Tumgik
#3 Destinasi Wisata Bogor yang Mengagumkan
sigithermawan · 2 years
Text
3 Destinasi Wisata Bogor yang Mengagumkan
3 Destinasi Wisata Bogor yang Mengagumkan
Apakah Anda ingin mengawali minggu pertama bulan Juli dengan rekreasi di tempat wisata? Destinasi wisata Bogor yang mengagumkan adalah kuncinya! Di sini, Anda akan menemukan keindahan dari panorama alam yang begitu unik dan berbeda. Mari simak 3 destinasi wisata Bogor yang mengagumkan: 3 Destinasi Wisata Bogor yang Mengagumkan Little Venice Seperti namanya, secara ajaib Anda akan bisa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
astrvnts-blog · 7 years
Text
Objek Wisata Budaya di Karawang, Jawa Barat
Karawang memiliki luas wilayah sebesar 1.737,53 km2 dengan jumlah penduduk 2.125.234 (menurut sensus di tahun 2010). Nama kabupaten ini cukup unik karena Kerawang atau Kerowong yang artinya “penuh dengan lubang”. Kabupaten ini terletak di Provinsi Jawa Barat yang diapit oleh beberapa kota/kabupaten lainnya di Indonesia, yaitu Kabupaten Bogor dan Bekasi di sebelah Barat, Kabupaten Subang di Timur, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Purwakarta di Tenggara, serta  Kabupaten Cianjur di Selatan. Hal ini sebenarnya membuat Karawang kaya akan sumber daya alam, dan menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Indonesia. Kali ini saya akan mengulas 5 objek wisata yang berkaitan dengan sejarah dan budaya yang ada di kota Karawang, diantaranya :
Tumblr media
1. CANDI JIWA
 Lokasi
       Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kec. Batujaya dan Desa Telagajaya, Kec. Pakisjaya di Kab. Karawang, Jawa Barat. Letak situs ini cukup jauh yaitu sekitar 40 km dari pusat Kota Karawang, namun akses jalan menuju ke lokasi bisa dibilang cukup bagus. Ada berbagai alternatif cara untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke situs Candi Jiwa ini. Pertama dengan menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi umum. Apabila datang dari arah Ibu Kota, wisatawan yang menggunakan mobil bisa menyusuri tol Jakarta-Cikampek lalu keluar di Tol Karawang Barat. Dari situ bisa berbelok ke arah Terminal Tanjung Pura kemudian menuju Rengas Dengklok.
      Letak situs sekitar 20 km dari Rengas Dengklok. Sepanjang perjalanan dari Rengas Dengklok menuju Batujaya, wisatawan akan melewati jalan yang berada di sisi irigasi. Kedua jika menggunakan sepeda motor wisatawan yang berasal dari Ibu Kota bisa menyusuri Jalan Kalimalang hingga ke Cikarang. Tak jauh setelah Terminal Bus Cikarang, motor bisa berbelok di daerah Pilar. Jarak situs dari daerah tersebut sekitar 20 km. Namun, apabila menggunakan transportasi umum, sejauh ini belum ada yang sampai hingga di depan situs. Angkutan umum baik dari Karawang maupun Cikarang, rata-rata hanya sampai Pasar Batujaya yang berjarak kira-kira 2 km dari situs. Dari situ bisa menumpang ojek untuk sampai ke lokasi. Objek wisata ini buka setiap hari di jam operasional kerja yaitu sejak pukul 07.00 – 17.00 WIB dan akan dikenakan biaya masuk sebesar  Rp. 10.000.
Sejarah
    Situs batujaya pertama kali diteliti oleh tim arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang disebut Fakultas Ilmu Budaya UI) pada tahun 1984 berdasarkan laporan adanya penemuan benda – benda purbakala di sekitar gundukan – gundukan tanah di tengah – tengah sawah, yang kemudian dilakukan pemugaran pada tahun 1996. Sebelum dipugar, kawasan candi hanya berbentuk gundukan tanah. Gundukan – gundukan ini oleh penduduk setempat disebut sebagai onur atau unur, namun ada juga yang menganggapnya sebagai bukit. Warga lantas memanfaatkan gundukan tanah tersebut untuk bercocok tanam dan mengamankan ternak mereka, lantaran kawasan batujaya termasuk daerah rawan banjir.  Sehingga setiap banjir datang, warga terpaksa menginapkan ternak mereka di atas gundukan tanah tersebut, lalu keesokan paginya  selalu ada saja ternak yang mati tanpa sebab.
