Tumgik
ranihijrianti · 4 months
Text
Malam ini berakhir makin panjang karena tetiba saja aku ingin mencari tahu tentang sosok dia. Sudah cukup waktu sejak pertama kali aku merasa bahwa aku tertarik padanya. Namun, aku tidak tahu harus mulai dari mana agar bisa berkenalan.
Cuitannya lewat di linimasa akunku selepas debat capres ketiga. Lagi-lagi karena postingannya mendapat banyak like dan repost, mungkin juga terbawa oleh repost dari mutualku.
Aku mulai menjelajah dari twit terbarunya. Lama aku menelusuri secara santai setiap postingan berbagai topik yang cukup sering dia buat. Satu kesan pertamaku terhadapnya: Cerdas. Lalu, muncul informasi tentang latar belakangnya, aktivitasnya secara terkini, foto-foto terbarunya, bahkan tanggal lahirnya. Ternyata untuk mendapatkan info dasar tentangnya tidak sulit. Tentu, karena dia sendiri yang membagikannya.
Kemudian, aku menemukan kesan lain bahwa ada kesamaan yang bisa menjadi sebab aku bisa menyukainya. Dan juga banyak kekaguman yang muncul karena dia tampaknya orang yang bersemangat menggeluti banyak hal. Sulit kujelaskan. Intinya, dia menarik bahkan jika aku menilainya sebagai seorang individu kepada individu lainnya.
Setengah jam yang lalu, aku menghentikan aktivitas (stalking people? ._.) dan berusaha untuk tidur. Sebab aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan bangun sahur. Tapi apa daya, segala bayang dan angan konyol itu terbangun menjadi episode acak di kepalaku saat mataku terpejam. Aku tidak bisa tidak mengarang cerita karena perasaan ini sungguh mengganggu, dengan cara yang membingungkan. Dan, kembalilah aku pada pertanyaan terbesar saat ini: aku harus mulai dari mana?
Hingga, aku tidak cukup tahan menyimpan ini menjadi ceritaku sendiri. Aku mengirim pesan ke Nadia secara tiba-tiba (sungguh impulsif sekali, ya, aku ini). Agar supaya aku bisa setidaknya membuat deskripsi yang waras akan ketidakjelasan yang aku lakukan malam ini. Ajaib, dia belum tidur dan menjawab bahkan sebelum menit berganti. Apakah ini bagian dari tanda Tuhan?
"Mari kita usahakan" — hanya itu kesimpulannya hari ini. Dan mari kita sebut ini Hari ke-1.
_____________________
Depok, 8 Januari 2024
02:17 WIB
0 notes
ranihijrianti · 5 months
Text
2023 has been . . .
spectacular! :)
2023 adalah tahun aku ngelab ngerjain tesis, tahun aku bisa lebaran di lapangan bareng muslim dari berbagai negara, tahun aku menyadari orang Indonesia di mana pun selalu ramah dan welcome sehingga sesulit apapun hal aku jalanin sendirian jadi gak berasa sendirian 🥹
2023 jadi tahun aku pertama kali nonton festival musik di luar negeri, tahun aku ke Eiffel tower 5 kali untuk nemenin temen yang datang ke Paris (wkwk ke Monas aja belum pernah sepanjang tahun ini 😭), tahun aku patah hati /ytta/ dan aku merasa bodoh banget astagaaaa kenapa aku bodoh sekali T___T, juga tahun aku coba konsul ke psikolog lagi.
2023 jadi tahun di mana aku bener-bener kayak dikasih kesempatan buat mengenali diri sendiri, memaafkan aku yg dulu, memaafkan orang tuaku, menerima hal-hal yg sebelumnya masih aku sangkal-sangkal, walaupun prosesnya belum 100% selesai.
2023 adalah tahun aku bersyukur bisa nyelesaiin studi strata dua ini, tahun aku masih dipertemukan dengan keluarga dan saudara jauh, dan sahabat yang ada di banyak tempat, hahaha. Mereka yang selalu percaya padaku walaupun aku sering gak percaya sama diriku sendiri 🥲
2023 menjadi tahun ketika pertanyaan "lalu apa?" muncul kembali. Hmm, hidup memang tentang menjawab pertanyaan: setelah lulus lalu apa? setelah kerja lalu apa? setelah nikah lalu apa? dan seterusnya. Tidak ada habisnya.
