Tumgik
#DakwahAlMadani
nufahgallery · 2 years
Text
Pandangan Hidup Muslim – Dimana Tingkat Keislamanmu
Tumblr media
Kehidupanmu adalah sebuah rangkaian seni merespon skenario langit, skenario yang sudah Allah subhana wa ta’ala buat. Meskipun didalam menjalaninya Allah subhana wa ta’ala tetap menyuguhkanmu berbagai pilihan-pilihan yang ada. Dan tentunya dari setiap pilihan yang kamu ambil nantinya kamu akan dimintai pertanggung jawaban di yaummul akhir.
Apakah semua pilihan yang kamu buat sudah menjadikan Allah subhana wa ta’ala sebagai pusatnya?
Sudahkah kamu menghadirkan kesadaran dan menyadari kehadiran Allah subhana wa ta’ala dalam setiap kehidupanmu?
Atau bahkan malah kamu hidup biasa-biasa saja tanpa mengenal Tuhanmu sendiri, padahal kamu mengaku beragama islam?
Huhu.. yang paling menyedihkan mungkin, sampai di titik pertanyaan ini
Apakah kamu bagian dari orang beragama Islam tetapi belum beriman? Karena kamu tidak sholat, tidak puasa, tidak berzakat, tetap minum minuman beralkohol atau memakan sesustu yang haram, bahkan masih korupsi?
Naudzubillah min dzalik. Jangan sampai kamu dan keluargamu berada di titik iman seperti itu ya. Tetapi jika berada disitu, semoga Allah subhana ta’ala tetap menjaga dan memberikan hidayah petunjuknya untuk kamu dan keluargamu. Aamiin Allahumma aamiin. Tetap semangat untuk menuntut ilmu, karena tidak ada kata terlambat sampai sebelum ajalmu menjemput.
Patutnya sebagai umat muslim, umat yang benar agamanya dan diterima Allah sampai hari akhir, kita bisa berbangga karena sudah berada dijalan yang benar. Sudah sesuai track alur kehidupan. Agama islam ini yang sudah diturunkan dari sejak nabi Adam alaihi salam sampai nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Lahir dari keturunan orang tua yang sudah beragama islam, tak lantas membuatmu berhenti belajar mencari tahu dan mengenal lebih lagi tentang Islam itu sendiri. Sehingga agamamu ini tidak hanya agama turunan yang bahkan kamu tidak kenal dengan Rasul mu dan Al qur’an sebagai pedoman hidupmu. Tidak ada lagi buta arah dalam menjalani kehidupan, tidak lagi ada kegalauan dan tahu tujuan akhir dari hidupmu itu.
Menjadi islam yang kaffah, orang beragama islam dengan penuh kesadaran. Insan yang beragama islam dengan iman dan disertai dengan amal perbuatannya. Menjadikan islam benar-benar sebagai world of view nya.
Dalam pempelajari penguatan aqidah muslimin bisa dimulai dengan mengetahui apa itu islam, iman dan ihsan secara garis besar. Karena islam, iman dan ihsan itu merupakan penentu kadar keimanan dan keislaman kita.
Surat Al Hujarat ayat 14 :
qālatil-a'rābu āmannā, qul lam tu`minụ wa lāking qụlū aslamnā wa lammā yadkhulil-īmānu fī qulụbikum, wa in tuṭī'ullāha wa rasụlahụ lā yalitkum min a'mālikum syai`ā, innallāha gafụrur raḥīm
Artinya :
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Tafsir Kemenag
Tafsir QS. Al-Hujurat (49) : 14. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menjelaskan bahwa orang-orang Arab Badui yang mengaku bahwa diri mereka telah beriman. Ucapan mereka itu dibantah oleh Allah. Sepantasnya mereka itu jangan mengatakan telah beriman karena iman yang sungguh-sungguh ialah membenarkan dengan hati yang tulus dan percaya kepada Allah dengan seutuhnya. Hal itu belum terbukti karena mereka memperlihatkan bahwa mereka telah memberikan kenikmatan kepada Rasulullah ﷺ dengan keislaman mereka dan dengan tidak memerangi Rasulullah.
Mereka dilarang oleh Allah mengucapkan kata beriman itu dan sepantasnya mereka hanya mengucapkan ‘kami telah tunduk masuk Islam, karena iman yang sungguh-sungguh itu belum pernah masuk ke dalam hati mereka. Apa yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan isi hati mereka.