    Akibat peristiwa tersebut, warga tak lagi menyebut gundukan tanah tersebut dengan unur, melainkan unur jiwa, karena kerap memakan jiwa-jiwa binatang ternak mereka. Alhasil ketika tahun 1996 dilakukan pemugaran dan ditemukan candi di bawah gundukan tersebut, warga lantas menyebutnya dengan Candi Jiwa. Semenjak awal penelitian dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2006 telah ditemukan 31 tapak situs sisa – sisa bangunan. Penamaan tapak – tapak itu mengikuti nama desa tempat suatu tapak berlokasi, seperti Segaran 1, Segaran 2, Telagajaya 1, dan seterusnya. Walaupun belum didapatkan data mengenai kapan dan oleh siapa candi – candi di Batujaya dibangun, namun para pakar arkeologi menduga bahwa :
1.      Situs ini berumur di ambang pra-sejarah dan sejarah Indonesia (abad ke-4 dan ke-5  Masehi, saat ini batas pra-sejarah dan sejarah Indonesia adalah tahun 400 Masehi).
2.      Candi Batujaya terbuat dari bata merah dan mempunyai ciri-ciri candi Buddha, serta jenis batu bata ini diperkirakan jauh lebih tua dari jenis batu penyusun Candi Borobudur.
3.      Tembikar dan manik-manik yang ditemukan adalah dari masa Neolitikum, dilihat dari cara mereka menusun batu bata candi dengan sistem gosok spesi dan menggunakan batu kunci.
4.      votive tables (semacam meterai) dari tanah liat bakar bertuliskan tulis pendek dalam aksara Pallawa ang merupakan bagian dari peninggalan kerajaan Tarumanegara.
  Keunikan
    Keunikan tersendiri yang ada pada candi ini adalah pemberian nama “Candi Jiwa” oleh penduduk setempat akibat hewan ternak yang mati apabila mereka titipkan disana. Selain itu candi yang ditemukan di situs ini struktur bagian atasnya menunjukkan bentuk seperti bunga padma (bunga teratai), akan tetapi pada bagian tengahnya terdapat denah struktur melingkar berupa bekas stupa atau lapik patung budha sehingga wujudnya terlihat seperti arca budha yang diletakkan diatas bunga teratai mekar dan terapung di atas air. Bentuk seperti ini unik dan belum pernah ditemukan di Indonesia.
    Tak hanya sampai disitu, candi ini semakin menarik karena semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara. Keunikan ini ditambah dengan munculnya hal – hal mistis ang kerap terjadi di lingkungan sekitar candi, mulai dari hadirnya sosok berjubah putih yang tertangkap kamera saat salah seroang peneliti Perancis tengah melakukan penelitian, hingga seringnya pengunjung yang mengalami kesurupan apabila mengunjung tempat tersebut. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui pasti siapa sosok misterius tersebut, entah ia merupakan penunggu terdahulu candi atau bagian dari tokoh kerajaan tarumanegara. Wallahualam
       Terlepas dari berbagai hal menarik dan mengagumkan dari situs peninggalan purbakala yang dibuat manusia, amat saya sayangkan karena situs candi yang sangat berhubungan dengan peradaban manusia ini masih kurang adanya perhatian dari pemerintah setempat untuk dikelola menjadi salah satu potensi wisata yang menjanjikan di Kabupaten Karawang. Hal ini ditandai dengan minimnya papan petunjuk arah untuk mencapai lokasi candi, serta kurangnya perawatan maupun penyediaan fasilitas - fasilitas berteduh ataupun beristirahat di lingkungan sekitar candi.
Tumblr media
2. RUMAH PENCULIKKAN SOEKARNO - HATTA
  Lokasi
Tempat ini berlokasi di rumah tinggal keluarga Djiau Kie song yang berada di Desa Rengasdengklok Utara RT 001/09 No.41. Kampung Bojong Tugu, Kelurahan Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Objek wisata ini dibuka untuk umum setiap hari nya sejak pukul 07.00 – 18.00 dan tidak dikenakan biaya masuk.
 Sejarah
     Rengasdengklok adalah nama sebuah kota kecil yang ada di Jawa Barat. Kota yang merupakan bagian dari sejarah Proklamasi Indonesia. Di kota inilah Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan beberapa pejuang lainnya berada, tepat sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 16 Agustus 1945. Peristiwa Rengasdengklok ini terjadi akibat perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang waktu yang tepat untuk melaksanakan kemerdekaan Indonesia, yang akhirnya membuat golongan muda terpaksa mengungsikan Ir.Soekarno dan Moh.Hatta ke rengasdengklok dengan tujuan agara kedua proklamator itu aman dari intervensi dan pengaruh pihak luar untuk menunda kemerdekaan.
    Jarak Rengasdengklok yang berkisar 15 km dari Kedunggede, Karawang menempatkan rombongan pemuda dan Soekarno di rumah seorang keturunan Tionghoa, bernama Djiaw Kie Siong. Djiaw Kie Siong adalah seorang petani kecil yang merelakan rumahnya untuk ditempati para tokoh tersebut. Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer merupakan tempat yang jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Selain itu, para militer juga mudah mengawasi apabila ada tentara Jepang yang hendak datang dari arah Bandung maupun Jakarta. Sebab, ada Daidan Peta di Rengasdengklok yang mempunyai hubungan baik dengan Daidan Jakarta.
