Tumgik
putriraha · 16 days
Text
Tidak ada orang yang betul betul bisa kita percaya ternyata. Ya, semua orang ingin terlihat baik dengan caranya, meski betul memang tiada manusia yang sempurna. Tapi nampaknya membuat orang lain merasa bersalah lebih membuat orang lain merasa lega. Ya, hidup ini tidak selalu fair dan adil. Yang berani dan bersuara lantang yang lebih didengarkan saat ini. Walaupun tidak sepenuhnya benar.
14 notes · View notes
putriraha · 25 days
Text
aamiin yaa Allah
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
891 notes · View notes
putriraha · 28 days
Text
Aku paham bahwa kita tidak akan pernah merasa siap menghadapi hal-hal yang mengecewakan kita. Tapi aku harus akui bahwa kekecewaan itu sebuah niscaya yang akan selalu hadir kapanpun ditengah-tengah kita.
Sekali kamu memiliki harapan, selain kamu harus yakin bahwa kamu masih punya kesempatan mendapat peluang yang baik. kamu harus yakin bahwa kamu juga akan memiliki peluang kecewa dalam waktu yang bersamaan.
Tidak ada hal lain yang bisa kita pilih selain menerima itu semua. Tidak ada yang akan bisa selalu ada untukmu selain diri kamu sendiri. Maka hal terbaiknya kamu harus menerima dirimu sendiri apapun kondisinya dan kapanpun waktunya. Tidak ada yang betul-betul peduli dengan kehidupanmu, sesayang apapun itu. Satu-satunya orang yang peduli dan betul-betul mengerti sekaligus merasakannya adalah dirimu sendiri. maka jaga baik baik dia.
Berterimakasihlah atas apa yang sudah kamu terima dan dapatkan. Maafkanlah apapun yang mengecewakanmu dan menyakitimu. Sebab memaafkan itu salah satu cara mendamaikan dirimu sendiri agar terasa ringan menjalaninya. Jangan perberat hati dan langkahnya lagi. Ringankan dengan melepas hal-hal yang memang tidak perlu kamu pikirkan dan kamu tahan-tahan.
Bahagiakan dirimu entah dengan bagaimana cara yang bisa kamu pilih. Kamu sangat berhak untuk memeluk seberat apapun yang kamu jalani. Kamu berhak untuk mendengar apapun yang kamu sedang rasakan ingin ceritakan.
jangan lagi kekang ia. jangan lagi.
44 notes · View notes
putriraha · 1 month
Text
Memaafkan
Sampai detik ini aku masih belajar memaafkan hal-hal yang tidak aku sukai. Meski tanpa ada permintaan maaf. Yaa, aku sudah tahu sejak lama bahwa teorinya memaafkan adalah menenangkan diri kita sendiri. Tapi, betapa memaafkan itu sulit sekali ya rasanya. Aku masih belajar hingga sampai detik ini dan semoga seterusnya.
Aku berusaha mengendalikan hal-hal yang bisa aku kendalikan, termasuk mengumpulkan tenang dengan cara memaafkan. Betapa ternyata hidup akan menjadi sesederhana ini ya. Aku kadang berandai andai, kalau saja manusia di seluruh muka bumi ini akan mudah sekali memaksa dirinya untuk memaafkan. Andai saja, meski sulit. Ya minimal jika ada orang yang membaca tulisan ini, dia juga sedang belajar mengendalikan dirinya sendiri untuk mau memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan tingkah laku, perkataan dari sebuah kesengajaan maupun tidaknya orang lain.
Selamat berpuasa ya.
Btw ini pertama kali nulis setelah 14 hari genap tiba di Lebanon Selatan. Journaling seperti ini mungkin akan membantu kedepannya. Tidak hanya sebagai pelepas rindu dengan keluarga. Bisa jadi juga sebagai bentuk refleksi diri tentang apapun yang menjadi riuh di kepala. Yuk, kita coba menulis lagi besok. Harapannya semoga bisa istiqomah aamiin.
4 notes · View notes
putriraha · 2 months
Text
Betapa ya sulitnya.
Salahkah jika ada sebentuk manusia bernama perempuan, bermimpi menjadi dokter, dan kini justru menjadi tentara sekaligus, lantas berusaha menjadi seorang ahli bedah nantinya?
Salahkah jika ada sebentuk manusia bernama perempuan, yang tak pandai merias wajah dan berdandan elok layaknya orang kebanyakan?
