Tumgik
pieceoflilac · 2 years
Text
Beranjak dewasa.
Saat kecil kebanyakan anak ketika ditanya cita-citanya kelak ingin jadi seperti apa, mereka akan menjawab ingin menjadi dokter. Termasuk anak itu, ia ingin menjadi dokter. Ia bahkan tak takut pada darah. Seorang pemberani.
Seiring bertambah umur, anak itu memiliki cita-cita baru. Anak itu ingin menjadi perancang busana terkenal dan terhebat. Ia mulai merancang busana-busana melalui gambarnya. Setiap pelajaran seni rupa di kelas, anak itu menjadi yang paling semangat dan berhasil meraih nilai 96. Nyaris sempurna. Tak hanya menggambar, ia juga belajar merajut.
Saat memasuki masa remaja, anak itu memiliki cita-cita baru. Anak itu ingin menjadi seorang penulis. Ia lalu menulis beberapa buku di wattpad– aplikasi untuk membaca buku dan menjadi penulis buku. Beberapa orang yang membaca karyanya memberi pujian dan menanti karya lainnya.
Ketika anak itu menjadi seorang remaja dan siap menginjak bangku kuliah, mimpi dan ambisinya bersatu. Anak itu menemukan cita-cita dan tujuan hidupnya, ia ingin menjadi seorang psikolog dan kuliah di universitas ternama. Anak itu kemudian belajar dengan sepenuh hati untuk meraih mimpi dan ambisinya.
Saat yang dinanti ketika anak itu telah dewasa, anak itu kehilangan segala ambisi dan cita-citanya. Tak satupun dari cita-citanya yang tercapai. Anak itu kehilangan semua mimpi, ambisi, dan tujuan hidupnya. Hidup tidak berjalan sesuai rencana dan keinginannya.
Anak itu adalah aku.
10 notes · View notes
pieceoflilac · 8 years
Quote
Dimana lagi aku harus pulang, jika rumahku telah diisi orang lain?
0 notes