 Keunikan
      Keuinikan yang paling menonjol dari tempat ini tentu selain karena sejarah penting dibalik peristiwa ini yaitu bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa. Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat. Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Sukarno dan Kie Siong, termasuk juga foto Megawati dan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, yang sempat berkunjung ke rumah tersebut.
      Hal yang sangat disayangkan oleh saya dan sebagian orang yang hendak mengunjungi tempat ini adalah perjalanan ke rumah Djiauw Kie Siong  yang terasa jauh dan agak terpencil. Serta kurangnya penunjuk jalan yang jelas untuk sampai ke tempat ini, karena hanya papan bertuliskan "bangunan ini merupakan cagar budaya" yang menjadi satu-satunya petunjuk. Selain itu, tidak terlalu banyak informasi yang didapat mengenai kejadian malam 16 Agustus 45 di rumah tersebut selain beberapa foto yang sudah cukup terlihat usang.
Tumblr media
3. MONUMEN RAWAGEDE
Lokasi
      Monumen Rawagede adalah wisata di Karawang yang berada di tepi jalan paling Utara Desa Rawagede, Kecamatan Rawa Merta. Tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen ini berpagar tembok, yang berjarak sekitar 10 km dari Pusat Kota Karawang. Areal dari bangunan bersejarah ini berada dekat dengan bebragai perkebunan dan persawahan penduduk yang ada di pinggaran Timur perkampungan. Ada beberapa pilihan akses ke tempat wisata sejarah ini, salah satunya melalui terminal tanjung pura karawang arah rengasdengklok. Tidak jauh dari terminal itu ada SDN Tunggak Jati I, lalu tepat di seberang sekolah SDN tersebut ada jalan masuk, dari jalan masuk lurus terus, sekitar 30 - 45 menit sebelum masjid almujahidin balongsari, kemudian dekat dari masjid pengunjung baru akan menjumpai papan penunjuk menuju lokasi tersebut. Bila masih sulit untuk menemukannya, pengunjung dapat bertanya pada warga setempat untuk keterangan lebih lanjut. Apabila anda hendak mengunjungi tempat ini, anda dapat datang di pukul 08.00 – 16.15 di hari Senin – Minggu, tanpa dipungut biaya masuk
 Sejarah
        MONUMEN RAWAGEDE adalah sebuah Taman Makam Pahlawan para pejuang khususnya yang tewas pada pembantaian Massal Rawa Gede. Monumen ini didirikan untuk mengenang Pembantaian Masal yg menewaskan + 431 orang warga sipil pada tahun 1947 oleh Belanda. Monumen Rawagede terletak di Desa Balongsari, Kec. Rawamerta, Kab. Karawang, JABAR berdiri tegak sejak 1996. Sejarah pembantaian di Rawagede bermula pada tanggal pada 9 Desember 1947 sekitar jam 4 pagi. Di tengah hujan yang lebat, Tentara Belanda masuk ke rumah penduduk untuk mencari Kapten Lukas Kustaryo. Beliau adalah Komandan Kompi Siliwangi yang menjadi Komandan dari Batalyon Tajimalela atau Brigade II Divisi Siliwangi.
        Kapten Lukas dicari oleh Belanda karena beberapa kali berhasil menyerang patroli dan pos pada militer Belanda. Tak hanya itu saja, beliau juga membajak kereta yang berisi senjata dan ribuan amunisi tentara Belanda. Namun pada Senin pagi pada pukul 7, tanggal 8 Desember , Lukas tiba di Rawagede. Setelah bertindak dalam penyerangan posisi tentara Belanda di Subang, Pamanukan, dan Cikampek. Kedatangan Lukas lalu dilaporkan oleh mata-mata dari pihak Belanda. Hari itu juga, Lukas bersama Barisan Keamanan Rakyat berencana untuk menyerang markas Belanda yang ada di Cililitan. Malam hari setelah itu, Lukas bersama pasukannya meninggalkan Rawagede, tanpa terfikirkan keesokan harinya Tentara Belanda melakukan penyerangan, penyergapan dan pembunuhan kepada peduduk sipil Karawang. Tentara Belanda di bawah pimpinan seorang Mayor mengepung desa Rawagede dan menggeledah setiap rumah. Namun mereka tidak menemukan sepucuk senjata atau tanda – tanda apapun.