Salahkah jika ada sebentuk manusia bernama perempuan yang memilih menyepi, tak mendominasi, fokus pada apa yang ingin ia capai saja?
Salahkah hingga ia sulit ditemukan atau enggan diperjuangkan?
Apakah itu terlalu tinggi pada mata takaran makhluk bernama laki-laki?
Salahkah jika ia hanya ingin hidupnya lebih berdaya dengan amanah yang Tuhan titipkan padaNya?
Salahkah ia, jika akan banyak waktu hidupnya justru untuk orang lain dan bukan lagi keluarganya?
Salahkah, hingga ketakutan demi ketakutan perlahan merenggutnya dalam sepi, bahwa makhluk bernama perempuan seperti ini tak akan pernah ditemukan oleh siapapun?
28 notes · View notes
putriraha · 4 months
Text
Hai senyum dulu dong hihihi
1 note · View note
putriraha · 4 months
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
putriraha · 4 months
Text
Keresahan bekal optimisme
Namanya manusia, naik turun perasaan itu adalah hal yang biasa terjadi. Semangat lantas down lagi itu hal yang sering banget dihadapi, tinggal berapa banyak semangat dan downnya. Ya semoga banyak bangkitnya ya ketimbang jatuhnya.
Keresahan seorang dokter umum di usia seperti ini ternyata lumayan ya. Sebagai dokter umum di usia 27, perempuan dan belum menikah, itu hal yang cukup aman sebenernya, melihat temen-temen bahkan kakak kelas juga masih pada anteng buat ambil sekolah atau nabung buat ambil spesialis. Ngga begitu terpressure kalau masih dalam lingkungan nakes dan lingkungan pertemananku. Tapi ini cukup menjadi aneh, ketika berada di lingkungan baru yang banyak orang sepuhnya, bukan dari nakes, dan bukan dari kelompok yang ambis sekolah atau kerja. Akan jadi "Melongo moment" "kok bisa ya belum nikah?" dan kadang komentarnya cukup bikin sakit di hati. Tapi its okey emang circle kita beda haluan ya bung.
Tidak hanya itu, jadi dokter umum di institusi itu juga lumayan jadi pr ya, kalau sekolah harus nunggu eligible dulu, ya harus satgas dulu, sekolah militer dulu, naik pangkat dulu, baru bisa pengajuan buat ambil tes sekolah, baru tes. Tapi sekali lagi ini juga bukan pr banget sih, setidaknya ikuti alur yang ada. Sambil nyiapin diri mulai belajar, nyiapain bahasa inggris dan nyari info ke kakak kelas, temen angkatan atau adik kelas yang uda disana duluan. Sambil nyisihin gaji buat tabungan. Agak merasa keterlaluan banget, mengingat ada temen yang pontang panting kerja cabutan sana sini buat nabung sekolah juga.
Ternyata di usia segini pressurenya lumayan ya. Buat aku yang lumayan ndak banyak ambil pusing, masih cukup toleran, ya di tengah kegundahan ini masih bisa menjadi pendengar di antara teman-teman yang sudah berkeluarga dan temen-temen yang berperang dengan diri sendiri. Jadi bisa dapet dua sudut pandang sekaligus buat sama sama belajar. Berumah tangga itu ngga mudah, punya anak itu ngga gampang, dan masih single juga ngga asik. Semuanya punya problem masing-masing yang ngga bakal ada kelarnya.
Tapi masing-masing kondisi selalu punya cara buat bahagia, buat nikmati betapa ya hidup ini berwarna banget, ngga selamanya sedih juga, ngga selamanya seseneng itu juga.
Kemampuan memiliki hati yang lapang emang harus dilatih sedini mungkin sih, karena kemampuan itu yang setidaknya membuat kita ngga gampang sumpek menghadapi dinamika kehidupan yang cepet ini. Apalagi akses terhadap kehidupan orang lain bisa dengan mudah kita buka di akun medsos mana saja. Kecuali orangnya super introvert kaya aku hehe, nyari di instagram pun cuma ada foto langit, tanaman dan ya dengan caption yang sulit ditebak. hahaha. Ya karena aku merasa aku bukan orang yang penting-penting amat untuk membagi setiap momen kehidupanku untuk konsumsi khalayak ramai yang mungkin kenal aja ngga begitu.
