Karena kondisi sekarang yg lagi ga memungkinkan, #TundaDuluJalannya
Kalo lagi ga butuh banget dan ga penting banget usahain tetep #dirumahaja ya.. Jaga kondisi tubuh, olahraga teratur, istirahat cukup, dan jaga pola makan kita..
Jangan takut berlebihan terhadap virus, toh jika kita sakit itu sudah digariskan.. Bukan berarti kita tidak boleh berusaha, malah sangat dianjurkan untuk berusaha (mencegahnya), seperti menjaga kesehatan dan pola makan kita, olahraga, sering cuci tangan atau memakai masker misalnya.
Takut kena virus itu seperti ini..
Takutlah.. ketika kita sakit, kita jadi menyusahkan orang lain, ketika sakit sujud kita kurang, ngaji kita kurang, takut ketika sakit nanti aktivitas ibadah kita berkurang..
Sitasi dari dawuh Gus Baha' dengan beberapa tambahan
Live sketch di gunung asyik kali ya.. Pernah dulu kepikiran kayak gitu. Tapi ntar ribet bawa media dan alat-alatnya, gimana ya?
Intermezzo dulu ya, bertepatan dengan hari kecepit nasional kemarin, temen ngajakin ndaki nih, dadakan, tanpa persiapan, ga ada alat-alat ndaki (langsung hubungin temen-temen buat pinjem sana-sini), ga pake jogging dulu (kuat ga ya? kuatt-kuat hahaaa secara udah setahun lebih juga ga naik wkwk)
Singkat cerita jadi nih kita berangkat. Balik ke sketch tadi, akhirnya ok ane cukup bawa selembar kertas, sebuah drawing pen dan sebuah spidol hahaa. Diluar cerita perjalanan ndaki yang asyik, seru, melelahkan n tak terbayang sebelumnya (yg bakal ane tulis di tumblr, semoga wkwk). Ini hasil beberapa sket ane selama perjalanan kemarin. Enjoy! 🔥
Shankyu buat tiga teman ane Azzam, Ammar, dan Tiara yg bikin long weekend kemarin ga akan terlupakan hahaaa
Tiba-tiba kepikiran perjalanan kami lebih dari 5 tahun lalu, ketika kita mahasiswa yang tergabung dalam tim kuliah kerja nyata (KKN) di Gorontalo. Ketika semua program kerja dan kegiatan telah usai, sebelum balik ke Jogja, kita diberi kesempatan untuk melepas penat dan singgah di Taman Nasional Bunaken, Manado. Berikut sedikit ceritanya...
Manado and Bunaken is Paradise..
Bunaken, Jum’at, 29 Agustus 2014
Nyampe Manado pukul 10 pagi, langsung makan bakso. Lanjut siangnya kita lanjut menuju pelabuahan. Kita nyewa kapal buat menuju Bunaken. Yeah.
Photo 1. Di Pelabuhan Menuju Manado
Kita dibagi dua kapal. Kapal biasa dan speed boat. Kebetulan saya ikut robongan yang speed boat nih. Hehe
Photo 2. Naik Speed Boat gaesss!!!
Setelah sampai di Pulau Bunaken yang di tempuh dengan waktu 1 jam buat kapal biasa dan setengah jam buat speed boat kita langsung sholat, ganti baju. Kemudian, it’s time to snorkling. Wowww. Kita snorkling pakai kacamata renang, sepatu renang dan baju renang.
Photo 3. Nyampe Bunaken :)
Indah banget snorkling di Bunaken ini. Biasa melihat keindahan yang luat biasa. Bisa melihat rasanaya berenang dengan ikan, melihat terumbu karang yang warna warni, ngelihat biota laut yang imut-imut. Merasakan indahnya laut. Wowww... Bunaken is Paradise-lah. Jangan lupa mengabadikan momen bersama biota laut yaa…
Photo 4. Underwater!! Indah banget!!!
Setelah seharian nyelam, renang, dan foto-foto di dalam air. Kemudian saatnya kita makan. Setelah makan lanjut deh buat balik ke pelabuhan lagi. Ternyata dalam perjalanan pulang balik ke Manado, kita diperlihatkan lagi keindahan ciptaan-Nya yang luar biasa, senja di Bunaken.
Photo 5. Senja di Bunaken...
Begitu indah!! Dan yang terakhir, kita sampai di tempat penginapan. Oke. Sampai deh di homestay dan istirahat buat kepulangan besok ke Jawa.
.... Sayangnya, hujan kini tak sesering, sederas dan selama tahun lalu. Sehingga ku tak punya kesempatan untuk melihat dirimu termenung lagi di balik kaca itu. Meskipun ada, kini kau tak akan sudi lagi menunggu, karena tiap hujan datang kau selalu tampak terburu-buru, ada seseorang yang sudah menjemputmu.
