Tumgik
themuyastimes · 2 years
Text
Tumblr media
Foto oleh Phinehas Adams, Matthew Feeney, dan Tim Mossholder dari Unsplash | Dikreasikan oleh Muyas
Mempertanyakan Pemahaman Keislaman
Agar lebih yakin dengan pemahaman yang sudah dimiliki, setiap orang harus berani mempertanyakan 2 hal berikut kepada dirinya sendiri:
Bagaimana kalau ternyata pemahaman saya selama ini salah?
Bagaimana jika ternyata ada hal yang tidak saya ketahui namun bisa merusak pemahaman secara keseluruhan?
Gimana? Berani?
Coba tanyakan 2 hal tersebut pada pemahaman keislamanmu.
Hasilnya, kebanyakan orang akan cenderung menolak dan tidak terima pemahaman keislamannya dipertanyakan. Padahal tidak ada ruginya mempertanyakan pemahaman keislaman. Jika ternyata pemahamanmu salah, harusnya kamu bersyukur karena masih Allah beri kesempatan memperbaiki. Jika ternyata pemahamanmu kebanyakan benar, tentu akan memperkuat keyakinan dan lebih berkemampuan memilah mana yang benar dan mana yang bertentangan.
Terima kasih sudah lanjut baca sampai sini. Salut atas keberanianmu mempertanyakan pemahaman keislaman diri sendiri.
Kalau begitu, mari kita mulai dengan mengenali bagian penting yang jika salah akan berdampak fatal pada pemahaman keislaman berikut ini:
1. Pemahaman Aqidah
Berkaitan dengan keimanan, pembatal keislaman, pandangan dunia Islam, pedoman kehidupan, dan aliran menyimpang dalam Islam.
2. Bacaan Al Qur’an
Kebanyakan ibadah menerapkan bacaan Al Qur’an. Jika bacaan Al Qur’an salah, maka mempengaruhi ibadah lainnya. Bacaan Al Qur’an juga membutuhkan pelatihan khusus yang dibimbing oleh guru untuk memperhatikan cara pengucapannya. Seperti halnya belajar bahasa asing, ketika bacaan kita sudah lama tidak dikontrol oleh guru, kita patut mewaspadai potensi kesalahannya.
3. Pemahaman Fiqih
Dalam Fiqih, ada hal yang bersifat rukun dan bukan termasuk rukun. Rukun itu wajib terpenuhi, jika tidak terpenuhi dapat berakibat batalnya ibadah yang melibatkan rukun tersebut.
Idealnya, kita perlu melakukan pengecekan pada pemahaman aqidah terlebih dahulu. Cara yang saya lakukan adalah mengikuti kelas studi islam intensif di YISC Al Azhar. Lewat para pengajar Seri Pemahaman Aqidah bersama Ustadz Dr. H. Wido Supraha, ST., M.Si., Ustadz Fauzi Hasan, Ustadz Parwis L. Palembani, Lc., dan Ustadz Dr. Syamsuddin Arif, MA., saya mempelajari pokok-pokok yang bisa kita jadikan salah satu acuan untuk memeriksa dan memperbaiki pemahaman aqidah:
1. Keimanan
Orang yang beriman hanya akan menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah semata. Serta mengekspresikan cinta berupa ibadah hanya kepada-Nya.
“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali.” (Q.S. Al Baqarah: 45-46)
2. Pembatal keislaman
Secara umum, keislaman seseorang menjadi batal jika terjadi pengingkaran terhadap Allah atau pencercaan terhadapnya (termasuk nama-nama dan sifat-sifat-Nya) dan meyakini bahwa selain Allah ada yang berhak diibadahi.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.” (Q.S. An Nisa: 48)
3. Pandangan dunia Islam
Pandangan dunia Islam hadir agar seorang muslim mampu berpikir kritis, memilih kata-kata yang benar, terbaik, disampaikan pada saat yang tepat, mampu memilih serta berpihak, dan bertanggung jawab pada pilihan sehingga aqidah tetap terjaga ketika dihadapkan pada kasus yang berpotensi menyebabkan penyimpangan aqidah.
