Tumgik
patronoum · 10 months
Text
Di dunia ini aku tidak pernah menginginkan umur panjang. Akan sia-sia jika tidak bermanfaat dan pada akhirnya sendiri dengan kesepian. Aku terlalu takut dan pesimis pada dunia ini. Tapi ternyata sampailah aku pada angka di penghujung dua. Melewati senang dan sedih yang datang bergantian. Nyatanya, tidak mudah berjalan dengan tetap menggenggam rasa takut. Tapi sejauh ini aku mampu melewatinya. Menakjubkan.
Di dunia ini aku diberitahu, katanya di depan sana akan ada lebih banyak orang yang menyayangiku. Aku terharu. Tapi benarkah?
Di dunia ini aku akan tetap berjalan, melihat-lihat, merasakan dan menikmati apa-apa yang disediakan.
2 notes · View notes
patronoum · 1 year
Text
Resah.
Parararara parararara.
4 notes · View notes
patronoum · 1 year
Text
Alangkah tenangnya hidup tanpa ekspektasi dan ambisi.
0 notes
patronoum · 1 year
Text
Manusia pemimpi yang nggak punya ambisi.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
matanya warna coklat.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Sering dibuat haru setiap ada ucapan yang membuat saya merasa sangat dimengerti. Karena sadar, diri ini memang sulit dimengerti.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Ya sudah. Barangkali semesta memang tidak menuliskan pertemuan itu lagi :)
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Manusia memang menyukai harapan yang dibungkus kata-kata. Yang sebetulnya sadar di kemudian hari harapan itu pula yang bisa mematahkan hati.
Manusia itu tak terkecuali saya.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Goodbye Klub 27 !
Tumblr media
Angka 27 mengingatkan lagi pada teori klub 27 yang didramatisasi karena banyak musisi yang meninggal di usia 27 tahun, seperti Kurt Cobain, Amy Winehouse, dan Jonghyun SHINee pada 2017 lalu. Penyebabnya ada yang kecelakaan, overdosis sampai bunuh diri.
Ada pula sebuah survei yang menyebutkan bahwa perempuan akan terlihat paling menarik di usia 31 dan terlihat paling stress di usia 27.
Apaaa?!!!!!!?? Paling stress !! Pantesan aja !!
Selain itu, ada lagi penelitian lain yang menyebutkan manusia-manusia di usia 27 tahun cenderung mengalami kemunduran mental. Hmm.
Sebuah teori dan penelitian tentang usia 27 kembali terlintas ketika saya berkontemplasi di penghujung usia 27. Di mana quarter life crisis masih saya alami (lama banget ya rasanya). Ada banyak keresahan, ketakutan, dan hal lain yang membuat pikiran penat dan hati nggak tentram.
Beberapa masalah dari dalam diri serta luar diri, satu persatu bermunculan. Sedikit banyak tentunya memicu perasaan sedih, gelisah dan stress, tapi semoga saya nggak mengalami kemunduran mental.
Di usia 27, waktu berjalan sangat cepat, tapi pergerakan saya terasa lambat. Seakan saya nggak bisa menyeimbangkan diri. Ditambah lagi saya harus mengambil keputusan besar di usia ini. Perlu banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengatasi kamar-kamar keraguan dan bongkahan ketakutan dalam kepala. Ah sungguh melelahkan.
Penelitian itu ada benarnya, karena banyaknya pergolakan yang dialami di usia 27 nyatanya sangat memicu stress. Mungkin tingkat stress dan kemunduran mental yang dirasakan Kurt Kobain adalah pemicu dia menembak kepalanya sendiri pada April 1994 saat usianya 27 tahun.
Tenang, tenang. Saya nggak sampai berniat untuk bunuh diri kok. Setidaknya saya masih memikirkan cara bunuh diri apa yang paling tidak menyakitkan sangat sayang sama diri sendiri.
