Tumgik
#ramadanbersamapuber
nonaabuabu · 1 month
Text
Setiap orang punya masalah, bahkan yang tak ada masalah menjadi masalah.
Kau mungkin tak sepakat untuk kalimat akhirnya, tapi begitulah kadang, saat hidup berjalan tanpa fluktuasi, gelombang dan perubahan yang datang dalam hidup, itu menjadi masalah baru. Entah seperti menjadi orang yang kebosanan, atau sebenarnya kita tak mengenali lagi tanda dari sebuah masalah.
Aku sering gagal mengidentifikasi keduanya, apakah aku sedang tidak punya masalah atau sedang tak mengenali masalah. Tapi rasa kosong dan bosan itu nyata menyapa setiap kali hidup hanya menjadi repetisi yang tak memiliki arti.
Saat ini aku mengenali diriku sebagai suatu adukan emosi yang kutawar dengan bungkam, berharap semua hal berlalu meski aku lebih banyak diam. Tapi pertanyaannya, sampai sejauh mana aku bertahan untuk diam, saat diam juga membuat aku hanya ribut sendiri dalam kepala sendiri.
62 notes · View notes
Text
Semarak Literasi Ramadan Bersama Puan Beraksara
Tumblr media Tumblr media
Hai sobat PuBer!
Dalam rangka menyemarakkan literasi ramadan, kali ini kita bakalan challenge nulis bersama selama ramadan bersama puan beraksara.
Temanya bebas, dengan jenis tulisan ringan yang berisi pelajaran kehidupan.
Caranya, kamu tinggal ikut menulis selama ramadan di laman kamu. Beberapa tulisan akan mimin reblog secara acak ya. Biar mimin tahu itu tulisan ramadan bersama puan beraksara, silakan beri tanda dengan hashtag #ramadanbersamapuber.
Selamat Menulis!
Salam hangat dari tim @nonaabuabu @coklatjingga @midnight-thought-and-daydreaming @penaalmujahidah @tulisanmimi @aisyatulr @ceritajihan @sitijubaedahputrimanguntur @sindilestariputrisworld @yulianti-rh @disahaura
31 notes · View notes
coklatjingga · 1 month
Text
Hidayah itu bukan sesuatu yang tiba-tiba jatuh ke dalam hati, melainkan ia hadir bagi hati yang sedang dan terus mencari.
Batusangkar, 16032024
40 notes · View notes
nonaabuabu · 1 month
Text
Terkadang kita hanya perlu terus berjalan, meski sebenarnya tujuan kian memburam. Mungkin nanti entah di tanjakan mana atau belokan tertentu kita kembali mendapatkan apa yang perlahan hilang dan ingin diperjuangkan. Namun berhenti sejenak juga bukan pilihan buruk, semua pilihan dalam hidup selalu layak dilakukan.
102 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months
Text
Meromantisasi Sendirian
Tumblr media
Aku sendirian itu nggak cuma dalam bentuk aku masih single, tapi aku benaran tinggal sendiri. Semua aktivitas di luar pekerjaan sepenuhnya aku lakukan sendirian.
Ini memasuki bulan ke-enam, kalau sebelumnya aku masih punya teman berbagi banyak kegiatan bersama karena dulu tinggalnya bareng teman lain, sekarang semuanya sendiri. Mulai dari belanja, masak, beresin rumah dan sederet kegiatan lain.
Jujur, lima bulan belakangan aku kesepian. Kalau diingat-ingat ini momen paling panjang aku sendirian, meski udah merantau belasan tahun, aku selalu punya teman dan momen sendiriannya hanya sekali dua kali. Jadi bisa dibilang, ini ujian yang susah sekali dipetik hikmahnya.
Berulang kali aku mencoba bersikap bijaksana, tapi pada akhirnya runtuh lagi dan jadi sesenggukan. Kepala rasanya penuh tapi hidup kosong, konon lagi kantong, melompom. Dan barangkali ini usaha kesekian untuk selamat dari rasa kesepian, ya lagi-lagi meromantisasi sendirian.