Az-Zajjaj berkata,
"Islam itu ialah memperlihatkan kepatuhan dan menerima apa-apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Dengan memperlihatkan patuh itu terpeliharalah darah dan jiwa, dan jika ikrar tentang keislaman itu disertai dengan tasdiq (dibenarkan hati), maka barulah yang demikian itu yang dinamakan iman yang sungguh-sungguh.
Jika mereka benar-benar telah taat kepada Allah dan rasul-Nya, ikhlas berbuat amal, dan meninggalkan kemunafikan, maka Allah tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amalan mereka, bahkan akan memperbaiki balasannya dengan berlipat ganda."
Terhadap manusia yang banyak berbuat kesalahan, di mana pun ia berada, Allah akan mengampuninya karena Dia Maha Pengampun terhadap orang yang bertobat dan yang beramal penuh keikhlasan.
__________
Jadi maksudnya berbeda antara orang yang berislam dan orang yang beriman. Ada orang yang islam namun belum beriman, karena iman belum masuk kedalam hatimu. Jika kamu taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasull-Nya maka pahala mu tidak akan dikurangi.
Dalam "Hadis Jibril" disebutkan ada tiga level (tingkatan) dalam Islam sebagaimana diterangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat. Ketika itu Malaikat Jibril yang menyamar jadi manusia bertanya tentang apa itu Islam, Iman dan Ihsan. Rasulullah kemudian menjabarkan panjang lebar tentang tiga tingkatan itu mulai dari yang terendah (muslim), kemudian iman (mukmin) sampai level tertinggi (ihsan).
Pada saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari pernah didatangi malaikat Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jatidirinya oleh para sahabat ya, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu kesempatan Rasulullah bertanya kepada sahabat Umar bin Khaththab, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?” Maka Umar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim, No.8).
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Islam, Iman dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam yang kita anut ini mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan.
1. Tingkatan Islam
Di dalam hadits tersebut, ketika Rasulullah ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhan dan berhaji ke Baitullah jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”.
Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriah yang meliputi syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji.
2. Tingkatan Iman
Selanjutnya Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qadha’ dan qadar; yang baik maupun yang buruk”.
Jadi iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada didalam hati. Adanya rasa kepercayaan yang di yakinin didalam hati.
3. Tingkatan Ihsan
Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
Kaitannya Ihsan itu meliputi berfikir, berkata, berbuat, merasa dan melihat. Ihsan adalah berbuat baik (amal kebaikan), maksudnya berbuat baik kepada makhluk dan menahan diri dari perbuatan buruk. Berbuat baik disini bisa berkaitan dengan harta, kedudukan, ilmu, tenaga dan dalam hal beribadah.
Ihsan juga merupakan puncak dari ibadahmu yang berlandaskan keimanan kepada Allah Subhana wa ta’ala. Secara etimologi ihsan berasal dari ahsana yang berarti berbuat baik, dengan berlandaskan Al Qu’an mencakup 3 pokok yaitu, ihsan dalam beribadah, muamalah dan berakhlak.
Seiring bertambahnya tingkatan islam, iman dan Ihsan pada diri diharapkan;
Ibadah ritual harus berdampak pada iman kita. Jangan hanya sebatas melakukan sholat, berpuasa sebagai kewajiban semata.
Keimanan harus berdampak pada kesholehan amal dan akhlaq diri. Bagaimana kamu memuliakan tamu, berbuat baik kepada orang tua.
Islam, iman dan ihsan harus kita tingkatkan dan menjadikan kita berislam secara sadar, secara worldview islam (cara pandang islam).
Berada pada golongan manakah tingkatan kadar keislamanmu itu, berislam tanpa iman, beriman dengan lisan ataukah beriman disertai amal?
Salam.
Nurul Fitriyah
Sumber :
Kajian SII YISC Al Azhar - Ustadz Fauzi Hasan
pict by Forest Stairs by kzorych on DeviantArt
rumaysho.com/31819-tsalatsatul-ushul-penjelasan-ringkas-ihsan
risalahmuslim.id/quran/al-hujurat
0 notes
launaqisti · 2 years
Text
Let's (Un)Pack Your Bag
Banyak hal yang diketahui, seringkali nasihat datang menghampiri, silih berganti masukan diberi, Namun, tak satupun masuk dalam hati. Kecil ruang hidayah yang menyelimuti ataukah abai diiringi rasa tinggi hati? Sebaik-baik bekal perjalanan . . . . .