Sebagai contoh, coba perhatikan kalimat berikut: ”Agama samawi adalah agama yang turunnya karena wahyu dari Allah. Islam, Yahudi dan Nasrani termasuk agama samawi.”
Tanpa ilmu, seseorang bisa jadi menganggap pernyataan tersebut benar. Namun, jika kita berpikir kritis, kita akan menemukan bahwa pernyataan tersebut salah karena Allah tidak pernah menurunkan agama selain Islam yang dijelaskan lewat 2 ayat Al Qur'an berikut:
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam. Orang-orang yang telah diberi kitab tidak berselisih, kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka. Siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan(-Nya).” (Q.S. Ali Imran: 19)
”Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang hanif* lagi berserah diri (muslim). Dia bukan pula termasuk (golongan) orang-orang musyrik.” (Q.S. Ali Imran: 67)
*Hanif berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
4. Pedoman kehidupan
Mayoritas kita pasti paham bahwa pedoman kehidupan seorang muslim adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Namun, tahukah kamu mengapa keduanya layak dijadikan pedoman? Mari kita bedah lewat definisi dan dalil yang mendasarinya.
Definisi Al Qur’an: Firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah melalui Malaikat Jibril yang dinukil secara mutawatir*, berbahasa arab, mulai dari Al Fatihah dan An Nas, dan membacanya bernilai ibadah.
*Mutawatir berarti diketahui oleh semua lapisan masyarakat dari generasi ke generasi.
Berikut konsep single source of truth yang kita temui dari definisi Al Qur'an: Dinilai dari sumbernya, Al Qur’an itu bersumber Esa. Dinukil secara mutawatir menjadikan Al Qur’an sebaik-baik pedoman karena sudah seharusnya diketahui semua lapisan sehingga keasliannya terjaga. Berbahasa satu menjadikannya mustahil untuk dipelintir karena jika terjadi perselisihan tafsir, kita harus mengembalikannya ke bahasa asal tempat semua bermuara.
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar" (Q.S. Al Isra': 9)
Definisi As Sunnah: Segala yang disandarkan pada Rasulullah baik berupa ucapan, perbuatan, sifat, ataupun taqrir.
As Sunnah hadir sebagai penjelas ayat-ayat Alquran yang tak sepenuhnya dijelaskan lewat Al Qur’an. Salah satu contohnya adalah perihal shalat. Sebenarnya banyak ayat Alquran yang mengungkapkan perintah shalat. Namun, tidak ada keterangan secara rinci tentang bagaimana cara shalat. Maka, di sinilah peran As Sunnah menjadi penjelas.
“Shalatlah kalian sebagaimana melihat aku shalat.” (H.R. Bukhari)
Sebagai catatan, penerapan Hadits pun harus mempertimbangkan keshahihannya* untuk dapat dipercaya dan diterapkan sehingga tetap pada konsep single source of truth bersambung ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
*Keshahihan Hadits berarti Hadits yang bersambung sanad nya (jalur periwayatan) melalui penyampaian para perawi yang ‘adil, dhabith, dari perawi yang semisalnya sampai akhir jalur periwayatan, tanpa ada syudzudz, dan juga tanpa ‘illat.
5. Aliran menyimpang dalam Islam
“Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.” (H.R. Ibnu Majah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah menyampaikan hadits tentang terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan.
“Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan dan kaum Nasrani pula telah terpecah menjadi tujuh puluh satu 71 atau 72 golongan, sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Rasulullah ditanya golongan manakah yang akan menang dan selamat, dan beliau menjawab: ‘Golongan yang mengikuti jalanku dan para Sahabatku’ sedangkan yang lain itu semuanya tersesat: 'Semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu Al Jama’ah'” (H.R. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Ibn Majah, Al-Hakim, Ibn Hibban dll dari Abu Hurayrah R.A.)
Lalu, golongan mana yang layak diikuti? Dari hadits di atas, Rasulullah tidak menyebutkan nama (kelompok), lokasi (negeri), dan waktu (zaman) tertentu secara spesifik. Namun, Rasulullah menyebutkan ciri umum umatnya yang selamat adalah yang mengikuti jalan Rasulullah dan yang mengikuti jalan para sahabat Rasulullah, yaitu Al-Jamaah.