Aku baca buku mana aja yang mau aku baca, terlepas isinya ngeselin, menyenangkan atau aku nggak paham. Aku baca buku puisi dengan suara nyaring, seolah-olah aku lagi di pentas musikalisasi puisi, nggak lupa pakai penghayatan dan maki-maki. Aku putar musik genre galau untuk ikutan nyanyi, bertingkah kayak yang punya panggungnya sendiri. Ganti ke musik beat atau rock dan kadang bollywood juga kpop, terus joget asik seolah lagi di dancefloor. Aku masak makanan paling mampu yang kubuat, buat minum segar, dan makan sambil videoin diri sendiri (ini parah sih) biar kayak mukbang ala-ala.
Aku melakukan banyak hal yang menciptakan suasana meningkatkan mood sendiri, meski masih sering ambruk dan tiba-tiba melow berkepanjangan. Siklus berulang yang kadang aku yakinkan, nggak masalah jatuh asalkan aku nggak berencana selamanya di sana. Bahkan kalau mau berenang di tempat yang buat tenggelam, nggak apa-apa. Anggap aja lagi syuting mermaid dan kau adalah antagonisnya (ingat ya antagonis itu juga peran utama).
Mungkin satu-satunya yang nggak kulakukan dalam rangka meromantisasi hidupku yang sendirian ini adalah, menuliskan puisi cinta yang manis. Soalnya urusan itu, cintaku selalu terasa pahit, bahkan mungkin lebih pahit dari empedu. Meski, kayaknya aku mulai ngehalu dengan kisah manis dari buku yang kubaca baru-baru ini.
Tapi meski sebanyak itu yang kulakukan untuk meromantisasi kesendirian, aku nggak mau menyebut itu sebagai self love. Karena konon yang aku dengar, perempuan kalau self love menyenangkan dirinya dengan membeli hal-hal yang dia mau, dan aku belum mampu melakukan itu, dan kalau nanti aku mampu aku mau belajar frugal living dan hidup minimalis. Sekarang kan masih kategori miskin, jadi santai dulu nggak si. Kan nggak akan membeli barang yang nggak berguna juga meski suka. Prioritas kebutuhan masih banyak soalnya.
45 notes · View notes
nonaabuabu · 1 month
Text
Tumblr media
Kemarin seorang teman mengungkapkan rasa kecewanya, saat salah satu teman kami meninggalkan lingkaran tempat kami bertumbuh dan saling memberi dukungan untuk mimpi-mimpi. Seseorang itu pergi setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Aku tak begitu memiliki kerisauan soal ini, sekarang. Mungkin dulu ya, saat aku mudah sekali kecewa oleh setiap sikap yang tak sesuai dengan harapanku. Namun waktu sudah lama membawaku pergi dari sana, hingga sekarang semua sikap orang lain mudah sekali aku terima, sebab pemahamanku akan manusia adalah aku tak pernah benar-benar memahami mereka, sehingga setiap sikap yang mereka pilih adalah benar untuk mereka.
Bagiku sendiri, adalah hal wajar seseorang pergi saat ia mendapatkan apa yang ia inginkan, dan adalah hal baik ia memperluas apa yang menjadi harapannya agar terus bertumbuh. Menahan seseorang di sekitar kita saat kita lebih terlambat darinya adalah pilihan yang salah, ia juga berhak ruang yang lebih mendukung daripada dukungan yang bisa kita berikan.
Tapi kekecewaan orang yang ditinggalkan juga kupahami, selayaknya perasaan aneh yang menelusup diri saat seseorang hanya menjadikan kita seperti sebuah loncatan kecil. Namun menjadi tumpuan bukanlah hal mudah, tak sedikit kemampuan yang harus dimiliki, kelapangan yang diberikan pemahaman, bahwa banyak hal dalam hidup kita yang tak selalu sama dengan orang lain.
Untuk siapapun kelak, yang merasa tertinggal atau yang berlari lebih kencang, tidak masalah jika kalian akhirnya sendirian, tetaplah pada lajurmu dan terus maju.
50 notes · View notes
nonaabuabu · 1 month
Text
Belakangan aku merasa, bahwa semua yang kulakukan saat sendirian adalah aku apa adanya, tanpa pretensi apapun. Di titik ini aku merasa bahwa aku juga memiliki banyak wajah untuk bisa beradaptasi dalam dunia sosial, namun di sisi lain, ternyata aku tak seburuk itu kok.
51 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months
Text
R A M A D A N
Momentum Paling Tepat Membangun Kebiasaan
Tumblr media
Apa kebiasaan baikmu yang konsisten dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, minggu ke minggu, dan hari ke hari?
Selamat, kamu punya itu.