Dari banyak hal negatif yang dirasakan di usia 27, nyatanya masih ada hal negatif lain yang belum dirasakan. Eh bukan, bukan. Tentunya masih ada hal positif yang dirasakan, setidaknya saya merasa lebih mengenal diri sendiri.
Semoga dari banyak hal yang saya lewati di usia 27 ini, saya menjadi lebih kuat dan bijak bestari. Dan semoga perasaan-perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan di usia 27 tidak kembali datang. Atau setidaknya jika datang kembali, saya sudah mampu merespon dengan jauh lebih baik.
Thank you dan goodbye klub 27 !!
1 note · View note
patronoum · 2 years
Text
Kurangi berpikir berlebihan dengan cara berpikir secukupnya.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Pantas merasa biasa saja setelah mendapat apa yang didambakan. Karena ternyata bahagia tidak melulu tentang keberhasilan mendapat sesuatu.
Ternyata bahagia adalah ketenangan. Merasa tenang dan damai adalah definisi bahagia.
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Bohong itu masalah yang berbohong, bukan masalah yang dibohongi. Tetapi kenapa seolah-seolah menjadi masalah yang dibohongi? Yang dibohongi merasa kecewa, marah. Padahal kalau dipikir-pikir, yang punya masalah adalah yang berbohong.
Bisa nggak ya merasa biasa-biasa saja kalau dibohongi?
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Berjalan Cepat, Itulah Waktu
Wow ! Hari ini sudah tanggal 31 Januari 2022. Padahal saya belum sempat bilang selamat tahun baru di tanggal 1 Januari kemarin. Tadinya saya mau posting tulisan di awal tahun, tapi tidak jadi karena tulisannya belum jadi. Hehe. Tadinya juga saya berniat menantang diri sendiri untuk menulis apapun selama 5 hari terakhir di tahun 2021, namun pada akhirnya, tantangan tersebut tidak pernah saya lakukan. Ah sungguh kenapa malas begini :(
Waktu memang berlalu sangat-sangat cepat, sesungguhnya itu yang saya rasakan. Januari, Februari terasa biasa-biasa saja. Maret dimulai dengan tambahan pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan waktu, tetapi untungnya saya bisa menyenangkan diri sendiri dengan menyempatkan short trip ke Yogyakarta. Bertema nekad traveler, saya mengunjungi Jogja tanpa pikir panjang. Main ke Borobudur dengan naik bus dari Jogja, lalu berwisata sejarah ke museum Ullen Sentalu. Short trip ini benar-benar dihabiskan di jalan, sungguh menyenangkan karena feel travelingnya dapet banget.
Bulan April mulai menjalankan ibadah puasa, lalu di bulan Mei saya merayakan lebaran di Bandung lagi. Kemudian saya menonton drakor Mouse, yang saya nobatkan menjadi drakor terbaik yang saya tonton di tahun 2021. Oke masuk ke bulan Juni, pergi ke kebun teh, dan usia saya berkurang. Selamat Gi !
Kejadian yang tidak mengenakan dan tidak ingin terulang kembali terjadi di bulan Juli. Ya pada bulan ini, saya, Bapak, Ibu dan adik positif terinfeksi Covid19. Rasa sakit, perasaan takut, cemas, lemah tidak berdaya bercampur dalam satu waktu. Akibatnya saya bersama keluarga menjalani isolasi bersama di rumah. Alhamdulillah setelah 2 minggu lebih saya dan keluarga kembali sehat. Covid 19 memang meningkat di bulan ini, bukan hanya saya ternyata teman-teman saya pun banyak yang sakit katena virus ini, bahkan beberapa ada yang tidak bertahan.
Bulan Agustus dan September tetap menjalani rutinitas, tidak ada yang perlu diceritakan. Lanjut pada bulan Oktober saya mengikuti sebuah kompetisi. Ini menyenangkan karena sudah lama tidak merasakan sensasi berkompetisi dan mengerjakan sesuatu yang tentunya bikin pusing. Hasilnya cukup memuaskan diri sendiri meskipun saya gagal. It's oke jadi pengalaman dan pelajaran. Yeah bulan Oktober saya divaksin !