        Mereka kemudian memaksa seluruh penduduk keluar rumah masing-masing dan mengumpulkan di tempat yang lapang. Penduduk laki-laki diperintahkan untuk berdiri berjejer, kemudian mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang Republik. Namun tidak satupun rakyat yang mengatakan tempat persembunyian para pejuang tersebut. Perwira Tentara Belanda kemudian memerintahkan untuk menembak mati semua penduduk laki-laki, termasuk para remaja dan bahkan ada yang baru berusia 11 dan 12 tahun. Beberapa orang berhasil melarikan diri ke hutan, walaupun terluka kena tembakan. Hari itu tentara Belanda membantai 431 penduduk Rawagede. Tanpa ada pengadilan, tuntutan ataupun pembelaan. Seperti di Sulawesi Selatan, tentara Belanda di Rawagede juga melakukan yang mereka namakan eksekusi di tempat (standrechtelijke excecuties). Tindakan yang jelas merupakan kejahatan perang.
         Diperkirakan korban pembantaian lebih dari 431, karena banyak yang hanyut dibawa sungai yang banjir karena hujan deras. Hujan yang mengguyur mengakibatkan genangan darah membasahi desa tersebut. Yang tersisa hanya wanita dan anak-anak. Keesokan harinya, setelah tentara Belanda meninggalkan desa tersebut, para wanita menguburkan mayat-mayat dengan peralatan seadanya. Seorang ibu menguburkan suami dan 2 orang putranya yang berusia 12 dan 15 tahun. Mereka tidak dapat menggali lubang terlalu dalam, hanya sekitar 50 cm saja. Untuk pemakaman secar Islam, yaitu jenazah ditutup dengan potongan kayu, mereka terpaksa menggunakan daun pintu, dan kemudian diurug tanah seadanya, sehingga bau mayat masih tercium selama berhari-hari.
        Pimpinan Republik mengadukan peristiwa pembantaian ini kepada Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Jasa Baik untuk Indonesia) dari PBB. Namun tindakan Komisi ini hanya sebatas pada kritik terhadap aksi militer tersebut yang mereka sebut sebagai “deliberate and ruthless”, tanpa ada sanksi yang tegas atas pelanggaran HAM, apalagi untuk memandang pembantaian rakyat yang tak bedosa sebagai kejahatan perang (war crimes). Tahun 1969 berdasarkan keputusan sidang Parlemen Belanda, Pemerintah Belanda membentuk tim untuk meneliti kasus-kasus pelanggaran/penyimpangan yang dilakukan oleh tentara tentara kerajaan Belanda (KL, Koninklijke Landmacht dan KNIL, Koninklijke Nederlands-Indische Leger) antara tahun 1945 – 1950. Hasil penelitian disusun dalam laporan berjudul “Nota betreffende het archievenonderzoek naar gegevens omtrent excessen in Indonesië begaan door Nederlandse militairen in de periode 1945-1950”, disingkat menjadi De Excessennota.
        Laporan resmi ini disampaikan oleh Perdana Menteri de Jong pada 2 Juni 1969. Pada bulan Januari 1995 laporan tersebut diterbitkan menjadi buku dengan format besar (A-3) setebal 282 halaman, dengan kata pengantar dari Prof Dr Jan Bank, guru besar sejarah Universitas Leiden. Di dalamnya terdapat sekitar 140 kasus pelanggaran/ penyimpangan yang dilakukan oleh tentara Belanda. Dalam laporan De Excessen Nota yang hampir 50 tahun setelah agresi militer mereka- tercatat bahwa yang dibantai oleh tentara Belanda di Rawagede “hanya” sekitar 150 orang. Juga dilaporkan, bahwa Mayor yang bertanggungjawab atas pembantaian tersebut, demi kepentingan yang lebih tinggi, tidak dituntut ke pengadilan militer. Setelah 60 tahun pasca peristiwa tersebut, pengadilan di Den Haag pada tanggal 14 September 2011 menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah. Mereka harus bertanggung jawab untuk terjadinya peristiwa tragis dan bengis itu. Sehingga pada Desember 2011, Pemerintah Belanda membayar kompensasi kepada sembilan janda ahli waris tragedi Rawagede sekitar Rp240 juta lebih.
 Keunikan
         Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar.
        Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasar bersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945. Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Hampir sama dengan kedua wisata yang sudah disebutkan diatas, kekurangan yang masih menjadi kendala akan wisata tersebut adalah kurangnya papan penunjuk jalan yang runtut untuk sampai tiba disini. Kendaraan umum masih agak sulit untuk sampai kedepan lokasi persis karena tempatnya yang berada dilingkungan persawahan dan perkebunan.
Tumblr media
4. VIHARA SHIA JIN KU POH
Lokasi
Lokasi Vihara Sian Djin Ku Poh berada di Jalan Rangga Gede 1, Desa Tanjung Pura, Kecamatan Karawang. Atau lebih tepatnya berada 4 KM dari pusat Kota Karawang. Vihara Sian DJin Ku Poh sudah banyak dikunjungi oleh berbagai wisatawan lain etnis yang sangat menyukai arsitektur bangunan ini. Untuk wisatawan yang ingin berkunjung, biasanya ada angkutan umum dengan rute Tanjung Pura-Karawang via Bojong. Untuk biaya, kita hanya perlu membayar uang parkir dan uang kebersihan saja. Siapapun dapat mengunjungi tempat ini tanpa adanya biaya atau tiket masuk, hanya saja bagi pengunjung yang hendak masuk kedalam, datang jam buka nya disesuaikan dengan jam ibadah yang berlaku.
