Tumgik
slsbyllaz · 1 year
Text
Ketika diri mampu memahami dengan baik sebuah kalimat "datang dan pergi", maka selamanya akan terasa tenang di dada. Termasuk, kepergian seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita. Kita dipaksa untuk belajar mengikhlaskan, belajar merelakan dengan waktu yang sangat singkat.
Kehidupan, memang sekejam itu :)
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
sepertinya, akun yang ini hanya akan kupakai untuk berkisah seputar insan-insan berharga dihidupku. satu persatu.
akhir-akhir ini, dunia memang sedang tidak baik-baik saja. seperti terlalu keras untuk dijalani, tetapi mau tidak mau harus terus berjalan.
Ini tentang fai, anak periang dan selalu membawa suasana menjadi lebih menyenangkan. Tpi, akhir-akhir ini karakternya seolah hilang, mengisyaratkan sedang tidak baik-baik saja.
"Aku takut ga bisa mbaa"
"Aku takut kehilangan (lagi)"
Aku senang dia berkabar setelah sekian hari dia menghilang dari peradaban, meski yaa kabarnya sedang tidak baik-baik saja. Dan sepertinya memang sangat berat.
Kuajak keluar untuk sekedar menghirup udara malam, seperti sikapnya yang pernah dia lakukan kepadaku saat aku juga sedang tidak baik-baik saja. Sekali lagi, dia enggan bertemu dulu, belum siap untuk cerita lebih detail, karena akan semakin terluka.
Baik, tidak ada yang bisa kulakukan lagi, selain berdo'a agar segalanya segera membaik, agar karakternya kembali pulih. Maka fai, kamu harus tau, bahwa kamu tidak pernah sendiri :)
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
How was you day? Bisakah kau tanyakan itu padaku?
Maaf sekali, aku ga tau salahku dimana, aku sudah berusaha introspeksi diri, adakah salahku yang menyakitimu? Aku ga bisa terus-terusan didiemin kayak giniii :(
Please,
In frame: filosofi.
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
Capek banget Ya Allah :(
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
Ya Rabb, hamba jatuh cinta dengan makhluk-Mu..
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
Tumblr media
Namanya, sofi. Sofi Indriyanti. Atau dia paling suka dipanggil, filosofi.
Menurut bahasa Yunani, sofi berarti bijaksana. Seperti namanya, dia yang paling bijaksana diantara kami berenam.
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
Malam ini, ainun menelfonku. Berawal dari obrolan di WA yang membahas seputar topik, akhirnya kami memutuskan untuk berdiskusi melalui telfon.
Ya Rabb, kapan lagi Engkau akan mempertemukan kami?
Membahas apapun selalu menyenangkan apabila dibahas bersama manusia satu ini.
0 notes
slsbyllaz · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Resah
Berawal dari pertanyaan seorang teman tentang apa yang sedang aku resahkan saat ini. Aku jadi mulai berfikir, sepertinya salah jika aku tidak merasa resah seolah baik-baik saja. Temanku bilang, aku berubah, tidak lagi pandai menjaga seperti dulu. Terlebih dalam pertemanan, aku yang sekarang terlalu menganggap biasa berdiskusi dengan lawan jenis. Allahu Rabbii.  Pagi ini, tiba-tiba aku merasa resah. Saat ustadzahku mengabarkan tentang akan diadakannya wisuda di kampus yang aku impikan dulu, ditempat terteduh yang pernah aku pijak, wadi mubarak. Ada resah dan sesak didada. ‘Ya Rabbi, seandainya tahun saat aku diterima aku berangkat, mungkin saat ini aku disana, mungkin saat ini aku tidaak kehilangan arah seperti saat ini’ Hatiku terisak pilu, tidak bersuara, namun sesak dirasa. Sudah betulkah jalan yang sekarang aku tempuh Ya Rabb? Sudah betulkah aku dalam berteman? Sudah betulkah tujuanku Ya Rabb?
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Tumblr media
Aku memanggilnya dinn, sengaja kulebihkan satu huruf n-nya. Agar terlihat berbeda? tidak juga, ini hanya kebiasaan dalam mengetik sejak awal mengenalnya. Darinya, aku banyak belajar. Belajar apa itu menjadi baik dan selalu tulus pada siapapun, aku belajar apa itu tabah dan kuat, juga belajar apa itu menerima dengan lapang.
