Tumgik
roqfahshere · 1 month
Text
Bekas-bekas Air Wudhu
Lagi sholat jamaah, Shabira (6y) yang lagi sholat tiba-tiba ngibrit ke kamar mandi. Selepas sholat dan berdoa, kita ngobrol.
Shabira : mama, tadi aku batal sholatnya
Mama : kakak kentut ya?
Shabira : enggak, aku lupa belum wudhu
Mama : oh iya.. maaf mama juga lupa tadi ajak latihan wudhu.
Shabira : iya aku takut
Mama : takut sholatnya nggak sah ya?
Shabira mengangguk
Shabira : sama takut nanti nggak dikenali Nabi Muhammad
Sejak aku cerita nanti Nabi Muhammad bakal menemui ummatnya, tapi bisa tahu yang mana ummatnya yg mana yg bukan--salah satunya lewat bekas wudhu yang terpancar dari tubuh kita, Shabira jadi nggak sedrama dulu belajar wudhu.
Memang harus punya motivasi internal yang besar buat berubah. Buat dia, dikenali sama Rasulullah. Semoga istiqomah ya kak. Istiqomah sayang sama Rasulullah. Manifesting dan ikhtiarkan, ketemu beliau nanti--di hari setelah kita dibangkitkan.
208 notes · View notes
roqfahshere · 1 month
Text
The Last Day of Ramadhan
Allah Maha Baik yang telah menganugerahi hamba kebaikan yang begitu berlimpah, bahkan bukan untuk hamba sendiri saja. Tapi untuk seluruh makhluk-Nya dengan takaran yang paling adil.
Sungguh Allah Maha Kaya, bukan?
Di saat seperti ini tiba-tiba pikiranku terbesit.
“Lalu bagaimana denganku? Apa aku sudah memberikan yang terbaik pula kepada Allah sebagaimana Allah telah berikan yang terbaik untukku?”
Hmm setelah kurenungi lagi, rasanya masih jauh dari kata terbaik. Istiqamah untuk mengerjakan satu amalan saja sering merasa sulit. Keimanan dalam hatipun gampang sekali memudar. Bahkan banyak nasihat yang sering aku lalaikan karena mengedepankan hawa nafsu :)
Ya Allah aku tidak tahu ada berapa langkah kaki lagi yang mesti kutempuh untuk sampai di garis kematian. Entah itu masih sangat panjang atau ternyata sudah di depan mata, tapi semoga dengan segala kebaikan-Mu, Engkau masih mengingkanku terus dalam kebaikan yang Engkau ridhoi hingga waktu itu tiba.
29 Ramadhan,
dari hamba yang masih belum maksimal dalam menunaikan hak Tuhannya🥀🥹
0 notes
roqfahshere · 2 months
Text
Tumblr media
36 notes · View notes
roqfahshere · 2 months
Text
“Kekayaan bukanlah dengan banyaknya simpanan, tetapi kekayaan (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa.” - HR. Ahmad dan Tirmidzi
Dikutip dari buku Moneyfesting - Mba Dewi R.D. Amelia
0 notes
roqfahshere · 3 months
Text
Saat dunia dijajah hiruk-pikuk alur video linimasa cepat seperti tiktok, reels, hingga youtube shorts yang membuat manusia seolah dipaksa berfikir pendek dan singkat. Ada dunia lain bernama tumblr, yang membuat seolah waktu berjalan lambat dan tenang, membuat penghuninya berjalan perlahan, berhenti untuk membaca, merenung, lalu kembali bergerak. Tak ada beat musik yang bising atau gerak layar yang menusuk mata, hanya ada tulisan yang dibaca.
Tumblr seperti kamar tempat kita berbaring setelah penuh dengan kepenatan dunia, tumblr seperti pantai kala senja tempat melepas lelah dari kebisingan kota.
784 notes · View notes
roqfahshere · 4 months
Text
"Dunia ini memabukkan dan yang menyuguhkannya adalah setan."
Ga henti-hentinya mendapat nasihat bahwa dunia ini adalah perkara yang remeh, bahkan dianalogikan lebih remeh dari salah satu sayap nyamuk.
Namun masih aja diri ini lalai, masih suka tergiur oleh hawa nafsunya sendiri dan menghabiskan waktu dengan perkara yang jelas-jelas ia tahu ga membawa keuntungan apapun untuk akhiratnya.
