ingat pertama kali nembak dan ditolak, saat itu beta tanya apa alasannya. ternyata setelah tau alasannya beta jadi tambah sakit hati. kayak makan nasi goreng tapi lupa kerupuk, ato minum cendol tapi lupa gula aren nya. ya pokoknya masih lebih sakit lah dari itu semua.
mulai saat itu dan seterusnya, tidak ada yang namanya jatuh jatuh-an. setiap kali liat cewek, tutup mata terus bilang dalam hati “dia punya kumis” di ulang ulang terus sampe akhirnya setertarik apapun sama perempuan perempuan itu, beta akan baik baik saja. aman.
setidaknya sampe semester 7
cara ini selalu berhasil buat segala kondisi
“dia punya kumis” dirafalkan setiap kali tertarik sama perempuan.
“dia punya kumis” dan beta akan baik baik saja,
“dia punya kumis” nampaknya rafalan ini akan dipake lagi
hai, apa kabar. rasanya senang liat kabar bahagia itu. aku punya hadiah. seharusnya lebih awal dari kabarmu. sabar aku lupa simpan nya dimana aku cari lagi dulu
Music Everywhere - Sheila On 7 - Everything I Do ( Bryan Adams Cover)
bukan karena siapa yang nantinya menyanyikan lagu lagu kami (Sheila on 7), saya berharap mereka tidak melihat dari siapa yang menyanyikan lagu kami jika suatu hari Sheila tidak lagi ada. - Erros Chandra
kurang lebih itu yang beta ingat dari petikan wawancara, saat ditanyai isu bubarnya band ini beberapa tahun lalu. eh tahun ini malahan keluarin album, hehehehe tetep kerenlah mereka ini
lepas kangen memang, lirik nya masih tetap bikn naik turun emosi. ada beberapa lagu yang liriknya sampai sekarang tidak benar beta pahami. proses memahami kadang berjalan beriringan dengan umur, hal hal yang kita jalani, kondisi, posisi dan apa yang tengah kita rasakan saat itu.
dari orang ini julukan itu lahir. setelah 11 tahun lebih bisa juga ketemu lagi
pertemuan yang aneh di kelas 1 SMP. mungkin hari itu karena sama sama tidak suka sikapniya kakak kelas yang “sok”. beta lupa alasan apa akhirnya bisa sebangku.
selama 2 tahun bersama sama di bangku SMP siapa yang berpikir kebodohan ini bakal terus terjadi.
nyontek? hah, ayolah itu bukan gaya kami
di menit menit terakhir setiap kali ulangan dan ujian, barulah jurus ampuh ini aktif. "ajian pengawuran" begitu kami menyebutnya. jurus yang sedikit banyak membawa keberuntungan waktu sudah tidak tau apalagi yang musti dilakukan selain pura pura mikir sambil coret coret kertas soal. siapa yang lebih pintar dalam hal ini? bukan buat bangga banggan
bahkan belum lama ini beta semakin yakin klo jawaban itu memiliki pola pengisian. jadi sebenarnya ini bukan sesuatu yang tidak dianalisis. mungkin kurang ilmiah saja. dulunya beta lebih terbiasa menggunakan pendekatan kata yang paling familiar pada multiple choice, ato jawaban yang mungkin ada pada soal soal sebelum. beruntung ketemu dia, maka lahirlah aka. dan jurus ampuh itu.
dominasi siswa pintar di kelas yang didominasi perempuan bisa “ternodai” dengan munculnya nama kami
ini titik 0 Km nya Jogja, perempatan jalan menjadi titik sibuk dimana pun di bagian jalanan kota. saling bersisihan berseliweran tanpa harus bertabrakan, walaupun ada juga tabrakan. hehehehe
pernah suatu malam, melihat wajah perempuan yang begitu capek. antara mau nangis sama kelaparan. ya antara keduanya. :D
ada kata magic nya yang terdengar spesial "tapi tapi tapi"
Membaca air muka berarti membaca pikiran dan hati seseorang. Semakin pandai membaca air muka, semakin gampang kau membuat cerita, semakin dekat kau menjadi sutradara
Dulu seorang teman berkata dalam sebuah event yg sudah hampir selesai "kau bukan seorang capten amerika yang bisa menghandle semuanya sendiri, pembagian tugas itu penting" Selamat ulang tahun bro :) sdh dua tahun dari event hari itu
"Mas mie kuah nya satu, nasi goreng satu" beta memulai pesanan.
"abang es teh ato air putih?" tanya ortega. kayak ini pertanyaan basa basi. dia sudah tau pasti beta tidak akan pesan minuman berasa.
