Tumgik
sansuto · 4 years
Text
Apakah sebuah cinta yang di paksa tumbuh pada tanah yang gersang akan menimbulkan duka ? Lalu apakah dunia pernah berfikir apakah masih menyisahkan sesosok manusia untuk kehancuran yang telah aku buat ? Apakah dengan kesendirian seseorang bisa di katakan sempurna dan bahagia ?
Lalu bagaima hakikat hidup itu sendiri ?
21 notes · View notes
sansuto · 4 years
Quote
Rindu yang paling tidak tahu diri adalah merindukan seseorang yang seharusnya kau benci, seharusnya tak kau ingat-ingat lagi. Dan yang lebih parahnya lagi adalah kau sendiri sadar bahwa sekarang ia tak merindukanmu.
(via mbeeer)
1K notes · View notes
sansuto · 5 years
Text
bersabarlah, hati
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, saat-saat seperti ini akhirnya datang juga. Ketika diri sendiri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi. Seakan cinta di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja. Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk bisa kututupi sendiri—padahal tidak. Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya. Aku hanya takut terluka, sebab segala cinta yang kukenal, belum ada yang berakhir bahagia.
Semiris itukah cinta yang menghampiri hati? Atau aku yang telah tak berhati-hati menaruh hati?
Jika mencintai berarti memberi hati seutuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang mahir meretakkan. Karena tidak pernah ada yang tahu telah sejauh apa aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna, hingga tak ada luka. Setelah sembuh, lalu semudah itu seorang baru merobohkan hatiku hingga lagi-lagi runtuh?
Aku tahu, tak baik terus begini. Bagaimana bahagia bisa mendatangi, jika membuka hati saja aku tak berani? Dengan alasan apapun, yang punya awal pasti kelak berakhir. Meski sudah melangkah paling hati-hati, kuyakin ada saatnya hati akan sakit kemudian sembuh sendiri. Namun aku lelah terus menerus terjebak pada repitisi yang sama. Seseorang datang, mendekat, bersama, sakit, lalu berujung aku, atau dia yang luka.
Jika boleh memilih, aku ingin menggunting peta takdir. Agar tak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.
Bukan soal akhir, bukan soal awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana caramu mengakhiri. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.
Di dasar hatiku pernah terletak beberapa nama. Di sela-sela tiap mula ada ketakutan yang sama, tentang hubungan yang berujung tanpa bersama. Tapi ini mungkin hanya soal bertoleransi dengan waktu. Jika cinta sudah mendatangi, sekeras apapun kamu menolak, ia pasti akan menang telak.
Jika ini hanya perihal waktu, aku tahu aku pintar menunggu. Namun barangkali, ini lebih dari itu. Sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul siap memilikinya. Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul siap—mungkin saja aku, mungkin saja kamu, mungkin saja entah. Meyakini hal-hal semu memang tak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.
Bersabarlah, hati. Yakinilah, di lain hari, kita akan lebih bahagia daripada ini.
171 notes · View notes
sansuto · 5 years
Text
Hujan & Para Begundal
Hujan tak akan turun di kota yang para begundalnya merdeka. Yang bermaksiat semaunya, lalu memamerkan tanpa ada malu dan rasa bersalah di hatinya.
Bukankah itu penyebab banyak negeri menjadi binasa, ketika manusianya menentang dan menantang Penciptanya?
Perintah-Nya diabaikan. Larangan-Nya dilanggar. Rebel, katanya.
Akhlak dan moral yang baik sudah bukan lagi ukuran. Yang terbaik bukan lagi perihal siapa yang paling baik akhlaknya, melainkan siapa yang paling begundal perilakunya.
Dengan dalih mengikuti kata hati dan menjadi diri sendiri, ditabraknya norma-norma agama, dimusuhinya orang-orang yang menyeru kepada agama. Munafik, katanya.
Hujan tak akan turun kepada orang-orang ini, para begundal yang menyembunyikan hawa nafsu di balik kata hati.
Jika kamu adalah begundal itu, jangan 'senang' dulu tatkala nanti hujan masih mengguyurmu, karena bisa jadi makhluk yang ingin Dia hujani bukan kamu, melainkan seekor anjing di pinggir jalan yang hampir mati kehausan.
— Taufik Aulia
Tumblr media
268 notes · View notes
sansuto · 6 years
Text
" Tentang Hujan "
Ada banyak cerita disetiap tetesnya.
Ada banyak kenangan disetiap dinginnya.
Ada banyak rasa disetiap suaranya.
Terkadang senang memang, saat hati mulai menguncup, dan malam mulai menghitam, mengintip satu persatu tetesnya, dan disusulinya dentuman-dentuman kecil dari langit.
Kadang terasa semakin menyedihkan. Entah dimana jatuhnya, tapi terasa dekat, membisukan mulut, menulikan telinga, mendinginkan kulit, terasa semakin gelisah jika tak dapat mensyukurinya, akan lahir tetesan lain dari mata.
Tapi berbeda dengan mereka yang terbiasa menikmatinya, adalah sebuah berkah dan rasa tersendiri di setiap rintiknya, akan terasa sangat manis disetiap kenangan genangannya.
Seperti kabar gembira yang menenangkan hati, akan lahir senyum disana, akan lahir kata perkata indah hanya dari sebuah hujan, akan lahir syair-syair indah yang tersusun dari bermacam aksara yang nantinya bisa sangat mudah mengubah dan menggoncang dunia.
Dan inilah hujan, apapun itu, akan lekas-lekas menyatu di akhir genangannya, terkenang di embun pagi yang menggantung dipucuk dedaunan.
