Tumgik
wahyuhanapertiwi · 1 month
Text
“The loneliest moment in someone’s life is when they are watching their whole life fall apart, and all they can do is stare blankly.”
— F.Scott Fitzgerald
2K notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
temporary
prompt ke-8 dari mbak Uti @prawitamutia; apa yang kamu lakukan saat merasa kesepian dalam kesendirian?
feeling lonely and alone, adalah saat saya pergi ke Malang naik bus umum. niatnya untuk menilik perpustakaan magister buat baca tesis keperluan skripsi saya. sekaligus bertemu teman kuliah yang saat itu magister di kampusnya.
itu adalah pertama kali saya naik bus agak jauh. sendirian. saat akan duduk di bangku penumpang, saya melihat sekeliling. tidak banyak penumpang, tapi tidak terlalu kosong juga. mungkin sepertiga bangkunya terisi. meskipun banyak orang, tetap saja rasanya kosong, sepi. belum tentu jika ada temannya, saya merasa tidak sepi lagi.
yang saya lakukan saat itu:
pertama. memeriksa apakah benar kita sendirian saat itu. kalau ada yang tinggal di rumah sendirian, tapi orang lain melihatnya kasihan karena yang mukim kesepian. padahal sebenarnya si mukim tidak merasa sepi. bisa jadi karena punya banyak teman atau ada piaraan sehingga tidak merasa kesepian.
kalau dalam perjalanan, bisa ajak mengobrol dengan teman perjalanan. siapa tahu nanti malah berkesan. saat di bus jurusan Malang-Surabaya, saya mendapati deskmate(?) yang juga mengurus perkuliahannya.
kedua. karena kesepian adalah perasaan, jadi kemungkinan untuk mengatasi rasa sepi, masih bisa diupayakan. di buku How to Stay Sane (the school of life) karya ibu Philipa Perry, beliau sangat merekomendasikan untuk menulis diary.
Whatever method you find works best, keeping a diary is a way of processing your feelings, and getting to know yourself better.
A few hint for starting a diary: be honest and keep it simple; it is just for you.
ketiga. do the things that makes you happy. setelah menyadari, kalau sendirian dan merasa kesepian, coba lakukan hal-hal yang membuat diri senang.
kalau saya waktu itu, selain pakai earphone untuk mendengar lagu-lagu sambil membayangkan apa yang akan saya lakukan saat tiba di tempat tujuan. bisa juga pergi ke tempat amusement. paling senang kalau main game yang menantang, sih. atau paling mujarab, biasanya pulang ke daerah, ketemu keluarga-bahkan bocil-bocil wkwk, lihat ijo-ijo, makan masakan rumah :)
keempat. paling penting. menyadari bahwa kesenangan yang didapat di dunia ini sifatnya sementara. ada masa kita pulang di tempat yang sesungguhnya. ada Allah dan malaikat yang selalu menemani.
3 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
ternyata kalau bukan dia orangnya, gak apa-apa kok.
ternyata kalau dia gak bersama denganku, semuanya akan tetap baik-baik saja.
ternyata gak harus dia orangnya,
ternyata juga gak harus aku.
ternyata aku bisa sendiri, ternyata semuanya cuma butuh waktu untuk terasa biasa aja.
untuk terbiasa agar aku percaya lagi kalau semuanya baik-baik saja dan aku bisa melewatinya.
233 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Ramadan #8
Kita tidak selamanya bisa bergantung sama orang lain. Suatu saat mereka akan pergi, entah karena meninggal, atau mungkin mereka memiliki urusan hidup yang perlu mereka selesaikan dan tak bisa lagi selalu ada untuk kita. Seseorang yang akan terus menemani kita adalah diri kita sendiri.
Maka bantulah dirimu sendiri untuk bisa menjadi pribadi yang baik, pribadi yang menyenangkan, yang kamu sendiri pun merasa nyaman ditemani oleh dirimu sendiri. 
165 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Yang membuat tidak tenang karena kita sedang membuat jarak pada pencipta ketenangan itu sendiri. Ayo kembali, menguat, bertaut..
469 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Tanda kamu telah benar-benar dewasa; ketika kamu memilih untuk tidak menceritakan luka dan duka yang kamu rasa kepada orang tua. Bukan sebab kamu merasa kuat, tapi karena kamu merasa sudah bukan waktunya lagi untuk membebani mereka.
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
311 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Perempuan itu tidak bisa dinilai kesholehannya dari pakaiannya.
Pakaian yang longgar dan hijab menutup dada tidak menandakan dia memiliki ilmu yang tinggi atau ibadah yang kuat. Tapi, itu menandakan bentuk kepatuhannya pada Allah. Karena memang perempuan berpakaian itu diatur oleh agama bukan dunia.
Bandung, 11 Sya'ban 1445 H.
488 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Sejak tahun lalu sampai sekarang, hidup begitu terjal dan berliku, bak terombang-ambing di kapal di tengah lautan luas, mental kena, fisik juga kena
Kuatkan aku
Mampukan aku
Walaupun aku hanya "seonggok daging" yang tak banyak berkontribusi di dunia ini
Hanya berharap setiap harinya dapat bertahan hidup dengan baik
0 notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Sebetulnya tidak perlu banyak effort untuk disukai manusia. Cukup perbaiki hubunganmu dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan manusia.
