Tumgik
#Bupatinya Sumenep
newsindonesiacoid · 1 month
Text
Pemkab Sumenep Siapkan 7 Armada untuk Mudik Gratis Jakarta – Sumenep
SUMENEP, (News Indonesia) – Kabar gembira bagi perantau asli Sumenep, yang hendak mudik ke kampung halaman lebaran Idul Fitri 1444 H, dari Jakarta ke Sumenep. Pemkab Sumenep menyediakan 7 armada bus untuk mengangkut perantau dalam program mudik gratis 2024 bareng Bupati Sumenep H. Achmad Fauzi Wongsojudo, bertajuk saatnya rayakan Idul Fitri bersama keluarga. Program mudik gratis ini sama dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
satukanal · 4 years
Text
Bermuara Kemana Suara Nahdliyin di Pilkada Malang 2020?
https://www.satukanal.com/bermuara-kemana-suara-nahdliyin-di-pilkada-malang-2020/
Bermuara Kemana Suara Nahdliyin di Pilkada Malang 2020?
Tumblr media
Suara Nahdliyin di kancah perebutan kursi pemerintahan selalu seksi. Baik di tingkat pusat sampai daerah, keberadaan suara warga Nadhlatul Ulama (NU) ini telah jadi kunci sebuah kemenangan dalam berbagai kontestasi politik di negeri ini.
Terbaru, adalah melenggangnya Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi presiden setelah menggaet Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presidennya.
Dari jejak Pilpres 2019 lalu, Jokowi-Ma’ruf meraih suara perkasa Nahdliyin di Jawa Timur (Jatim) yakni di 32 kabupaten/ kota. 6 kabupaten/ kota di Jatim berada di pihak Prabowo-Sandiaga. Kemenangan itu tak lepas dari pengaruh NU sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, serta yang paling solid dan banyak anggotanya di Jatim.
Jejak itu pun dimungkinkan berlanjut dalam Pilkada serentak 2020 di Jawa Timur (Jatim) umumnya dan Kabupaten Malang pada khususnya. Terutama setelah PKB Kabupaten Malang yang memiliki sejarah lekat dengan NU mampu bersaing dengan PDI-Perjuangan dalam perebutan suara legislatif di tahun 2019 lalu, yakni sama-sama mendulang 12 kursi.
Kedua parpol inilah yang memiliki hak mengusung pasangan calonnya tanpa perlu berkoalisi di Pilkada Malang 2020.
Tapi, mungkinkah kedua parpol itu, khususnya PDI-Perjuangan tak menggandeng Nahdliyin serta melaju hanya dengan mengandalkan kader internalnya sebagai calon bupati dan wakil bupatinya? Cukupkah kekuatan nasionalis meraup suara masyarakat tanpa menggandeng Nahdliyin yang bukan sekedar struktural lewat NU?
Mengutip pernyataan M Faishal Aminudin, pengajar Ilmu Politik di Universitas Brawijaya (UB) Malang, dengan melihat jejak Pilpres 2019 lalu, kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Jatim sebagai basis NU bukan ditentukan oleh PBNU secara struktural.
“Melainkan oleh patron-patron yang mengakar di masyarakat. Bagi warga Nahdliyin hal tersebut memang lumrah, karena bagi mereka kiai adalah teladan yang amat dihormati,” ucapnya yang dikuatkan dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Patron Nahdliyin yang berada di berbagai pondok pesantren di Kabupaten Malang inilah yang juga menjadi kekuatan utama NU selama ini. Walau pilihan politik NU dalam sejumlah pilpres biasanya bersandar pada kesamaan amaliyah, fikrah (pemikiran), dan harakah (gerakan). Tapi, keberadaan kharisma para patron yaitu kiai inilah yang membuat suara Nahdliyin mengerucut pada sosok yang akan dipilihnya.
Tak heran Prabowo-Sandiaga pun di Jatim, waktu pilpres, masih mampu memenangkan suara nahdliyin di Bondowoso, Pacitan, Pamekasan, Sampang, Situbondo, dan Sumenep. Dikarenakan para kiai dan pondok pesantren di wilayah itu memiliki hubungan historis dan emosional yang dekat dengan Prabowo. Seperti yang pernah juga diungkapkan Hasanuddin Ali pendiri Alvara Research Center.