Sesekali kadang share pencapaian hidup, meski seringnya, justru kadang nerima dm temen yang harinya ngga seberuntung aku. Ya di satu sisi seneng gitu atas pencapaian hidup yang pada beberapa fase aku hampir dibuat babak belur, jadi kaya lega aja ketika hasilnya sesuai ekspektasi bahkan lebih, so, share it to the post. Kadang jadinya malah bikin temen sedih. Mungkin itu juga kenapa ngga semuanya aku share.
Soal share kesedihan, dulu aku sering nulis perihal ini, meski konteksnya aku ngga sedih sedih amat, disini aku belajar bahwa ada beberapa orang mendekat hanya untuk sekedar tahu masalah kita apa, bukan untuk ngebantu, alih alih gitu, kadang buat bahan obrolan. Untuk orang-orang yang suka ngomongin orang, ini bisa jadi bahan goreng nasi kali ya. Dan mereka ngga ngerasa bersalah sama sekali uda ngomongin masalah orang lain ke orang lain hahaha. Jadi, emang bener ngga semua orang perlu tahu apa yang kita rasain, ngga semua orang perlu tahu mau kita apa. Karena itu semua hanya berarti penting buat temen temen terdekat kita doang.
Sejauh ini bersyukur dan bangga dengan diri sendiri, aku tahu jalan hidup di tahun ini luar biasa banget. Tantangannya nambah, secara jabatan nambah dan punya anggota itu menantang banget. Gimana caranya bisa handle anggota yang mayoritas lebih tua dari kita, gimana caranya bisa membagi kerjaan yang efisien mengingat ngga semua SDM mumpuni. Nguras energi dan pikiran iya banget. Tapi justru pengalaman inilah yang bikin aku akhirnya belajar banyak untuk bisa mengerti keadaan orang lain, tanpa minta dimengerti balik.
Ngga ada revolusi yang aneh aneh selain terus bergerak ke arah lebih baik. Jangan nyerah dan mundur sebetapa sulit jalan yang sedang dan akan dijalani.
Terus bekerja keraslah secara berkelas, mungkin hasilnya ngga sekarang, tapi kalau rajin, konsisten dan penuh komitmen, insya Allah itu semua akan berakhir indah.
Tuhan ngga pernah ngasih tengadah tangan hambaNya dengan kekosongan. Yakin deh.
Selamat bergerak dan melanjutkan cerita hidup dengan baik ya!
2 notes · View notes
putriraha · 4 months
Text
Pertama
Ngga kerasa ya udah lama ngga nulis tumblr lagi. Uda waktunya pulang. Tumblr selalu nyaman buat balik lagi dan lagi. Terlepas lebih nyaman untuk bisa membaca cerita orang lain juga, untuk memperkuat diri sendiri dan membuka wawasan. Ya mungkin cocok lah buat orang super introvert kaya aku. Yang kadang kurang nyaman dengan akun yang berisik pamer pamer foto dan status yang mungkin ngga penting-penting amat buat hanya sekedar dilihat.
Ngga kerasa kurang sebulan lagi, buat mulai pelatihan sebelum berangkat ke Lebanon. Mimpi yang udah lama banget buat dinanti-nanti. Semoga suasana kondusif, pas cuti bisa ambil waktu untuk sowan ke tempat suci di Makkah dan Madina. Tempat yang dari lama masuk dalam baris doa. Lagi pengen curhat langsung disana. Tentang semua keresahan sebagai manusia biasa yang sering kali menjadi beban kalau ada omongan orang lain yang kurang pas.
Semoga fisik ini cukup sehat menjalani semuanya. Semoga cukup tenang juga buat ngehadepin semuanya.
Soal jodoh sementara milih mundur dulu buat ikhtiar. Rasanya, bukan ngga butuh-butuh banget, cuman fokus ke diri sendiri layaknya lebih afdol. Banyak banget kurangnya, banyak banget waktu rasanya yang lebih diperluin untuk membahagiakan diri sendiri, nerima diri sendiri sebelum melibatkan orang lain.
Ya ternyata aku belum sesayang itu sama diri sendiri. Mau mencukupkan diri secara utuh, karena urusan ini bukan ranah orang lain buat ngelengkapin kekuranganku.
Mencapai hal-hal hebat yang mau diraih, mumpung masih muda. Menikmati banyak hal dari hasil jerih payah sendiri, buat reward ke diri sendiri udah berjuang sejauh dan sekeras ini.
Ngga masalah kok ngga nikah di usia masih muda. Yang jelas, pas tiba saat yg tepat nanti, aku tidak mengorbankan orang lain hanya karena terbebani untuk membahagiakan aku.