Sejarah
Vihara Sian Djin Ku Poh adalah vihara yang sejak tahun 1770 menjadi tempat untuk rombongan dari Tionghoa mendarat ke Teluk Ujung Karawang untuk menuju Muara Cabangbungin, Bekasi lalu menyusuri sungai Citarum. Rombongan tersebut terdiri dari tiga margha yakni Marga Khouw, Lauw dan Tjiong yang dipimpin oleh pemimpin bernama Khow Sie Ie. Rombongan tersebut membawa abu leluhur mereka, Sian Djin Ku Poh. Ketika rombongan tersebut sampai di Tanjung Pura, mereka menghadapi dua sungai yaitu Sungai Citarum dan Sungai Cibeet. Sesuai kepercayaan yang mereka anut, rombongan tersebut meminta petunjuk kepada Mak Sian Djin Ku Poh yang merupakan leluhur mereka. Setelah meminta petunjuk dan tak kunjung mendapatkan jawaban, mereka akhirnya berlabuh dan tinggal di tempat yang dikenal dengan Tanjung Pura yang setelah itu, tiga marga tersebut mendirikan vihara atau kelenteng yang diberi nama Kelenteng Sian Djin Ku Poh. Awalnya, vihara dibangun mirip seperti gubug yang ala kadarnya dengan kondisi vihara yang menghadap matahari terbenam. Namun sejak ahli Hong Sui berkunjung ke perkampungan ini, arah vihara tersebut dirubah sebagai altar persembahyangan Mak Ku Poh kearah matahari terbit.
 Keunikan
Di dalam vihara yang sudah berumur tiga ratus tahunan ini terdapat tempat persembahyangan atau altar. Selain memiliki altar utama yakni Altar Sian Dji Ku Poh, ada juga Altar untuk Tuhan Yang Maha Esa, Swan Kwan Tee, Mun Sen, Toe Tie Kong, Sakyamuni Buddha, dan masih banyak lagi. Menurut Suhu Vihara, vihara ini dibangun oleh ketiga marga yang sudah mengalami renovasi. Renovasi ini terjadi karena vihara yang dimaksud dekat dengan Sungai Citarum yang memisahkan antara Karawang dan Bekasi. Dari sekian banyak renovasi yang terjadi, salah satu alat yang tak pernah di ubah atau dibuang adalah Hiolo yang meruapak tempat untuk menyimpan jezanah yang dibawa oleh ketiga marga tersebut. Sampai sekarang, keberadaan alat ini berada di altar Sian Djin Ku Poh yang masih terawat sampai sekarang. Vihara Sian Jin Ku Poh adalah vihara yang dalam pengawasan Yayasan Sian Djin Ku Poh. Yayasan ini berada di samping gerbang utama sebelum memasuki vihara . Pengelola viharalah yang selalu mengadakan acara besar, seperti hari ulang tahun vihara dan acara lain seperti, upacara pergantian tahun baru, Upacara Potumugana. Serta atraksi Barangsai yang selalu ramai oleh berbagai wisatawan dan pengunjung yang sedang berkunjung di wisata Karawang ini. Sian Djin Ku Poh adalah leluhur bangsa Thiongkok yang pengaruhnya cukup berada di masyarakat. Dengan kentalnya unsur sejarah serta budaya adat yang terus dilestarikan, membuat Vihara Shian Jin Ku adalah wisata sejarah dan kebudayaan yang wajib dilindungi dan dirawat dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Tumblr media
5. GOA DAYEUH
Lokasi
Goa Dayeuh yang terletak di Dusun Citaman, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Untuk dapat mengunjungi tempat ini anda dapat datang setiap hari dan dibuka selama 24 jam, hanya saja anda akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 5000
Sejarah
Goa dayeuh adalah goa yang memiliki struktur seperti benteng yang terbentuk dari batuan endapan berkisar ratusan ribu tahun. Goa yang berupa tebingan dengan ketinggian dinding-dinding goa, memiliki ketinggian sekitar 15 meter. Jika dilihat kontur serta letaknya, goa dayeuh merupakan salah satu yang pernah dijadikan peradaban karena terlihat dari bentuk dan keadaan goa yang walaupun saat ini sebagian dasar goa telah tertutup oleh tanah, namun secara bentuk dan relief goa ini masih sangat terlihat nilainya. Keberadaan goa yang tidak terlalu jauh dari jalan utama Kecamatan Pangkalan, kondisi alamiahnya masih sangat bagus karena pohon-pohon yang ada dalam kawasan goa masih terjaga walaupun disekeliling goa sebagian sudah menjadi area perkebunan masyarakat. Tidak jauh dari lokasi goa dayeuh, terdapat sumber mata air citaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Jarak dari sumber mata air ke goa hanya berkisar 300 m. Keberadaan goa dayeuh yang berada di Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang ini tidak lepas dari sebuah sejarah Kabupaten Karawang, karena pada masa pemerintahan Bupati Karawang kedua yang dipimpin oleh Raden Anom Wirasuta  