Tumgik
#An-Nahl 127-128
islamiyatsb · 11 months
Text
واصبر وما صبرك إلا بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق مما يمكرون • إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون • - النحل ١٢٧-١٢٨ - الشيخ أسامة خياط - صلاة المغرب - الحرم المكي - ٩ شعبان ١٤٣٢
4 notes · View notes
deenemaan · 5 days
Text
Indeed, Allāh is with those who fear Him and who do good ˹deeds˺.
Surah An Nahl Ayat 127-128
2 notes · View notes
frasa-in · 1 year
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Kesedihan dan sakit hati yang sangat dalam menyelimuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menemukan jasad Hamzah bin Abdul Muthalib, salah satu paman kesayangannya, terkoyak mengerikan setelah perang uduh.
Hindun binti Utbah telah membelah dada Hamzah dan mengunyah jantungnya, sebagai pembalas dendam Hindu karena banyak saudaranya yang tewas ketika perang badar.
Namun Allah subhanahu wa ta’ala menenangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan. Sungguh, Allah beserta orang-orang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” QS. An-Nahl: 127-128.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia biasa, yang juga punya rasa sakit dan keinginan untuk membalas ketika dizalimi oleh para musuh Allah subhanahu wa ta’ala.
Keadaan keji yang hampir membuat seorang Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ingin melakukan pembalasan, ketika memaafkan rasanya mustahil dilakukan, namun Allah subhanahu wa ta’ala meredamnya dengan mengingatkan Rasul-Nya agar bersabar dulu, ketimbang membalas.
Karena sifat manusia biasanya, sangat sulit untuk membalas sewajarnya, seringkali yang terjadi adalah membalas membabi buta, karena dendam membara yang disiram api setan.
Meski Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkenal sebagai pribadi yang sangat bijak dan pemaaf, tidak mungkin melakukan tindak kekejaman. Allah tetap menjaga Rasul-Nya agar tidak ternodai akhlak tercela.
Di kemudian hari, ketika Hindun masuk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun tidak sanggup melihat wajahnya, karena senantiasa terbayang jasad Hamzah ra.
Abu Hurairah ra. menceritakan, suatu ketika seorang lelaki mencaci Abu Bakar ra., sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat itu duduk memperhatikan dengan tersenyum kagum. Tetapi ketika Abu Bakar ra. membalas sebagian cacian yang ditujukan terhadap diriya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kelihatan marah, lalu bangkit. Maka Abu Bakar menyusulnya dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika dia mencaciku engkau tetap dalam keadaan duduk. Tetapi ketika aku membalas caciannya, engkau kelihatan marah dan meninggalkan tempat duduk.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sesungguhnya pada mulanya ada malaikat yang bersamamu membela dirimu. Tetapi ketika engkau membalas terhadapnya sebagian dari caciannya (malaikat itu pergi) dan datanglah setan, maka aku tidak mau duduk bersama setan.” HR. Imam Ahmad.
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal. Tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” QS. Asy-Syuro: 40.
Allah mengingatkan manusia, bahwa dalam kondisi yang mustahil mengandalkan kemampuan diri untuk memaafkan, bersabar hanya bisa dilakukan dengan pertolongan-nya, dan sabar dalam kondisi yang sangat sulit, balasan langsung akan datang dari Allah.
Bila Allah yang berjanji memberikan reward-nya, maka itu adalah sesuatu yang sangat indah dan tak terbayang oleh kita. Maka jangan pernah mendelete Allah subhanahu wa ta’ala dari kehidupan kita, karena kita pasti akan selalu membutuhkan-Nya.
Sakit hati itu niscaya, selama manusia masih punya rasa, namun terpuruk menjadi hal tak biasa, ketika Tuhan tak lagi percaya.
Meneruskan hidup itu harus, menjalani dalam suka atau duka adalah pilihan. Ketika duka mendominasi, berhentilah sejenak dan renungi diri. Berikan jarak yang semakin jauh dengan kesedihan dan kemarahan, lakukan perlahan agar terbangun keikhlasan, bukan keterpaksaan yang terus menyakitkan.
