentang kejahatan yang mereka berdua alami serta 24 anak lainnya tujuh tahun yang lalu. Akan tetapi mereka sadar bahwa hanya dengan berbicara saja mereka tidak akan didengar siapapun.
Puncaknya di akhir aksi terornya itu mereka berdua melakukan pem-boman yang dimana bom itu adalah bom atom yang diledakan di lapisan stratosfer. Hal tersebut mengakibatkan pelepasan radiasi dan gelombang elektromagnetik yang menyebabkan semua perangkat elektronik termasuk aliran listrik mati total diseluruh Jepang.
Tumblr media
Singkat cerita para petinggi pemerintahan yang terlibat dalam proyek penelitian sindrom savant terungkap kejahatannya (tinggal tonton kenapa kejahatan mereka bisa terkuak) dan kedua pelaku teroris itu mati, salah satunya tertembak dan satunya lagi memilki penyakit di sarafnya.
................................................................................................................................
Dan di akhir ceritanya aku baru menyadari maksud dari kenapa sih harus pake istilah resonansi? apa hubungannya dengan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena benda lain? Itu cuma analogi.
Sebenarnya tujuan mereka berdua baik, yaitu ingin mengungkap kejahatan pemerintah yang mereka berdua dan anak anak lainnya alami. Tapi disini pertanyaannya mengapa harus lewat aksi teror? alasannya yaitu karena mereka ingin benar benar di dengar, mereka ingin benar benar di anggap. Aksi teror merekapun sebenarnya selalu diperhitungkan agar tidak mengakibatkan korban luka ataupun korban jiwa. Oleh karena itu mereka ingin menjadi pusat perhatian seluruh jepang agar masalah yang mereka alami bisa didengar dan mendapat keadilan yang semstinya. Dengan mereka melakukan aksi teror apalagi dengan skala yang besar akhirnya mereka benar benar menjadi pusat perhatian. Informasi, data, masa lalu, dan hal hal lainnya tentang mereka berdua menjadi sesuatu yang semua orang ingin tau. Termasuk kejahatan yang telah dilakukan pemerintah. Si detektif pun sadar akan hal itu dan akhirnya Ia yang menjadi jembatan mereka berdua untuk mengungkapkan kejahatan tersebut.
Terus hubungannya sama resonansi? yap, ketika ingin menggetarkan benda  lain kita harus mampu bergetar juga, dengan frekuensi yang sama. Ketika suara kita ingin didengar, kita harus mampu membuat getaran agar orang orang disekitar kita bisa ikut tersadarkan, ketika frekuensi nya sudah sama apa yang kita ingin sampaikan akan tercapai.
Ini masih sudut pandang aja sih, paradigma aku tentang anime ini seperti itu. Cukup sekian, semoga bisa menjadi review yang menarik minat pembaca untuk nonton anime ini. terimakasih
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
what is happening today (?)
“Kedamaian lebih sering terjadi karena kebohongan. Kebohongan menutupi konflik, membuang semua kecemasan”
yap, itulah kehidupan yang sekarang terjadi. Kebanyakan orang lebih memilih merasa tidak tau menau akan suatu hal yang sebenarnya itu perlu dibicarakan, hanya untuk menghindari gesekan akan suatu hubungan yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya permusuhan. Tapi hal itu bukan terjadi begitu saja, ada sebab dan alasan kenapa manusia zaman sekarang lebih memilih untuk “diam” (?)
Pengaruh zaman, globalisasi, media sosial, teknologi, beberapa hal yang disebutkan itu adalah mungkin salah banyak penyebab perubahan karakter yang dimiliki manusia kini. Mudah tersinggung, gak toleran, kurang percaya diri. Akhirnya kebanyakan lebih memilih menyendiri, sulit untuk terbuka, lebih menghindari percakapan dan hubungan sosial. Media sosial menjadi salah satu pelampiasan untuk dapat mencurahkan apa yang dirasakannya tersebut. Aneh..
Kenapa sih?  Padahal dunia virtual itu isinya manusia juga, orang orang juga. Tapi kenapa lebih memilih itu? Sedikit banyak nya itu menyimpang dari kodrat kita sebagai makhluk sosial loh.
Speak up! Angkat bicara! dan Katakan! Jangan pernah takut salah, karena kita akan belajar dari hal itu. Jangan merasa benar tapi malu karena itu yang akan menghilangkan kepercayaan diri kita.   Jangan takut akan konflik karena kita memang dilahirkan berbeda satu sama lain. Beda pendapat pasti ada, tapi solusi jauh lebih penting untuk dicari.  “Menghargai untuk dihargai” , Itu modal nya.
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
And in spite of the difficulties and frustation of the moment, we still have a dreams.
