Tumgik
segelaskopi · 3 years
Text
Teruntuk: Tokoh Utama.
Hai, kamu.
Tokoh utama dalam hidupku.
Aku ingin sekali mengucapkan terimakasih kepadamu karena sudah mau sedih bersama, menangis bersama, mengakui bahwa kamu sedang lemah. Terimakasih.
Gapapa, kamu juga manusia bukan? Kamu berhak merasakan itu. Berhak menjadi lemah sebelum menjadi kuat kembali. Apalagi di tahun ini.
Ya, tahun dimana semua berubah,
tahun dimana dirimu tiba-tiba dihantam oleh realita seratus kali lebih keras.
Aku tau, kita semua tau, ini tak mudah.
Tak ada sedikitpun hal mudah yang kita hadapi di tahun penuh kejutan ini.
Aku yang setiap hari mendengar keluhanmu, helaan nafas panjangmu, bahkan tangisamu yang tertahan—walau akhirnya pecah juga di setiap malam, aku jadi tau, bahwa dunia ini memang sedang tidak baik-baik saja. Semua orang sedang tidak baik-baik saja. Begitupun kamu.
Sayang, begitu berat hal yang kamu lalui, walau kamu tetap tersenyun, tertawa, tapi..... ah, begitu rapuh kau di dalam sana.
Tapi, sayang, kamu liat kan?
Sekarang, 30 Desember 2020, satu hari lagi menuju tahun baru.
Lihatlah, kamu berhasil bertahan, kamu berhasil melalui tahun yang berat ini.
Dengan segala tekad dan usaha, aku melihatmu berlari, berjalan, hingga akhirnya terseok-seok lalu merangkak untuk mencapai akhir tahun ini.
Aku melihatmu menjadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya.
Sedikit ingin kuingatkan bahwa tahun ini banyak hal indah yang terjadi karena kamu mau bertahan, dari awal tahun kamu berhasil mencapai salah satu mimpimu, lalu kamu berhasil mendapat gelar sarjanamu, dan segala pencapai-pencapaianmu lainnya yang mungkin tak kamu sadari hingga sekarang.
Terimakasih, sayang.
Aku bangga padamu.
Setelah ini, tetaplah menjadi sosok yang kuat untuk menguatkan, walau lemah dan istirahat sesekali itu tak apa.
Sekali lagi terimakasih untukku padamu, tokoh utama dalam hidupku.
Ucapku di depan cermin,
30 Desember 2020.
4 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Jika mencintai seseorang simpanlah dalam doa. Karena doa akan selamanya tercatat di langit. Jika ingin menyimpannya dalam hati, simpanlah sekadarnya saja. Karena hati sifatnya mudah terbolak-balik.
—segelaskopi
12 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Hari ini hujan turun dengan sangat deras, dari tadi sore hingga malampun belum juga reda.
Hujan datang tanpa aba-aba.
Yaaa.. aku kira hanya mendung biasa.
Hujan, tolong beritahu aku ya jikalau esok kau akan datang lagi.
Akan ku berikan sebuah titipan.
Yaitu salam rindu untuk beberapa penduduk bumi.
Salamkan rinduku pada mereka. Nantinya.
Untuk malam ini, biarkan aku menikmatimu dalam sunyinya malam, bersama satu gelas cokelat hangat.
1 note · View note
segelaskopi · 4 years
Text
kali ini,
kali ini mungkin aku akan lebih banyak diam,
menyibukkan diri dengan kesibukan yang semakin menjadi,
tidak peduli apa kata orang,
tidak peduli dan benar-benar tidak menghiraukan hal-hal yang tidak memberi manfaat.
ya. sebaiknya kali ini aku akan sedikit egois demi kebaikanku dan kebaikan yang lain.
1 note · View note
segelaskopi · 4 years
Text
cokelat hangat.
“aku sedang tidak baik-baik saja.”
“kenapa? sini cerita.”
“entahlah..”
“gimana? kamu mau minum dulu? cokelat hangat aja ya, jangan kopi nanti tremor lagi.”
“iya.”
....
“aku sudah lebih baik.”
“lho? kok cepet?”
“karena cokelat hangat yang kau buat. tidak. karena kau membuatkan cokelat ini untukku.”
—segelaskopi
1 note · View note
segelaskopi · 4 years
Text
bukan mencari yang terbaik, tapi yang mau sama-sama belajar dan berusaha menjadi lebih baik.