Menangis bukan aib, maka jangan pura-pura ceria. Beruzlah bukanlah pengecut tapi jangan terlalu lama. Banyak teman yang siap memelukmu diluar sana.
Hidup itu akan terus memberi warna sampai kafan putih menyelimuti raga. Tinggal kita memilih akhir yang mana, duka atau bahagia.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
18 notes · View notes
tirkahf17-blog · 10 months
Text
Sedikit cerita tentang hari ini..
Lagi liat2 reels ig, muncul video animasi tentang perang Badar, lalu saya klik profil ig itu, & saya tonton lagi beberapa video tentang perang Badar tersebut (karena dibagi beberapa part) sampai saya menemukan video tentang meninggalnya Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah S.A.W), sebenernya udah pernah nonton juga kisah nya, tapi tetep aja nangis tp yg ini lebih sesenggukan. Saya yg belum pernah bertemu saja merasa sakit, sedih yg amat sangat apalagi Rasulullah yg pada saat itu melihat langsung jenazah paman nya tersebut, yg secara sadis dibunuh & dicabik2 oleh musuh (sampai ada organ yg dimakan oleh seorang wanita yg bernama Hindun karena pembalasan dendam nya terhadap Hamzah).
Singkat cerita, disitu orang Anshar berkata,’lain kesempatan kita akan tunjukan kepada mereka bahwa kita pun dapat mencabik-cabik mayat mereka.’ Lalu Allah S.W.T menurunkan Q.S An-Nahl ayat 126
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."
Dilanjutkan ayat 127-128
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
127. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Yaa Allah..makin nangis lah aku, meleleh sekaligus merasa tertampar oleh ayat itu.
Silahkan balas, tp ternyata tetep, "SABAR" itu lebih baik. Disitu saya renungkan, sesakit & sesedih apapun sampai nangis sesenggukan, semarah apapun sama perlakuan orang yg udah jahat sama kita sampai2 pengen balas dendam, tapi Allah nyuruh kita untuk SABAR, klo memang itu lebih baik & terbaik di hadapan Allah, & klo memang itu yg Allah inginkan & perintahkan pada kita, mau ga mau kita mesti nurut, ikhlas menerima kenyataan bahwa kita harus SABAR..
Pelajaran berharga lagi tentang sabar, disaat kesabaran sedang setipis tisu..MasyaAllaah :)
Sabar yaa.. tapi sampai kapan kita harus terus sabar? Sampai kita menjumpai Rasulullah S.A.W kelak di Telaga Al-Kautsar.. (MasyaAllaah)
0 notes
ynx1 · 3 years
Text
And be patient, [O Muhammad], and your patience is not but through Allah . And do not grieve over them and do not be in distress over what they conspire. Indeed, Allah is with those who fear Him and those who are doers of good. (an-Nahl, 127-128)
2 notes · View notes
fromthe-point · 5 years
Text
2019 NHL Draft - Round 5
125. OTT -> Mark Kastelic (F), Calgary Hitmen (WHL)
126. MTL -> Jacob LeGuerrier (D), Sault Ste. Marie Greyhounds (OHL)
127. NJD -> Cole Brady (G), Janesville Jets (NAHL)
128. DET -> Cooper Moore (D), Brunswick School (USHS-Prep)
129. NJD -> Arseni Gritsyuk (F), Omskie Yastreby (MHL)
130. NYR -> Leevi Aaltonen (F), KalPa U20 (Jr. A SM-Liiga0
131. MTL -> Rhett Pitlick (F), Chaska High (USHS-MN)
132. ANA -> Trevor Janicke (F), Central Illinois Flying Aces (USHL0
133. VAN -> Carson Focht (F), Calgary Hitmen (WHL)
134. WPG -> Harrison Blaisdell (F), Chilliwack Chiefs (BCHL)
135. VGK -> Isaiah Saville (G), Tri-City Storm (USHL)
136. FLA -> Henry Rybinski (F), Seattle Thunderbirds
137. FLA -> Owen Lindmark (F), USNTDP (USHL)
138. MTL -> Frederik Dichow (G), Vojens (Denmark2)
139. VGK -> Marcus Kallionkieli (F), Sioux City Musketeers (USHL)
140. COL -> Sahas Mutala (F), Tri-City Americans (USHL)
141. VGK ->  Mason Primeau (F), Guelph Storm (OHL)