Sebagai perempuan, aku berharga seapadanya aku, aku berhak menentukan sikap tanpa terpaku pada pendapat sosial. Aku tahu sejauh mana kesiapan dan kemampuanku. Aku berhak untuk berdaya dan ngga ngerepotin orang lain. Aku berhak percaya pada keputusanku sendiri tanpa rasa takut sedikitpun bahwa mungkin aku tidak seberani kebanyakan orang untuk menentukan nasibku sendiri.
Aku berhak menghadiahkan diriku suami yang hebat, yang setara dalam hal apapun, yang perjuangannya sama besarnya, yang tidak pemalas dan mudah menyerah. Aku berhak mendapat laki-laki yang baik, yang patuh pada kedua orang tua, yang mandiri, baik dalam mengambil keputusan dan hal apapun. Bukan keputusan diambil dari pandangan sosial yang tidak melulu benar.
Aku sangat yakin, memperbaiki diri sendiri sama halnya berikhtiar mendapat suami dan ayah yang baik untuk keluarga kecilku nanti. Mungkin belum sekarang. Semesta sedang memainkan perannya. Aku tidak pernah meragukannya.
21 notes · View notes
putriraha · 5 months
Text
Seandainya saja kamu tahu, jika aku sudah tahu apa yang menjadi kekhawatiranmu akhir-akhir ini.
Seandainya saja kamu tahu, bahwa ingin sekali aku katakan, tak apa-apa.
Seandainya saja kamu mempersilakan aku untuk membantu, entah dibagian yang mana. Barangkali itu bisa meringankan isi kepala yang sangat rumit?
Seandainya saja aku bisa katakan kepadamu, untuk tidak perlu takut, bagaimana jika yang memusingkan pikiran selama ini tidak benar-benar seseram itu ternyata.
Seandainya saja, kamu ijinkan aku bicara, dan seandainya kamu mempersilakan aku untuk mendengarmu.
Seandainya saja.
Atau kamu memang butuh waktu.
Jika usai waktunya, bolehkah kita bicara kembali?
14 notes · View notes
putriraha · 5 months
Text
Jadi tumpuan keluarga itu capek ya. Menjadi sandaran yang dipaksa harus bisa membantu itu nyebelin. Ngga bantu itu saudara sendiri. Tapi kalau uda dibantu, ya sudah, harus Kita yang nyelesein tagihannya. Mau ngga di bayar uda terlanjur Pake nama Kita. Mau di bayar, kebutuhan sendiri saja harus di tahan tahan, sesederhana Perihal makan saja, harus irit-irit.
Adakalanya legowo. Adakalanya kesel. Kenapa ya semua kerja keras ini bahkan tidak sempat untuk sekedar menuruti kemauan Hati. Ya sesimpel uang buat jajan aja. Harus mikir, mending buat bayar ini dan itu yang bukan kepentingan Kita.
Capek, banget. Kenapa ya saudara seperti ini tidak cukup bisa berpikir, iyaya, kok dari dulu harus ngganggu adikkku sendiri? Ya maksudku kalau memang ngga cukup mampu ngelunasi hutang kenapa mesti maksa nikah gitu.
Emang habis nikah ngga bakal banyak kebutuhan? Jangan sampai aja, aku dilibatkan lagi ya. Urusanku juga banyaaaaak. Hidup ku ngga ngurusi kalian aja loh. Kalian uda pada besar. Bisa juga cari duit. Kenapa harus ngentengin adiknya. Iya aku belum nikah, tapi karena aku tahu kalian ngga Akan bisa bantu, aku juga perlu nabung.
Nah kalau tiap nabung aja kalian minta uangnya buat keperluan kalian, trus aku kudu piye coba?
Yaa Allah untuk orang seperti ini, aku mohon diterangkan hatinya supaya ngga nyusahin saudaranya sendiri. Tolong yaa Allah, ampun.
6 notes · View notes
putriraha · 6 months
Text
Apakah berkomitmen Akan menjadi semenakutkan ini ya buat orang lain, atau hanya aku saja?
Sekalipun berulang kali diyakinkan, kenapa rasa takut itu seringkali Datang ya?
Terimakasih ya untuk mas yang selalu meyakinkan, semoga tidak bosan. Aku juga sedang berusaha mematahkan ketakutanku sendiri.
