Tumgik
zonakapur · 2 years
Text
Mengelola rasa, hingga akhirnya kembali bisa merasa "oh ini ternyata rasanya marah, oh ini rasanya ingin nangis, oh ini rasanya kesel". Melewati fase demi fase yang entah dalam bentuk seperti apa saja.
Bersyukur perlahan kembali, memunculkan lagi empati yang nyaris coba dibiarkan mati. Memikirkan sisi yang dilihat dari sana dan sini.
7 notes · View notes
zonakapur · 2 years
Text
Pilihan-pilihan
Terkadang, aku ingin berperan menjadi perempuan yang punya kontribusi untuk dunia.
Namun, di lain waktu, aku hanya ingin menjadi ibu biasa, yang mengurus anak-anak, memasak makanan kesukaan mereka, dan membuat mereka tertawa dengan cerita-cerita masa kecilku.
Terkadang, aku ingin punya waktu sendiri. Makan mi kuah yang masih hangat, tak dingin seperti biasanya karena mesti mendahulukan kebutuhan anak-anak. Berjalan-jalan sendiri dengan bawaan ringkas, tanpa harus repot membawa berkantong-kantong kebutuhan anak-anak, tanpa harus mendengar pertanyaan di sepanjang perjalanan "Topiku di mana, Bu? Spidolku, kok, tidak ada?"
Namun, di lain waktu aku ingin selalu bersama mereka. Ingin memastikan mereka selalu dekat. Sekejap keheningan bisa memunculkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran. "Apakah mereka baik-baik saja?"
Sejenak perpisahan menghadirkan banyak kecemasan, "Bagaimana jika .... ?"
Terkadang aku ingin pergi menjelajah dengan bebas. Keliling dunia mungkin tak terlalu sulit dibandingkan mengurus anak-anak.
Namun, adakalanya rumah menjadi dunia yang paling nyaman untuk kujelajahi, kutimang bayi kecilku yang mengantuk sambil kukelilingi tiap ruang di rumahku. Langkahku berirama, bayiku pun tertidur dalam buaian. Wajah bersihnya memudarkan keletihan, senyum manisnya menguapkan semua keluh dan kesah.
Terkadang aku ingin menjadi seseorang yang lebih dari ini.
Namun, adakalanya menjadi ibu sudah cukup. Cukup membuatku berguna, cukup membuatku bahagia.
Terkadang aku berpikir begitu jauh, imajinasiku melanglang buana ke langit tinggi yang menawarkan berbagai kemungkinan.
Namun, adakalanya aku hanya ingin menikmati semua yang ada di hadapanku saat ini dengan hati yang lapang menerima.
Ah, hidup memang selalu menawarkan banyak pilihan. Terkadang, semua itu terlalu membingungkan. Hidup adalah sekumpulan paradoks, kata orang-orang.
Beberapa pilihan menciptakan pertentangan. Selama ada pertentangan, kedamaian hati hanya menjadi angan-angan. Mari jalani saja sesuai kemampuan. Semua akan berujung indah, selagi kita yakin bahwa kita tidak sedang berjalan menuju penyesalan.
426 notes · View notes
zonakapur · 2 years
Text
Siapa yang mengira, menunggu hingga sebegitunya tapi harus berakhir dengan begitu singkat. Namun menjadi satu hal yang sangat disyukuri, mengalami semua di usia saat ini, saat dimana setidaknya sanggup berpikir lebih tenang. Entah apa yang terjadi jika fase ini hadir di saat beberapa tahun sebelumnya.
Tanggung jawab menjadi salah satu catatan paling besar untuk diri sendiri dan untuk si kecil. Semoga kelak tidak tumbuh tanpa mengenal rasa tanggung jawab.
Langkah hari ini dan seterusnya, menemani dan menanamkan hal baik hingga kelak dia tumbuh dan berkembang dengan segala hal baik yang ada dalam dirinya.
0 notes
zonakapur · 2 years
Text
Tahun-tahun sebelumnya ditempa, mungkin untuk bersiap menghadapi hari² di tahun 2021.