142. DAL -> Nicholas Porco (F), Saginaw Spirit (OHL)
143. BUF -> Filip Cederqvist (F), Växjö Lakers HC (SHL)
144. WPG -> Logan Neaton (G), Prince George Spruce Kings (BCHL)
145. PIT -> Judd Caulfield (F), USNTDP (USHL)
146. TOR -> Mike Koster (D), Chaska High (USHS-MIN)
147. NYI -> Reece Newkirk (F), Portland Winterhawks (WHL)
148. NSH -> Ethan Haider (G), Minnesota Magicians (NAHL)
149. MIN -> Matvel Guskov (F), London Knights (OHL)
150 CGY -> Joshua Nodler (F), Fargo Force (USHL)
151. ARI -> Aku Räy (F), Kärpät J20 (Jr. A SM-Liiga)
152. CAR -> Kirill Slepets (F), Loko Yaroslavl (MHL)
153. WSH-> Martin Has (D), Tappara U20 (Jr. A SM-Liiga)
154. BOS -> Roman Bychkov (D), Loko Yaroslavl (MHL)
155. STL -> Keean Washkurak (F), Mississauga Steelheads (OHL)
1 note · View note
3-5icinebedidenolma · 2 years
Text
Nahl, 128. Ayet: Şüphesiz Allah, kendisine karşı gelmekten sakınanlar ve iyilik yapanlarla beraberdir. https://ayetbul.teknolojipiri.com/sureler/16/1/127
1 note · View note
nurulxothman · 3 years
Text
AN-NAHL 16:125-128
16:125 Invite (mankind, O Muhammad) to the Way of your Lord (i.e. Islam) with wisdom (i.e. with the Divine Revelation and the Qur’an) and fair preaching, and argue with them in a way that is better. Truly, your Lord knows best who has gone astray from His Path, and He is the Best Aware of those who are guided.
16:126 And if you punish (your enemy, O you believers in the Oneness of Allah), then punish them with the like of that with which you were afflicted. But if you endure patiently, verily, it is better for As-Sobirun (the patient).
16:127 And endure you patiently (O Muhammad), your patience is not but from Allah. And grieve not over them (polytheists and pagans), and be not distressed because of what they plot.
16:128 Truly, Allah is with those who fear Him (keep their duty unto Him), and those who are Muhsinun (good- doers).
Source: https://surahquran.com/translation/English/281.html
0 notes
Photo
Tumblr media
PIDATO TERBARU JURU BICARA DAULAH ISLAM 2018
Pidato terbaru Juru Bicara Daulah Islam Syaikh Abu Al-Hasan Al-Muhajir, “Dia membenarkan Allah dan Dia membenarkannya”
Download PDF: Link Download 1 | Link Download 2 | Link Download 3 | Link Download 4
Innalhamdalillah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan hati kami dan dari keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh-Nya tidak akan ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya tidak akan ada yang bisa memberinya petunjuk.
Kami bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma ba’d…
Ketika ibadah jihad menjadi kubah dan puncak tertinggi Islam dan ia di zaman kita adalah kewajiban yang paling besar dan paling tinggi setelah Tauhid kepada Allah yang Maha Besar dan Maha Tinggi, maka tanggung jawab itu senantiasa melekat kepada para pembawa panjinya. Untuk memberikan pertolongan dengan apa saja atas segala kesulitan dan penderitaan yang dihadapi, serta bersedia memikul beratnya cobaan.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi seorang hamba untuk memiliki kesabaran, keyakinan dan takwa, dikarenakan apa yang ada di sisi-Nya adalah lebih kekal.
Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman:
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” [QS. Ali Imran: 120]
Allah Ta’ala telah menjadikan sabar—laksana—seorang dermawan yang tidak pernah gagal, penjagal yang tidak pernah lengah, tentara yang tidak pernah kalah dan kubu yang tidak pernah terkalahkan, tidak dapat dirutuhkan atau dibekukan. Antara sabar dan pertolongan adalah seperti dua bersaudara.