After Rain
Sudah jam segini
Tak ada seorangpun kecuali dirimu
Yang duduk di sudut lorong ruangan
Melihat kaca dengan pandangan jauh keluar
Ada tatapan kosong akan bayang-bayang
Di luar yang sedang basah akan derasnya hujan
Beberapa kali antar melihat jam tangan dan gawai
Sangat tampak jelas dari raut wajahmu
Ada perasaan seperti mau diungkapkan
Cemas, khawatir, bingung
Ingin ku bertanya, atau menyapa
Barangkali kau butuh sesuatu atau apa
Tapi apalah aku, makhluk lelaki yang tak ada keberanian untuk hal kecil itu
Dari setengah jam lalu keperlihatkan gerak-gerikmu
Hujan pun mulai reda
Kau bergegas pergi
Beranjak dari duduk menatapku sekilas sambil tersenyum
Gelagapan diriku membalas senyummu
Kau keluar gedung
Berjalan melewati bawah pepohonan gelap yang tampak dari luar kaca
Dan aku baru sadar, betapa bodohnya aku
Kuiingin memanggil dirimu
Namun apa daya kau sudah menghilang
Bahkan cahaya temaram di luar pun tak dapat mengejar bayangan mu.
Syahdan, hidup seseorang, Fulan, pria paruh baya hidup di daerah pinggiran. Suatu fajar, dia berpamitan kepada istrinya untuk pergi menunaikan sholat subuh di masjid. Menuju masjid berjalan kaki dengan jarak kurang lebih tiga kilometer dari rumahnya.
Sesampai di masjid, dia meletakkan alas kakinya dengan rapi, segera munuju tempat wudhu, dan kemudian duduk di masjid di bagian pojok tempat kebiasaanya, berdzikir, sampai menunggu adzan dan waktu sholat.
Menjelajah dunia? mendaki puncak gunung tertinggi? menyelam samudra terdalam? Siap!!! Why not?? Carilah pengalaman sebanyak-banyaknya, karena semua itu takkan ternilai harganya..
Banyak kita yang tidak tahu apa itu bahagia, karena kita selalu melihat pada orang lain, dan menginginkan hal-hal yang tidak/belum kita miliki. Padahal bahagia itu bisa ditemukan pada setiap apa yang kita miliki.
Roen, apa yang membuat mu lebih baik dari lainnya?
Tidak ada. Sebaik-baiknya apa yang ada pada diriku tidak ada yang lebih baik dari orang lain.
Ah, jangan terlalu merendah. Ada kalanya orang lain bisa saja berbuat buruk, sedang dirimu bisa begitu baik!
Lebih baik merendah tho, daripada meninggi? Bukankah hidup itu sepeti halnya melihat dua buah cermin? Satu sisi untuk melihat kebaikan orang lain, sisi satunya untuk melihat keburukan diri sendiri. Bukan sebaliknya.
Sudah jam segini
Tak ada seorangpun kecuali dirimu
Yang duduk di sudut lorong ruangan
Melihat kaca dengan pandangan jauh keluar
Ada tatapan kosong akan bayang-bayang
Di luar yang sedang basah akan derasnya hujan
Beberapa kali antar melihat jam tangan dan gawai
Sangat tampak jelas dari raut wajahmu
Ada perasaan seperti mau diungkapkan
Cemas, khawatir, bingung
Ingin ku bertanya, atau menyapa
Barangkali kau butuh sesuatu atau apa
Tapi apalah aku, makhluk lelaki yang tak ada keberanian untuk hal kecil itu
Dari setengah jam lalu keperlihatkan gerak-gerikmu
Hujan pun mulai reda
Kau bergegas pergi
Beranjak dari duduk menatapku sekilas sambil tersenyum
Gelagapan diriku membalas senyummu
Kau keluar gedung
Berjalan melewati bawah pepohonan gelap yang tampak dari luar kaca
Dan aku baru sadar, betapa bodohnya aku
Kuiingin memanggil dirimu
Namun apa daya kau sudah menghilang
Bahkan cahaya temaram di luar pun tak dapat mengejar bayangan mu.
Every tree, every growing thing as it grows, says this truth: You harvest what you sow. With life as short as a half-taken breath, don’t plant anything but love. Everything you see has its roots in the unseen world. The forms may change, yet the essence remains the same. Every wonderful sight will vanish, every sweet word will fade. But do not be disheartened. The source they come from is eternal, growing. Why do you weep? The source is within you. And this whole world is springing up from it. The source is full. Its waters are ever-flowing. Drink your fill. - Rumi
0 notes
Statistics
We looked inside some of the posts by
syakiroen
and here's what we found interesting.