Kalo denger nasihat selalu termenung, tapi udahnya tetep diulangin lagi:")
Jadi makin sadar kenapa ustadz rahimahullah selalu mengingatkan betapa pentingnya beradab kepada ilmu..
Agar ilmu tersebut dapat menjadi ilmu yang bermanfaat,
Agar ilmu yang bermanfaat dapat membuahkan keberkahan dan amal shaleh,
Agar keberkahan dan amal shaleh dapat mengangkat level ketakwaan hamba.
23 Januari 2024
0 notes
roqfahshere · 4 months
Text
Tiba-tiba Anak Bungsu
Saat awal bekerja, aku sempat membatin kalau sepertinya kehidupan kerjaku pasti ga seru setelah tahu bahwa mas dan mbak di sekelilingku rata-rata sudah memasuki usia 30 tahun. 
Topik yang mereka bicarakan saat itu –bahkan sampai saat inipun–, ga jauh dari drama sekolah anak, anak susah makan, hingga harga sembako yang tiba-tiba melonjak naik. Ketika mendengar obrolan tersebut yang kupikirkan adalah, “Haduh gimana aku mau nyambung, yang mereka obrolin aja aku ga paham”, jengkelku dalam hati saat itu.
Setelah melewati hari ke hari, setelah banyak berinteraksi, serta melakukan ini dan itu bersama, sekarang aku malah bersyukur bisa bergaul sama mas dan mbak kantor. 
Di kantor, aku menjadi yang paling kecil dan mereka sudah aku anggap bagaikan kakakku sendiri. Mereka hadir menjadi sosok yang bisa kuandalkan. Ketika aku sedang mengkhawatirkan sesuatu, aku sering meminta pendapat mereka yang lebih bijak dalam memandang. 
Terkadang malah mereka sendiri yang tiba-tiba memberiku wejangan, seakan-akan mereka ingin mengingatkan jangan sampai aku salah mengambil keputusan suatu hari nanti.
Setelah kurenungi, sepertinya baru kali ini aku bisa bercerita sebebas itu dengan memposisikan diri sebagai ‘seorang adik’. Maklum sebagai anak perempuan pertama dan dijadikan keluarga seolah panutan bagi para adik, aku memiliki karakter lebih banyak sebagai pendengar. 
Aku yang selama ini dinilai cukup dewasa, ternyata bisa juga menunjukkan sisi ‘adik kecil’nya aku di hadapan orang lain. Akupun juga merasa heran kok bisa ya di hadapan mereka aku menjadi bawel, ngomong ceplas ceplos, dan sepecicilan itu. Apa itu emang naluri anak bungsu?
Dan mungkin naluri mereka yang lebih tua ketika berhadapan denganku juga muncul ya? makanya mereka cenderung memperlakukanku seperti anak kecil. Aku benar-benar mengidentifikasi kayaknya ini posisi yang belum pernah aku peroleh deh sebelumnya. 
Saking udah nyamannya, aku jadi takut kalau nanti ada mutasi dan aku harus berpisah sama mereka. Tapi mau gimana lagi, life must go on.
Makasih ya mas mbak udah bikin aku nyaman di kantor, terlebih lagi ini lingkungan pertamaku bekerja hihi.
1 Januari 2024
0 notes
roqfahshere · 5 months
Text
Tumblr media
What my Ayah always says to me too everyday, he consistently keeps saying words that lovely & sweet❤️
Dear Ayah & Bunda, i hope you stay healthy & full of love.
0 notes
roqfahshere · 5 months
Text
2023,
Although there are still some things i cant reach—and doesn’t work well—in this year, but thankfully i realize i have grew up.
I make new friends, learn new things, and revive my self-confidence again.
It feels like i become A NEW ME :) 💟
Thank you myself for deciding to bounce back!
2023 is still going on but i cant hold myself to write this on my blog now.
2 Desember 2023
3 notes · View notes
roqfahshere · 6 months
Text
[Book Review] Janji - Tere Liye
Tumblr media
Bacaan novel pertamaku setelah sekian lama berhenti membaca novel. And here we gooo review singkat ‘Janji’ karya Tere Liye.