Bagaimana aku tidak belajar dari sosok yang mengagumkan itu? Dia yang mampu bertahan saat sakit meski sendirian dirumahnya, bertepatan dengan ayahnya yang juga dirawat di rumahsakit karena terkena covid-19. Memasak sendiri, mengurus rumahnya sendiri, dan tinggal dirumahnya seorang diri.
Aku memang tidak tau apapun tentangnya, karena sejak awal aku tidak berani bertanya apapun tentang bagaimana keluarganya, tentang dimana ibunya tinggal hingga dia bisa sendirian dirumah, atau tentang dia ada berapa bersaudara.
Satu hal yang kutau, dia sedang berusaha untuk terus baik-baik saja. Meski tidak sedikitpun dia mengeluh saat bercerita, namun matanya memang tidak pernah bisa berbohong bahwa dia menyimpan banyak luka dihidupnya.
dinn, boleh aku menjadi kawan baikmu? kawan yang senantiasa merangkulmu, menepuk bahumu saat kamu terluka.  Semoga hari-hari baik segera mendatangimu ya insan baikk. 
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Pagi ini mengapa rasanya kalimat syukur nyaman sekali berada dalam hati. Hari ini adalah hari keduaku berada disebuah pondok di Purwokerto, pondok yang masih sangat sederhana, namun terasa hangat juga membuat nyaman. Sejujurnya, ada perasaan kecewa saat pertama kali memutuskan untuk tinggal disini, karena tidak seperti yang ada dalam ekspektasiku, dimana lingkungan antara akhwat dan ikhwan terpisah, ternyata sama sekali tidak, bahkan saat kelas berlangsung juga digabung. Bukan karena sok suci tidak ingin bercampur baur, tapi memang yang kutau hal ini tidak baik.
Namun, alih-alih menyalahkan diri sendiri, alih-alih merasa kecewa pada semua yang telah terjadi, aku berusaha berfikir dan mengubah penilaian dari sudut yang lain. Karena tentulah, Allah yang menuntunku untuk sampai ditempat ini tidak lain pasti karena ada alasan dibaliknya, alasan terbaik yang sebetulnya belum aku temukan saat aku baru tiba ditempat ini. Perlahan-lahan aku mulai mengerti apa alasan itu. Allah ingin aku belajar bagaimana menjadi wanita yang selalu bersyukur, Allah ingin aku belajar bagaimana menjadi wanita yang ikhlas juga qona’ah. Allah juga ingin aku belajar bagaimana hidup bermasyarakat bahkan dengan lawan jenis sekalipun, Allah ingin menguji sejauh mana aku bisa menjaga diri dan tidak melampaui batasan syari’atnya.
Tujuan diawal aku ingin kuliah sambil tinggal dipondok dengan menjadi musyrifah dan pengajar tahfidz memang tidak lain karena aku ingin punya penghasilan sendiri agar aku bisa membayar biaya kuliah yang hanya terpotong sebagian oleh beasiswa yang kudapat, aku juga ingin dengan penghasilan yang kudapat nanti bisa membantu umi dirumah. Namun, qoddarullah walhamdulillah ‘alaa kulli hall. Sepertinya untuk saat ini harapan dan tujuan yang sudah aku rancang dan sudah diperhitungkan baik-baik harus tersimpan kembali. 
Disini tidak ada gaji atau tunjangan. Kami hanya mendapat makan dan tidur diasrama yang sama dengan santri. Lagi-lagi, aku belajar ikhlas. Ikhlas untuk terus mengajar meski tidak ada imbalan apapun dari pondok ini. Barangkali, jika dilihat oleh kacamata manusia sekali lagi, tentulah banyak perasaan khawatir dan rasa takut seperti “Lalu, bagaimana aku bisa membayar kuliahku nanti? dan bagaimana aku bisa membantu meringankan kebutuhan umiku nanti jika aku saja tidak mendapat bayaran dari sebuah pekerjaan yang sudah kulakukan?”
Tapi, bukankah Allah tidak tidur? Bukankah Allah Maha Melihat usaha hambaNya untuk terus mengajarkan hal-hal baik? Dan bukankah Allah juga Maha Mendengar keluh dan pinta dari hambaNya? Lalu, bagaimana aku masih merasa khawatir jika rezekiku saja sudah Allah jamin?