Perolongan bersama kesabaran, kelapangan bersama bencana dan kesabaran itu akan mengantarkan para pemeluknya dari golongan para lelaki menuju kepada kemenangan. Bukan dengan jumlah dan bilangan. Kedudukan sabar bagi kemenangan, laksana kepala bagi badan.
Ia adalah hal yang terpenting dan kewajiban yang paling agung ketika menghadapi berbagai penderitaan dan kesengsaraan. Jika sikap sabar itu wajib dimiliki oleh setiap muslim, maka bagi orang-orang yang berjihad adalah lebih dan lebih lagi.
Ini adalah perintah Allah kepada Imam Mujahidin dan Tauladan umat, dalam firman-Nya:
“Bersabarlah (Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu-dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS. An-Nahl: 127-128]
Sikap sabar akan menyempurnakan keyakinan akan janji-janji-Nya, Allah Subhanahu wata’ala telah mengumpulkan kedua hal itu dalam firman-Nya:
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.”
[QS. Ar-Rum: 60]
Rabb kita Subhanahu wata’ala adalah Sang Raja yang Maha Mengatur bencana dan manfaat, Dia-lah yang Maha Berkuasa bagi seluruh ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak ada yang dapat mengelak dari hukum-Nya, dan tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya. Dia-lah yang memegang batang leher, merendahkan orang-orang yang sombong dan menekan setiap wajah. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang berhutang kepada-Nya setiap makhluk dan merendahkan diri kepada kebesaran-Nya, keagungan-Nya, kehebatan-Nya, ketinggian-Nya dan kepada kekuatan-Nya. Segalanya tunduk dan jatuh di antara kedua tangan-Nya. Dibawah kekuasaan dan hukum-Nya.
Dia-lah yang Maha Bijaksana pada setiap perbuatan-Nya. Dia Maha Mengetahui segala keadaan atas setiap urusan. Tidak ada yang dapat mencegah siapa yang Dia beri dan tidak ada yang dapat memberi siapa yang Dia halangi.
Allah yang Maha Tinggi dan Maha Suci sifat-sifat-Nya telah berfirman:
“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas seluruh hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” [QS. Al-An’am: 17-18]
Bagaimanapun provokasi dan mobilisasi pasukan telah dilakukan oleh para pemimpin kekafiran, bagaimanapun mereka membuat makar dan berbagai rencana, mengancam dan menghancurkan, maka semua itu sedikitpun tidak akan dapat membahayakan hamba-hamba Allah Subhanahu wata’ala para muwahidin dan mujahidin.
Dengan tingginya keimanan mereka, telah terucap, “Tidak akan diletakkan gangguan para penghuni dunia kepada mujahidin yang berjihad kepada musuh-musuh-Nya, walaupun manusia telah mengerahkan seluruh kekuatannya hingga batas maksimal.”
Mereka ridha dengan ketetapan Allah dan seluruh takdir-takdir-Nya, serta seluruh Sunnah-sunnah-Nya yang telah berlaku bagi makhluk-makhluk-Nya. Telah lenyap dari hatinya berbagai syahwat, hingga menyala Al-Haq di dalam hatinya dan telah diliputi oleh keyakinan. Tidak ada kebaikan baginya di hari itu atau di hari-hari berikutnya, kecuali dengan apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya.
Bahwasanya perkara ini adalah perkara tentang keimanan dan kekufuran. Dua tenda yang berbeda dan tidak akan pernah berjumpa.
Baginya setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi, tidak lain adalah sarana untuk membuatnya semakin kuat, teguh dan yakin akan benarnya ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah Maha Perkasa dan Raja yang Tidak Terkalahkan. Kepada-Nya lah setiap makhluk memohon dan berdo’a, serta kepada-Nya lah tempat kembali mereka.
Beliaulah yang telah memberikan peringatan dan kabar gembira akan datangnya kemenangan bagi siapa saja yang beriman kepadanya, berhijrah, berjihad dan bersabar diatas jalan-Nya.
