Tumgik
#indian spes bh
kandeonlinecenter · 1 year
Text
0 notes
larilarikecil · 7 years
Text
Ganapatih Berkelana di Kuala Lumpur
testMasih ingat dengan Narayana? Nama team ORDC gue, Mas Galura, Mas RWA, Mbak Sekar, dan Mas Fikri. Waktu itu kami ikut ORDC di IP Week ITB, sayangnya kami gagal mendapatkan award. However, we didn’t stop there, kali ini kami ikut another ORDC but in Malaysia, SMOGC 2017 held by SPE UTM-UM-Heriott Watt SC. We’re no longer Narayana, we’re now Ganapatih :) delegasi dari ITS di SMOGC 2017 nggak cuman Ganapatih, tapi ada Mas Danny di Paper Competition, Vito dll di Petrobrain, dan boards SPE di APSC. Actually, SMOGC 2017 was held on October 31st - Novembert 2nd, however Ganapatih decided to depart on October 30th. Gue berangkat dari Jakarta karena harus ambil passport dan baju formal buat presentasi dan gala. Kami menginap di airbnb selama satu malam karena akomodasi baru disediakan panitia mulai tanggal 31 Oktober.
Hari pertama, kami naik uber dari KLIA ke tempat airbnbnya, yang ternyata sangat bagus dan nyaman. Rencana awal sih pas hari pertama mau adjusting dan latihan, tapi ternyata lebih banyak jalan-jalan cari makan dan keliling-keliling KLCC huehehe. Ini pertama kali nya gue ke Malaysia dan gue pretty amazed melihat Kuala Lumpur. Well, gue pikir tataan kota di KL akan mirip-mirip dengan Jakarta, tapi ternyata lebih mirip dengan Singapore, it’s more organized and civilised lol. Selain itu, jalanannya juga nggak terlalu crowded, bukan cuman mobil, tapi orang-orangnya juga. Sangat jarang juga ditemui pedagang kaki lima, preman, pengamen, dan semacamnya. Since gue suka Indian and Arabian food, senang sekali rasanya cari makan selama disana, terus juga harga nya sangat terjangkau, pas di perut dan pas di kantong. Surprisingly, Nescafe kaleng di KL lebih murah daripada di Jakarta/Surabaya, hehehe sudah sampe sana yang dicari masih itu ya :))) Malamnya kami sempat latihan sebentar tapi nggak lama semua orang tertidur pulas wqwq gabut. 
Hari kedua, pagi-pagi still on the bed wearing pajamas, kami langsung latihan presentasi. Mas RWA keren banget pake lumion dan bikin presentasinya. Siangnya kami pun naik uber ke UTM Regensi, semacam hotel punya UTM yang berada di komplek kampusnya. Keren juga ya ada beginian, harusnya ITS yang sekarang sudah berstatus PTN-BH juga bikin biar ada penghasilan tambahan. Untungnya hari ini cuman technical meeting, itupun mulainya 20:30, jadi ada waktu senggang siang dan sore nya. Rencananya sih mau buat latihan, ya akhirnya malah jalan keluar buat cari makan terus tidur siang HEHE sempet-sempetnya ya gue juga bingung. Sebelum dan setelah TM, kami latihan presentasi dan rapat strategi pembuatan maket, harus efisien karena waktu pembuatan maket cuman 4 jam. 
Hari ketiga, tepatnya tanggal 1 November 2017, saatnya membuat maket. Menurut gue, rundown acaranya cukup santai, not making us rushing stuffs. Pagi-pagi ada opening ceremony dan breakfast as usual. Pembuatan maketnya pukul 14:00-18:00 waktu setempat. Materi pembuatan maket sudah disediakan, kami hanya boleh bawa alat dan bahan dengan maksimal berat 650 gram. Semua sudah mendapatkan bagian masing-masing, Mas Galura bikin poonton, Mas Fikri bikin brazing, Mbak Sekar dan Mas RWA bikin column, dan gue bikin deck. Dua jam pertama berlalu dengan serius, sampai Mas RWA tiba-tiba ngelem jarum yang mau dipakai buat OWEG dan Mbak Sekar ketawa ngakak. Yaa dua jam berikutnya mulai diisi dengan celotehan-celotehan aneh dan tingkah-laku aneh, disaat tim lain diam dan serius, kami malah bercanda dan ketawa. Apalagi 1 jam terakhir, semua orang mulai panik tapi tetap aja isinya bercanda. Awalnya kami tidak berencana bikin pagar di rig, kalau kata Mas Galura kan orangnya sudah pada dewasa jadi sudah tau mana yang bahaya. But yeah, insecure Joey is insecure, gue lihat tim di sebelah kanan dan kiri pada pake pager, akhirnya di 10 menit terakhir kami baru mulai bikin pager wqwq saking buru-burunya pagernya ada yang melayang dan materialnya beda-beda. Oh iya,  mooring juga baru dibikin 5 menit terakhir, kalau kata Mas Galura lebih mirip “rambut-rambut Fikri” lol. Setelahnya kami langsung mandi dan makan, mencoba tidur tapi terlalu panik, jadi kami pun langsung latihan presentasi. 