—segelaskopi
5 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Jika kamu apa adanya, tidak memaksakan, maka teman-teman yang datang dan mau denganmu adalah ia yang menerima apa adanya dirimu tanpa kamu perlu memaksakan hal sekecil apapun. kekuranganmu adalah hal yang sangat bisa mereka terima.
bukan begitu?
Jadilah apa adanya. Tidak rendah diri walau tak punya, tidak malu walau kekurangan. Karena orang yang menghargai apa yang ia miliki, lebih baik daripada orang yang memaksakan diri untuk sebuah pujian.
- telegram beghurobaa
67 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
kopi item = hidup.
hidup itu kayak kopi item. dia pahit. tapi cuman orang-orang tertentu yang mau, mampu, dan bisa merasakan rasa manisnya kopi tersebut.
tapi kalau gak kuat, ada latte, frappucinno, atau yang lain yang bisa bantu kita menikmati kopi itu agar lebih manis.
iya, anggap saja gula, creamer, susu, atau kawan-kawannya adalah usahamu untuk memiliki hidup yang sama manisnya.
—segelaskopi
13 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Tumblr media
Selamat jalan Eyang, semoga jumpa banyak kebaikan di sana..
20 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Aku bukan orang hebat.
Tapi, kalau kamu mau kita menghebat bersama, ayo.
4 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
“I believe Allah has plan for everyone and everything in life happens for a reason.”
Jika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, percayalah, Allah memiliki rencana yang lebih baik untuk kita.
Bukankah hasil adalah ranah-Nya? Sedangkan, ranah kita hanyalah prosesnya saja?
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. 2:216)
Indeed, Allah is The Best Author of your life.
5 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Aku, Perjalananku, dan Allah.
“But you cannot will, unless Allah wills.” QS. 76:30
Kemarin kami hampir menyerah, ingin mundur.
Kemarin kami hanya bisa menghela nafas berat, terduduk lemah, entahlah.
Tapi, kembali lagi kami teringat bahwa ada visi dan misi dari langit yang harus diperjuangkan.
“Tidak papa, Allah sayang kita, makanya Allah uji kita dulu.”
“Tidak papa, Allah sayang sama kita, makanya Allah uji kita, Dia ingin tahu seberapa kuat (iman) kita untuk melewati ujian-Nya.”
Dan hari itu tiba,
Hari-hari dimana kami mengingat segala ‘nikmat’ yaang terjadi di hidup kami sebelum hari ini.
Hari-hari dimana kami (sebenarnya) sedikit ‘marah’ kepada diri kami karena sudah hampir pesimis dengan skenario-Nya.
Hari-hari dimana cerita-cerita indah itu tiba,
Hari-hari dimana orang-orang baik berdatangan, dari awal hingga akhir, atas izin Allah, kami merasakan semua kebaikan-Nya, hingga detik kalian membaca tulisan ini pun, kebaikan Allah tetap mengalir. 
Sungguh, kami tidak akan lupa begitu saja.
Banyak hikmah yang didapat sebelum kami berangkat dan hikmah paling utama adalah tetap berprasangka baik kepada-Nya.
Kita tahu bahwa Allah selalu memiliki banyak kejutan untuk hamba-Nya, melalui ujian-ujian yang Dia buat.
Ya, Dia menguji kita apakah kita masih percaya bahwa Allah Maha Kaya, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Segalanya. 
Sungguh berprasangka baiklah kepada Allah, Ia adalah penulis skenario terbaik dalam hidup kita.
Bukankah bagaimana Allah tergantung bagaimana prasangka seorang hamba kepada-Nya?
Kalau tanpa Allah kita bisa apa?
Sabar dan syukur.
Buah manis akan kita petik dengan mudah jika sudah waktunya.
Pilihan ada di kita,
Menunggu dengan sabar dan ikhtiar sebaik-baiknya sampai buah itu bisa dipetik, atau sebaliknya.
Jika Allah sudah berkehndak maka apapun yang menghalangi pasti akan ada jalan yang terbaik dari-Nya.
“Aku sesuai dengan prasangkaan hamba pada-Ku.” —(Muttafaqun ‘alaih)
—Malaysia, 17-22 Febuari 2020.
1 note · View note
segelaskopi · 4 years
Text
jangan menyerah. inget kamu udah melangkah sejauh ini.