Dari awal hingga akhir, novel ini fokus hanya menceritakan Bahar seorang diri saja. Sosok santri yang sangat nakal pada zamannya. Bayangkan kenakalan terakhir yang dilakukan Bahar adalah membakar pondok hingga menyebabkan satu santri tewas dilahap api. Pantas saja bukan apabila Buya memutuskan menyerah untuk mendidiknya?
Aku pernah mendapat nasihat dari seseorang. Ia mengatakan, “Setiap orang memliki hak untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.”
Dan menurutku perkataan tersebut sangat menggambarkan perjalanan hidup Bahar.
Tahun berganti tahun, Sang Buya digantikan oleh anak laki-lakinya yang juga dipanggil Buya di pondok tersebut. Sebagaimana Buya, sosok Bahar pun ada pula penggantinya. Mereka adalah Hasan, Kahar, dan Baso. Tiga santri nakal yang menyebut diri mereka dengan Tiga Sekawan.
Lantas apa kenakalan yang mereka lakukan? Mereka telah menambahkan garam pada teh yang disajikan untuk petinggi negara yang bersilaturrahmi ke pondok tersebut.
Oleh karena kejadian itu, Buya mengizinkan mereka untuk pergi dari pondok dengan syarat mereka harus terlebih dahulu menuntaskan sebuah misi, yaitu misi mencari keberadaan Bahar.
Kejadian Bahar telah berlalu 40 tahun, kalau dipikir-pikir mengapa Buya masih mengingat Bahar dan mencarinya?
Ternyata setelah ayah Buya membuat keputusan Bahar dikeluarkan dari pondok, tiga hari berturut-turut ayah Buya bermimpi aneh mengenai Bahar yang membuat ayah gelisah.
Ayah dan Buya sudah mencoba segala cara untuk menemukan Bahar, tapi tak kunjung berbuah hasil. Maka dari itu, Buya memutuskan agar wasiat ayahnya ini diteruskan kepada Hasan, Kahar, dan Baso.
Dalam masa pencarian, banyak sekali pelajaran yang Tiga Sekawan peroleh. Bahar adalah seorang yatim piatu, suka mabuk dan berjudi. Perjalanan hidup pun membawanya hingga menjadi narapidana selama 5 tahun, tukang servis elektronik, penambang emas di pulau seberang, bahkan menjadi juru masak.
Kalau dilihat secara garis besar, rasanya Bahar bukanlah siapa-siapa. Ia hanya orang biasa. Namun ketika Tiga Sekawan mencari tahu bagaimana sosok Bahar yang sebenarnya, ternyata dia adalah sosok yang selalu meninggalkan kesan bagi orang yang dijumpainya.
Bahar dikenal sebagai orang yang jujur, membela yang lemah, ringan membantu tetangga, suka bersedekah, dan selalu berlapang dada.
Ia yang dulu dianggap tidak memiliki masa depan, berakhir menjadi sosok yang dirindukan oleh orang di sekitarnya, terutama bagi Bos Acong, Pak Asep, Mas Puji, Mansyur, Muhib, Pak Budi, dan Pak Sueb.
Usut punya usut setelah selesai membaca novel ini hingga akhir, aku akhirnya paham korelasi antara judul novel ini yaitu ‘Janji’ dan kehidupan Bahar.
Di akhir cerita dijelaskan mengapa Bahar bisa berperilaku sebaik itu. Bahar yang dikenal selalu membuat kegaduhan di pondok diberi pusaka oleh Buya yang mesti dijaganya selepas pergi meninggalkan pondok.
Alih-alih ia berubah karena ingin menjadi pribadi yang lebih baik, nyatanya ia berubah karena merasa telah terikat janji Buya yang mesti ditunaikan selepas ia pergi meninggalkan pondok.
Pelajaran yang paling aku garis bawahi seusai membaca novel ini adalah bisa jadi kehidupan kita di dunia ini ditakdirkan bukan menjadi siapa-siapa. Bukanlah seorang saudagar, ilmuwan, ataupun penguasa negara.
Tapi karena memegang nilai dan prinsip yang baik, kehidupan kita bisa terasa lebih bermakna dan berdampak bagi orang lain sebagaimana kehidupan yang dijalani Bahar.