Aku belum punya, kebiasaan yang selalu. Pasti ada masa di mana kebiasaan yang aku bangun terdistraksi dengan suatu kejadian dan akhirnya buyarlah semua kebiasaan baik yang sudah ku upayakan sedemikian rupa.
Sebut aja menulis, beberapa tahun aku hampir menulis setiap hari di tumblr. Sampai suatu hari kebiasaan itu macet karena aku nggak bisa buka tumblr untuk beberapa bulan, dan sekarang kebiasaan itu hilang. Meski nggak terdengar buruk, tapi efeknya ternyata cukup nggak menyenangkan.
Aku yang dulu rilis emosi dengan menulis di laman ini, sekarang jadi overthinking. Meski sederhananya aku tinggal buka akun dan mulai nulis, tapi praktiknya tetap aja sulit.
Jadi ramadan kali ini aku akan ambil ini sebagai waktu paling tepat untuk membenahi kebiasaan yang belakangan berantakan. Kenapa harus ramadan, bulan lain kan bisa? Emang, bulan lain juga aku lakukan, dan sekali lagi ketika aku terdistraksi bubar lah semua kebiasaan itu.
Tapi kalau kita mau jujur-jujuran, ramadan itu bawaannya lebih tenang dan nggak terburu-buru, pekerjaan cenderung lebih ringan, nggak banyak tugas dan nggak banyak juga emosi yang terkuras menyaksikan kehidupan di sekitar kita. Ibarat kata, lingkungan kita menciptakan ramadan yang penuh energi tanpa mengurasnya sampai habis. Jadi aku merasa dibanding off menulis seperti tahun-tahun sebelumnya, ramadan kali ini setidaknya untuk laman ini, aku mau bangun kebiasaan menulis setiap hari itu lagi.
Meski aku bisa menebak lebaran ada sebagai distraksi dari semua kebiasaan ramadan, tapi semua hal baik layak dicoba kan? Siapa tahu kali ini bisa dipertahankan bahkan setelah ramadan selesai.
Kalau kalian juga baca atomic habit, rasanya secara teori mudah ya bangun kebiasaan itu. Tapi susahnya minta ampun, bolong sekali seakan ngulang lagi dari awal. Nah mumpung ramadan nih, mengutip kata orang-orang kalau membangun kebiasaan itu bisa sebulan, aku mau menggunakan kesempatan ini untuk membangun kebiasaan baik yang biasanya hilang timbul.
Semoga di lebaran nanti, pas melihat daftar kebiasaan yang kubangun, aku senyum bacanya karena senang, bukan ketawa (ngetawain diri sendiri) karena terlalu banyak cita-cita tapi sedikit aksi nyata.
Sahur Pertama, 01 Ramadan 1445
27 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months
Text
Aku Kehabisan Energi
Apa iya, bukan karena nggak punya kemampuan mengolah energi?
Tumblr media
Kehabisan energi adalah keluhanku belakangan ini, apalagi sepertinya media sosial bahkan lingkungan sekitar memberikan pengakuan bahwa di usia yang semakin dewasa energi kita mudah terkuras. Tapi sebenarnya energi apa yang terkuras?
Memang rasanya mudah sekali lelah, hingga cenderung menghindari hal-hal yang membutuhkan upaya berpikir juga bergerak. Daripada melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga mending scrooling media sosial, tertawa senang dengan tingkah orang untuk akhirnya iri dengan kehidupan mereka.
Ah, payah memang kita. Atau hanya aku?
Padahal tahu, banyak hal yang bisa dilakukan. Berolahraga dengan rutin saja sulitnya minta ampun. Masih mengaku hemat energi? Ketemu orang lain, malasnya bukan main. Pakai skenario di dalam kepala lagi, nanti mereka banyak tanya, mengkomentari hidupmu, julid dan nyinyir. Waduh, separah itu ternyata aku menilai kehidupan ini.
Bahkan kini memasuki tahap, daripada berdebat dengan keluarga, yasudah tak usah hubungi mereka. Ini benaran lagi set boundries atau nggak berani untuk meningkatkan kemampuan diri? Kok kau kedengaran jadi penakut, sampai menghindari banyak hal untuk hal-hal yang belum tentu terjadi. Kapan bisa menyelesaikan masalah yang kompleks di diri kau dan sampai kapan bawaannya selalu pengen menghindar dan lari?