Para patron Nahdliyin dan pondok pesantren inilah yang menjadi kekuatan suara pada nantinya. Walau mereka tak berpolitik praktis, tapi hak politik mereka sama dengan warga lainnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang mencatat, keberadaan pesantren mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebut saja dari tahun 2013 hanya 590 ponpes di Kabupaten Malang, meningkat dalam kurun waktu 4 tahun (2017) menjadi 638. Dimungkinkan besar di awal tahun 2020 ini pun angkanya semakin naik.
Peta inilah yang menjadi seksi di mata parpol di Kabupaten Malang. Walau Nahdliyin tersebar di berbagai organisasi maupun parpol itu sendiri, tapi peran para kiai dan pondok pesantren tak mungkin diabaikan oleh parpol yang akan berkontestasi di tahun ini. Bila ingin mendulang kemenangan dalam Pilkada 2020 yang masih terkesan saling intai dan tunggu antara para kontestannya.
“Kantong NU tentu akan jadi rebutan dalam Pilkada Kabupaten Malang. Baik PDI-Perjuangan maupun PKB nantinya. Karena suara Nahdliyin ini besar dan menentukan,” ujar Maulidin dari lembaga studi agama dan demokrasi (eLSAD).
Maulidin melanjutkan, dalam pengamatannya PDI-Perjuangan dan PKB dimungkinkan mengusung calonnya sendiri. Atau tak mungkin berkoalisi karena kalkulasi politik yang relatif berimbang.
“Kalau berdasar otak-atik politik, kedua partai yakni PDIP dan PKB tidak mungkin berkoalisi. Keduanya mempunyai ego besar karena basis massa yang kuat,” ujarnya.
Dengan posisi itu pula, maka pertarungan memperebutkan suara Nahdliyin yang tak bisa begitu saja diikat oleh NU secara struktural dan parpol, akan sengit pada nantinya. Kemahiran menaklukkan hati para patron dan pondok pesantren oleh para calon yang diusung parpol akan menjadi penentu, bila PDI-Perjuangan dan PKB benar-benar saling berhadapan.
Ada beberapa opsi yang sempat juga dilontarkan oleh petinggi PKB terkait hal itu. Seperti yang disampaikan Sekretaris DPC PKB Kabupaten Malang Muslimin, beberapa waktu lalu, yang menegaskan bila memang NU bisa menjadi pendulang suara dan bisa memberikan dukungan all-out ke PKB, maka tentunya tak perlu berkoalisi dengan yang lain (parpol lain, red).
Pernyataan Muslimin tentunya juga tak lepas dari para kader NU potensial yang ikut menumpang ke parpol lain dalam Pilkada tahun ini. Seperti Hasan Abadi dan Umar Usman yang merupakan Ketua PCNU Kabupaten Malang yang mendaftar ke PDI-Perjuangan dan partai NasDem.
Kontelasi politik itulah yang membuat PKB pun gencar mendekatkan diri dengan NU dalam berbagai kegiatan. Tak terkecuali Sanusi yang digadangkan menjadi calon Bupati dari PKB, intens melakukan berbagai komunikasi. Tak hanya di tubuh NU tapi juga diberbagai kegiatan pondok pesantren di Kabupaten Malang.Lantas akan kemana suara Nahdliyin pada nantinya bermuara?
Maulidin mengatakan, bila memang PDI-Perjuangan dan PKB jadi seteru, maka jejak para calon yang diusunglah yang akan jadi kunci merebut suara Nahdliyin Kabupaten Malang. Misalnya, Sanusi selama menjadi pejabat teras, baik sejak di DPRD, Wakil Bupati hingga Bupati Malang.
“Apakah Sanusi cukup memberikan kontribusi yang benar-benar bisa dirasakan oleh basis massa NU atau tidak selama menjadi pimpinan selama ini,” ujarnya yang melanjutkan, roda parpol untuk menggandeng para patron dan pondok pesantren dalam lingkarannya akan slbisa menguatkan posisi.
Hal senada juga disampaikan beberapa pengamat dengan melihat manuver para kader potensial di tubuh NU. Saat Hasan Abadi secara tegas juga menyampaikan, dirinya tetap mengajukan diri sebagai calon N-1 dalam Pilkada tahun ini. Sehingga tentunya akan sulit bagi PKB yang suaranya telah bulat mendukung Sanusi untuk melenggang jadi calon bupatinya.