0 notes
segelaskopi · 4 years
Text
kalau ditanya, aku memang lebih suka kerja di balik layar. editing atau apalah.
tapi bukan berarti menjadi “introvert” membatasiku untuk kerja di depan layar.
aku tetap mencoba keluar dari zona nyaman introvertku—untuk meng-upgrade diri tentu saja—tapi tetap dengan cara khas-nya introvert sih. nulis.
aku mahasiswa, aku nulis beberapa artikel ilmiah, aku seneng waktu nulis, prosesnya—penelitian. apalagi tau nantinya bakal dipublish, dinikmati orang banyak,
tapi ada hal yang harus aku lewati sebelum karyaku bisa bermanfaat untuk orang lain.
hal itu membuatku harus keluar dari zonaku.
presentasi. yap, aku harus presentasi hasil penelitianku ke banyak orang, public speaking is needed indeed. bertemu teman-teman baru dari kalangan S2, S3 bahkan Professor. Networking. Untuk menambah pengalaman juga relasi—agar bisa bermanfaat lebih kedepannya.
Salah satu sifat kebanyakan orang introvert yang saya kenal (tentu tidak semua begitu) adalah senang bekerja di balik layar, jauh dari sorot panggung utama. Banyak dari mereka yang memegang peranan penting nan strategis namun sunyi publisitas. Eits jangan salah, mereka justru menikmati itu, menikmati sunyinya keikhlasan. Atau mungkin sebenarnya sekedar menghindari kebanyakan pertanyaan dan obrolan yang datang dari banyak manusia lain. Hehe.
Kamu, introvert yang begitu bukan? :)
123 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Quote
Kamu mengajarkanku untuk menyerahkan segalanya kepada Allah. Dan disaat seperti inipun aku harap kamu tetap melakukannya. Sehat selalu, teman baikku.
:”)
0 notes
segelaskopi · 4 years
Text
aku!
kemarin hari ahad ada acara keluarga besar, bertemu dengan para sepupu.
ada yang curhat tentang rumah tangga yang baru saja dibangun,
ada yang curhat sudah diajak serius dengan lelakinya,
ada yang curhat masalah susahnya cari pekerjaan, dan lain-lain.
aku mendengarkan dengan antusias, seperti biasanya.
setelah sampai rumah, masih ada sepupuku yang ikut pulang ke rumah. cerita tentang rumah tangga (yang lain) tetap berlanjut. aku yang belum punya pengalaman memilih diam.
setelah semua selesai, pulang. aku sudah bersih-bersih dan sholat maghrib memutuskan tuk rebahan sebentar. tapi rasanya lelah dan ngantuk, fisikku segar, tapi entah rasanya aku ingin istirahat. lalu, aku ketiduran selama 1,5 jam. hehew.
Habis mendengar curhatan seorang adik sekitar 3 jam an. Sepanjang itu adiknya minta nasihat. Usai itu, badan kayak remuk letihnya kayak orang lari keliling lapangan. Begitulah masalah anak introvert, setelah berinteraksi dengan orang lain secara intens dan lama, energinya berasa kekuras dan butuh segera di recharge lagi. ~
Mana nih suara anak introvert lainnya. Ada yang pernah ngalemin hal yang sama? :D
116 notes · View notes
segelaskopi · 4 years
Text
Lagi-lagi aku berharap kepada selain-Nya walaupun nantinya lagi-lagi aku jatuh sakit oleh harapan kepada selain-Nya.
ah, dasar aku.
Kecewa, pantaskah?
Tidak bisa dipungkiri rasanya begitu kecewa. Sesak di dada. Perasaan ngilu yang membuncah ingin sekali dimuntahkan.
Siapa yang patut disalahkan?
Pada awalnya kesalahan bermula dari angan yang kemudian menjadi keyakinan. Setiap harinya dipupuk dengan fatamorgana. Hanya bayang-bayang yang kemudian dirajut menjadi bunga-bunga penuh kenangan.
Salah hati yang tidak tau diri. Tidak pandai menakar porsi. Hanyut dalam penghambaan emosi.
Kepada siapa mengadu?
Kepada Dia yang ketika menaruh harapan tak akan ada kekecewaan.
Tak mudah, aku tahu itu tak mudah. Mengendalikannya butuh waktu dan penerimaan.
Kecewa saat ini saja. Rasakan sekarang saja. Jangan ditahan jangan dipendam. Biar tidak terus mengusikmu hingga kehidupan mendatang.
Silakan kecewa. Jika sudah puas pergilah.
2 notes · View notes