Meskipun ada banyak momen aku berharap bisa melakukan yang lebih baik, aku bisa menghindari kelakuan buruk yang bikin aku nyesel sendiri, atau aku bisa sedikit saja lebih bekerja keras dan fokus..., tapi apa yang kupunya di titik ini sudah lebih dari cukup untuk aku tetap punya harapan melanjutkan hidup :)
Masih banyak kurangnya, banyak salahnya, tapi juga banyak pengalaman barunya, banyak pembelajaran tentang hidup, yang semuanya membuat aku perlu banyak bersyukur.
Semoga di 2024 aku bisa menjadi muslimah yang lebih taat, lebih mindful, lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab dengan sikap dan perkataanku. Semoga waktuku diisi hal-hal yg lebih bermanfaat daripada yang kurang manfaat, dijauhkan dari orang-orang dan hal-hal yang memberi pengaruh buruk, serta didekatkan dengan orang-orang baik dan hal-hal baik ♡
Doaku juga agar Allah berikan yang terbaik untukmu ♡
———————————————
Depok, 25 Desember 2023 [00:33 WIB]
© ranihijrianti
2 notes · View notes
ranihijrianti · 5 months
Text
Tumblr media
It's my 9 year anniversary on Tumblr 🥳
October 2014 — October 2023 ^^
0 notes
ranihijrianti · 9 months
Text
bahagia sekali.
Doa yang Kuat
Apa kamu pernah melihat secara kasat mata bagaimana doa yang kuat bisa membuat takdir yang terasa angan menjadi kenyataan? Aku pernah. Sampai tak habis pikir, bagaimana sebuah cerita yang tak terhubung bisa terhubung, seperti bagaimana air dan minyak bisa larut, seperti bagaimana es bisa tak mencair di panas terik. Rasanya tidak masuk akal, tapi bisa-bisanya terjadi.
Aku yang jarang berdoa ini tak bisa memungkiri keteguhan doanya. Doa ibunya, doa bapaknya, yang selaras.
"Bagaimana rasanya menjalani doa yang menjadi kenyataan?" tanyaku.
"Bahagia sekali," ujarnya tersipu malu.
762 notes · View notes
ranihijrianti · 9 months
Text
LAST DAY
Rabu 2 Agustus 2023 pukul 12 lewat tengah malam, aku akhirnya selesai mengemasi barang-barangku ke koper-koper. Dua koper biru sedang dengan berat masing-masing 17 kg, satu koper kabin warna pink dengan berat 8 kg, dan satu ransel ukuran lumayan besar dengan berat sekitar 7 kg. Hitung saja sendiri totalnya. Aku baru selesai karena seharian kemarin masih berputar mencari oleh-oleh dan pergi naik kapal menyusuri Sungai Seine. Sepulang dari melihat-lihat Kota Paris untuk yang terakhir kalinya, aku pulang dan mencuci baju-baju kotor. Syukurlah ada mesin cuci dan pengering di flat, jadi aku tidak perlu membawa baju kotor ke Indonesia. Aku juga membersihkan kamar mandi, mencuci keset handuk yang ada 3, dan mengelap lemari makanan yang sudah aku kosongkan hari sebelumnya.
Selesai sholat isya, aku merebah dan mencoba tidur. Kukirim pesan ke ibu di rumah, aku mau tidur barang 2-3 jam sebelum berangkat. Lalu, aku mengatur alarm pukul 3, pukul 4, dan pukul 5. Untuk berjaga-jaga.
Aku bangun beberapa menit sebelum pukul 3 karena telepon dari ibu. Aku lalu beranjak untuk membuang kantong sampah ke tong di basement, mencuci gelas bekas teh hangat semalam, dan berdandan. Sepanjang waktu itu, hujan turun cukup lebat di luar. Bukan hujan gerimis sendu ala Eropa seperti biasanya.
Aku memutuskan untuk berangkat setelah shalat subuh saja, agar tidak repot memikirkan akan shalat di mana kalau sudah di bandara. Sesungguhnya aku agak khawatir karena hujan ini, bisa saja Uber yang kupesan butuh waktu lama untuk sampai ke lokasiku (atau bahkan sulit mendapatkan driver). Tapi aku kira estimasiku tidak keliru. Aku masih punya waktu untuk shalat subuh di sekitar jam setengah 5 dan berangkat setelah waktu tersebut.