5 November 2023
0 notes
roqfahshere · 6 months
Text
Setelah melihat lagi ke belakang, ternyata ga ada keputusan yang aku sesali. Dalam prosesnya memang selalu ada pertanyaan yang membuat diri ini ragu.
“Bener ga sih keputusan yg aku buat waktu itu? Kok aku kecewa dan sedih?”
Setelah sadar bahwa diri ini sedang menggerutu, aku lantas mengingat kembali hari-hari saat aku mengambil keputusan itu.
Seberapa labilnya aku, sebanyak apa aku berusaha menggali informasi untuk menimbang, sesering apa aku menguntaikan doa untuk memohon petunjuk.
Nyatanya itu adalah keputusan terbaik yang kuambil di masa lalu setelah mengerahkan segala kemampuan.
Jadi mestinya ga ada yang perlu disesali, kan?
Toh aku juga belajar banyak hal.
6 November 2023
0 notes
roqfahshere · 8 months
Text
Kalo ditanya gimana kabarku saat ini, jawabannya aku lagi ngerasa tercepot-cepot atas tanggung jawab yang diemban sekarang. Tapi secara sadar, aku tau betul kenapa aku ngerasa gini, yaitu karena aku lagi di fase beradaptasi.
Aku yang sebelumnya kerja kalo dapet perintah dari atasan doang, tiba-tiba sekarang kerja harus membuat keputusan sendiri. Aku seneng kok karena menganggap ini sebagai ‘sarana pembelajaran dan naik level’. Aku bukan ngeluh karena merasa terbebani, lebih tepatnya mungkin karena aku belum terbiasa dan belum menemukan ritme yang pas untuk diriku.
Oeh karena itu, tiga bulan pertama ini terasa berat. Aku mencoba mevalidasi apa yang kurasakan dan mencari solusi agar energiku ini bisa tersalurkan, dan cara yg kupilih adalah dengan menulis seperti ini.
Aku ngerasa kenapa kerjaanku ga kelar-kelar ya:”))) perasaan udah selalu dikejer supaya cepet selesai. Eh yang ada malah tambah lagi lagi dan lagi. Saking banyaknya, aku sampe ngerasa kalo ngambil cuti dan DL, yang ada kerjaanku makin numpuk wkwk dan yaps bener begitukan pada akhirnya.—tapi cuti buat libur sejenak menurutku memang butuh ya ges buat refreshment!—
Ditambah lagi, terkadang ada aja saat udah buat plan hari ini mau ngerjain apa eh tiba-tiba dapet kerjaan mendadak sehingga kerjaan yang mestinya bisa diselesaikan hari itu terhambat.
Tapi aku bersyukur banget karena aku yang sekarang jauh lebih santai dan bisa mengontrol perasaanku daripada aku yang dulu. Aku inget betul saat kuliah aku sering banget nangis hanya karena ga bisa jawab ujian dan dapet nilai ga sesuai dengan ekspektasi.
Saat kuliah, ekspektasiku pressure ketika kerja nanti pasti ga seberat saat kuliah. Kerjaannya cuma duduk aja di kantor pagi-sore eh terus dapet duit dan duitnya bisa dipake untuk jalan2 dan makan makanan enak. Makanya aku selalu ngarep pengen cepet2 lulus karena capek dengan pressure kuliah.
Eh ketika beneran udah kerja, aku malah ngerasa kok pressure kuliah kemarin ga ada apa-apanya ya? Apa ini tandanya kalo pressure di kerjaan jauh lebih berat? Atau karena udah lupa aja seberat apa hari yang dilalui kemarin wkwk aku pun sempet membahas ini sama temenku, dan malah temenku duluan yang mengatakan statement ini.
Sebelum nulis ini, aku udah merasa kalo aku mulai burnout. Pengen nangis tapi airmata ga keluar. Sempet kepikiran buat ngeluh di close friend tapi kok jadinya aku ngelempar energi negatifku ke orang lain yaa. Ahirnya aku coba tuangkan dalam bentuk tulisan dan setelah selesai, rasanya lebih lega hihi. Benang kusut di kepala jadi terurai, moodku seketika membaik. Emang seperlu itu ya mengajak bicara diri sendiri.