Putra  Raden Adipati Singaperbangsa  bergelar Adipati Panatayudha I, beliau dilantik menjadi Bupati di Citaman Pangkalan. Kemudian setelah wafat beliau dimakamkam di Bojongmanggu Pangkalan. Oleh sebab itulah beliau dikenal pula dengan sebutan Panembahan Manggu. Jika kita gali lebih dalam goa dayeuh yang letaknya berada ditengah  Desa Tamansari dengan adanya sumber mata air disekitarnya, dipercaya bahwa goa dayeuh memiliki hubungan erat dengan keberadaan pusat pemerintahan Kabupaten Karawang dibawah Pemerintahan Raden Anom Wirasuta. Akan tetapi hingga kini masih belum jelas mengenai asal – usul goa ini. Apakah goa ini digunakan untuk keperluan tertentu di zaman dahulu atau hanya seperti goa kebanyakan yang alamiah ada di wilayah gunung kapur, mengingat goa ini belum lama ditemukan dan masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah setempat. Bahkan pengelola goa mengatakan pihaknya baru akan mencoba bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meminta peneliti datang dan memeriksa keseluruhan goa secara mendalam.
 Keunikan
Dilihat dari persamaan pada beberapa gua di daerah lain,  Goa Dayeuh di Dusun Citaman merupakan goa vertikal yang mungkin terbentuk akibat proses geologi hingga ribuan tahun dan membentuk lingkaran yang diperkirakan berdiameter 300 m. Didalam goa terdapat lorong - lorong kecil yang pastinya banyak dihuni oleh puluhan jenis hewan beserta vegetasi tumbuh - tumbuhan. Dilihat lebih jauh ke dalam perut goa, terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat di kawasan itu. Hamparan goa- goa kecil dengan stalaktitnya membuat siapapun yang datang seolah sedang tidak berada di wilayah Karawang, mengingat kini Karawang adalah kota industri yang suhu rata – rata per harinya bisa membuat siapapun mandi oleh keringat. Di bagian dalam goa terlihat pula pohon- pohon besar berumur ratusan tahun menjulang tinggi ke langit- langit gua. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi didataran atasnya ini sering dikenal dengan nama hutan purba. Tak hanya itu, sumber mata air citaman yang berada disekitaran goa dayeuh yang masih sangat asri, nyaman dan menyejukan hati. Dipagi dan sore hari pengunjung dapat melihat warga yang menggunakan mata air tersebut untuk mencuci, mandi, serta ada juga warga yang menggunakannya untuk kebutuhan masak dan kebutuhan lainnya. Nilai kesederhanaan dan aktifitas pedesaan sangatlah kental sehingga bagi siapapun yang ingin merasakan suasana pedesaan dapat dirasakan jika berada disekitar mata air citaman. Terlepas dari keasrian dan keindahan yang ada dalam goa, tersimpan hal – hal mistik yang berkembang di masarakatnya. Pengelola goa mengatakan ketika akses ke dalam goa sudah dibuka untuk umum, cukup banyak pengunjung dari berbagai tempat yang sengaja datang mengunjungi goa untuk meminta kekayaan, keturunan, kesuksesan bisnis yang dirintis, berdoa agar dapat dapat naik jabatan, hingga meminta jodoh. Beberapa pengunjung bahkan ada yang menginap di dalam goa untuk melakukan beberapa ritual. Biasanya pengunjung yang bermalam di dalam goa datang pada saat sore hari dan kembali ke tempat asalnya ketika fajar mulai tiba. Adapun saya ang belum pernah datang ke tempat ini juga mendapat cerita langsung dari teman saya ketika duduk di bangku SMA yang notabene nya adalah Jajaka Kabupaten Karawang. Ia bercerita bahwa ketika ia pertama kali berkunjung masuk ke dalam goa banyak nama – nama pria ataupun wanita yang tertulis di dinding goa yang konon katanya disalah gunakan oleh beberapa orang untuk menyantet. Beberapa boneka kain dan jelmaan boneka jerami atau kayu pun ditemukan di salah satu sudut dalam goa. Apabila saya telaah, hal tersebut mungkin wajar mengingat kearifan budaya lokal didalamnya masih sangat terjaga serta lokasi goa ini yang berada cukup jauh dari pusat keramaian kota. Sehingga kepercayaan akan hal – hal mistis dan kepercaaan ghaib masih sangat kental seolah hidup beriringan dengan masarakatnya. Hana saja ang perlu diperhatikan adalah karena lokasi goa ini berada di daerah pertambangan gunung kapur dan tempat tinggal masarakt, cukup banyak sampah yang berserakan di sekitar lingkungan goa. Pengelola pun belum menyediakan akses jalan yang memadai serta fasilitas penunjang yang layak bagi pengunjung.