Selepas shalat subuh, hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan reda. Aku memesan Uber dan ternyata supir ada 15 menit jauhnya menuju lokasiku. Tidak apa-apa, setidaknya perjalanan dengan Uber hanya membutuhkan waktu 36 menit. Aku masih bisa sampai sebelum pukul 6.
Di dalam mobil Uber, aku berbincang sebentar dengan supirnya hingga setengah perjalanan. Setengah perjalanan lainnya aku diam dan sempat tertidur. Aku sampai bandara sekitar pukul 5 lebih 40 menit. Area check-in sudah dibuka dan aku langsung saja ke sana. Huft.. dengan segala pengalamanku terbang ke berbagai negara, tetap saja aku masih merasa grogi berbincang dengan petugas-petugas bandara.
Petugas check-in berkata kalau penerbangan akan ditunda sekitar 1 jam. Semoga aku punya cukup waktu untuk layover di Doha nanti. Aku sedikit khawatir karena waktu layover hanya 2 jam. Semoga, semoga cukup dan lancar sampai tujuan.
Setelah check-in sebelum pukul 6, aku memutuskan untuk sarapan dahulu. Penerbangan pagi cukup menyenangkan karena suasana bandara masih sangat tenang dan tidak begitu banyak orang. Namun, kebanyakan restoran dan kafe belum buka pukul 6 pagi. Untungnya, sudah ada beberapa kafe yang buka. Aku membeli 1 buah croissant dan 1 buah pain au chocolat. Aku nikmati sarapanku dengan tenang, karena mereka adalah croissant dan pain terakhir yang aku makan di Prancis.
Tulisan ini aku buat sekitar pukul 7 pagi, ketika aku duduk di area keberangkatan. Langit masih belum menunjukkan tanda-tanda akan cerah. Kabut tebal sekali bahkan sinar matahari belum tampak. Semoga penundaan keberangkatannya tidak sampai satu jam. Semoga.
Perasaanku... sekarang baik-baik saja. Senang dan sedih bergantian secara wajar saja. Lain hal dengan kemarin. Di perjalanan pulang ke flat, 20 meter darinya, aku tiba-tiba menghentikan langkahku. Aku terhenyak sebentar, namun itu cukup membuatku tersadar bahwa perjalanan ini akan jadi yang terakhir. Hari itu boleh jadi hari terakhirku di Paris. Atau mungkin hari terakhirku di Eropa.
Tiba-tiba mataku basah dan aku berhenti berjalan untuk beberapa saat. Aku teringat kembali apa yang sudah aku lewati selama 2 tahun belakangan ini. Kenyamanan, ketidaknyamanan, kejutan, dan banyak hal yang terjadi di hidupku itu, tampak begitu penuh kulihat mengawang-awang di langit abu-abu di atas sana. Dalam kurang dari 48 jam, aku akan meninggalkan segala kemewahan dan kenyamanan Eropa, juga melepas kesendirian dan kesepian yang hampir membunuh.
Semua ini, Ya Allah. Semua yang aku lalui ini, pasti telah tertulis, kan? Orang-orang yang aku temui dan orang-orang yang pergi, bukan tanpa alasan. Ya, kan? Akupun orang-orang yang datang dan pergi itu.
Ya Allah, ah... aku tidak bisa melanjutkan kalimatku tanpa menangis. Ya Allah, aku sungguh-sungguh bersyukur telah mendapatkan kesempatan ini. Aku bersyukur telah dilindungi dan ditemani. Aku bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang yang baik sepanjang 2 tahun perjalanan hidupku di Eropa. Aku bukan yang terbaik, aku bukan yang paling benar, aku bukan yang paling mulia, tetapi aku berhasil melewati semuanya, karena aku bersama-Mu.
Setelah ini, aku tidak banyak berekspektasi apa-apa untuk hidupku di masa depan. Aku telah banyak belajar untuk memahami diriku sendiri, juga sedikit belajar memahami bagaimana dunia kecil ini bekerja.
Sampai jumpa, Eropa. Sampai bertemu lagi di lain waktu.
_____________________
Paris, 2 Agustus 2023
7:47 CEST
0 notes
ranihijrianti · 11 months
Text
Kita mendengar nasehat kehidupan setiap hari. Kita mendengar selamat pagi, apa kabar?, selamat siang, selamat makan, sampai jumpa, dan lain-lainnya setiap hari. Tapi terkadang kita tidak benar-benar menghayati pesan itu.