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Jannah, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” [QS. Al-Baqarah: 214]
Firman Allah Subhanahu wata’ala:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Jannah, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” [QS. Ali Imran: 142]
Firman Allah Subhanahu wata’ala:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui siapa orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. At-Taubah: 16]
Sudah sepatutnya untuk diketahui bagi setiap orang yang mengangkat Panji Islam dari bala tentara Khilafah dan para Ansharnya, yang berada pada kedudukan agung yang mereka berada diatasnya, pahala yang berlimpah yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang jujur dan teguh diantara mereka, berbahagialah, bagi siapa saja yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu wata’ala berada dalam ladang jihad, dimana para pemimpin kekafiran berharap dan berusaha mengalahkannya dengan sekuat tenaga dan dengan apa yang dimilikinya, maka sudah sepatutnya bagi mereka untuk mengharap ganjaran, pahala dan kemenangan hanya kepada Pencipta yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Dengan menganggap dirinya murah di jalan-Nya dalam rangka menolong agama-Nya dan menegakkan Syari’at-Nya.
Barangsiapa yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala, niscaya akan sampai kepada-Nya dan dapat berjumpa dengan-Nya. Memikul beban di jalan menuju kepada-Nya apa saja yang bisa diemban. Oleh karena itu, janganlah berbalik dan berputus asa. Bersabarlah atas fitnah jiwa dan manusia.
Pikul-lah tanggung jawab dan berjalanlah di jalan yang terjal dan sukar, bertabur rasa sakit dan penderitaan. Semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan perlindungan.
Sekali-kali Dia tidak akan meninggalkan hamba-Nya sendirian, menyia-nyiakan keimanannya dan jihadnya. Namun, Dia akan melihat kepadanya dari tempat-Nya yang Maha Tinggi, sehingga Dia meridhainya. Dia akan melihat kepada jihadnya (hamba-Nya) kepada-Nya, sehingga Dia menunjukkinya. Dia akan melihat kepada perjuangannya di jalan-Nya, sehingga Dia mengulurkan tangan-Nya. Dia akan melihat kepada kesabarannya dan keihsanannya, sehingga Dia akan memberinya balasan dengan sebaik-baiknya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al-Ankabut: 69]
Sesungguhnya karunia yang tidak dapat ditandingi, kebaikan dan ganjaran yang sangat banyak yang tidak ada habisnya dan tidak ada batasannya adalah berada dalam ibadah jihad. Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk menyebutkan hal yang paling penting dan mendesak untuk disampaikan agar dapat menghilangkan rasa gundah dan gelisah, diantara hal itu adalah:
Bahwasanya jihad di jalan Allah adalah jalan kemuliaan bagi kaum muslimin, bukan jalan menuju kepada bencana, musibah bagi umat dan yang semisalnya sebagaimana yang difahami pada saat ini.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian mulai (suka) berjual beli dengan ‘inah, kalian mengikuti ekor-ekor sapi dan kalian ridha dengan cocok tanam, serta kalian tinggalkan jihad, Allah akan timpakan kehinaan atas kalian, Dia tidak akan mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian (kembali berjihad).” [HR. Abu Dawud][1]
Dan kemuliaan kaum muslimin dapat diperoleh dengan berjihad di jalan-Nya, menolong dan menyebarkan agama-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang hingga Allah saja yang diibadahi tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dijadikan rizkiku berada di bawah tombakku. Dijadikan rendah dan kecil siapa saja yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka.” [HR. Ahmad][2]
Inilah kebaikan di dalam jihad yang sangat banyak manfaatnya bagi Umat Islam, bahkan bagi seluruh manusia semuanya.
Adapun apa saja hal-hal yang dikhususkan bagi para pelakunya dari berbagai kemuliaan yang akan diperolehnya jika ia terbunuh dan mati di jalan Allah Subhanahu wata’ala, maka dalil yang menunjukkan keagungan hal itu adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Tidak ada seorangpun yang masuk Jannah namun dia ingin untuk kembali ke dunia padahal baginya dunia tidak bernilai sedikitpun, kecuali ia itu adalah seorang syahid. Ia berangan-angan agar dapat kembali ke dunia dan terbunuh sebanyak 10 (sepuluh) kali dikarenakan ia melihat kemuliaan padanya.” [Shahih Bukhari][3]
Ibadah jihad adalah ibadah yang tidak dapat ditandingi oleh amalan apapun. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Salah seorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Apa yang dapat menandingi ibadah jihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala?’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Kamu tidak akan sanggup.’