Janganlah bersedih dan takut. Selama kita berpegang pada ciri umum yang disebutkan Rasulullah, insyaaAllah kita tergolong umat Rasulullah yang selamat.
Sebagai tambahan, kita dapat membedah ciri umum tadi menjadi daftar kriteria aliran menyimpang yang lebih spesifik mengenai hal yang bersifat pokok dalam Islam sebagai berikut:
Mengingkari salah satu dari rukun iman yang enam.
Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah.
Meyakini turunnya wahyu lagi setelah Al Quran.
Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al Quran.
Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
Mengingkari kedudukan As Sunnah sebagai sumber ajaran Islam.
Menghina, melecehkan, dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul.
Mengingkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
Mengubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, sholat wajib tidak 5 waktu.
Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Semoga poin-poin yang telah dijabarkan di atas membantumu dalam menjawab pertanyaan terkait pemahaman keislaman (bagian pemahaman aqidah). Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga senantiasa membantu kita memperbaiki pemahaman (jika ternyata masih banyak yang salah) dan memperkuat keyakinan.
Terakhir, izinkan saya berpesan:
Belajar pada guru yang salah dapat melahirkan pemahaman yang salah. Belajar tanpa guru menjadikanmu hilang arah. Maka, belajarlah pada guru yang tepat dan berkompeten di bidangnya agar semakin dekat dengan Allah.
Salam, Muhammad Yasin
0 notes
themuyastimes · 3 years
Text
Tumblr media
Ilustrasi oleh Muyas
Banyak jalan menuju Roma
Kadang kita terjebak anggapa bahwa cuma ada satu jalan untuk mencapai tujuan. Padahal bisa aja ada banyak jalan alternatif.
0 notes
themuyastimes · 3 years
Text
Tumblr media
Ilustrasi oleh Muyas
Sedikit gapapa kok, yang penting maju terus
Emang mungkin gak kelihatan hasilnya sekarang. Gapapa. Nanti ketika kita sampai di sana dan melihat ke belakang, kita bakalan tahu bahwa rentetan bagian yang sedikit itu turut berperan besar.
0 notes
themuyastimes · 3 years
Text
Tumblr media
Ilustrasi oleh Muyas
3 yang sepuluh
Bulan tampak penuh Tak terasa sudah separuh
Jangan siakan peluh Genggam 3 yang sepuluh
0 notes
themuyastimes · 3 years
Text
Tumblr media
Ilustrasi oleh Muyas
Penentu tuju
Banyak terpaku pada tuju Lupa bertanya “Mengapa harus melaju?”
HIngga di perjalanan menuju Aku terlambat tahu
Jalan-jalan yang menuntunku Turut jadi penentu
1 note · View note
themuyastimes · 5 years
Text
Tumblr media
Ilustrasi oleh Muyas
(Dalam kurung)
Pernahkah kamu merasa bahwa iklan-iklan yang muncul ketika kamu berselancar di dunia maya seolah menebak apa yang sedang kamu inginkan atau pikirkan?
Misalnya kamu ingin membeli sebuah barang, lalu kamu berkunjung ke salah satu marketplace untuk melihat-lihat referensi barang yang kamu inginkan.
Kemudian, kamu kembali melanjutkan aktivitas berselancar dan tiba-tiba menemukan iklan yang menampilkan barang yang persis seperti yang kamu mau.
Sadar atau tidak, hal ini seringkali kita alami. Internet seolah mengerti apa yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan.
Memahami cara internet bekerja
Dalam proses pencarian informasi yang diminta oleh pengguna, internet dibantu oleh algoritma (rumusan tertentu).
Algoritma inilah yang memproses pencarian informasi berdasarkan data yang dimiliki pengguna sehingga dapat menampilkan hasil pencarian yang paling relevan dengan pengguna. Data pengguna yang dimaksud antara lain adalah usia, jenis kelamin, lokasi, jejak digital, postingan yang kita like, interaksi paling sering, dan lain-lain.