 Pertama, perkenankan aku sedikit berbagi catatan ya, tentang refleksi atas banyak hal mendasar yang sepatutnya dimulakan. Dikokohkan dalam hati dan diunggulkan dalam amalan.
Part 1 . Mengenal Tuhan
Mengawali dengan keimanan, kita tiap insan manusia akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mengapa kita melakukan shalat? Mengapa berpuasa di bulan Ramadhan? Mengapa perlu membaca Al Qur’an?
Lalu apa sebenarnya Iman?
Dalam sebuah Hadist Imam Muslim yang diriwayatkan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu, Malaikat Jibril yang mendatangi Rasulullah ﷺ dan menjelaskan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Maka yang dimaksudkan Iman adalah Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada Kitab Allah, Iman kepada Nabi & Rasul Allah, Iman kepada Hari Akhir (Kiamat) dan Iman kepada Qada’ dan Qadar.
Iman itu akan hadir karena jiwa kita merasa aman, yang setiap jawabannya akan kita dapatkan dari Al Quran. Dalam Qur’an Surat Al Fajr ayat 28 Allah ta’ala berfirman,
Tumblr media
Manusia yang jiwanya tenang, maka akan lebih proaktif dan tertarik pada hal-hal yang mendekatkan dirinya kepada Allah atau hal-hal yang menjaga tauhid dan keimanannya tersebut.
Ketika bicara iman, maka kita akan terkait dengan bahasan amal. Karena sejatinya Iman : (1). Diucapkan dengan perkataan, qaul bil lisan; (2). Dibenarkan dalam hati, tashdiqul qalb; (3). Diamalkan dengan perbuatan, wal ‘amalun bin arkan.
Tidaklah cinta dan merasa butuh beribadah kecuali sudah mengenal hakikat Tuhan, dan ibadah adalah ekspresi serta manifestasi dari rasa cinta tersebut.
Dalam segi syari’at peribadatan, Allah ta’ala mengutus Nabi dan Rasul (laki-laki terpilih yang diutus Allah untuk membawa pesan/risalah untuk manusia) sebagaimana disebutkan dalam Qur’an Surat Al Hajj ayat 49,
Tumblr media
Maka tak sekedar menyanjungnya dalam lisan, teladan dan amalan amalan ahsan patut kita sandarkan kepada Sang Teladan Mulia, Kekasih Tercinta Allah yakni Nabi Muhammad ﷺ.
 Part 2 . Yhaa Tergantung Qada' dan Qadar
Rasulullah ﷺ berkata, "Manusia itu diciptakan ada yang masuk Surga dan ada yang masuk Neraka". Kemudian sahabat lain bertanya, "Jika demikian, mengapa kita masih harus berusaha?" Rasulullah ﷺ menjawab, " Orang-orang yang ditakdirkan masuk Surga akan didekatkan/dimudahkan melakukan amalan-amalan ahli Surga, begitu halnya dengan orang-orang yang ditakdirkan masuk Neraka, maka ia didekatkan dengan amalan-amalan ahli Neraka”.
Simply, jelas membuat kita sadar dan harusnya lebih mawas diri berkaca.
Diri aku ini lebih dekat ke arah yang mana?
Ada sebuah nasihat bijak yang sangat saya ingat dari sebuah majelis, bahwa hidup ini menjalani dan memilih pilihan yang berpahala dan mensyukuri sisanya. Allah tentukan takdir, kita diberikan freewill. Namun akan apa dan bagaimana konsekuensi atas freewill yang dipilih untuk diri kita itulah, kita sendiri yang akan menanggungnya.
Ketidak-idelan suatu hal yang kita rasakan sekarang, menurut kita, adalah sebuah takdir. Bahkan bisa jadi ujian, musibah.
Al Qur'an dan As Sunnah yang dijadikan sebagai pedoman, referensi utama. Saat Rasulullah ﷺ diutus sebagai pembawa risalah penyempurna syariat, bukan hanya satu atau dua golongan yang memberikan penolakan. Sehingga, yang mengaku Al Qur'an dan As Sunnah itu benar ditegakkan juga tak luput dari penyelewengan. Menerjemahkan atas standar kebenaran yang menguntungkan.