Ini soal aku yang seringkali membaca quotes yang sebenarnya sangat umum, yang aku pun sudah familiar, atau bahkan hafal di luar kepala. Tiap hari, kata-kata mutiara itu bisa hanya lewat saja. Tapi, selalu ada suatu waktu di mana kata mutiara itu merasuk ke dalam hati. Menyadarkan. Membangunkan dari tidur dan lamunan yang panjang. Sampai membawaku pada suatu ide atau nilai baru yang sesungguhnya tidak ku sangka akan menjadi salah satu penyebab titik balik hidup.
Hikmah.
1 note · View note
ranihijrianti · 11 months
Text
Aku hari ini menuju suatu titik pencapaian baru: mendapat pujian sebagai pekerja keras. aku hari ini merasa penuh, karena tidak lagi ada kata pujian bahwa aku pintar, aku cerdas, dan sejenisnya.
Mengapa kamu peduli? Bukannya lebih baik tidak peduli apa yang dikatakan orang lain?
Entahlah.. apa selama ini kita benar-benar bisa lepas dari opini orang lain? Yang bahkan orang lain seringkali terpengaruh atau butuh akan opini kita? 
Jadi, seperti itu. Profesorku bilang aku sudah bekerja dengan sangat keras, aku sudah melakukan yang terbaik, sangat proaktif (yang aku pikir adalah kebalikannya), sangat detail pada setiap eksperimen yang aku lakukan, dan... kita sama-sama tahu bahwa kata “pintar” bukan lagi kata yang bisa diidentikkan dengan aku.
WHICH MADE MY DAY, actually.
Sekarang, aku sangat bisa menerima bahwa di dunia yang luas ini, orang-orang yang betul-betul mengenalku atau yang setidaknya bertemu aku di kesehariannya, tidak akan lagi melabeliku sebagai si pintar. 
Si pintar itu kini sudah bukan lagi si pintar. So, what? 
Si yang dulunya pintar itu sekarang sudah banyak belajar melatih emosi di kala deadliners. Oke kalau aku masih belum lepas dari kebiasaan prokrastinasi dan deadliner, tapi kali ini tidak ada telinga yang aku lukai karena teriakanku atau keluhanku, aku bisa menghadapi hari dengan kepala dingin, aku bisa menghadapi orang baru dengan pikiran positif, aku bisa lebih menghargai orang-orang yang sudah dengan sabar membersamaiku di saat susah dan senang.
Belajar untuk tidak selalu melihat ke belakang terus. Belajar untuk menikmati hari ini dan tidak terlalu merisaukan masa depan. Belajar terus untuk lebih mengenal apa yang diinginkan diri sendiri, terutama untuk sesuatu yang tidak menyangkut orang lain.
2 notes · View notes
ranihijrianti · 11 months
Text
Mari kita awali hari ini dengan prokrastinasi. Sampai kampus pukul sembilan kurang sepuluh menit adalah menyenangkan. Hari cerah tetapi sejuk, metro tidak terlalu penuh sesak, dan bunga-bunga indah tampak di sepanjang jalan. Musim semi memang tidak pernah mengecewakan. Bahagia hari ini sesederhana menyapa bapak sekuriti yang sudah hafal wajahku, sehingga tidak perlu aku repot-repot mengeluarkan kartu pelajarku seperti mahasiswa atau pengunjung lainnya yang hendak masuk ke lingkungan kampus. Namun, sebenarnya ada sedikit kekecewaan. Iya, aku yang selalu prokrastinasi ini pasti selalu punya segudang hal untuk disesali. Seharusnya, semalam aku sudah beres dengan analisis data UV spektro dan absorbansi SOD-like activity. Kemudian, pagi ini bisa langsung menyiapkan larutan dan solvent yang akan digunakan untuk eksperimen yang sama, untuk dilakukan kembali kedua kalinya. Tidak ada yang lebih menantang dari menjadi seorang ilmuwan adalah menemukan kegagalan demi kegagalan setiap harinya.