2 notes · View notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
Ibu? 
Seorang ibu itu pembohong, seringkali Ia berbohong untuk tidak merasas lapar ketika Ia merasa anak anaknya jauh lebih membutuhkan itu. Seringkali Ia berbohong untuk tidak merasa lelah karena Ia merasa anak anaknya membutuhkan hasil dari usaha yang Ia lakukan. 
Seorang ibu itu egois, seringkali Ia selalu merasa bisa sendiri dalam melakukan setiap halnya agar si anak tidak perlu merasakan seperti apa lelahnya. Seringkali Ia memutuskan sesuatu tanpa memikirkan kondisi dan keadannya sendiri, yang penting sang anak bisa mendapatkan hal baik.
Ya seperti itulah Ibu. Seseorang yang jauh berbeda dengan kita, seseorang yang punya nilai plus di mata Tuhan, sesorang yang punya tanggung jawab yang amat sangat besar selama hidupnya. 
bawel? pasti. 
Cerewet? banget!
Tapi peduli? itu udah sesuatu di luar kepalanya. sesuatu yang secara otomatis tanpa ada triger apapun udah tertanam di dalam benaknya.
-Kokom Adwiaty-
Hidupmu kini pedih tanpa seorang suami, hidupmu kini sakit karena hanya sendiri, hidupmu kini amat sangat berat untuk bisa menanggung beban dari kedelapan anakmu. Beban dosa? beban hidup? beban masa depan anak anakmu, semua itu terpaksa menjadi beban hidup mu kini setelah kepergian suami mu.
Tapi justru saat inilah kau terlihat jauh lebih hebat, jauh lebih kuat dan lebih sabar. Karena Tuhanmu selalu ada untuk menguatkan hati dan pikiranmu, doa doa yang selalu kau ucapkan tiada henti untuk anak anakmu. Doa yang selalu kau utarakan disetiap waktunya untuk suami mu, dan tetes air matamu yang seringkali jatuh itu adalah sesuatu yang akan Tuhan lihat dan menjadikannya sebuah kebaikan dikemudian hari.
selamat hari ibu, mah. Terimakasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai. 
Semoga Tuhan akan selalu memberikan kedamaian dalam hidupmu. Amin
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
i suddenly thought to write this
katanya semua orang dalam dirinya terdapat jiwa pemimpin.
katanya setiap orang mampu memimpin dirinya sendiri.
tapi, untuk mempimpin orang lain itu udah bukan katanya lagi. Tidak semua mampu memimpin selain dirinya sendiri. karena untuk memimpin diri sendiri aja susah. 
so, berat untuk bisa menjadi seperti itu.
anything, everything in all around the world. gada yg sempurna, gada yg ideal,termasuk seorang pemimpin. tapi keegeoisan seorang manusia, keserakahan seorang manusia, ketidakpuasan seorang manusia dalam menanggapi setiap hal yang selalu ingin lebih, yang selalu ingin jauh lebih baik dari sebelumnya, yang selau ingin yang bisa memenuhi keinginannya sendiri, sebelum hal itu tercapai sulit untuk bisa mentolerir hal tersebut.
untuk bisa menjadi otoriter dan demokratis secara bersamaan itu.... mustahil (kalo buat saya), kenapa? karena otoriter dan demokratis itu sesuatu yang berbanding terbalik sama sekali. dan itu yang sebenarnya menjadi beban berat seorang pemimpin, terkadang harus menjadi berbeda dengan orang yang berbeda untuk bisa diterima. tapi hal itu juga yang menjadi kesalahan dari seorang pemimpin karena akan dicap sebagai pemimpin yang ga memilki karakter dan pendirian.
jadi, menjadi ariflah dalam hal apapun. ketika ada sesuatu yang ga sesuai sama apa yang kita inginkan, bersabarlah. ketika pemimpin kita belum bisa memimpin dengan baik, berarti dia benar benar seorang manusia, bukan malaikat atau tuhan. jadi berdoalah untuk diri sendiri dan orang lain. jangan pernah merasa tinggi tapi jangan juga merasa kecil justru bersikaplah untuk bisa meninggikan dan tidak merendahkan orang lain.
0 notes
opus-paradigm-blog · 7 years
Text
-Senin, 27 Oktober 2014-
Dini hari menjelang adzan subuh berkumandang, terasa tak ada yang berbeda. Dengan rutinitas seperti baisa, seorang Ibu dengan bawelnya membangungkan anak anaknya untuk menyegerakan mengambil air wudhu dan sholat. 
Dan seperti biasanya, enggan sekali untuk dapat membukakan mata ini setelah malam tadi beraktivitas dengan game game yang ada.