REFERENSI :
http://mondasiregar.com/selisik-candi-jiwa-di-karawang/
https://www.jabarku.com/wisata-sejarah-candi-jiwa-di-karawang-jawa-barat.html
https://news.detik.com/berita/2768431/menelisik-candi-jiwa-yang-masih-menyimpan-misteri-di-karawang
https://googleweblight.com/?lite_url=https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/peristiwa-rengasdengklok&ei=ejflNahQ&lc=en-ID&s=1&m=299&host=www.google.co.id&ts=1506505120&sig=ANTY_L2HIWJtMPyWVkG5ViAJlcdBtnCJlg
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/08/150812_majalah_rengasdengklok
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/08/mengunjungi-rumah-penculikan-sukarno-hatta-di-rengasdengklok
http://www.arstory.net/rumah-pengasingan-bung-karno-di-rengasdengklok-karawang.html
http://www.lihat.co.id/wisata/monumen-rawagede.html
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id
https://www.karawangkita.com/info-karawang/wisata-karawang/monumen-rawa-gede-karawang
http://www.lihat.co.id/wisata/vihara-sian-djin-ku-poh.html
https://karawangtoday.com/wp/?p=2668
https://www.jejakpiknik.com/tempat-wisata-di-karawang/
http://www.pepelingkarawang.org/2016/01/goa-dayeuh.html?m=1
5 notes · View notes
rebeccadeavers · 5 years
Text
Nikmati Keindahan Alam Indonesia dari Udara Melalui 5 Spot Paralayang Ini
Nikmati Keindahan Alam Indonesia dari Udara Melalui 5 Spot Paralayang Ini:
Paralayang adalah olahraga terbang bebas dengan menggunakan parasut untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Olahraga ini memanfaatkan angin yang ada di dataran tinggi untuk terbang. Karena membutuhkan dataran tinggi, tidak semua daerah bisa menjadi spot paralayang.
Beruntungnya, Indonesia kaya akan spot paralayang yang masing-masing tempatnya mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak akan kamu temui di negara lain. Bentang alam Indonesia yang sangat indah, membuat olahraga paralayang salah satu medium yang tepat untuk menikmatinya dari sudut pandang lain. Penasaran dimana saja spot terbaik untuk bermain paralayang?
1. Puncak Lawang, Danau Maninjau Sumbar
Tumblr media
Isu yang tersebar, spot ini menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.  (Foto: Shutterstock)
Sumatera Barat, menyimpan spot khusus untuk kamu yang menyukai paralayang, yaitu Puncak Lawang. Spot ini tidak hanya menjadi spot favorit bagi masyarakat lokal yang menyukai paralayang, bahkan spot ini isunya menjadi spot paralayang terbaik di Asia Tenggara. Salah satu buktinya adalah pada tahun 2013, Puncak Lawang terpilih untuk menjadi lokasi Agam World Cup Paragliding.
Puncak Lawang mempunyai ketinggian 700 mdpl, dan ketika kamu melompat dengan paralayang, kamu akan melihat Danau Maninjau yang merupakan danau tertinggi di Indonesia. Danau Maninjau memiliki pemandangan yang sangat indah dengan air yang sangat bening, bentang dataran yang hijau serta dikelilingi oleh bukit terjal menjadikan tempat ini destinasi wisata tidak boleh kamu lewatkan.
Baca Juga: Ekstrem dan Mengerikan, Nyatanya 5 Kuliner Ini Ada di Indonesia!
2. Bukit Timbis, Kuta Bali
Tumblr media
Kalau kamu ingin menikmati pantai Kuta dari udara, Bukit Timbis jawabannya.  (Foto: Shutterstock)
Berbicara soal Bali, sepertinya tidak akan pernah habis membicarakan pariwisatanya. Mulai dari pantai, villa, budayanya, hingga ke bentang alamnya, semua dimiliki Bali. Tapi kalau kamu mau mengkhususkan spot paralayang, Bali juga punya, yaitu di Bukit Timbis. Lokasinya yang tidak jauh dari Pantai Kuta, kamu bisa menjajal salah satu spot paralayang di Indonesia yang sudah cukup dikenal baik domestik maupun internasional.