Pagi ini aku mlipir sebentar ke kantin untuk beli cappucino dan sebuah kroisan. Aku masih punya biskuit cokelat sisa kemarin sore. Oh iya, aku jadi teringat kalau semalam aku tidak jadi masak nasi dan nugget untuk bekal makan siang. Hari ini menu makan siangnya akan sama seperti kemarin, menu kantin. Aku mencari tempat duduk di kantin besar karena tidak ada orang di sana. Aku sengaja membawa laptop dan catatan untuk mulai merencanakan aktivitas lab hari ini. Lalu, sambil melihat ke arah jalan kecil menuju di mana labku berada, aku melihat orang-orang mulai datang satu per satu. Carlos datang dengan tas yang cukup penuh. Dia sangat rajin dan konsisten. Tenang dan berwibawa. Dia tampaknya masih muda tapi sangat passionate. Buktinya, saat ini dia sudah menempuk studi PhD. Bahasa gaulnya "I cannot relate". Lalu ada Prof. Christine yang berjalan anggun mengenakan kacamata hitam. Salah satu yang aku suka dari musim semi adalah orang-orang akan menggunakan baju musim semi yang penuh motif. Dress bunga-bunga, kemeja renda-renda, tank-top warna-warni, dan kacamata hitam yang fancy.
 Aku sangat senang bisa menulis sepanjang ini dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Sebab aku sedikit kecewa karena untuk menulis dua paragraf isi pendahuluan tesisku, aku butuh waktu dua hari. Bahkan beberapa hari untuk merampungkan dan memperbaiki tata bahasanya. Meniatkan studi master ini untuk belajar dan menambah pengalaman baru, benar-benar membuatku merasakan banyaknya pengalaman baru. Ada kalanya aku merasa sangat beruntung karena Allah sudah sangat bermurah hati mengabulkan setiap doa-doaku. Perwujudan mimpi yang sebetulnya tidak pernah terbayang akan terjadi. Akan selalu ada langit di atas langit. Mungkin akhir-akhir ini aku terlalu banyak melihat ke atas. Ketika ada yang mampu berkeliling ke 21 negara selama studi masternya di beasiswa yang sama, ketika ada yang mampu menjadi wajah dari programnya karena telah melakukan inovasi tertentu sebagai proyek tesisnya, ketika ada yang mampu menjadi pembicara di berbagai seminar-seminar beasiswa, ketika ada yang bertemu jodohnya dan membangun keluarga bahagia. Selalu ada yang lebih dan lebih karena kita tidak pernah tahu apa yang pernah mereka alami, atau apa yang sudah mereka korbankan untuk mendapatkan itu semua. Atau privilese lain yang sudah menjadi jalan Tuhan, tanpa kita bisa berbuat apa-apa terhadap itu.
Sembari aku melengkapi paragraf ini, aku melihat Feras datang. Aku tidak mengerti mengapa orang bisa konsisten terhadap motivasi hidupnya. Menjadi yang paling terakhir pulang, lalu kembali ke kampus di pagi harinya. Kadang datang di hari Sabtu, kadang datang hanya untuk membantu mahasiswa master seperti aku. Aku jadi ingat ketika aku merasa tidak berkembang di kantor, sebagai anak baru yang setahun menjadi MT langsung jadi supervisor, aku merasa tidak ditempatkan di kolam yang aku mau. Terlalu kecil untuk aku yang ingin menjadi besar. Lalu, sampailah aku di sini. Bertemu dengan orang-orang besar di kolam yang sangat besar. Aku dikelilingi orang-orang hebat. Jadi, begitulah. Aku yang sedang diuji oleh emosiku sendiri. Aku yang sedang diuji dengan perasaan tidak percaya diri, perasaan ragu akan kemampuanku, dan perasaan untuk terus membandingkan diri dengan orang lain. Aku harus lebih banyak melihat ke bawah. Melihat kenyataan bahwa aku satu-satunya di keluargaku yang menempuh gelar master, setidaknya di tiga generasi. Menyadari bahwa aku satu-satunya yang sudah ke Eropa dalam waktu yang lama. Bahwa aku sudah sangat berkembang dibanding aku yang dulu. Aku yang tidak berani ke luar negeri sendiri. Aku yang masih punya skor TOEFL 450 di tahun 2017, saat aku lulus sarjana. Aku di sini karena pertolongan Allah, dan doa semua orang yang menyayangiku.
 Tulisan ini harus tertuangkan agar aku bisa lega sedikit. Tidak ada yang menuntutku apa-apa. Instead, mereka bangga dan percaya padaku. Tidak pernah ada yang berujar kebencian. Instead, semua orang memujiku dan berkata bahwa aku sudah melakukan yang terbaik. Sekarang, yang kamu harus lakukan adalah bertahan sedikit lagi. Selama seminggu ini, kesempatan tidak akan datang dua kali. Kesempatan untuk mengumpulkan data semampumu. Dan kamu akan siap untuk menyelesaikannya.