Selamat datang 2022. Semua pasti akan baik² saja
0 notes
zonakapur · 3 years
Text
Tak ada yang bisa berperan ganda, tapi setidaknya memberikan yang utuh jadi hal yang utama. Tidak terluka agar tetap bisa beri yang sempurna.
Kelak saat mencari, tak akan kemana² untuk berlari. Sosok yang tetap berdiri tak akan pernah pergi.
Bergejolak pasti, tapi rasanya kuharus setenang udara pagi. Karena waktu tak akan pernah kembali, dan tidak ada menyesal apalagi dua kali.
Hadir utuh, menjadi sempurna di setiap hari saat menutup senja. Meski tak sama seperti mereka,.
2 notes · View notes
zonakapur · 3 years
Text
Hingga bertemu fase "oh ini rasanya sakit yang beruntun"
Sabar, nanti akan kebal..
1 note · View note
zonakapur · 3 years
Text
Menulis..
Sebenarnya ini menjadi proses healing terbaik, mengisi penuh setiap lembaran kosong dengan semua isi kepala yang sudah seharusnya dikeluarkan.
Mimpi, ide, cita-cita, bahkan sampah yang seharusnya tidak tinggal lama di dalam kepala. Hal yang sudah cukup lama tak pernah dilakukan. Hingga kata per kata pun seperti ragu untuk tampil di muka.
Semua susunan huruf yang kelak mungkin akan menjadi pengingat, menjadi seperti hari ini itu ada prosesnya. Dan tidak mudah.
1 note · View note
zonakapur · 3 years
Text
Kembali Lagi
Sudah lama rasanya saya gak menulis dalam format panjang. Terakhir rutin menulis panjang sepertinya 2 tahun lalu. Sekarang, rasanya sudah berbeda. Sangat berbeda. Ada banyak hal yang mempengaruhi sebenarnya. Tapi yang paling terasa, mungkin saya sudah tidak lagi menggebu-gebu seperti 2 tahun yang lalu. Banyak hal yang telah terjadi. Menyeimbangkan fokus antara kerjaan industri dan akademis yang memang butuh konsentrasi ekstra, mengelola personal project yang (selalu) diupayakan untuk tetap mengudara, dan yang paling penting, hati sudah tenang, sudah menikah dan alhamdulillah baru saja dikaruniai seorang anak perempuan.
Seiring bertambahnya peran, pikiran pun semakin berkembang. Totalitas terhadap peran-peran pun sangat diperlukan.
Entah kenapa sekarang rasanya sangat berhati-hati dengan apa yang akan saya tuliskan. Rasanya takut aja kalau misal menuliskan sesuatu atau berkomentar terhadap sebuah kejadian malah menimbulkan efek yang negatif. pun sama halnya dengan berkarya. Rasanya seperti kehabisan energi untuk rutin berkarya. Merasa diri sendiri tidak berkembang secara visual dan pemikiran. Eksplorasi visual rasanya berjalan sangat lambat. Ya meskipun slow progress is still a progress. Tapi kan, ya… hehe.
Secara pemikiran pun rasanya apa yang saya utarakan akhir-akhir ini juga masih seputar hal yang sama. Keresahan berkarya, keresahan hidup, ketidakpercayaan dengan diri sendiri, dsb. Yang mana ini topik yang selalu saya bahas sejak 4 tahun yang lalu bahkan. Merasa secara pemikiran harus mulai berbagi tentang hal yang positif, informatif, edukatif. tapi ya kenapa harus berbagi yang seperti itu, kan?
Entah. Banyak pemikiran yang sebenarnya mengganjal tapi belum berani saya selesaikan satu per satu. Malah saya tumpuk di pojok pikiran untuk dilihat-lihat terlebih dahulu. Alih-alih diambil satu per satu kemudian diselesaikan.
Fokus yang lebih penting – tentang keluarga dan kewajiban di dalamnya, tentang pekerjaan dan totalitas yang harus ada – yang mungkin harus saya dahulukan sekarang. Semoga secepatnya menemukan titik terang. Agar bisa kembali lagi memikirkan pengembangan diri sendiri – yang akhirnya mampu menyeimbangkan semua pondasi kehidupan saya.
Semoga.
Sekian sedikit pemecah buntunya pikiran hari ini.