Intinya tujuanku nulis ini bukan mau ngeluh, ini cuma saranaku aja untuk menuangkan isi kepala dan perasaan. Senjataku sekarang adalah “oke gapapa kok, aku pasti bisa. 3 tahun kuliah yang aku ngerasa berat banget aja bisa aku lalui, kan? Apalagi ini. Gpp kalo mau nangis ya nangis namanya juga capek.”
Pasti nanti fase adaptasi ini menjadi fase yang akan kukenang, yang pas dilihat lagi ke belakang wah ternyata bisa ya dilewatin. Semua orang pasti punya pengalaman pertama ketika memulai sesuatu, kan?Jadi sekarang be mindful aja, dinikmatin.
Oh iyaaa, rekan-rekan di tempatku baik2 kok. Kalo aku ada salah, mereka selalu mewajari aku karena masih belajar. Malah suka ditreat seperti anak kecil wkwk. Semuanya lagi pada kepusingan dengan kerjaan masing-masing. Topik pembicaraan kita pun saling menguatkan satu sama lain walaupun sambil yaallah yaallah everyday. Yuk bisa yuk memang dunia tempatnya lelah, istirahat itu nanti di surga aamiin.
Sekian, happy weekend!
16 September 2023
1 note · View note
roqfahshere · 10 months
Text
gimana ya semua tulisan masgun rasanya selalu relate. pengen kurepost biar dibaca juga sama temen-temenku hahaha
punten kurepost lagi ya mas😌🙌🏻
Tuhan, semoga hati ini tetap teguh pada keyakinan-keyakinan baik yang selama ini kupercayai. Teguhkanlah hati ini ketika dihadapkan pada keragu-raguan yang membuatnya rawan putus asa. Agar semua yang sedang kuperjuangkan dan kuyakini, tak menjadi sia-sia. Meski, aku tahu betul bahwa tidak ada yang sia-sia bagiMu. Aku tahu caraMu tak sama dengan caraku. Aku hanya berdoa dengan sangat, semoga apa yang menjadi ujianku tak seberat itu, meski aku juga sangat tahu selama ini bahwa ujian itu tak pernah lebih besar dariku. Aku hanya takut, saat hatiku lemah. Aku kehilangan keyakinan dan aku memiliki perasaan sia-sia. Maka, teguhkanlah hatiku. ©kurniawangunadi Tuhan, berikan aku kekuatan, agar semua keyakinanku tak akan menjadi sia-sia.
904 notes · View notes
roqfahshere · 10 months
Text
Sebagai perempuan yang berada di fase peralihan menuju dewasa, aku merasa butuh sekali mendapat nasihat dari mereka yang lebih ‘tua dan bijak’. Tentu yg paling utama adalah satu frekuensi.
Oleh karena itu, sekarang aku lagi suka banget berdialog. Ketika bertemu seseorang, aku suka membatin, ”apa ya yang bisa aku tanyain ke orang ini?”.
Aku sadar ke depannya ada banyak keputusan besar yang mesti aku ambil yang mana keputusan ini memengaruhi segala aspek di kehidupanku. Seperti melanjutkan pendidikan, berkarier, termasuk pula pernikahan.
Maka dari itu, aku butuh banyak nasihat agar tidak salah mengambil langkah—agar dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Hal lain yang kusuka dari berdialog adalah kita jadi tahu kabar sebenarnya mengenai lawan bicara.
Ketika melihat postingan seseorang yang selalu membagikan makanan enak yang ia makan dan baju branded yang ia kenakan, kita seperti otomatis berpikir, “wah hidup jadi dia kayaknya enak banget ya.”
Namun ternyata ketika sudah berdialog dengan orang tersebut, lalu ia menceritakan hal-hal sulit yang ia alami. Membuatku tersadar selain bahwa Allah telah mencukupkan rezeki setiap hamba, Allah juga memberikan hambanya ujian sesuai kesanggupannya.
Ternyata rezeki dan ujian memang satu paket komplit yang diperuntukkan bagi setiap manusia tanpa terkecuali.
Manusia itu selalu ingin terlihat ideal di mata orang lain, dan itulah mengapa kita selalu melihat kehidupan orang lain lebih baik daripada kehidupan kita.
Mungkin karena terlalu banyak melihat orang lain hingga lupa melihat diri kita sendiri?