Bismillahirrahmanirrahim. Allah is with you, Rani. You can do it.  
Paris, 13 Juni 2023 9:41AM CEST
Tulisan belum disunting. Biarkan sekali ini saja aku tidak memenuhi nafsu perfeksionisku.
3 notes · View notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Di dunia yang luas ini, tidak selamanya hidup akan baik-baik saja. Di saat kamu mengira Dia meninggalkanmu dengan tidak mengabulkan doamu, terpikirkah bahwa bisa jadi di saat yang sama Tuhan sedang mengabulkan pinta orang lain? Di saat yang sama ada yang sedang terduduk dan memohon setulus-tulusnya di titik terendahnya. Dan dari sekian banyak pintamu yang ‘tidak’ terkabul itu, sadarkah bahwa ada berkali lipat jauh lebih banyak doa yang Tuhan wujudkan? Dan hal-hal yang bahkan tidak tersebut dalam simpuhmu yang sejenak itu. Tuhan telah berikan banyak hal yang tidak kamu sangka-sangka. Maka, cukupkan sakit hatinya. Cukupkan sedihnya. Cukupkan drama yang kamu reka-reka sendiri dan berbahagialah dengan apa yang kamu miliki sekarang.
Biarlah lingkaran itu kecil. Sudah kecil, barangkali kamu harus lebih hati-hati menjaganya. Dekat berarti mudah sekali untuk melukainya. Kecil berarti apa lagi yang kau cari di luar sana? Syukurilah. Berdamailah.
---------------------------------------------
Paris, 12 Mei 2023
12:08 CEST
4 notes · View notes
ranihijrianti · 1 year
Text
membuka tumblr untuk membaca ringan agar tidak selamanya scroll twitter sembari menunggu waktu isya'. menemukan tiga, bukan hanya satu melainkan tiga tulisan yang benar-benar relatable dengan masalah yang kuhadapi sekarang. tulisan yang cukup objektif dari orang yang tidak mengenalku secara pribadi ternyata mampu menjadi jawaban yang aku cari. semoga setelah ini aku bisa lebih fokus pada solusi ketimbang terpuruk pada perasaan sedih, kecewa, dan marah yang tidak akan membawaku ke mana-mana.
Selamat datang, Mei.
-
Paris, 01 Mei 2023
21:39 CEST
0 notes
ranihijrianti · 1 year
Note
😀
Bang bulan Syawal ini berjalan begitu berat dengan berita2 bahagia. Nikahan gebetan dan sahabat datang silih berganti. Sementara saya di perantauan yg jauh dsini bingung dengan keberadaan jodoh dan makin bingung kalo ditanya kapan.
Tolong bantu penguatan untuk bisa selesai dari rasa galau ini bang
Syukurin!
Tidak, saya tidak akan menguatkanmu dengan kalimat-kalimat bijak atau motivasi fafifu. Saya justru akan menyalahkanmu; kenapa kamu harus bingung dan galau? Buang-buang energi. Kamu harus bergerak, mencari dan berhenti untuk meromantisasi perjodohan. Dia tidak datang kepadamu dengan kuda dan sinar di wajahnya. Tidak demikian adanya. Dia dicari; dia diusahakan. Kamu, mau perempuan mau laki-laki, harus sama-sama berupaya. Karena upaya itu adalah proses, bukan sekadar memandangi langit dan berharap bungkusan kado turun untukmu. Buka sirkel baru; cari teman baru; atau ikuti komunitas baru. Terlalu banyak orang di luar sana yang belum kita temui. Namun, sayangnya, terkadang kita yang sengaja menutup diri. Galaumu itu adalah mentalitas yang muncul karena drama-drama tanpa pilihan. Sementara drama hanyalah plot yang diciptakan.
Sudahlah, jangan lagi tekanan sosial memengaruhi mental kita. Kita tidak sedang berkompetisi. Kita tidak sedang balapan soal kehidupan. Kita punya gelas waktu masing-masing. Yang penting itu adalah bagaimana kita mengaktualisasi diri di atmosfer yang baru—yang memberikan peluang untuk kita punya banyak pilihan.
52 notes · View notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Having so many social media accounts but everything is on private. Peak introvert behavior.