__
@dimazfakhr Senin, 29 Maret 2021. Ahmed Coffee, Solo.
*entah kenapa baru saya unggah hari ini. :P
25 notes · View notes
zonakapur · 3 years
Photo
Tumblr media
My dear little hero.. You are definition of "perfect" in my eyes. You made me fall in love everyday, everystep and everymilestone you did. Grow up as you want, and still remember Allah SWT always love you forever. I love you every single day Nal.. 💕 https://www.instagram.com/p/CNWX_Nal1Ik/?igshid=1vxpadwhnje74
0 notes
zonakapur · 3 years
Text
Belajar, dan terus belajar..
Terima kasih sudah pilih ibuy ya Nal.. 💕
Tumblr media
1 note · View note
zonakapur · 4 years
Text
Breadcrumbing
“You just want attention, you dont want my heart. Maybe you just hate the thought of me with someone new. You just want attention. I know from the start. You’re just making sure that I’m never getting over you”, - Attention
Ada yang pernah denger breadcrumbing? Kalau belum, berarti kita sama haha. Jadi kan kita udah gak asing ya sama yang namanya ghosting. Itu loh, yang biasanya dipake buat nge cut-off hubungan. Yang lagi deket-deketnya, tiba-tiba dia ngilang gitu yah hiks. Nah ternyata ada juga nih istilah baru disini, apa itu? Breadcrumbing. Breadcrumbing is the fresh way for daters to eff with the people who are expressing unrequited interest in them.
Istilah ini baru banget sih buat saya. Saya tau ini gegara ada temen nge-story-in ini di Whatsapp Story-nya. Kayaknya dia lagi kzl sama seseorang atau apa gitu wkwk. Gini katanya:
This really just woke me up. Some people don’t love you, they don’t even care about you, they just want to stay connected to you. The love, the benefits … so they do the minimal … a little phone call here and there, just checking/thinking about you. What they are really doing is maintaining a connection, so when they need you … they still have a way in.
Kebayang kan ya breadcrumbing itu tipe gimana. Jadi dia gak perlu tuh dicurigain “pasti butuh sesuatu” kalau tiba-tiba nanya “gimana kabarnya” gitu yah haha. Kalau kata New York Times, breadcrumbing itu ketika seseorang gak tertarik sama kamu, tapi tertarik di diri mereka buat staying relevant to you. GImana ya, sebenernya tetep ngejaga silaturahim kan ya, tapi suka ada orang yang opportunist. Yang ngehubungin cuman buat manfaatin kita doang hiks. Dan caranya halus gitu haha. 
Dah lah segitu dulu, mungkin ini pikiran jahat saya aja kali ya yang mikir kalau orang ngehubungin karena ada kebutuhan haha. Tapi ini penting buat di share sih biar kita ga do the minimal cuman buat ngejaga aja ‘andai suatu saat ada butuh’. Sedih sih kalau kita tau temen kita ada yang kek gini. Bhye! Merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind!
166 notes · View notes
zonakapur · 4 years
Text
Listen to Your Inner Voice
..is not about Ego or Selfish. But believing your self to take decision, to do what you have to do in your life. Of course, you may ask some experts if you need.
But don’t forget to lead your self. Trust your principle, knowledge and experience. No matter what others say to you, no matter what others say about you.
©Quraners
228 notes · View notes
zonakapur · 4 years
Text
Jika ditanya tentang rasa takut..
Saya rasa menginginkan tangan kecil ini meraih impiannya kelak, akan jadi keberanian terbesar dan menjadi jawabannya.
0 notes
zonakapur · 4 years
Text
“Menyakiti hati orang lain, itu semudah ketika kita melemparkan kerikil ke lautan. Dan kita tidak pernah tahu sedalam apa kerikil itu tenggelam.”
— Dan pada akhirnya meski kita menyelam, kerikil itu mungkin akan tetap ada di dasar lautan. Seperti maaf yang mungkin hanya berperan sebagai arus, mengasingkan kerikil dan berusaha menghilangkannya meski kemungkinannya sangat kecil
3 notes · View notes
zonakapur · 4 years
Text
Jika ditanya apa hal yang orang lain katakan kepadamu yang ga bisa kamu lupa, jawaban saya adalah "sana ke psikiater".