Padahal bisa jadi orang tersebut sengaja memposting seperti itu agar ia terlihat baik-baik saja dalam menjalani kehidupannya.
16 Juli 2023
1 note · View note
roqfahshere · 10 months
Text
Menahan diri utk ga ngapus cerpen diorama pas ikut workshopnya masgun wkwk aslinya mau muntah dan maluu. “Kok bisa aku masih mau lanjut ikut nulis cerpen cinta2an”, tapi gpp bentuk apresiasi ke diri sendiri yang mau terus mencoba heleh😂
0 notes
roqfahshere · 11 months
Text
Di beberapa situasi yang mentrigger, aku suka mikir apa aku yang selama ini punya sifat toxic?
Akupun bertanya-tanya kepada diriku sendiri.
Apa cara berpikirku ada yang salah? Apa caraku dalam menyampaikan pendapat ini keliru? Apa karena aku masih muda jadi ego & emosiku belum stabil?
Tapi setelah berdiskusi dengan orang terdekat dan memahami berbagai perspektif dari video dan buku yang kubaca—bahkan aku sampe ikut kelas—, sepertinya bukan aku yang toxic.
Orang itu aja yang toxic dan punya energi negatif.
Apa yang orang itu katakan, lakukan, dan pikirkan bukan kendaliku. Yang bisa kukendalikan hanyalah diriku sendiri, termasuk perasaan.
Aku belajar untuk engga kebawa perasaan. Walaupun ujungnya masih suka kebawa perasaan sih hehehe.
Aku ga bilang aku ga punya kekurangan, tapi kita bisa merasakan kalo orang tersebut terlalu banyak redflagnya, kan?
Hmm
Semoga kamu sadar kalo cara berpikirmu ada yang keliru. Kalo kamu suka warna hitam bukan berarti warna putih buruk, kan?
Ada banyak warna di dunia ini dan semua orang punya warna kesukaan masing-masing. Kamu ga punya hak untuk memaksa orang mesti sama kesukaannya seperti kamu.
Lagi-lagi, aku berharap semoga kamu bisa sadar karena menurutku orang yang punya penyakit hati itu melelahkan dirinya sendiri.
Alih-alih merasa tersakiti, malah kamu justru yang menyakiti orang di sekitarmu hanya karena asumsi buruk yang kamu buat itu.
Yang awalnya ga ada masalah jadi masalah. Yang awalnya masalah kecil jadi masalah besar.
Padahal itu semua cuma berawal dari asumsi. Tapi karena kamu terlalu meyakini, malah benar-benar menjadikan itu masalah.
Aku ga bisa berbuat apa-apa. Pokoknya semoga kamu sadar. Harapan terbaik untuk kamu.
30 Juni 2023
0 notes
roqfahshere · 11 months
Text
Hah? Roqfah Pernah Hampir Ke-DO?!
Ga sengaja, semalem aku abis scrolling galeri hp bunda yang memori hpnya pake memori hpku lama. Setelah liat-liat beberapa foto, aku ketemu foto bareng teman sekelas tingkat 1 dulu bersama Pak Salbini, dosen Agama Islam yang mengajar kelasku saat itu.
Ini dia fotonyaaa:
Tumblr media
Aku punya cerita yang pasti akan terus kukenang tentang Pak Salbini😂 sebagaimana judul dari postingan kali ini, aku beneran pernah ngerasain hampir ke Drop Out!
ini ga bohong, cerita ini sengaja kutulis untuk jadi kenang-kenangan haha.
Setelah selesai UAS semester 2, aku dan teman sekelasku merencanakan untuk makrab di Puncak. Kita janjian berkumpul di depan Gereja sekitar kampus jam 7 pagi untuk menunggu bus yang sudah disewa.
Setelah menunggu hampir 40 menit, dan sopir udah ngabarin kalo bentar lagi bus sampai, aku tiba-tiba ditelpon oleh Pak Salbini.
Oh iya kebetulan, aku jadi PJ Matkul Agama waktu itu jadi ga bingung atau kaget ketika beliau menelpon. Mungkin mau ngasih kabar terkait ujian aku mikirnya.
Belum sempat aku selesai menyambut telepon beliau dengan proper selayaknya PJ Matkul, Pak Salbini langsung ngomong begini, “Assalamualaikum Roqfah, ini Pak Salbini. Ini gimana kok kertas jawaban ujian kamu ga ada? Di absen juga kamu ga ada tanda tangan. Kamu ujian gak kemarin?”