Maha Kuasa Allah atas segala suatu hal, Allah mampu memberikan hidayah dengan kuat dan kecintaan terhadap sesuatu pada tiap hati makhlukNya. seberapa jauhpun jaraknya akan ditempuh. Kekeliruan atas pemaknaan takdir yang diberikan, juga konsekuensi dari freewill yang dipilih untuk dilakukan akan memberikan akan menemukan solusi jika dengan cara Allah yang diikutinya.
Percikan taman surga yang mendatangkan kenyamanan, ketenangan itulah yang menjadi salah satu petunjuk agar dengan semangat diri kita ini bersegera mengambil dan menikmati. Hidayah.
 Part 3 . Bekal(ku) Apa ya Nanti?
Maka di sesi ini, ijinkan hati untuk sedikit menunduk, mencari makna "aman" yang seperti apa?
Beberapa menyebutnya pit-stop. Dalam olahraga bermotor atau olahraga otomotif dari sebuah artikel di internet dikatakan bahwa, pit-stop adalah tempat kendaraan balap berhenti di pit saat balapan untuk pengisian bahan bakar, penggantian ban baru, perbaikan, penyesuaian mekanis, perubahan pembalap, menjalani hukuman, atau kombinasi di atas. Tidak semua ini diperbolehkan dalam segala bentuk balap.
Demikian manusia, aku juga. Bukan sepenuhnya berhenti, bisa dimaknai sedikit 'me time" -yang definisi me time juga kembali pada masing-masing- membentikan sejenak semua hal yang terjadi atas diri ini. Mencari ruang terbuka menarik diri dari semua hiruk pikuk yang ada. Pertanyaannya, memang bisa? menghentikan waktu gitukah? lalu ketemu dengan "aman" yang dicari?
-----
alhamdulillah, saat Milad YISC lalu Allah berikan kesempatan menuliskan catatan untuk diriku sendiri. Dan kali ini aku juga ingin lagi. Menuntaskan kegelisahan dan menyimpannya sebagai sebuah cerminan. Jika melambung tinggi, smoga Allah ingatkan, "kamu tu hambaKu"
Mari saling menyemangati, mendoakan dan menasihati dengan ahsan, sebelumnya aku utarakan dulu dialogku berikut ini.
Pandangan Hidup Muslim : Mengemasi Perbekalan Diri
- Dialog Sendiri -
Aku pikir dari semua rasa dan pengalaman yang kulalui
asam garam kehidupan kujalani
aku patut berbangga diri
atas nasihat yang kuberikan
atau cerita kehidupan yang kubagikan
kesusahan dan kepayahan jalan ceritanya
bukan satu dua, tapi pada semuanya
teringat juga pada genggaman setiap uluran tangan
yang aku berikan ketenangan
kubagi susu kopi mie dan hangat senyum ini
Wahai kebaikan,
sudah penuh bukan tiap sekat tas perbekalan yang akan kubawa?
ketika aku tanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
Aku juga mengingatnya,
pada setiap kritikan penyemangat yang kusampaikan
lelahnya jiwa karena digiring ikut sana sini
terkadang berhenti, kemudian melaju lagi
punya banyak keinginan yang ingin direalisasikan
menjadi idaman adalah sebuah prestasi
juga kadang, merasa menjadi yang paling diteladani, diikuti
ketika aku tanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
 Aku juga jadi mudah mengingat,
setiap bantuan yang kuberikan
atau senyum dan gelak tawa yang ku tawarkan
saat orang lain bersedih atau kesulitan
segalanya mudah kuperhitungkan
terlebih saat aku kesusahan
namun tak ada satupun yang menawarkan pertolongan
demikian, balas budi dikatakan?
sedangkan ketika ditanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
aku berbuat baik pada setiap kesempatan
melihat orang lain melihatku
semangatku jadi kian berapi-api
atau saat aku sibuk menyendiri
mengeluarkan sedekahku tiap pagi
berfokus pada diri dan acuh pada selain diri
mau orang lain berbuat apa, bukan urusanku lagi
lalu ketika ditanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
aku juga sering merasa, atas apa yang kulakukan
apa Allah juga suka?