@badutcerdas
232 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Ada yang telah siap disaat kamu sedang bersiap. Ada yang telah berjuang disaat kamu sedang berniat. Ada yang telah maju disaat kamu sedang ragu. Ada yang telah mengutarakan disaat kamu sedang mendoakan. Jangan terlambat.
Kurniawan Gunadi (via kurniawangunadi)
Siapa cepat dia dapat… 😑
(via hanna-cu)
2K notes · View notes
sansuto · 7 years
Text
bersabarlah, hati
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, saat-saat seperti ini akhirnya datang juga. Ketika diri sendiri merasa terlalu sepi untuk lari dari sunyi, namun terlalu enggan mencari yang mampu mendampingi. Seakan cinta di dalam dada terlampau berharga untuk diberikan begitu saja. Seakan kosong di dalam hati terlalu kecil untuk bisa kututupi sendiri—padahal tidak. Semua bagai berpura-pura, namun bukan begitu sebenarnya. Aku hanya takut terluka, sebab segala cinta yang kukenal, belum ada yang berakhir bahagia.
Semiris itukah cinta yang menghampiri hati? Atau aku yang telah tak berhati-hati menaruh hati?
Jika mencintai berarti memberi hati seutuhnya, aku tidak ingin mempertaruhkannya pada yang mahir meretakkan. Karena tidak pernah ada yang tahu telah sejauh apa aku memunguti serpihan itu satu-satu, mengumpulkannya, lalu menyatukannya lagi hingga sempurna, hingga tak ada luka. Setelah sembuh, lalu semudah itu seorang baru merobohkan hatiku hingga lagi-lagi runtuh?
Aku tahu, tak baik terus begini. Bagaimana bahagia bisa mendatangi, jika membuka hati saja aku tak berani? Dengan alasan apapun, yang punya awal pasti kelak berakhir. Meski sudah melangkah paling hati-hati, kuyakin ada saatnya hati akan sakit kemudian sembuh sendiri. Namun aku lelah terus menerus terjebak pada repitisi yang sama. Seseorang datang, mendekat, bersama, sakit, lalu berujung aku, atau dia yang luka.
Jika boleh memilih, aku ingin menggunting peta takdir. Agar tak perlu melalui banyak hati, dan langsung sampai di pelabuhan terakhir. Tapi inilah perjalanan. Kaki bertugas melintasi dan hati mempelajari apapun yang semesta beri. Sejuta tempat singgah, berkelana hingga berdiam di titik lelah, masing-masing dari kita pasti akan menemukan seseorang yang bisa disebut rumah.
Bukan soal akhir, bukan soal awal, bukan bagaimana memulainya dan bukan bagaimana caramu mengakhiri. Tapi ini tentang menjalani, bertahan dan mendewasa dalam setiap pilihan.
Di dasar hatiku pernah terletak beberapa nama. Di sela-sela tiap mula ada ketakutan yang sama, tentang hubungan yang berujung tanpa bersama. Tapi ini mungkin hanya soal bertoleransi dengan waktu. Jika cinta sudah mendatangi, sekeras apapun kamu menolak, ia pasti akan menang telak.
Jika ini hanya perihal waktu, aku tahu aku pintar menunggu. Namun barangkali, ini lebih dari itu. Sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah betul-betul siap memilikinya. Mungkin saja ada yang memang belum betul-betul siap—mungkin saja aku, mungkin saja kamu, mungkin saja entah. Meyakini hal-hal semu memang tak mudah, tapi lebih baik daripada menjatuhkan diri pada kesedihan yang salah.
Bersabarlah, hati. Yakinilah, di lain hari, kita akan lebih bahagia daripada ini.
171 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Karena melupakan tak semudah balik kanan maju jalan.
deep. (via rizkyfnab)
3 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Aku ingin perasaan ini terus menetap. Tetap pada rasa yang penuh ragu. Agar aku tidak berharap terlalu jauh
(via sepercikcahaya)
4 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Nanti kamu juga paham rasanya menanti waktu untuk bisa segera datang
Lelaki (via saktiaskar)
4 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Senyum setiap orang lebih melekat diingatan dibanding perkataan yang mereka ucapkan.
(via lembarkertas)
148 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Seperti yang mereka bilang; Jika kamu siap untuk jatuh cinta. Maka kamu harus siap untuk patah hati. Itu hukum didunia ini.
Arief Aumar Purwanto | 24/01/2017 (via ariefaumar)
331 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Ada yang rela membohongi perasaannya sendiri hanya untuk menghargai sebuah keputusan yang sebenarnya dia sendiri tidak menginginkan hal tersebut.
Ya, ada. (via tigapuluhnovember)
172 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Bagaimana jika, Aku memutuskan untuk mengirimkan mu pesan dan menanyakan bagaimana kabarmu?? Lalu, pada paragraf terakhir kusisipkan dua kata yang selalu membelengguku “aku rindu” Bagaimana jika, Aku memutuskan untuk menghapus kembali pesan yang kuketik. Dan membiarkan semua begini saja? Menurutmu bagaimana??
(via adining)
22 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Kau tahu, betapa ku selalu berusaha menjauhkanmu dari kata cemburu? Tapi kurasa tak begitu dengan dirimu Secara diam-diam kau selalu memunculkan cemburu Gadis yang berbeda, namun cemburu yang sama
(via sepertiisyarat)
161 notes · View notes
sansuto · 7 years
Quote
Sdh bosan membahagiakan diri sendiri .. Rasanya Pengen jg bahagiain orang lain 🤓
2 notes · View notes
sansuto · 7 years
Text
Karena mereka aku tersenyum Dak karna mereka jg aku di campakkan
2 notes · View notes