Kau yakin energimu terkuras, atau sebenarnya nggak bisa mengolah energi dalam dirimu aja?
Ayolah, banyak hal yang bisa kau lakukan untuk terus berkembang baik secara emosional maupun skill bertahan hidup lainnya. Belajar menulis misalnya, bukannya kau suka, kenapa harus dikategorikan menguras energi yang entah kau gunakan untuk apa?
Sudahlah, dewasamu bukan tanda kau kehabisan energi untuk melakukan banyak hal. Selama kau masih punya waktu untuk scrooling laman media sosial, berkomentar di postingan orang, berkhayal tentang hidup yang menyenangkan dan overthinking setiap malam, artinya kau saja yang tak bisa menempatkan energi itu dengan baik.
Toh semua itu butuh energi, masa kau akan terus menerus menggunakannya untuk sesuatu yang akhirnya nggak ngasih kau dampak apa-apa, kecuali pertanyaan-pertanyaan dan rasa lelah berikutnya?
Bangun Yul, energimu bukan terkuras, kamu salah menggunakan aja.
Sedang Belajar, 02 Ramadan 1445
24 notes · View notes
coklatjingga · 2 months
Text
JALAN PULANG ITU BERNAMA RAMADAN
Ramadan datang membuka pintu-pintu kebaikan dan ketaatan. Pintu yang mungkin selama ini jarang kita ketuk, apalagi memasukinya. Sebagaimana kita berbahagia menyambut bulan ramadan, mungkin begitu juga dengan Allah Yang Maha Menyaksikan. Gegap gempita semangat beribadah terasa nyata di bulan ini. Jiwa-jiwa yang telah lama kerontang akhirnya mendapat kesejukan dengan siraman keberkahan yang Allah turunkan. Dan jalan pulang terasa lebih terang menujuNya.
Jalan pulang yang selama ini seakan hilang dari pandangan. Tertutupi kabut angan-angan akan dunia yang melenakan. Sedang Allah selalu menunggu kita kembali, meniti jalan yang telah disediakan dalam petunjuk kehidupan. Bahkan Allah terang-terangan menyampaikan dalam surat cintaNya, betapa Allah menyukai orang-orang yang berusaha menemukan jalan pulang dan memperbaiki segala perkara yang selama ini ternyata menjauhkan dariNya.
Maka, bulan ini kita bergerak menuju jalan yang sama, jalan keridoan dan ampunan Allah semata. Ketika kita dengan sadar mematuhi perintahNya untuk menahan diri dan memperbanyak ketaatan agar meraih kemenangan.
Bukankah sangat indah kebersamaan kita di bulan ini?
Batusangkar, 12032024
10 notes · View notes
coklatjingga · 2 months
Text
Sakit yang Nikmat
Hari itu air mata banjir menyisakan bengkak yang sulit kusembunyikan. Seakan dunia datang dari segala sisi, menghimpitku yang lemah sendiri. Dan seketika keinginan hidup menyusut dari hatiku. Berganti dengan tanya, 'Kenapa aku? Kenapa harus dengan cara ini? Tak pantaskah aku mendapat bahagia yang kumau?'
Segala rencana masa depan seolah runtuh di hadapku. Putus asa menjadi teman gelapku. Dan rasa tak pantas menyelimuti sekujur tubuhku. 'Dimana impian berlayar itu?' Aku menyesali segala kegagalan dan kekalahan diri yang tak berhasil pulang membawa keinginan hati.
Dan ayat ini seketika mengingatkanku kini, betapa bodohnya aku yang dulu. Yang lemah oleh dunia dan hampir menyalahkan Allah atas jalan hidup yang dihamparkan.
Membuatku sadar sepenuhnya. Ternyata kacamata dunia yang kugunakan tak cocok untuk memandang kejadian tersebut. Apa-apa yang aku ratapi ternyata lebih pantas untuk kusyukuri. Air mata yang jatuh karena merasa kehilangan ternyata telah salah kutempatkan.
Tidaklah Allah membiarkan sesuatu itu terjadi melainkan sebab tahu itulah yang terbaik untukku. Tidaklah perpisahan itu terjadi melainkan karena Allah cemburu atas kelalaianku.
Jika bukan karena Allah telah 'memaksaku' melepaskan keinginan hatiku, tentu takkan kudapatkan apa-apa yang kini terbaik untukku.
16 notes · View notes