lelah-pusing- hingga senewen nya, diharga apa?
tak jarang inginnya sepakat tapi terbentur sekat
harus aku lanjutkan ataukah hentikan
 katanya, kita nanti juga kelak nafsiy - nafsiy
sendiri - sendiri
diniatkan sendiri, dilakukan sendiri,
diperjuangkan sendiri, dipertanggungjawabkannya juga sendiri
diganjar rejeki amalan atau sanksi pun sendiri
hingga sesaat kehilangan jati diri
masihkah yang secara lisan dielukan
menjadi teladan?
atau hanya sebagai sebab agar dimunculkan nilai kebaikan?
namun ketika ditanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
ketika sadar dan terbangun
baru sadar,
belum sedikitpun aku berkemas
hal yang ku definisikan bekal
saat berkaca hanya jadi ampas
semua ku memiliki secara aktual ternyata tinggal virtual
aku bilang ini hanya soal kehidupan
di dunia,
tapi lupa sejatinya apa.
ternyata, aku menyebutnya kebaikan
tapi tanpa ada nilai kebenaran
ternyata, aku mengklaim kebenaran
tapi hanya standar ocehan
ketika ditanya,
atas keseluruhannya ini, pada siapa aku pertontonkan?
Terakhir, sebagai pengingat juga bagi penulis yang fakir ini ... sebuah kutipan nasihat dari Fudhail bin Iyadh yang saya rangkum demikian,
"Jika aku melakukan sesuatu (dalam dakwah) karena orang lain maka aku tergolong orang yang syirik, dan manakala aku tidak melakukan sesuatu (dalam berdakwah ini) maka aku tergolong orang yang riya’".
Semoga, tidak jenuh akan sebuah pengingat ya Na. Bersabar, saling mengingatkan dan menasihati dalam kebaikan.
Semoga bermanfaat,
salam, Launa.
  Ps : Sumber tulisan ini dari hikmah dan taujih yang disampaikan Para Guru - Asatidz Asatidzah yang semoga Allah ta'ala berkahi ilmunya, dipanjangkan usianya dalam kebermanfaatan & keberkahan. Selain itu juga dari Al Qur'an (menggunakan sumber website Kemenag dan catatan-catatan penulis serta hikmah inspirasi lainnya. Uushikum wa nafsi bi taqwallah
1 note · View note
ekawtcr · 2 years
Text
PANDANGAN HIDUP MUSLIM : Meyakini setiap takdirNya itu baik
Bismillahirrahmaanirrahiim …
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tulisan ini saya buat dari materi yang sudah saya dapat selama pendidikan di angkatan dasar. Selamat membaca, cmiiw ~
Dalam setiap aktivitas kehidupan di dunia ini, selalu ada campur tangan Allah untuk memudahkan langkah kita. Bahkan terkadang tak selalu Allah buat mudah, tetapi Allah buat sedikit terjal agar kita selalu memasrahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT.
Meyakini setiap takdirNya, takdir merupakan rukun iman yang keenam yaitu iman kepada Qada dan Qadar. Dalam HR. Muslim, pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh malaikat Jibril. Lalu Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW, “apa itu iman?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab “Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat – malaikatNya, kitab – kitabNya, Rasul – rasulNya, hari akhir dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”.
Berbicara tentang Qada dan Qadar (takdir). Qada adalah sesuatu yang sudah Allah tetapkan pada hamba, ada atau tidaknya. Sedangkan Qadar (takdir) adalah sesuatu yang sudah ditetapkan sejak awal penciptaan yang akan terjadi pada makhluk. Iman kepada Qadar terdapat pada Qs. Ar-Ra’ad (13) : 8 (dan segala sesuatu, bagi Allah telah ada ukurannya). Seperti yang kita ketahui bahwa, rezeki, jodoh, maut merupakan takdir dari Allah.
Kendati demikian, kita bisa memilih takdir Allah yang baik atau yang buruk. Dalam memilih takdir, pilihlah pilihan takdir yang baik. Karna ketika kita lari dari takdir Allah yang satu, maka kita sedang menuju takdir Allah yang lain. Bahwa takdir baik ataupun buruk yang terjadi, yakinlah bahwa takdir yang sudah datang pada kita adalah takdir baik yang sudah Allah pilihkan yang akan memberikan pembelajaran untuk kita yang harus dijalani.