Kalimat yang cukup untuk membuat saya hening
0 notes
zonakapur · 4 years
Text
Sebelum Genap.
“Ujung dari langkah yang kita buat untuk mencari adalah penerimaan.” - Iidmhd
… karena akan selalu ada yang lebih baik tetapi yang menerima apa adanya kamu; tidak selalu ada.
Menilik postingan instastory Masgun kemarin seputar “Apa sih yang kamu ingin tanyakan kepada calon pada saat proses pranikah yang mungkin sungkan ditanyakan tetapi penting?“ dan seperti biasa respon dari ask me tersebut memberikan banyak sekali pencerahan.
Berikut beberapa hal-hal yang perlu ditanyakan menurut followers Masgun beserta tanggapannya:
Visi hidup dan rencana setelah menikah? (Make sure. Jangan sampai tidak ditanyakan)
Apa yang dilakukan jikalau marah? Pernah sampai mengekspresikan dengan kekerasan fisik? (Sifat temperamental, mudah marah, dsb perlu divalidasi di lingkungan dan pertemanan dia selama ini. Bagaimana dia jika ada masalah, dsb. Teman-teman terdekat di lingkarannya yang paling melihatnya. Potensi KDRT-nya besar jika kamu tidak bisa mengenali dan mencari data valid soal ini)
Bersediakah setelah menikah tinggal dekat dan atau bersama orang tua saya? (Ini cukup sensitif, tidak mudah bagi seorang menantu untuk beradaptasi tinggal serumah dengan mertua. Jika calonmu mengatakan bersedia, menjadi wajib bagimu untuk membantu dan membuatnya nyaman di rumah orang tuamu. Jika tidak bersedia, tidak perlu memaksa. Cari yang lain)
Orang tua berbeda ormas, bagaimana? (Termasuk berbeda soal lainnya, contoh: beda organisasi keislaman, beda budaya, beda cara pandang soal sesuatu. Ada keluarga-keluarga yang menganggap hal-hal seperti itu sebagai syarat mutlak. Ada juga keluarga yang terbuka terhadap perbedaan seperti itu. Jika tidak bisa diterima oleh keluargamu. Tidak perlu memaksakan. Menikah urusannya panjang, kalian tidak hanya hidup berdua)
Sex life. Banyak sekali kasus tiba-tiba suami didiagnosis HIV positif kemudian yang terkena imbas adalah keluarga. (Ini bisa jadi pertanyaan tabu tetapi penting. Ada yang menjadikannya hal penting, contoh: keperawanan atau keperjakaan, ada juga yang tidak. Jadi, jika sex life ini penting bagimu. Tanyakan. Lebih berat menanggung risikonya daripada beratnya bertanya)
Saya ingin bekerja walaupun sudah menikah. Bagaimana? Boleh? (Ini menjadi case di kalangan perempuan, ingin bekerja setelah menikah. Jika itu penting bagimu, tanyakan. Tidak sevisi. Cukup sampai di sini. Cari yang lain. Karena itu juga akan melihat soal mindset. Perkara nanti kamu ketika menikah akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga, itu juga keputusan sadarmu. Bukan karena disuruh dan terpaksa)
Uang yang kamu dapatkan dari mana saja? Uangnya mengalir ke mana saja? (Ini penting sekali, serupiah pun jangan sampai lolos. Karena ini untuk menjaga harta yang ada dalam keluarga itu benar-benar halal dan berkah. Sekaligus untuk menghitung zakatnya. Jika sudah sampai haul/nisabnya)
Jika saya ternyata tidak kunjung memberikan keturunan, apakah akan menikah lagi atau akan bersabar? (Ini juga pertanyaan sejenis, contoh: laki-laki atau perempuan tidak subur karena kondisi atau sakit tertentu sehingga tidak memungkinkan memiliki anak dalam pernikahan. Hal seperti ini, harusnya tidak hanya ditanyakan kepada pasangan tetapi bagaimana pendapat kedua orang tuanya. Karena bisa jadi ybs tidak mempermasalahkan tetapi tidak dengan orang tuanya)