Umar Usman yang melabuhkan diri di PDI-Perjuangan maupun NasDem yang merupakan basis pemilih nasionalis, memiliki peluang lebih besar bila bersedia menjadi tandem calon bupati. Peluang ini tentunya membuka lebar pintu suara Nahdliyin ke PDI-Perjuangan, bila memang dimanfaatkan secara matang oleh partai banteng moncong putih ini.
Hal ini kalau kita melihat jejak pilpres 2019 yang berhasil menggulingkan lagi Prabowo, dimana PDI-Perjuangan menggandeng kader NU Ma’ruf Amin dan bermanuver secara lincah dengan merangkul berbagai patron NU di pondok pesantren.
Maka, suara Nahdliyin memang ditentukan nantinya pada sosok calon yang diusung dan kemampuan mesin parpol dalam merangkul hati para kiai dan pondok pesantren. Sedangkan warga NU yang tersebar diberbagai parpol lainnya pun tentunya akan menyamakan pilihannya dengan berkoalisi pada nantinya. Karena, suara di Kabupaten Malang sampai saat ini, melihat jejak perolehan suara di pemilu 2019, masih dikuasai oleh suara nasionalis dan religius.
Tak heran, Partai Golkar pun kini sedang masif menggiatkan corak warnanya. Dimana, Siadi sebagai calon yang digadangkan Golkar pun merangkul aktivis nasional dalam kegiatan internal partainya. Seperti kegiatan sarasehan yang digelar DPD Partai Golkar dengan menghadirkan mantan Bupati Malang Sujud Pribadi yang dikenal sebagai sosok kuat di eranya bahkan sampai saat ini di tubuh banteng bermoncong putih ini.
Partai lainnya Gerindra, Demokrat, NasDem, dan Hanura juga kental dengan ideologi nasionalis-nya. Sehingga kemungkinan untuk berkoalisi dengan ideologi yang dianut akan semakin mengerucut.
Maka, PKB tentunya sangat membutuhkan sekutu potensial dalam menghadapi Pilkada tahun ini. Suara Nahdliyin akan sangat menentukan, saat warga berideologi nasionalis yang berkarakter militan dalam setiap pemilu telah juga bersiap mengawal jagoannya.
0 notes
ghostzali2011 · 6 years
Link
SPORTOURISM-Rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Sumenep ke-748 benar-benar berlangsung meriah. Hari ini, Minggu (29/10), bertempat di depan Masjid Jami' Sumenep, digelar acara Pawai Budaya Prosesi Penobatan Arya Wiraraja sebagai Adipati I Sumenep.
Prosesi ini menggambarkan pelantikan Arya Wiraraja oleh Prabu Kertanegara pada 31 Oktober 1269, sebagi tonggak berdirinya Kabupaten Sumenep. Inilah acara tahunan yang selalu dinanti masyarakat karena digelar dengan meriah. Selain prosesi penobatan, juga digelar pawai budaya yang menghadirkan beragam kesenian dan budaya masyarakat Sumenep.
Prosesi dimulai pada pukul 08.00 WIB. Pengangkatan Arya Wiraraja sebagai adipati yang disambut gembira seluruh masyarakat digambarkan dengan apik. Koreogrfi tarian, busana, serta penjelasan yang runut tentang rangkaian prosesi diceritakan dengan jelas. Sebuah suguhan budaya yang begitu indah.
Prosesi penobatan Arya Wiraraja kemudian ditutup dengan penyerahan pataka ke Bupati Sumenep A. Busyro Karim sebagai tanda untuk terus berjuang dengan baik untuk masyarakat Sumenep.
"Ini merupakan momentum sejarah. Kita harus bersyukur karena dianugerahi potensi wisata sejarah yang mencerminkan keagungan Sumenep pada masanya," ujar Bupati Sumenep A. Busyro Karim dalam sambutannya.
Ia mengatakan kegiatan ini tidak hanya acara yang diselenggarakan setiap tahun. Namun lebih dari itu, acara prosesi yang dilanjutkan dengan pawai budaya ini sangatlah penting untuk meneladani para pendahulu Sumenep.
