Tumgik
#konserkolaborasi
dibandaneira · 10 years
Text
Suara Awan, Sebuah Pertemuan
Tumblr media
Konser Kolaborasi : Banda Neira, Gardika Gigih, dan Layur 
Tajuk : “Suara Awan”
Turut bermusik bersama: Alfian Emir Aditya (cello), Jeremia Kimoshabe (cello), dan Suta Suma Pangekshi (biola)
Sabtu, 26 April 2014 Amphiteater Tembi Rumah Budaya Jl. Parangtritis km 8,4 Tembi, Timbul Harjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Buka gerbang pukul 19.15, Konser pukul 20.00 Acara khusus undangan
Undangan bisa didapatkan mulai Sabtu 19 April 2014 di Tembi Rumah Budaya pada jam kerja (10.00-16.00) Satu orang maksimal mengambil dua undangan Kontak: 0878.394.111.92 (Forum Musik Tembi)
Penjelasan singkat:
Banda Neira, Gardika Gigih, dan Layur akan berkolaborasi menggabungkan warna musik yang mereka bawa dalam sebuah konser bertajuk “Suara Awan, Sebuah Pertemuan”. Konser ini menggabungkan kesederhanaan folk akustik Banda Neira dengan alunan piano Gardika Gigih serta nuansa elektronik pada musik Layur. Musik ketiganya akan dibuat lebih megah dengan tambahan string chamber Alfian, Jeremia, dan Suta. 
Konser kolaborasi ini dipicu oleh rasa saling kagum di antara Banda Neira, Gigih, dan Layur. Banda Neira mengagumi musik karya Gigih dan Layur, begitu juga sebaliknya. Awalnya, pertemuan ketiga musikus ini awalnya hanya terjadi di dunia maya. Di Soundcloud lebih tepatnya, situs di mana ketiganya mengunggah karya. Saling komentar di dunia maya akhirnya berkembang menjadi pertemuan tatap muka. Setelah beberapa kali bertemu di Yogyakarta, mereka sepakat mengadakan konser kolaborasi.
Rencananya ada 10 lagu yang akan dibawakan dalam Suara Awan. Dua lagu ciptaan Layur (Are You Awake?, Suara Awan), empat lagu ciptaan Gigih (Kereta Senja, Tenggelam, Hujan dan Pertemuan, I’ll Take You Home), dan empat lagu ciptaan Banda Neira (Hujan di Mimpi, Matahari Pagi, Derai-derai Cemara, Hal-hal yang Tak Kita Bicarakan).
Lagu-lagu yang dimainkan dalam konser kolaborasi akan terdengar sangat berbeda dengan yang selama ini diperdengarkan. Ketiganya mengubah aransemen lagu menjadikannya sesuatu yang baru. Ketiganya juga terbuka untuk ide-ide baru yang terlontar ketika latihan bersama sehingga struktur serta nuansa lagu bisa sama sekali berbeda dengan yang aslinya.
Karya-karya Gigih yang biasanya berupa komposisi instrumental akan terdengar berbeda dengan tambahan vokal dan lirik. Lagu-lagu Banda Neira yang biasanya dibuat hanya dengan satu gitar kopong dan satu xylophone akan terdengar lebih mewah dengan tambahan suara-suara dari Layur. Musik elektronik Layur pun akan jadi berbeda dengan sentuhan akustik, piano, dan iringan cello dan biola.
Profil Singkat :
Banda Neira Banda Neira adalah grup musik yang dibentuk oleh jurnalis Tempo Ananda Badudu (26) dan pekerja sosial Rara Sekar Larasati (23). Mereka menyebut musiknya sebagai musik nelangsa riang. Nelangsa karena stelan mereka bermusik amat sederhana, terdiri dari dua vokal, satu gitar kopong, dan satu xylophone. Dan riang karena lagu-lagu yang mereka buat umumnya bernada gembira.
Sejak dibentuk pada Februari 2012 lalu, Banda Neira telah merilis satu album EP (Di Paruh Waktu-2012), dan satu album penuh (Berjalan Lebih Jauh-2013). Di bawah naungan label Sorge Records, mereka menggratiskan lagu yang mereka buat dan menyebarnya di Soundcloud.com/bandaneira.
Musik mereka bisa didengar di sini Informasi Banda Neira bisa didapat di sini
Twit band dan personel: @dibandaneira @anandabadudu @rarasekar
Gardika Gigih Gardika Gigih adalah komponis dan pianis muda jebolan Institut Seni Indonesia (ISI). Pemuda 23 tahun mulai jadi pembicaraan setelah ia menggelar konser Train Music pada November 2012. Gigih memimpin orkestra memainkan karya-karya yang ia bikin, di antaranya Keretamu Berlalu dan Hujan Pun Turun, Hujan dan Pertemuan, dan Perjalanan Pulang.
Karya-karya Gigih beberapa kali dimainkan di luar negeri. Seperti komposisi berjudul Kampung Halaman, pada 2011 dipentaskan di Yokohama, Jepang, oleh pianis Makoto Nomura. Pada 2012, karya Night at My Homeland yang ditulis Gigih dipentaskan Cultural Community Center Krakow, Polandia.
Musik Gigih bisa didengar di sini Info tentang Gigih bisa dilihar di sini Twit: @musikgigih
Layur Layur adalah nama panggung Febrian Mohammad (25). Modal utama alumnus jurusan Akuntansi UII Yogyakarta bermusik ini adalah laptop dan program Fruity Loops. Yang istimewa adalah eksplorasi suara dan musik yang dilakukan Layur lewat laptop itu.
Karyanya banyak menuai pujian karena membawa musik Fruity Loop ke level yang belum pernah dicapai musikus lainnya. Ia menjadikan musik elektronik berjiwa. Bukan sekadar membuat repetisi bit dan loop semata. Pada 2013, label Totokoko dari Jepang merilis karya-karya Layur. Ada tujuh lagu dalam EP bertajuk Self Titled tersebut, di antaranya Sepotong Kecil, The Morning Hills, dan Sway.
Karya Layur bisa didengar di sini Twit: @patigenie
Profil String Chamber:
Alfian Aditya dan Jeremia Kimoshabe: Cellist Alfian dan Jeremia membentuk duo bernama Bad Cellist. Duo yang dibentuk pada Desember 2012 ini bermusik hanya dengan dua cello. Penguasaan teknik yang luar biasa hebat membuat mereka leluasa mengeksplorasi jenis musik apapun dengan instrument cello. Bad Cellist pernah tampil di Ngayogyajazz pada 2013 lalu. Dalam waktu dekat mereka akan merilis sebuah single
Musik alfian bisa didengar di sini twit: @alfianaditya @kimo_cellist
Suta Suma Pangekshi Suta Suma adalah pemain biola muda yang saat ini masih studi di Jurusan Musik ISI Yogyakarta. Ia sering bergabung dengan berbagai orkestra di Indonesia, seperti Sa’Unine String Orchestra, Gita Bahana Nusantara, dan masih banyak lagi.
twit: @suta_suma
Pendukung Acara : Tembi Rumah Budaya Forum Musik Tembi Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar Sorge Magazine Sorge Sindikasi Sorge Records Studio Mahati Forum Film Dokumenter Art Music Today
47 notes · View notes