435 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Pemutus overthinking paling ampuh ialah mengimani qada dan qadarNya dengan utuh. Percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu dan tidaklah Allah menetapkan sesuatu kecuali itu baik untukmu.
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
440 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Belajarlah menunggu dengan sabar. Bukan dengan sikap yang buruk. Ketika kamu melihat temanmu diberkahi, berbahagialah untuknya. Berdoalah untuk kesejahteraan mereka agar Yang Maha Kuasa dapat memberimu nikmat yang sama. Giliranmu akan tiba. Hiduplah dengan prinsip ini: ketika bukan giliranku, aku tidak pernah membenci; aku hanya menunggu.
— Mufti Menk
164 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 2 months
Text
Pada titik terendah itu semoga membuatmu sadar bahwa yang benar-benar ada untukmu itu hanya Allah, bahwa tempat sandaran paling kuat itu hanya Allah, bahwa yang kamu butuhkan itu hanya Allah. Tidak ada yang lain, hanya Allah.
470 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 3 months
Text
Mengapa Aku selalu menjadi "Antagonis" di hidup orang lain?
0 notes
wahyuhanapertiwi · 3 months
Text
Tak (Mungkin) Lagi Sama
Kita pernah melewati angka tahun yang sama, tahun saat kita masih remaja. Tahun yang sama, saat kita baru saja membuka mata bahwa dunia ini begitu luas dan tak menyangka bahwa kita akan bersisian garis takdirnya. Berkenalan, berbicara, saling bertukar pikiran. Tapi, tidak untuk bertukar perasaan.
Kita semua tumbuh tahun demi tahun, ada di antara kita yang garis takdirnya terus bersisian, ada yang berpisah jalan. Tapi, apa yang terjadi tidak akan pernah hilang begitu saja. Karena, bagaimanapun bentuk takdir hidup yang pernah kita lewati bersama, membentuk kita saat ini.
Pilihan kita pada jalan hidup, membuat diantara kita ada yang bersama, dan berpisah. Tak perlu menyesali pilihan, pilihan yang mungkin menjauhkan. Pilihan yang mungkin ingin kita ulang, jika bisa memutar waktu. Tidak perlu juga berharap semua akan kembali seperti semula, mau bagaimanapun, keadaan takkan pernah sama lagi. 
Kalau pilihan-pilihan yang dulu pernah dibuat ternyata membawa kita pada takdir yang paling ingin kita hindari, barangkali kita sedang diuji untuk bisa membuat pilihan baru yang lebih baik dan lebih berani. Kalau pilihan yang dulu pernah dibuat ternyata membawa kita pada takdir yang paling diinginkan, mungkin kita juga diminta belajar untuk bersyukur serta menghargai apa yang sudah digenggam.
Kita pernah melewati perjalanan hidup dalam irisan takdir yang saling bersinggungan. Bertemu di jalan, di sekolah, di bandara, di stasiun kereta, di toko buku, bahkan di dalam tulisan. Kita pernah merasa begitu saling mengenal dan pilihan hidup membuat kita kembali asing. Kita menjalani pilihan kita masing-masing. Dimanapun kamu berada, jangan pernah lupa bahwa apa yang sedang kita jalani saat ini adalah pilihan kita sendiri.  Tapi ingatkah waktu muda dulu kita pernah berujar,”Tidak apa-apa memutar balik, tidak apa-apa mengubah pilihan. Karena kita terus belajar, karena kita juga tahu mana yang lebih baik. Pilihan yang baik akan terus ada, hanya apakah kita berani atau tidak untuk mengambilnya, beserta segala risikonya.” Pilihan yang baik akan tetap ada, meski kita tidak melihatnya. ©kurniawangunadi
400 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 3 months
Text
Mengapa kita seringkali menolak untuk terlihat lemah, padahal semenjak lahir hingga mati nanti kita tidak akan pernah lepas dari menerima bantuan. Dan bukankah diciptakannya manusia lain tak lain tak bukan untuk membuat kita tak perlu menjalani banyak hal sendirian?
Terkadang hal paling berani yang dilakukan oleh seorang manusia adalah meminta tolong. Karena tak semua orang bersedia untuk terlihat lemah di hadapan manusia lainnya.
@milaalkhansah
115 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 3 months
Text
Tidak ada seorang pun yang bisa merasakan apa yang sedang kamu rasakan, jadi jangan repot-repot mengungkapkannya pada orang lain. Sembunyikan dan adukan pada Tuhan, sebab masalah yang diumbar itu ujungnya membesar.
876 notes · View notes
wahyuhanapertiwi · 3 months
Text
Jika ada orang dalam hidupmu yang memperlakukanmu dengan buruk dan membuamu merasa kurang dari cukup, atau membuatmu merasa perlu membuktikan nilai dirimu dengan cara tertentu, jaga jarak dari mereka. Habiskan waktu bersama orang-orang yang menghargaimu. Dan jagalah hatimu tetap melekat pada Penciptamu.
— Mufti Menk
241 notes · View notes