Dan seperti biasanya pemandangan yang tak pernah hilang ketika hendak berjalan dari kamar tidur menuju toliet, seorang lelaki yang belakangan ini sulit untuk berdiri tegak hanya untuk dapat sholat dan menghadap Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Dia yang selalu terbangun lebih dulu, dia yang selalu menyempatkan sholat di setiap sepertiga malam. Dia yang selalu peduli tapi tak tega untuk membangungkan anak anaknya.
Seorang Ayah yang sedang berjuang untuk tetap bisa “hidup”.
Dan setelahnya, hendaklah aku pergi ke mushola..
“Pah, kuat ga? kalo gakuat udah sholat di rumah aja” 
“kuat mah kuat, ada ade ko nanti jalannya bareng sama ade”
“Jalannya udah ga bener gitu pah, udah sih di rumah aja ya”
“engga, papah mau ke mushola aja”
mungkin itu dialog terakhir istri dengan suaminya...
memang belakangan ini karena kondisi tubuhnya yang lemah dan sulit untuk banyak bergerak banyak membatasinya untuk bisa sholat ke masjid, akan tetapi entah kenapa saat itu beliau memaksakan diri untuk dapat sholat berjamaah di mushola.
Dengan mamah yang membukakan pintu, dan aku yang menuntunnya perlahan untuk berjalan menuju mushola. 
Di perjalanan itu tidak banyak dialog yang kita buat, hanya sedikit tentang adikku yang beliau bahas. Mungkin itu dialog terakhir seorang anak dan ayahnya...
seperti biasanya, beliau selalu mengambil tempat paling depan dan terlebih dahulu sholat sunnah sebelum iqomat dikumandangkan, dan aku tepat berada di belakangnya dengan sama sama melakukan sholat sunnah terlebih dahulu. 
masih dengan posisi takbiratul ikhram,
dan.....
beliau pun terjatuh dan tersungkur kedepan dengan kepalanya membentur dinding terlebih dahulu
dengan respon yang mungkin akan semua orang lakukan, kaget dan langsung membangun dan membalikbadankan tubuhnya.
ada luka di pelipis matanya, denga sedikit darah yang keluar.
nafasnya sudah tak lagi beraturan, terlihat sangat sulit sekli untuknya dapat bernafas dan jelas sekali aku sangat bingung harus berbuat seperti apa.
Pertolongan pertama dengan memijat bagian diafragma perut atasnya menjadi satu satunya yang terbesit di pikiran, tapi itu tak membuahkan hasil. nafasnya semakin tersengal matanya semakin tak terlihat, suhu badannya semakin dingin, gerakan tubuhnya semakin melemah...... dan aku berpikir mungkin inilah akhir hidupnya 
1 note · View note
opus-paradigm-blog · 8 years
Text
Lalu mengapa kau tanyakan(?)
5.
Jelaskan, apa disini terlalu gelap untuk bisa mendengar, atau terlalu berisik aku jadi tembus pandang?
Pertanyaan yang sulit ketika terang dan sepi menjadi pernyataan.
-z
25.2.16
1 note · View note
opus-paradigm-blog · 8 years
Text
aku tidak suka sepi, tapi aku benci keramaian
1 note · View note
opus-paradigm-blog · 8 years
Text
bersyukur itu harus, tapi manusia tak pernah bisa lepas dari keinginan untuk mengeluh, termasuk aku
tak ada salahnya, karena mungkin aku sudah mencapai batasannya
tinggal bagaimana cara kita untuk meningkatkan level bersyukur kita menjadi sebuah ability special yang tidak hanya bisa di gunakan ketika skill bar telah penuh, tapi bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun dalam keadaan apapun
0 notes
opus-paradigm-blog · 8 years
Text
Di dunia ini setiap orang merasa dialah pemeran utamanya
setiap orang merasa dirinyalah pusat dari sebuah tata surya
setiap orang merasa jika tanpanya mungkin dunia tak akan berjalan dengan semestinya.
Itulah mengapa bukan cuma pikiran atau hanya akal,
tapi juga hati dan perasaan untuk menyeimbangkan besarnya sebuah kesombongan yang ada pada manusia
0 notes
opus-paradigm-blog · 8 years
Quote
Aku bosan mendengar omongan sendiri, aku muak menipu diriku sendiri, pura-pura mengerti yang aku tak tahu, hanya karena takut dianggap bodoh.
Sawung Jabo, Mengejar Bayangan Menangkap Angin (via inniemuschio)
justru perasaan takut itu yg akan membuatmu terus merasa bodoh (?)
1 note · View note
opus-paradigm-blog · 8 years
Text
aku ngantuk
1 note · View note