Tumgik
truthful-verses · 1 month
Text
Truthfully, Ruth.
Tumblr media Tumblr media
Evangelina Ruth is a work of fiction created by SAVANNAH. It is essential to clarify that this is an original creation, and any similarities to real persons, living or dead, are purely coincidental.
Kim Chaewon of LE SSERAFIM is used as the face claim for visual representation purposes only.
This original character is a product of imagination, and any interpretations or portrayals should be understood within the context of storytelling and creative expression. Please be mindful of the distinction between fiction and reality. By engaging with this original character, you acknowledge and understand the fictional nature of the creation and agree to respect the boundaries established in this disclaimer.
Interaction Guide
Writer. SAVANNAH. Hi, I'm Evangelina Ruth. In-Character. "Hi, I'm Evangelina Ruth." Out-of-Character. ❛ Hi, I'm Evangelina Ruth.
0 notes
truthful-verses · 1 month
Text
Truthfully, Her.
Tumblr media Tumblr media
Name Evangelina Ruth Nickname Ruth, Angel Date of Birth May 13, 2000 Origin Seattle, Washington, USA Occupation Freelance designer
2014.
Senja merambat, melempar bayangan panjang di atas jalan yang rusak, sementara aku berdiri di pinggiran serambi kami yang retak, merasa beban perpisahan menekan dadaku. Tak ingin kukatakan selamat tinggal. Lagi. Sepertinya aku berpura-pura tidak ingin mengucapkannya. Namun, pada akhirnya, terlihat seperti aku tak peduli.
Udara terasa tebal dengan aroma hujan yang akan datang, latar yang cocok untuk badai yang sedang berkecamuk di dalam diriku. Ayah dan ibu bertengkar. Lagi. Mereka bertikai tentang segala hal, mulai dari yang sepele hingga yang rumit, tapi di balik setiap kata yang tersirat, tersembunyi kebenaran yang tak terucap: godaan tak terbendung yang merayap dalam diri ayah, menjebaknya pada setiap pesona perempuan yang melintas, dan upaya ibu untuk menyingkirkan bayang-bayang itu dengan menenggak botol alkohol setiap hari. Aku merapatkan kepalan tanganku, merasakan rasa sakit dari mata yang hampir saja meneteskan air mata.
Malam sebelum aku memulai kelas sembilan, pertengkaran mereka mencapai puncaknya, di mana titik kemarahan dan rasa sakit yang mereka rasakan merobek kain rapuh keluarga kami. Dan kemudian, seperti kapal yang tersesat di laut, ayahku menghilang dalam gelapnya malam, meninggalkan hanya kekosongan di mana dia dulunya berdiri. 
Walaupun ibuku memperbolehkannya untuk mengunjungi kami di akhir pekan, kunjungannya semakin jarang dan menjauh, hingga akhirnya lenyap begitu saja. Setiap akhir pekan yang berlalu terasa seperti goresan luka baru yang mengingatkanku akan ruang yang ditinggalkannya.
Ketika sinar matahari terakhir meredup di ufuk, tiba-tiba aku merenung, apakah ini akhir dari segalanya. Apakah saatnya bagiku untuk menghadapi kenyataan tentang ayahku, sosok yang dulu berjanji akan mencintai dan melindungi kami? Namun, ketika tetesan pertama hujan mulai jatuh, satu hal menjadi jelas: tak peduli berapa kali aku harus mengucapkan selamat tinggal, harapanku takkan pernah surut bahwa suatu hari nanti, dia akan kembali kepada kami. Lagi.
2017.
to be continued.
1 note · View note