Dari intonasi suara di telepon itu aku sangat merasakan kalo Pak Salbini panik. Ditambah lagi, aku dulu orangnya panikan. Dapet telepon seperti itu aku langsung ngeblank dong:(
”Hah… Pak kok bisa? Saya ujian kok kemarin, saya juga tanda tangan. Gimana ini Pak? Beneran kertas saya ga ada??”
“Aduh saya juga ga tau ini. Kamu mana bisa ujian ulang kan ga ada keterangan berhalangan kemarin. Saya ga tau mau ngomong apa nanti ke lembaga.”
Bayanginnn Pak Salbini di akhir kalimat bawa-bawa nama lembaga. Sepanik apa aku saat itu, seakan-akan ini masalahnya udah di ujung ga ada jalan keluar lagi. Ujian iya, tanda tangan juga iya. Lah terus salahku dimana? Aku langsung nangis, badan gemeteran :(
— Oh iya mau nambahin dikit, Drop Out di STAN itu beneran ada, peraturan terkait mekanisme ujian dibuat ketat. 3 tahun kuliah di sana, ada terus perasaan tertekannya. Orang di sekitarku pun ada yang di-dr*p *ut. —
Mana posisinya aku dan temen sekelas mau makrab waktu itu. Campur aduk banget ga sih perasaanku? Wajar kan kalo aku nangis saat itu juga? Temen-temen udah meluk dan nepuk-nepuk bahu, memintaku untuk menenangkan diri sejenak. Di lain sisi, mereka juga kaget ga bisa berkata apa-apa.
Di pikiranku saat itu, “Ya Allah ini beneran aku bakal ke-DO? Bukannya matkul Agama ini mestinya jadi matkul ‘bonus’ ya? Bukannya aku ini PJ Matkul tersebut? Bukannya aku ini alumni MAN? Masa aku ke-DO di matkul Agama????”
Aku yang awalnya seneng mau makrab ke Puncak, seketika diam meratapi nasibku kalau beneran ke-DO. Mau pulang ke kos ga kepikiran karena lesu, mau ikut makrab juga ga bersemangat. Maunya berdiam diri aja rasanya saat itu.
Eh 20 menit kemudian, Pak Salbini menelponku lagi. Aku udah takut banget tapi ga mungkin kan ga diangkat?
“Assalamualaikum, iya Pak jadi gimana, Pak?”,
“Eh iya nih Roqfah alhamdulillah kertas ujianmu ketemu, ternyata tadi terselip padahal saya udah cek 4-5 kali. Terus saya tambah kaget waktu liat ttd absen, lah kok kamu ga tanda tangan? Makanya saya langsung menelpon. Eh pas saya cek lagi, kamu tanda tangan ya tapi di tempatnya Satrio. Saya kira Satrio Islam.”
“Ya Allah alhamdulillah, Pak makasihh. Saya udah takut banget kalo beneran ke-DO mana ini mau makrab sama temen sekelas. Maaf Pak, saya juga ga sadar ternyata saya tanda tangan di nama Satrio ya Pak.”
“Haha iya. Daah udah aman ini. Maaf juga ya udah bikin kamu panik.”
Dari yang percakapan pertama aku dibuat panik ga keruan, alhamdulillah di percakapan kedua ini aku mendapat kabar baik.
Anggap aja aku sempat merasakan hampir ke-DO dalam waktu kurang lebih 30 menit🥲😄
Jadi kebayang sestress dan sepanik apa kalo waktu pengumuman kelulusan keluar, namaku keterangannya ga lulus atau Drop Out🥲
Oh iya, alhamdulillah jadinya aku bisa menikmati perjalanan dan makrabku dengan bahagia waktu itu wkwkwk.
Pas banget Pak Salbini kasih kabar masalah ini waktu busnya belum tiba. Ga kebayang kalo kita udah otw ke Puncak, dan Pak Salbini baru kasih kabar kalo kertasku ga ada. Pasti dramanya bisa lebih heboh lagi wkwkwk😇
Hmm Masya Allah cerita hidup emang ada-ada aja!!!
29 Juni 2023
1 note · View note