Tumblr media
Gambar dari Eli Pariser - TED Talks
Sekat yang melekat (tanpa kita sadari)
Ada berbagai macam bentuk algoritma berdasarkan fungsinya:
Marketplace umumnya memproses data pengguna untuk dapat menampilkan barang paling relevan sesuai yang kamu inginkan. Sebagai tambahan, algoritma ini juga membantu para pengiklan menyasar pasar.
Media sosial umumnya memproses data pengguna untuk dapat menempatkan postingan paling relevan di home kamu agar kamu betah berlama-lama di media sosial.
Mesin pencarian umumnya memproses data pengguna untuk menghasilkan informasi paling relevan yang kamu cari.
Algoritma memang dibuat untuk membantu kita menemukan sesuatu dengan cepat dan tepat. Namun jika dilihat dari cara kerjanya, sistem ini tak selalu baik untuk kita. Algoritma membuat masing-masing individu tak selalu mengetahui keseluruhan informasi di dunia karena algoritma hanya menampilkan informasi yang paling relevan bagi penggunanya. Sedangkan pengguna tidak mendapatkan informasi apapun yang tidak relevan dengannya.
Algoritma seakan menjadi sekat yang tak kasatmata dimana kita hanya bisa berkumpul berdasarkan data pengguna yang kebetulan memiliki kesamaan dengan data pengguna lainnya.
Dikutip dari Tirto, seorang aktivis internet bernama Eli Pariser menyebut dampak buruk algoritma ini dengan istilah Filter Bubble. Beliau juga melontarkan kritik lebih lanjut dalam pemaparannya di TED Talks.
youtube
Eli Pariser saat TED Talks
“Sebuah dunia yang dibangun dari kesamaan (familiar), adalah tempat kita tak bisa belajar apa pun” — Eli Pariser
Sebuah jawaban dari pertanyaan “Mengapa kita bertengkar di media sosial?”
Sebuah fakta mengejutkan yang dikutip dari The Guardian bahwasanya lebih dari 60% pengguna facebook sama sekali tidak mengetahui keberadaan algoritma ini dan mereka percaya bahwa segala informasi yang mereka dapat benar-benar terjadi secara natural.
Ini berarti sebagian besar masyarakat dunia tidak mengetahui bahwa mereka tersekat berdasarkan kesamaan pandangan dan ketertarikan. Berkubu-kubu. Dampak buruk ini semakin menjadi-jadi ketika masing-masing individu sepakat untuk menolak apapun yang tidak sama dengan mereka. Tentu, ini sangat buruk bagi negara penganut sistem demokrasi dimana masing-masing individu semakin tersekat karena perbedaan pilihan.
Buka mata, perluas sudut pandang
Bagaimana rasanya setelah melihat fakta-fakta mengejutkan?
Tenang, tak perlu terus menerus nyalakan tanda bahaya. Kasus ini justru tantangan bagi yang waras. Masing-masing individu dituntut untuk bisa bersikap lebih cerdas dalam menghadapi setiap persoalan.
Saring baik-baik setiap informasi yang didapat.
Selalu melakukan pengecekan akan kebenaran informasi dan bandingkan dengan sumber terpercaya.
Dorong diri untuk memperluas informasi yang layak dikonsumsi.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Salam, Muyas
0 notes
themuyastimes · 5 years
Text
Tumblr media
Foto oleh Mitchell Hollander, Markus Spiske, Tengyart dan Patuphotos dari Unsplash | Dikreasikan oleh Muyas
Waktu yang tepat untuk memulai
Sebenarnya tidak ada waktu yang tepat untuk memulai jika kita meminjam kutipan berikut:
Tumblr media
Potret kutipan dari Buku Rework karya Jason Fried dan David Heinemeier Hansson
Penggalan sederhana yang akan membuat kita bergumam "YA JUGA YA". Jika kita tidak berani memulai, kita tidak akan pernah mencapai tujuan. Kita hanya akan jalan di tempat dan tidak akan pernah berjalan kemana pun. Cek lagi semua rencana dan wacana. Mari kita mulai.
0 notes