November banyak hujannya. Adem sih, air melimpah, tapi kasihan banyak yang kebanjiran pula. Ada hujan di bulan Desember, tapi tidak sebanyak hujan di bulan November. Akhirnya saya ke bioskop lagi, nonton Spiderman. Entah kenapa di bulan Desember saya merasakan mood sangat tidak stabil, overthinking yang sangat over, dan banyak perasaan negatif yang mendatangi saya. Cukup berat untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut. Mungkin hormon endorphin, dophamin, serotonin, dan oxytocin di dalam tubuh saya berkurang sangat banyak.
Kemudian datanglah tahun 2022, yeah waktu berjalan dengan cepat bukan?
Saya masih menjalani kehidupan seperti biasanya, tidak ada yang luar biasa. Saya terus belajar untuk menikmati hidup dengan baik di saat pandemi masih berlangsung, di saat kenormalan baru dijalankan.
Tetap enjoy, dan selamat akhir bulan di awal tahun !
0 notes
patronoum · 2 years
Text
Apa Kabar?
Halo apa kabar tumblrku?
Sudah lama nggak diisi dengan tulisan-tulisan yang cukup panjang. Suka bingung mau menulis apa, padahal di kepala selalu ada yang dipikirkan, tapi sering gagal dituangkan lewat tulisan. Saya juga masih males buat curhat ke orang-orang, jadi apa yang ada di kepala masih ada di dalam kepala. Yang ada di dalam hati masih juga terjaga di dalam hati.
Jadi tumblrku masih gini-gini aja seperti pemiliknya yang juga gitu-gitu aja. Kabar baik tapi nggak sebenar-benarnya baik, tapi bukan berarti tidak baik. Terkadang pertanyaan apa kabar menjadi rumit untuk dijawab.
Bisa sih saya jawab simple, seperti “kabarku baik” tapi seperti membohongi diri bahwa sebenarnya tidak baik-baik amat. Mau jawab jujur “yah kurang baik nih” tapi nanti jadi curhat panjang kali lebar, nggak ada yang salah dengan curhat, cuma ya bingung mulai dari mana, lagian saya nggak bisa sembarangan kalau mau cerita. Simple kan?
Sebetulnya menulis adalah cara yang menyenangkan untuk menuangkan cerita. Memang nggak ada yang mendengarkan karena jelas bentuknya tulisan. Tetapi bisa banget buat bantu release emosi dan stress. Meskipun nggak ada yang baca seenggaknya ada yang dilepaskan.
Balik lagi ngomongin kabar. Kondisi baik yang sering dijawab ketika pertanyaan apa kabar muncul itu apakah seperti sedang baik kondisi sehat jiwa dan raga? Sedang baik suasana hatinya? Sedang baik hubungan dengan orang-orang? Sedang baik keuangannya? Atau sedang dalam kondisi baik yang seperti apa?
Baik, saya pikir kabar saya baik-baik saja. Semoga, kabar kamu baik juga, atau lebih baik lagi bahkan sangat baik.
1 note · View note
patronoum · 2 years
Text
I really miss my November rain at 8.20 AM.
Can we meet again?
:)
0 notes
patronoum · 3 years
Text
Kalau aja Dementor itu ada dalam versi lain, seperti katakanlah dia mampu menghisap kenangan buruk dalam jiwa seseorang, dengan suka rela saya mau dikecup sama Dementor. Biar nggak mengenal kata trauma.
1 note · View note
patronoum · 3 years
Text
Mestinya waktu beranjak dewasa, sifat kekanakannya jangan ditinggalkan semua. Misal, sifat tidak peduli sama omongan negatif dari orang-orang. Yang nyatanya ketika dewasa, itu dibutuhkan sekali.
0 notes