Ya Rabb, ribbighfirlii, robbighfir dzunuubii
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Maha Baik Allah
Siapa yang bakal nyangka aku berakhir di jurusan psikologi? Tidak ada. Tapi Allah sudah menuntunku untuk sampai dititik ini. 
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Quote
Mari menjadi orang yang mudah dalam memaafkan, berhati baik dan menyambung kembali tali persaudaraan. Karena hidup ini terlalu sayang jika dihabiskan dengan rasa benci dan dendam
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
rumah;
Bicara soal rumah, rumah adalah arti dari apa itu kembali. Rumah bisa berarti ruang atau orang, tergantung dimana kamu menemukan arti tersebut. Rumah adalah dia yang selalu membuatmu merasa aman dan tentram. Rumah adalah dia yang selalu menerima kapanpun kamu kembali. Dia adalah yang selalu siap dan siaga mendengarkanmu, merangkulmu dan memelukmu. 
Jika dilihat-lihat, rumah menjadi sesuatu yang sangat penting dan sangatb dibutuhkan bagi semua orang. Lalu, bagaimana jika ada seseorang yang tidak memiliki rumah?
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Sebenernya, sahabat itu beneran ada ga si?  Dulu aku pikir sahabat itu beneran ada. Apalagi kalau keinget sosok yang katanya udah menganggapku seperti saudara, lebih dari ikatan persahabatan. katanya. Tpi sejujurnya, kalau diinget-inget, kenapa lebih banyak rasa sakitnya daripada senengnya? sakit dikecewain, sakit dibohongin, sakit ga dianggap ada.
aku rasa, bukankah persahabat itu adalah mereka yang saling jujur tentang apapun yang sedang terjadi? dan bukankah mereka yang seharusnya pertama kali sadar aku sedang tidak baik-baik saja? namun sepertinya, kali ini aku yang lebih sadar diri bahwa dalam hubungan yang katanya disebut persahabatan ini, kenyataannya hanya aku yang menganggap dia sahabatku.  
mengambil jarak sepertinya menjadi solusi paling penting ga si untuk saat ini?untuk menjaga hati agar aku baik-baik saja, walaupun sebenernya ada kangen ngobrol berjam-jam sama dia. 
benarlah sebuah pepatan yang mengatakan bahwa hidup ini adalah tentang datang dan pergi, tentang sebatas singgah dan memilih menetap. dan mungkin dia adalah sebuah arti dari pergi, meski aku telah menganggapnya sebagai rumah dan tempat kembali.
namun apalah sebuah ikatan, jika hanya satu pihak yang berusaha mempertahankan tanpa ada rasa “saling” didalamnya.
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Sore ini adalah hujan pertama dibulan juni 2021. Karena takut hujan ini tak kunjung berhenti, kami terpaksa harus menerobos derasnya hujan untuk kembali ke rumah, jika tidak maka kami harus siap bermalam di kampus, menikmati dinginnya malam dan sunyinya kampus dimalam hari. Aku tidak sendiri, melainkan bersama temanku yang juga panitia untuk seminar internasional besok, tentunya ini adalah acara jga pengalaman berharga bagi kami, karena ini adalah acara terbesar pertama kali kami sebagai mahasiswi psikologi, terlebih menjadi panitia tidaklah didapat oleh semua teman-teman kami. Setengah perjalanan, kami berteduh sebentar di salah satu pombensin, karena ternyata hujan semakin deras, baju kami terlalu berat menampung air, dan anehnya hal ini malah membuat kami saling ledek tawa. Padahal, ini adalah pertemuan pertama kami. Namun tidak ada rasa saling canggung atau kikuk diantara kami. Setelah dirasa cukup terang, kami kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang. Pulang dengan baju yang tadinya basah namun sudah kering diperjalanan, karena jarak rumah kami yang juga cukup jauh dari pombensin tadi. Cukup sekian kisah dari kami, semoga besok acara kami berjalan dengan baik dan lancar, daannnn ini juga pertama kalinya bagiku menjadi sari tilawah dalam bahasa Inggris, oh no! Semoga Allah mudahkannn... Aamiin. Btw, thanks for today, dina. Nice to meet you :)
Ohya, buat kunta juga, nice to meet you, Terimakasih sudah menjadi partner yang baikkk~
0 notes
slsbyllaz · 3 years
Text
Saya cape Ya Rabb selalu dianggap kurang. Saya juga lelah selalu dianggap salah. Saya lelah dirumah..
0 notes