"biasalah, ga" beta menjawab
Beberapa menit kemudian datang satu nasi goreng dan satu mie goreng. beta sama ortega saling pandang kayak orang pacaran. dia senyum tipis terus nuduk mulai makan nasi gorengnya
"Mas ini mie goreng?" beta bertanya memastikan. sebenarnya beta masih berharap mas mas-nya salah nganterin pesanan.
tidak lama Ortega nyeletuk memesan air putih panas "Mas air putih panas nya satu lagi"
beta sama ortega saling pandang lagi. kali ini senyum tipisnya berubah jadi senyum nahan ketawa.
belum sempat beta tanya, ortega nya bilang "tenang bang, air panasnya tinggal dituang ke mie goreng saja. Kan jadinya mie kuah juga.
beta diam, terus ngakak sama sama. ada kalanya kesalahan kesalahan dan ide patut ditertawakan. tidak selalu jalan keluar datang dari gagasan yang hebat. ada kebenaran yang mungkin menggelitik otak kita, terima saja
Emak : klo di ambon hujan hujan begini pasti Pae langsung bikin mie kuah panas panas, ada sawi trus suwir suwir ayam . . .
Beta : "cuek dan tetap konsentrasi sama mie ayam"
Beta mulai curiga, jangan jangan mereka jadian nya pas lagi makan mie kuah. Setiap moment pasti ada bagian mie kuah nya. Selama di pare itu jd obat kangen selain ikan laut goreng sama sambel uleg dg tingkat pedas yg ekstrim
Pernah satu malam, tiba tiba ada telpon dr Pae
Pae : bagemana puasanya? Ya sekali sekali makan mie kuah ato apa gitu. Kan lg puasa.
Ternyata pintu tdk di kunci, eh si emak lagi sholat subuh. Keluar lagi sambil angkat angkat HP ke atas ini semacam ritual penyerahan hati, ikhlas mencari sinyal. Sembah sujud.
Setelah kirim pesan WA dan memastikan terkirim, kembali melototi siapa tau langsung ada balasan.
"Mas . . . cari . . ." suara Mae pelan agak ragu
Melengos. "Mae . . ."
"Yooo allah, ngger ngger. Nderkaku sopo. Tak sawang sawang nderkaku kuwi koncomu"
Beta kira itu cuma adegan di sinetron, hah. Akhirnya beta tau rasanya, istilahnya penjiwaannya "dapet"
Dimana orang tua gagal mengenali anak nya. Iya mak, anak mu sdh kurang 25 kg atau bisa jd lebih. Anak mu jauh dr laut,
Sempat melewati bangunan yg kurang lebih 4 bulan kemarin beta tempati. Camp 13.
Rumah, memang Rumah. Tp bukan Rumah. Bingung? Sama :)
Mau rasanya masuk terus mengambil beberap gambar, sebagai bukti vandalism idiot yg selalu dilakukan para lulusan. Sejumlah kata, kalimat yg hampir semakna. (Kosong) was here
Begitu sudah di depan Rumah yg mereka sebut Camp, rasanya seperti ditepuk dari belakang.
Sudah tidak ada siapa siapa lagi disana, semua yg kau kenal, semua yg kau punya. Sudah berganti. Pemilik, cerita, ingatan, kebodohan, berganti kepunyaaan sekarang.
Suasana tiba tiba mencekam, (eng ing eng). #alah apaan
Mas, balik ke sini lagi? Mau kursus lagi? Mbak-nya mana?
(-_-‘) ni bocah, masih ingat saja.
Hahahahaha, cuma mampir Dan. Sekarang ngambil kursusan di Elfast, nge-camp di sana juga. Mbah kok tidak jualan? Mbah sehat sehat saja?
Mbak-nya mana? Kok tidak di ajak . . . . (bla bla bla)
Rumah bukan Rumah, jika tanpa kenangan di dalamnya. Rumah bukan Rumah, jika tanpa ada orang yg mengingat cerita yg ada di dalamnya.
Bijak sekali yg melabeli bangunan itu dengan kata “Camp” karena orang, kenangan dan cerita di dalam “Rumah” itu berganti cepat setiap bulannya.
Pantaslah dia di sebut Camp.
Rumah adalah orang orang yg akan menyambutmu ketika kau pulang, dengan segala cerita, tawa-maki, hinaan-pujian. Dan tidak akan meninggalkanmu, dia akan membiarkanmu belajar
Salam,
Zidan (anak kelas 4 SD)
Hey, pussy licker!! Merupakan kalimat pertama yg kami ajarkan kepadanya