Betapa sejarah Kabupaten Sumenep banyak memiliki nilai-nilai religius, karakter dan kemajuan sejarah yang patut dikenang."Karena bagaimana mungkin seseorang yang tidak tahu sejarah tentang daerahnya dapat ikut membangun daerahnya dengan baik," ujar Bupati.
Pawai budaya ini juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan budaya Sumenep yang beragam.
"Tanpa pembangunan kebudayaan bangsa, akan hilang spirit dan ruh kehidupan masyarakatnya," ujar Bupati.
Dengan melestarikan kebudayaan yang ada, dikatakan bupati, sekaligus menjadi bukti bahwa Kabupaten Sumenep siap mengembangkannya menjadi potensi wisata. Bersamaan dengan ragam potensi lainnya yang ada di Sumenep.
"Dalam kaitan inilah Sumenep akan terus membangun di segala bidang. Salah satunya di bidang pariwisata yang sudah menjadi primadona bagi perekonomian bangsa," ujar Bupati.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti yang turut hadir dalam acara prosesi Penobatan Arya Wiraraja mengatakan, rangkaian hari jadi Kabupaten Sumenep yang dirancang pemerintah setempat sangat berpotensi menjadi branding dan ikon wisata Sumenep.
Sebab acara tidak berhenti hingga prosesi ini saja, tapi akan berlanjut dengan rangkaian acara lainnya hingga bulan Desember mendatang. "Sumenep punya potensi yang begitu besar, tapi belum dibranding secara profesional. Untuk itu kita akan sama-sama promosikan Sumenep," ujar Esthy Reko Astuti yang juga diamini Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Wawan Gunawan.
Esthy mengatakan, promosi tersebut nantinya dengan juga melibatkan industri untuk dapat membuat paket-paket wisata serta mendorong peningkatan aksesibilitas dan amenitas yang ada.
"Sehingga Indonesia Incorporated dapat tercipta. Potensi yang ada ditunjang dengan komitmem bupati yang tinggi dan kita dorong dan promosikan bersama-sama, maka cita-cita untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penunjang di Sumenep dapat tercapai," ujar Esthy.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut baik kegiatan ini. Dengan berbagai potensi yang ada, Menpar yakin Sumenep akan menjadi primadona baru pariwisata di Indonesia dan Jawa Timur pada khususnya. Mulai dari wisata alam, religi, budaya, sejarah, minat khusus, kuliner, geowisata dan lainnya.
"Sumenep punya Pulau Giliyang yang merupakan pulau dengan kandungan oksigen tertinggi. Sehingga tak ayal masyarakatnya sehat dan bugar meski sudah berusia 80 tahun. Bahkan ada pula yang sudah berusia 115 tahun. Ini merupakan daya tarik yang kuat," ujar Menpar Arief Yahya.
Ditambah lagi dengan komitmen kepala daerah yang sangat terbuka untuk pariwisata. "Jadi tinggal mengemasnya saja, atraksi Sumenep spektakuler bagus dan Sumenep juga bisa dikembangkan sebagai destinasi bahari. Jika CEO Commitment-nya serius, bupatinya serius, 50 persen sukses sudah di tangan. Kemenpar sendiri akan terus mendukung daerah yang berkomitmen mengembangkan pariwisata," ujar menteri yang juga mantan Dirut Telkom ini.
Jumlah kunjungan ke Kabupaten Sumenep sendiri terus meningkat setiap tahunnya. Di Tahun 2014 jumlah wisman mencapai 378 dan 530.000 untuk wisnus. Meningkat menjadi 417 untuk wisman dan 620.000 untuk wisman di tahun 2015. Kembali meningkat menjadi 1.032 untuk wisman dan 680.000 di tahun 2016. Hingga bulan September 2017 sendiri tercatat 790.204 wisatawan yang telah berkunjung ke Sumenep. Jumlah tersebut terdiri dari 3.254 wisatawan mancanegara dan 786.950 untuk wisatawan nusantara.
"Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang baik. Kementerian Pariwisata sendiri berkomitmen mendukung pemerintah daerah yang juga komit terhadap pariwisata," ujar Arief Yahya. (*)
via SPORTOURISM.ID
0 notes
ghostzali2011 · 6 years
Link
SPORTOURISM-Seru, meriah dan penuh warna. Tiga kata inilah yang pas untuk menggambarkan keseruan yang terjadi dalam Parade Musik Tong-Tong di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (27/10) malam.