Jika seseorang sudah yakin dengan takdir Allah, menjalani takdir seperti apapun hati akan tenang. Seperti kutipan Umar bin Khattab bahwa “hatiku tenang karena mengetahui bahwa yang melewatkanku tidak akan menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.” Dan memang, melewati setiap takdir Allah dengan baik itu tidak mudah. Karna butuh keikhlasan untuk menerima itu semua. Dunia ini segala sesuatunya butuh proses, dan proses tersebut adalah bagian dari takdir Allah.
Setiap manusia sebelum terlahir di dunia ini, Allah SWT telah menetapkan takdirnya masing - masing. Dalam H.R Muslim, Rasulullah SAW bersabda “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap mahluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
Nasihat Nabi kepada pemuda yaitu dari Abul ‘Abbas’ Abdullah bin Abbas r.a berkata “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi SAW, lalu beliau bersabda “Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati Allah dihadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya merekapun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Ekawati Chairunnisa Rachmadania
1 note · View note
bayuhusain · 2 years
Text
PANDANGAN HIDUP MUSLIM
IMAN SEORANG MUSLIM
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan nama saya adalah Bayu Afdilla Al Husain saat ini sedang mengikuti program Pendidikan Agama Islam di YISC (Youth Islamic Study Club) dan salah satu tugas akhirnya ialah membuat karya tulis dengan tema “PANDANGAN HIDUP MUSLIM” dengan subtema yang saya buat ialah “IMAN SEORANG MUSLIM”.
Bismillahirrahmanirrahim
Seorang Muslim yang taat wajib memahami tentang Islam dengan cara menuntut ilmu pengetahuan tentang Islam guna mendalami  Islam dan memperkuat Iman seorang muslim.
Ilmu itu bersumber dari Al Quran yang diturunkan pada bulan Ramadhan saat malam lailatul qadar, dengan ayat pertama yaitu iqro yang mempunyai arti “bacalah”.
Iman hadir karena jiwa seorang Muslim merasa aman karena memahami ilmu tentang islam yang bersumber dari Al Quran. Orang yang beriman akan lahir kepadanya 3 karakter yaitu :
Berani
Berani atau tidak takut kecuali kepada Allah Azza Wa Jalla, seperti tidak takut dalam menghadapi kondisi apapun karena mempunyai sandaran hanya Allah Azza Wa Jalla yang memberikan pertolongan.
Termotivasi
Memiliki motivasi dalam beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla dan dapat memotivasi orang lain untuk taat beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla.
Tenang
Jiwa sudah merasa tenang karena dekat dengan Allah Azza Wa Jalla.
Orang-orang yang beriman adalah orang yang produktif dan selalu bermanfaat untuk orang lain. Unsur-unsur Iman ada 3, yaitu :
Diucapkan dengan perkataan
Dibenarkan dalam hati
Diamalkan dengan amal perbuatan
Iman seorang muslim akan disebut sempurna jika akhlak semakin baik dan terpuji. Lantas bagaimana cara untuk menjadi akhlak yang terpuji ? yaitu dengan menuntut ilmu agama Islam dengan orientasi memperbagus akhlak, diawali dengan belajar akidah ilmu tauhid tentang agama Islam sebagai pondasi pribadi seorang muslim.
Dengan mempelajari aqidah maka seorang muslim akan memperbanyak ibadah baik wajib dan sunnah sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ibadah ada 2 konteks yaitu ritual dan sosial, setiap kegiatan ibadah akan melahirkan akhlak. Akhlak yang baik merupakan kesempurnaan iman seperti hadist riwaywat At Tirmidzi berikut :
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no.1162)
Orientasi belajar iman adalah menyempurnakan akhlak, orientasi dari iman ialah hanya untuk menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala seperti pada surat An Nisa ayat 36 berikut :
۞ وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. Referensi : https://tafsirweb.com/1568-surat-an-nisa-ayat-36.html
Iman tidak hanya diucapkan namun harus diwujudkan dengan amalan ibadah baik lahir ataupun batin. Diantara manusia ada yang mengaku sudah beriman akan tetapi tidak melakukan perbuatan dari orang beriman seperti pada surat Al Baqarah ayat 8 berikut :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Referensi : https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-8
Hakikat iman bisa naik dan juga turun maka sepatutnya kita sebagai mukmin untuk menambah iman dengan cara menuntut ilmu dan memperbanyak amal ibadah agar iman kita semakin bertambah.