Sambal mencoba paralayang di spot ini, kamu juga akan menikmati pemandangan pantai Kuta yang tidak bisa kamu lihat dari darat. Selain itu, kamu juga bisa menikmati pemandangan barisan resort mewah, hingga pura dan rumah tradisional Bali di sepanjang garis pantai. Dengan begitu, kamu serasa menjadi drone yang bisa menikmati pemandangan indah dari udara secara langsung. Keren bukan?
Baca Juga: 5 Items Wajib yang Harus Dimiliki Pria Pencinta Kegiatan Ekstrem
3. Gunung Banyak, Batu
Tumblr media
Hampir sama seperti Puncak Lawang, Gunung Banyak tempat paralayang terbaik di Indonesia.  (Foto: Shutterstock)
Selain Puncak Lawang, spot lain untuk melakukan paralayang yang cukup terkenal terletak di Batu, Jawa Timur, lebih tepatnya di Gunung Banyak. Hampir sama seperti Puncak Lawang, spot ini menjadi tempat paralayang terbaik di Indonesia, bahkan sudah dikenal di kancah internasional. Hal ini disebabkan Gunung Banyak sudah menjadi langganan bagi perlombaan paralayang, dari tingkat regional hingga internasional.
Selain mencicipi adrenalin yang dipompa kencang lewat paralayang, di sini mata kamu juga dimanjakan dengan jajaran perumahan yang terlihat mengagumkan. Pemandangan alam yang indah juga yang menyebabkan tempat ini sangat ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan. Maka dari itu, sebaiknya kamu datang lebih pagi untuk antri paralayang dan hindari mengunjungi di akhir pekan karena dapat dipastikan Gunung Banyak akan ramai orang.
4. Paralayang Puncak, Bogor
Tumblr media
View yang bisa kamu nikmati kalau paralayang di Puncak Bogor.  (Foto: Shutterstock)
Paralayang Puncak, di Bogor, adalah tempat terdekat untuk menjajal paralayang jika kamu berdomisili Jakarta. Tidak diragukan lagi, Puncak memang sudah terkenal akan paralayangnya bahkan lokasi ini beberapa kali dipakai untuk event bertaraf internasional seperti Sea Games. Area paralayang Puncak Bogor memiliki ketinggian 250 meter di atas permukaan laut.
Meski tidak setinggi Puncak Lawang di Sumatera Barat, kamu tetap bisa menikmati keindahan Puncak Bogor yang dikelilingi kebun teh dan hutan. Kalau kamu masih amatir dalam kegiatan ini, kamu sebaiknya ditemani seorang instruktur profesional untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Yang perlu diingat lagi, hampir di setiap hari libur, kawasan puncak Bogor selalu ramai dan padat wisatawan. Bahkan akses ke sana, sering diberlakukan contra-flow untuk mengurai kemacetan di hari libur. Oleh karena itu, disarankan jika ingin mengunjungi tempat ini hadir pada hari biasa dan menghindari akhir pekan dan hari libur.
Baca Juga: Pertama Kali Naik Gunung? Ini 7 Peraturan yang Harus Dipatuhi Pendaki Pemula
5. Bukit Paralayang, Parangtritis Yogyakarta
Tumblr media
Paralayang berlatar pantai Parangtritis begitu indah. (Foto: Shutterstock)
Yogyakarta selalu membuat kita terpukau akan pesonanya. Selain budaya dan kulinernya yang membahana, Yogyakarta juga mempunyai spot paralayang terbaik untuk paralayang yaitu Bukit Paralayang di daerah Parangtritis Yogyakarta. Tempat ini sudah lama terkenal dan menarik minat wisatawan nusantara saat ini.
Berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut, Bukit Paralayang, Yogyakarta menyajikan indahnya samudra Hindia jika kamu melihatnya menggunakan paralayang. Selain menikmati pemandangan pantai dari ketinggian, hamparan sawah dan rumah penduduk juga terlihat sangat indah dari puncak bukit ini. Jika bertepatan dengan latihan para atlet paralayang, maka kamu bisa menikmati suguhan atraksi mereka yang luar biasa.
Akses menuju Bukit Paralayang pun sangat lah mudah. Dari Kota Yogyakarta kamu bisa menyusuri Jalan Parangtritis sampai melewati kawasan Pantai Parangtritis kemudian menuju ke arah Wonosari. Setelah sampai Girisubi kamu lanjutkan perjalanan menuju Bukit Paralayang. Perlu diketahui, kamu akan melewati jalanan yang menanjak dan curam sehingga disarankan untuk menggunakan kendaraan yang kuat untuk menanjak.
Dari 5 spot tersebut, kamu pilih yang mana untuk main paralayang?
(Bhakti Satrio)
from https://review.bukalapak.com/travel/nikmati-keindahan-alam-indonesia-dari-udara-melalui-5-spot-paralayang-ini-91906 from https://bukareview0.tumblr.com/post/181268376598
0 notes