Parade yang diikuti 21 kelompok/komunitas seni di Sumenep ini merupakan bagian dari rangkaian "Sumenep Spektakuler 2017" yang digelar dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Sumenep ke-748. 
Sejak pukul 19.00 WIB, puluhan ribu masyarakat Sumenep sudah berkumpul di jalan-jalan yang akan dilalui para peserta pawai. Mulai dari jalan Urip Sumoharjo, menuju Ahmad Yani dan berakhir di jalan Panglima Jenderal Sudirman.
Tidak kalah antusias dengan warga, adalah para peserta pawai. Mereka menghiasi kendaraan laiknya kereta Kencana sepanjang 20 meter dan bertingkat. Sedikitnya ada 20 pemain musik yang berada di dalam kendaraan yang juga disebut Ul Daul ini.
Alat musik tong-tong, ditambah gamelan, terompet dan juga hadra saling bersautan menghadirkan satu kombinasi musik yang mengasyikkan. Penuh keceriaan dan semangat. Irama musik yang bertalu-talu ini memang dianggap untuk menggambarkan kegembiraan masyarakat Madura.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto mengatakan, musik Tong-Tong adalah kesenian khas dari Madura. Awalnya seni ini oleh warga dijadikan alat untuk membangunkan warga pada saat sahur. Alat utama dari musik ini adalah tong tong atau kentongan yang terbuat dari bambu.
Melihat perkembangan yang ada, di tahun 90-an oleh pemerintah setempat difasilitasi dengan dibuat kegiatan lomba. Hingga kemudian semakin berkembang dan menjadi pawai rutin di setiap peringatan hari jadi Kabupaten Sumenep.
"Awalnya tidak seperti ini. Namun karena perkembangan zaman, masyarakat mengembangkannya dengan berbagai instrumen lain. Ditambah para penari yang ada di depan kendaraan," ujar Sufiyanto.
Lebih lanjut Sufiyanto mengatakan, karena tingginya antusiasme masyarakat dan peserta pawai, kegiatan ini biasanya akan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari.
"Ini memang sudah menjadi seperti pestanya masyarakat Sumenep. Kegiatan yang selalu dinanti, dan bagi Pemkab ini merupakan kegiatan yang harus selalu dilaksanakan," ujar Sufiyanto.
Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan, Parade Musik Tong-Tong atau Ul-daul ini merupakan bagian dari peringatan HUT Kabupaten Sumenep yang tahun ini mengusung tema "Sumenep Spektakuler". Dari berbagai rangkaian kegiatan, salah satu yang paling dinanti adalah parade musik Tong-Tong ini.
"Buktinya tidak hanya peserta dari Sumenep, namun turut memeriahkan adalah kelompok dari Kabupaten Sampang dan Pamekasan," ujar Busyro Karim.
Ia berharap kegiatan ini dapat benar-benar memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Dimana rangkaiannya masih akan berlanjut hingga akhir Oktober nanti.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik kegiatan ini. Dengan berbagai potensi yang ada, Menpar yakin Sumenep akan menjadi primadona baru pariwisata di Indonesia dan Jawa Timur pada khususnya. Mulai dari wisata alam, religi, budaya, sejarah, minat khusus, kuliner, geowisata dan lainnya.
"Sumenep punya Pulau Giliyang yang merupakan pulau dengan kandungan oksigen tertinggi. Sehingga tak ayal masyarakatnya sehat dan bugar meski sudah berusia 80 tahun. Bahkan ada pula yang sudah berusia 115 tahun. Ini merupakan daya tarik yang kuat," ujar Menpar Arief Yahya.
Ditambah lagi dengan komitmen kepala daerah yang sangat terbuka untuk pariwisata.
"Jadi tinggal mengemasnya saja, atraksi Sumenep spektakuler bagus dan Sumenep juga bisa dikembangkan sebagai destinasi bahari. Jika CEO Commitment-nya serius, bupatinya serius, 50 persen sukses sudah di tangan. Kemenpar sendiri akan terus mendukung daerah yang berkomitmen mengembangkan pariwisata," ujar menteri yang juga mantan Dirut Telkom ini. (*)
via SPORTOURISM.ID
0 notes