Hari keempat, presentation and all kind of tests day! Jujur hari ini jauh lebih deg-degan dari pada pas bikin maket. Memang sih, presentasinya nggak lama, 5 mins of presentation and 5 mins of Q&A session, but bruh.....Coiled Tubing Drilling and NG Engine got me all sweatin. I mean, gue bukan anak perminyakan, gue tahu tentang CTD sebatas literatur, jurnal, teknologi, tanya sana sini, gimana kalau ternyata konsep yang ada sangat konyol buat para juri? terlalu banyak kemungkinan dan pertanyaan dalam otak gue. Belum lagi tentang NG Engine, tepatnya untuk gas treatmentnya. Jujur saja, gue nemu literatur modular gas treatment yang bisa dipakai di atas rig itu t-3 jam presentasi HWHWHW dan lega nya undescribeable. Ya kan konyol kalau gue bilang ada AGRU di atas rig, kayak bahkan AGRU aja itu sudah 1 kapal sendiri. Juri nya ada 3 orang, dari Petronas, Schlumberger, dan a lecturer (kalau nggak salah, lupa hehe). Salah satu jurinya ternyata orang teknik kimia, sebetulnya dia sih yang bikin gue keringat dingin, dan ternyata benar kan, bacteria for oil spill dan NG Engine ditanya-tanya :))) however, it blasted me to joy as well pas tahu konsep CTD di rig kami ternyata sangat relevan dan acceptable, I still remember how they smirked and nodded their heads on that part xixixi. Akhirnya segala macam pertanyaan dan kemungkinan dalam otak gue terjawab. Setelah presentasi, tahapan selanjutnya adalah load test, buoyancy test, dan wave test. Beban disini maksimal 10 kg, jauh banget memang kalau dibandingin sama yang di IP Week ya maksimal 100 kg wqwq Indo people be like ambitious at its finest. Ganapatih berhasil membawa beban maksimal di semua macam test, ini termasuk improvement buat buoyancy test nya karena di IP Week rig kami hanya mampu membawa 7.5 kg. Malamnya, langsung gala dinner dan pengumuman lomba. Ganapatih was the 1st runner up of ORDC SMOGC 2017, sebetulnya senang banget tapi pengumuman pemenangnya benar-benar antiklimaks. Ada yang lagi ambil makan, sibuk makan, bahkan gue lagi nyuap ayam tiba-tiba ada pengumuman itu. Senang sih, tapi seriusan itu cringe AF. Yaa dengan tangan bau ayam, gue pun naik ke panggung, salaman pula sama orang yang ngasih piagamnya. Mas Galura bahkan lebih nggak jelas, lagi ambil makanan tiba-tiba naik ke panggung. I was proud with all of the delegations from ITS, selain Ganapatih, ada Mas Dany yang juga 1st runner up untuk paper competition, dan team APSC yang berhasil memenangkan bidding sehingga akan ada APSC di Petrolida 2018. Malam itu sih rencananya mau jalan-jalan setelah gala dinner, apa daya pas balik ke kamar gue malah ganti piyama instead of ganti baju pergi. Tangan sama kaki nya punya otak sendiri hehehe. Ya gimana donk capek banget brok.
Hari terakhir!! Pagi-pagi no longer panik atau sakit perut karena gugup lomba, tapi sudah dihantui tugas-tugas, jurnal, dan lapres yang terbengkalai. Di hari terakhit, tim Ganapatih jalan-jalan ke Batu Cave, lumayan lah membakar roti canai, kari, dan berbagai macam ayam yang gue makan selama 4 hari terakhir (nggak juga sih). Meskipun nggak balik modal, at least we’re not going home empty handed yuhuuuu (tapi asli jauh banget nih reward sama modalnya huhu). Setelah ini, kami masih punya misi lain, karena nampaknya Mas Galura juga masih sangat penasaran untuk berlomba di suatu ajang SPE sebuah universitas di Indonesia. Apakah itu? Ya tunggu saja kelanjutannya. Tapi Mas Fikri will no longer be in the team since he aims to graduate in 3.5 years :( kalau kata Mbak Sekar, mau gantung cutter hahaha. Entah kenapa, dengan latar belakang yang sangat berbeda-beda, moreover dari sudut pandang gue sebagai jurusan teknik kimia angkatan 2015 (mereka semua FTK angkatan 2014), I thought we will be very awkward (or at least for me), tapi ternyata nggak! Semua orang bisa menempatkan dirinya dengan baik, kapan harus serius dan kapan harus bercanda. Tapi memang lah celotehan-celotehan Mas RWA the best.
0 notes