6 notes · View notes
putriraha · 6 months
Text
Engga tahu ya nanti akan berakhir seperti apa. Aku tidak tahu harus apa selain berdoa, dan meningkatkan kualitas diriku.
Ya, orang tua kita begitu dekat, benar saja orang tua kita selain masih ada hubungan saudara dari ipar bu dhe, orang tua kita dulunya sahabat karib. Tak heran kalau dekat sekali. Apalagi sudah bertahun-tahun tak berkomunikasi hanya karena terpisah pulau bertahun tahun lamanya, ditambah lagi sibuk mengurusi keluarga masing-masing.
Ngga nyangka lulusnya aku dari Magelang justru menjadi jalan hubungan bapakku dan bapak mas bisa kembali lagi seperti dulu.
Orang tua kita begitu bersemangat untuk mempersatukan kita, tapi berbanding terbalik dengan kita yang masih takut berkomitmen. Entah apa hal besar yang menjadi ketakutan kita ya?
Kamu yang masih bersekolah spesialis jurusan mayor sangat bisa kupahami untuk tidak bisa diganggu, pun aku juga masih bergelut dalam seleksi satgas luar negri tujuan Lebanon yang membuat setahun kedepan mungkin aku tidak akan berada di Indonesia, apalagi Lebanon sedang panas-panasnya.
Melihat bapak kita saling diskusi membicarakan kita, aku dibuat geleng-geleng. Sebab kita tak benar-benar ada komunikasi yang intens. Hanya sesekali berkirim pesan dengan jawaban yang sangat singkat dan tak ada timbal balik.
Ya, mungkin karena kita masih punya mimpi yang ingin diraih, hal yang ingin diselesaikan. Tapi di tahap ini aku mulai bertanya, "apa benar kamu adalah salah satu tujuanku?"
Entah sejak kapan, doa dan harapan itu mulai muncul. Ku ulang-ulang doa yang entah apakah Tuhan akan setuju perihal ini. Tapi kulihat obrolan kedua orang tua kita, memiliki harapan besar hubungan kita diaamiinkan. Bagaimana menurutmu mas?
Ah, iya bagaimana bisa aku berani menanyaimu seperti ini. Entahlah.
Suatu hari kamu membuat status, "Tunggu sampai seua reda". Seketika aku merasa, pesan ini kau tujukan untukku. Tapi adakalanya aku merasa bukan aku, iya aku takut kecewa kalau nyatanya bukan ditujukan padaku. Takut akan sakit sekali rasanya.
Tapi bagaimana tidak, bapak mas selalu bilang, kamu tidak sedang dekat dengan siapapun, kamu hanya sedang fokus belajar, pun ajakan dari perempuan turunan arab yang pernah datang padamu juga kau tolak, entah alasannya apa.
Kalau benar itu untukku, perihal menunggu aku selalu menjadi juara, asal untuk kali ini kau beri tahu aku, akan seberapa lama, dan apakah benar akhirnya denganmu?
Karena jika kamu tidak bisa memberi jawabn itu. Aku tak mau membuang kesempatan untuk kesekian kalinya, melewatkan banyak niat baik.
Semoga akan ada kesempatan, kita berani mendiskusikan perihal ini ya. Entah kapan. Seringkali aku membayangkan, memberimu bunga saat kelulusan spesialismu nanti, daaan kau memberiku bunga saat kepulangan satgas lebanon ku usai nanti.
Apakah doa dan harapan kita selama ini sama ya?
Bolehkah Tuhan kau beri kami bocoran jawabannya? apakah aku dan mas bisa menjadi akhir cerita pencarian kali ini?
6 notes · View notes
putriraha · 6 months
Text
Malam itu, mas bayu dan mas darma sedang bercengkerama dengan bapak. Menikmati kopi sambil ngobrol di teras rumah. Sayup sayup ajeng yang sedang ngobrol dengan mba iparnya di ruang tamu mendengar sesuatu. Lirih tapi cukup membuat ajeng merasa deg di hati.
"bapak sudah tua, kalau bungsu akan menikah dengan abri, dia akan ikut kemanapun suaminya tugas, ngga kerasa ya, adikmu sudah beranjak dewasa, yang artinya semakin jauh", begitu bapak membuka obrolan sambil menyeruput kopi hitam campuran kacang hijau.
"ya begitulah pak, jauh fisiknya saja, toh bisa video call-an, nanti kalau ada waktu juga bisa kumpul kaya gini walaupun cuma sebentar. Ngga kerasa rumah ini makin rame ya", sahut mas bayu yang juga sadar dinas negara membuatnya susah sekali menemui bapak akhir-akhir ini.