Pernah HS (having sex) atau tidak? (Hal-hal seperti ini, mungkin ada yang terbuka dan ada yang tidak. Karena bisa jadi jika batal proses pra pernikahannya, kamu jadi tahu rahasianya. Jadi, sepakati sejak awal bahwa di proses pranikah akan terbuka. Karena bagimu ini penting, jika dia tidak bersedia. Ya sudah lebih baik berhenti sebelum lebih jauh sampai kamu mengetahui rahasianya, kecuali dia memang bersedia secara pribadi ingin mengatakannya di awal bahkan sebelum proses lebih dalam. Karena dia memiliki pandangan bahwa itu adalah pintu masuknya. Kita belajar bahwa aib yang Allah tutupi jangan sampai dibuka kembali jika ybs sudah bertobat. Jika kamu merasa perkara HS ini penting, make sure bahwa dia memiliki pandangan yang sama bahwa hal tersebut penting untuk diketahui sebelum menikah. Nanti berlanjut ke persoalan kesehatan reproduksi)
Gaji Pasangan. Ingin sekali menanyakan tetapi bingung memulainya. (Tinggal tanya, gajimu berapa dan bagaimana mengalokasikannya selama ini? Lalu rencana ke depan dengan pendapatan tersebut setelah berumah tangga. Jangan pertaruhkan hal-hal yang besar untuk perkara-perkara ketakutan-ketakutan yang kecil. Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri)
Apakah keluargamu memiliki utang? Apa saja janji-janjimu terhadap orang tuamu? (Insightfull, apa saja janji-janjimu kepada orang tua? Jawabannya akan sangat penting buat jadi pertanyaan ke diri sendiri, apakah saya bersedia membantu mewujudkan janji-janji tersebut atau tidak?)
Jika saya memiliki prinsip menghindari utang riba tetapi kamu justru kerja di bagian pencari nasabah, lalu bagaimana? (Ini prinsip-prinsip bermuamalah. Ini juga bisa direfleksikan ke hal-hal serupa yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dalam menjalankan agama. Jika bagimu penting dan tidak ada toleransi. Seharusnya tidak ada ruang untuknya. Jika masih ada ruang, berarti itu dorongan hawa nafsu)
Kesehatan. Minta tes kesehatan sebelum nikah terutama tes HIV. (Medcheck. Jika kamu meminta dia medcheck, kamu juga harus. Jika ini penting bagimu, lakukanlah. Hal ini lebih banyak manfaatnya untuk kehidupan pernikahan ke depan. Jika kemudian hasilnya diketahui ada penyakit bawaan di diri calon. Kamu harus siap untuk mengambil keputusan. Jangan menikah karena kasihan, sungkan dan takut omongan orang)
Utang atau tanggungan keluarga saya masih ada. Kamu siap menerima atau tidak? (Saya menekankan kepada teman-teman jika tahu kondisi keluarga soal utang, dsb lebih baik dikomunikasikan. Sebab, utang itu diwariskan. Ekstremnya, jika orang tua tiba-tiba meninggal dan masih ada utang maka anak-anaknya lah yang harus melunasi utangnya. Apalagi jika kondisimu saat ini masih bekerja dan berjuang melunasi utang orang tua)
Pola asuh anak. Apakah nanti akan terlibat dalam pengasuhan atau fokus bekerja? Seperti apa pola asuhnya? (Pandangan soal pola pengasuhan ini juga penting. Jangan sampai ‘kecele’. Cek tidak hanya ke dia tetapi juga keluarganya. Jangan sampai kamu pro-vaks dan baru tahu setelah menikah jika pasanganmu itu anti-vaks. Bisa perang dingin di dalam keluarga. Dan pola-pola pengasuhan lainnya)
Nanti kerjanya bagaimana? Apa masih berbeda kota juga? Karena saya juga berat melepas karir saya sekarang. (Jika pada masa perkenalan sudah tahu career path-nya berbeda dan teguh terhadap keinginan masing-masing. Memang lebih baik tidak usah dilanjutkan. Karena itu adalah misi, caramu menjalankan visi besar yang mungkin kamu sendiri tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Apalagi jika pekerjaan tersebut memiliki urgensi besar untuk tetap kamu miliki seperti karena kamu harus membantu keluarga, dsb)