0 notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Alur ini kubuat karena aku gak tau akan dijabarkan seperti apa yang ada di pikiranku setelah melihat temanku nge-post status whatsapp Q.S Asy-Syu'ara ayat 80-82, mengenai Allah Yang Maha Menyembuhkan.
-> Lihat postingan tersebut;
-> Mengingat bahwa Allah adalah segala penyembuh;
-> Mengetahui bahwa dokter dan segala ilmu mengenai kesehatan hanyalah salah satu jalan penyembuhan itu;
-> Menyadari bahwa aku yang saat ini berkecimpung di salah satu cabang teknologi obat, juga hanya satu balok bata kecil yang tidak berarti apa-apa tanpa izin Allah;
-> Mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama niat belajarku baik dan cara yang kulakukan juga benar, karena Allah yang menakdirkan apakah cara itu dan ilmu itu akan bermanfaat sebagai solusi masalah di masyarakat.
Dah, gitu deh. Makasih, ya. Kadang hal kecil untuk sekedar menyampaikan ayat Quran atau hadist bisa jadi pengingat untuk satu sama lain. Semoga kebaikan tercurah untukmu, teman ^^
____________________________
Baru sadar punya tulisan ini di draft dan tidak ingat kapan mulai menulisnya. Sepertinya ini sekitar satu tahun lalu, ketika banyak persoalan duniawi yang rasanya sungguh berat. Tapi, ini adalah aku yang 'melawan' dunia, masih sebagai aku. Karena, aku masih bisa berpikir positif dan percaya bahwa selalu ada solusi dari Allah swt. sehalus apapun tanda-tanda-Nya.
Sekarang, aku dilanda kehilangan yang sedang coba aku temukan kembali. Kehilangan aku yang selalu berprasangka baik untuk segala hal. Aku yang itu, di mana? Aku harus cari ke mana?
Paris, 8 Maret 2023 | 14:26 CET
1 note · View note
ranihijrianti · 1 year
Text
Hidup akan lebih nyaman dan tak mudah tinggi hati kalau kita memahami nasihat Ibnu Athaillah yang satu ini,
من مدحك فقد مدح مواهب الله عندك
"Siapapun yang memujimu, sungguh sejatinya mereka memuji pemberian Allah yang diberikan padamu."
Yang merangkai hidup kita; tinggi gelar, baiknya karier, bagusnya kendaraan, rupawannya pasangan: punya potensi buat kita tinggi hati.
Kita berlindung pada Allah dari angkuh yang buat Qarun jatuh, "Sungguh aku diberi (harta) semata-mata karena ilmu yang ada padaku" (QS 28:78)
360 notes · View notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Alhamdulillah selesai juga.
01 September 2021 - 14 Februari 2023
Jauuuuuhhh jauh lebih lama dari target selesai dalam satu tahun seperti yang dibayangkan. Tapi, tetap alhamdulillah. Setidaknya Bulan Ramadan tahun ini bisa buat target baru, atau target yang sama namun dicapai di waktu yang lebih singkat.
Bismillah ^^
0 notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Naif
Seringkali terlalu naif mengira akan mampu melakukan semua yang direncanakan. Terlalu naif mengira orang lain akan berperilaku seperti yang kita bayangkan. Terlalu naif mengira semua selalu baik-baik saja.
Tapi tak apa, semua memang akan baik-baik saja.
_____________________
Paris, 20 Januari 2023
9:49CET
0 notes
ranihijrianti · 1 year
Text
Setelah hampir 2 tahun di Eropa dan mendengar beberapa testimoni teman yang studi dan bekerja di Korea Selatan (SK), saya jadi ... mengurungkan diri untuk punya cita-cita bekerja atau studi di SK. Hahaha.. sepertinya iklim work-life balance di Eropa sangat cocok dengan saya, meskipun saya tetap harus memperbaiki etos kerja dan kedisiplinan saya yang masih jauh dibanding mereka. Tapi, persaingan juga tidak kalah ketat di sini. Dan perbedaan budaya yang cukup lebih jauh dari pada negara yang masih satu benua, tetap jadi pertimbangan. Juga, hidup sendiri di negeri orang tidak akan pernah semulus yang ditampakkan di media sosial.
Jadi, apa gak mau ke SK? Ya, tetep mau lah! Untuk jalan-jalan saja. Yuk!
_____________________
Paris, 19 Januari 2023
11:22 CET
0 notes