Demikian karya tulis yang bisa saya buat, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penyampaian. Yang benar datangnya dari Allah Azza Wa Jalla dan yang salah datangnya dari penulis. Semoga Iman kita sebagai orang mukmin bisa selalu bertambah. aamiin Jazakumullah khairan katsiran, barakallahu fiikum.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bayu Afdilla Al Husain
Sumber :
Materi presentasi Ustadz Wido Supraha. Aqidah 01 : Iman kepada Allah Azza Wa Jalla
Referensi : https://tafsirweb.com/1568-surat-an-nisa-ayat-36 Referensi : https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-8
1 note · View note
greenrotz · 2 years
Text
Pandangan Hidup Muslim : Islam Agama yang Penuh dengan Ilmu
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya sebuah karya tulis ini dapat diselesaikan atas izinnya…
Perkenalkan nama saya Reza Nur Muharan dari Angkatan dasar YISC Al Azhar, berangkat dari sebuah kekurangan saya mengenai agama islam, saya pun mencari tempat dimana ada tempat yang bisa memfasilitasi kekurangan saya dalam agama islam tersebut. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan YISC Al Azhar dimana YISC Al Azhar ini adalah sebuah wadah saya dalam memperbaiki kekurangan saya mengenai agama islam dan sebuah lingkungan atau komunitas yang dapat mendorong untuk selalu ingat kepada Allah Swt serta agama islam ini.
Pada karya tulis ini saya akan menjelaskan secara singkat mengenai pembelajaran apa saja yang sudah saya dapat dalam setiap pertemuan kajian SII yang diadakan oleh YISC Al Azhar yang saya rangkum dengan judul Islam Agama yang Penuh dengan Ilmu.
Dalam agama islam ilmu adalah sesuatu hal yang tidak akan ada habisnya maka dari itu seorang muslim tidak ada istilah telah cukup dalam mempelajari ilmu agama islam maka dari itu disini saya akan membahas beberapa ilmu yang saya pelajari dan saya rangkum dalam topik kali ini yaitu:
Iman Kepada Alah
pengertian iman kepada Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada (wujud). Artinya, setiap muslim wajib mempercayai-Nya walaupun belum pernah melihat wujud-Nya, mendengar suara-Nya, bahkan menyentuh-Nya.
2. Syahadatain
Syahadatain merupakan komponen yang sangat penting bagi umat muslim. Syahadatain merupakan salah satu rukun Islam yang wajib yang harus dilakukan oleh umat muslim. Ini merupakan kalimat yang berupa sebuah kesaksian dan pengakuan untuk menyembah Allah sebagai satu-satu Dzat yang patut disembah. Bukan hanya itu, syahadat juga berisi pengakuan terhadap kemuliaan Muhammad SAW sebagai utusan Allah.
3. Konsep wahyu dan kenabian
Dalam syariat Islam, wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah, yang diturunkan kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu" adalah kata benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.
Cara cara turunya wahyu
Taklimullah: langsung dari Allah Nabi Musa, Miraj bertemi Allah
Mimpi
Turunnya Malaikat Jibril
Wujud asli
Wujud manusia dgn penampakan sahabat nabi (Dihiyah Al Kalibi)
Turun sperti suara lonceng / lebah
Dibisikan ato ditiupkan ke Qalbu
jumlah sayap malaikat: mastna watsulasah waruhmah
konsep kenabian Islam dapat kita pelajari dari dua istilah utama yaitu Nabi dan Rasul. Rasul memiliki arti manusia yang mendapatkan tugas khusus dari Allah SWT untuk menyampaikan pesan-Nya. Rasulullah yang mendapatkan wahyu memiliki kewajiban untuk mengajarkan kepada umatnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Nabi yaitu manusia yang mendapatkan wahyu dan tidak memiliki kewajiban untuk mensyiarkannya kepada umat manusia.
 Untuk itu dapat dikatakan bahwa setiap rasul adalah nabi akan tetapi seorang nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian perbedaan tersebut bukan berarti melemahkan salah satu konsep tertentu. Kedua istilah tersebut memiliki kesamaan yaitu untuk mengajak seluruh umat manusia agar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Perintah Allah SWT kepada para nabi dan rasul yang utama adalah untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh umat manusia.