Siap dengan Mama saya yang selalu mengukur segalanya dari uang? (Kita mungkin bisa menerimanya, tetapi tidak bisa menerima orang tuanya atau juga sebaliknya. Dia bisa menerima kita dan orang tua kita tetapi kita sendiri tidak yakin apakah nanti hubungan antar keluarga (orang tua x orang tua) bisa baik. Jika ini penting untuk ditanyakan, tanyakan. Jika ini penting untuk dikatakan, katakan. Karena bisa jadi rumah tangga itu oleng bukan karena kitanya tidak siap menikah dsb tetapi karena intervensi orang-orang terdekat kita sendiri)
Izin poligami karena kerja di luar kota. Saya jawab silakan tetapi bukan dengan saya. (Saya tidak kontra dengan poligami, karena itu ada dalam agama yang saya imani. Yang jelas S&K-nya berlaku. Jika kamu merasa tidak bisa memenuhi S&K-nya tersebut, tidak usah diambil)
Kenapa kamu mudah sekali berutang (uang) demi mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan? (Watak atau kebiasaan bisa ditanyakan. Apalagi jika hal tersebut adalah sesuatu yang tidak se-value dengan diri sendiri. Jika masih tetap tidak menemukan jalan tengah, berbeda pandangan yang artinya sama juga dengan berbeda value. Pernikahanmu jauh lebih berharga daripada orang tersebut)
Jika saya ada masalah dengan Ibunya bagaimana cara dia mendamaikan kami? (Insightfull, bagaimana cara calon mengatasi masalah-masalah yang akan timbul antara kita dengan orang tuanya?)
“Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri.”
… karena lebih baik gagal dalam proses ketimbang gagal setelah menjalani pernikahan.
“Membangun visi dan misi keluarga itu berangkat dari memilih pasangan hidup.” - Istri Masgun
Lebih utama jadilah sebaik-baiknya dirimu; sebelum mencari atau ditemukan.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Libatkan Allah Subhanahu Wata’ala selalu di dalam prosesnya. Lalu niatkan menikah karena ibadah.
“Jika dulu niatnya menikah karena terlanjur suka, suruhan orang tua, faktor umur, ekonomi, keadaan dan situasi, semua ini harus diubah niatnya. Diubah niatnya memang karena ibadah. Ingin mengerjakan karena perintah Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya. Dan betul-betul jika diniatkan ibadah, semua kejenuhan, perasaan-perasaan yang terbebani karena adanya karakter pasangan, beban-beban kewajiban seperti nafkah bagi laki-laki, melayani ekstra dari perempuan ke suaminya, ini akan jadi ringan.” - Ust. Khalid Basalamah.
Sehingga pernikahanmu senantiasa dilimpahkan keberkahan dan menjadi keluarga sehidup sesurga.  Aamiin.
4K notes · View notes
zonakapur · 4 years
Text
Khawatir
Rasanya, hidup ini bukan untuk kita tebak-tebak bagaimana masa depan, melainkan untuk dijalani sebaik mungkin. Rasanya, kekhawatiran itu bersumber pada ketidakpastian. Saat kita memikirkan hal-hal yang tidak ada dan tidak terjadi.
Padahal, kita ada di waktu saat ini. Saat mata kita menatap segala sesuatu yang ada di depan. Tapi, pikiran kita menjelajah jauh ke tempat-tempat yang gelap. Kekhawatiran.
Padahal, masa lalu itu sudah berlalu. Mau seperti apapun kita ingin mengubahkan, tidak ada satupun cara untuk memperbaikinya. Kita hanya bisa memperbaiki diri kita saat ini. Tapi, pikiran kita melangkah jauh ke belakang. Berharap bisa menghentikan diri kita di masa lalu, berharap bisa mengubahnya. Khawatir.
Sampai kita tidak bis mengenali ada bagitu banyak cinta dan maaf disekitar kita. Orang-orang yang bisa mencintai dengan memaafkan. 
©kurniawangunadi
617 notes · View notes