"yang penting sehat semua pak. Kita doakan bungsu mendapat suami yg baik. Biar tidak berat dia menjalani tugas sebagai istri dan ibu nanti. Hmm, lihat bungsu rasanya adem banget. Betapa gusti Allah sayang betul sama manusia ini. Banyak banget kemudahan yg dia dapat", kali ini mas darma geleng-geleng. Dia begitu heran dengan adik satu ini. Betapa terlihat lempeng kehidupannya.
Ajeng yg sibuk bermain dengan keponakannya diam diam mendengar kekhawatiran bapak dan mas-masnya. Dalam hatinya menyimpulkan sesuatu, "ya sampai kapanpun, aku tetep seorang adik dan anak yg selalu mereka khawatirkan. Manis sekali hidup ini diperhatikan dan diperjuangkan 3 pria sekaligus. Beruntung sekali"
4 notes · View notes
putriraha · 7 months
Text
Di Tahap Ini
Semakin yakin bahwa cerita ini dibuat bukan tanpa maksud. Mulai menyadari ada hal-hal baik yang tumbuh, meski dari kesalah-pahaman sekalipun. Benar memang, kita tidak perlu menjelaskan apapun kepada siapapun. Ia yang benci akan tetap benci, ia yang sayang akan tetap sayang. Tidak perlu memaksa siapapun bisa menerima kita. Tidak perlu bersusah payah untuk itu.
Kamu baik, bukan agar orang lain baik padamu. Itu cuman bonus. Kamu baik, karena seharusnya begitu yang diajarkan TuhanMu. Tidak mudah, aku tahu. Lelah, pasti. Mungkin karena selama ini kita terbiasa melakukan sesuatu untuk dihargai, diakui,dan diucapkan terima kasih. Mulai saat ini, tidak begitu aturan mainnya. Berbuatlah, karena memang semestinya begitu.
Mulai hari ini kamu sudah seharusnya berhati-hati. Bahwa tak satupun orang bisa kamu percaya. Sewaktu-waktu entah di kesalahan yang mana ada orang yang menusukmu dari belakang, dan itu sah saja. Namanya hidup tidak semuanya berjalan mulus sesuai ingin dan rencana. Maka untuk itu, ubah ekspektasimu itu.
Jangan pernah berharap apa apa pada siapa siapa. Hanya soal waktu orang yang baik akan membuatmu kecewa dan orang yang sempat membencimu akan menjadi karib. Hanya soal hati yang mudah terbolak-balik. Yang engkau tidak pernah tahu bagaimana akhirnya.
Sekali lagi pesanku, padamu, wahai diri. Kamu hanya layak percaya pada Tuhanmu, dan bukan yang lain. Kamu wajib berbuat baik pada siapapun bahkan yang mengecewakanmu. Kamu sedang berbaik hati pada dirimu sendiri sebenernya, walaupun seolah orang lain jadi sasarannya.
Tenanglah ya, di cerita hidup yang tidak akan tahu akan membawamu pada alur yang mana. Bersabarlah, bahwa ada waktunya semua akan berhenti pada tempat terbaik sesuai yang kamu tanam. Dan semua ini akan ada artinya, hanya satu. Jika Tuhan ridlo padamu.
Malam kalimantan, 15 Oktober 2023
8 notes · View notes
putriraha · 7 months
Text
Soal Hidup
Di detik ini masih sering-sering nanya ke cermin kalau pas lagi sendiri, "cerita hidup ini bakal berakhir di episode seperti apa ya? dan akan berakhir dengan siapa ya akhir pencarian ini?"
Kadang juga di fase yakin bahwa semuanya itu ada yang ngatur, bahwa aku ngga akan sendiri, pasti akan bertemu dengan orang yang sevisi misi, kadang juga yakin bahwa selama kita terus memperbaiki dan upgrade diri, orang yang selevel itu pasti bakal ketemu dan menyatu.
Tapi di lain episode juga ngga yakin, apa emang bakal sendiri kaya gini terus? yaudahlah dijalani aja. Semua bakal baik-baik aja kok.
7 notes · View notes
putriraha · 7 months
Text
Setiap kali mendengar lagu ini, aku selalu ingat bagaimana dulu kamu berusaha agar aku menerimamu, dan sekarang kita hanya dua orang asing yang membuang sial satu sama lain.
8 notes · View notes