4. Qada dan Qadar
Apa itu qadha dan qadar? Qadha yaitu ketetapan Allah SWT semenjak zaman azali (zaman dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluknya. Qadar yaitu Perwujudan menurut qadha atau ketetapan Allah SWT pada kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Qadarnya Allah ini juga biasa diklaim menggunakan kata takdir.
5. Woldview of Islam
Budaya Indonesia tengah mengahadapi krisis yang mengancam kemajuannya. krisis di berbagai macam aspek, mulai dari pejabat-pejabat kerdil, krisis moral dan kapitalisme. Manusia memahami dan menanggapi masalah secara tidak benar. Pandangan yang salah dari para pemimpin kita ini telah menyebabkan kejatuhan bangsa dan mengancam budayanya.
Islam, satu-satunya agama yang nyata dan bagian dari budaya Indonesia, adalah solusi utama bagi persoalan-persoalan rakyat. Islam memiliki perspektif yang unik. Ketika kita melihat kesulitan umat saat ini, Woldview of Islam menjadi salah satu pemahaman terbaik untuk saat ini.
Woldview of Islam membantu kita memahami kepribadian dan budaya kita, berinteraksi dengan alam, individu, bangsa, budaya, dan peradaban, mengoreksi perilaku, nilai, sudut pandang, dan moralitas kita, serta membangun gagasan politik dan sosiologis.
Woldview of Islam adalah yang paling lengkap dan ideal karena mencakup masalah pribadi, sosial, ekonomi, budaya, moral, spiritual, dan aqidah. Woldview of Islam meliputi alam semesta, tujuan hidup, Tuhan, masyarakat, dan akhirat.
6. Iman, Islam dan Ihsan
Iman, Islam, dan Ihsan memiliki kaitan yang erat. Untuk memahami hubungan ketiganya, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian dari iman, Islam, dan ihsan.  
Iman tersebut meliputi enam perkara yang disebut dengan rukun iman. Di antarany ada percaya kepada Allah, malaikat, hari akhir, kitab-kitab, nabi atau rasul. dan takdir yang baik maupun buruk.
Islam berarti ketundukan (taslim), kepasrahan, menerima, tidak menolak, tidak membantah, dan tidak membangkang. Artinya, penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Lima poin penting yang membentuk kerangka Islam atau biasa disebut dengan rukun Islam adalah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan rasulNya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji bila mampu.
ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi dengan kesadaran dan keikhlasan. Berbakti kepada Allah tersebut dapat berupa berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun sesama manusia.
7. Pedoman Kehidupan
Pedoman kehidupan seseorang muslim adalah Al-Qur’an, Hal itu karena Al-Quran memiliki nilai-nilai pedoman, petunjuk, dan kemuliaan pada zat-Nya yang kesemua itu harus dipelihara dan dijaga dengan baik.
Al Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw dengan perantara malaikat jibril yang tertulis didalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan yang membacanya dipandang beribadah. Al Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti isinya dan tanpa mengamalkannya manusia tidak dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah dalam Al Qur’an.
Demikian yang dapat saya rangkum selama mengikuti kajian SII di YISC Al Azhar, dengan topik Islam Agama yang penuh dengan Ilmu, karena dalam rangkuman saya buat ini memiliki banyak sekali ilmu yang bisa di pelajari dan semoga ilmu yang saya rangkum dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Diakhir kata saya memiliki pesan yang mungkin bisa menambah semangat dalam mencari ilmu, “ilmu ibarat pelindung yang terbuat dari perisai/tameng, semakin kuat perisai/tameng tersebut maka perlindungannya pun semakin kuat namun jika perisai tersebut lemah maka akan mudah rapuh bahkan hancur, sama halnya dengan ilmu. Maka dari itu perbanyak ilmu agar kita menjadi pribadi yang kuat dalam memperjuangkan islam dan tidak mudah terpengaruh dengan hal yang menyimpang dari syariat islam.
Sekian karya tulis dari saya mohon maaf bila ada salah penulisan atau kata yang kurang tepat, Jazakumullaahu khairan wa barakallaahu fiikum.
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Reza Nur Muharam
Angkatan Al Madani
1 note · View note