Orang itu mengulangi pertanyaannya dua atau tiga kali dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Kamu tidak akan sanggup.’
Pada yang ketiga kalinya beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Perumpamaan seorang mujahid di jalan Allah adalah seperti orang yang berpuasa dan shalat dengan khusyu’ membaca ayat-ayat Allah Subhanahu wata’ala, tidak berhenti dari puasa dan shalatnya hingga seorang mujahid pulang dari jalan Allah Subhanahu wata’ala’.” [Shahih Muslim][4]
Ribath sehari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan apa yang ada diatasnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ribath sehari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan apa yang ada diatasnya. Tempat cemeti salah seorang diantara kalian di Jannah adalah lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di atasnya. Sekali perjalanan seorang hamba di satu hari atau di satu pagi hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan apa yang ada diatasnya.” [Shahih Bukhari][5]
Adapun keutamaan dari Allah Subhanahu wata’ala bagi seorang mujahid berupa derajat yang tinggi di Jannah adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai Abu Sa’id barangsia ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya, maka ia pasti masuk Jannah.”
Abu Sa’id merasa takjub seraya berkata, “Wahai Rasulullah, maukah engkau mengulanginya lagi untukku?”
Beliau pun mengulanginya, kemudian beliau bersabda, “Dan ada satu amalan yang dengannya seorang hamba akan diangkat derajatnya di Jannah sebanyak 100 (seratus) derajat, antara satu derajat dengan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi.”
Abu Sa’id berkata, “Amalan apakah itu wahai Rasulullah?”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jihad di jalan Allah, jihad di jalan Allah.” [Shahih Muslim][6]
Ibadah jihad adalah sarana bagi ampunan atas segala dosa-dosa dan cara yang terbaik untuk beribadah (kepada Allah Subhanahu wata’ala), sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi di dalam Sunannya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Salah seorang laki-laki dari Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lewat di suatu lembah yang memiliki mata air yang segar, maka ia pun takjub dengan keindahannya dan berkata, ‘Seandainya aku bisa menyendiri disini dari keramaian manusia dan aku dapat tinggal di lembah ini. Namun, aku tidak akan melakukan hal itu sebelum aku meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.’
Maka lelaki itu menceritakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bersabda, ‘Jangan engkau lalukan hal itu. Sesungguhnya tempat salah seorang diantara kalian di jalan Allah adalah lebih utama daripada shalat di rumahnya selama 70 (tujuh puluh) tahun.
Tidakkah kalian suka jika Allah mengampuni kalian dan memasukkan kalian kedalam Jannah?
Berperanglah di jalan Allah! Barangsiapa berperang di jalan Allah sekali fawaq unta betina, maka wajib baginya masuk kedalam Jannah’.” [HR. At-Tirmidzi][7]
Adapun makna sekali fawaq ukurannya adalah sejauh jarak antara 2 (dua) lintasan balap pacuan kuda.[8]
Sedangkan pahala dan kemuliaan bagi seorang syahid yang diperolehnya di sisi Rabbnya adalah sebagaimana yang dikhabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Seorang syahid di sisi Allah ada 6 keutamaan: Diampuninya dosa-dosanya sejak tetesan darah pertamanya, diperlihatkan tempatnya di Jannah, dibebaskan dari azab kubur, diberikan rasa aman dari kaguncangan yang hebat (pada hari kiamat), diletakkan diatas kepalanya sebuah mahkota kebesaran yang satu permatanya lebih baik daripada dunia dan seisinya, dinikahkannya ia dengan 72 (tujuh puluh dua) istri dari kalangan bidadari, dan ia dapat memberikan syafa’at kepada 70 (tujuh puluh) kerabatnya.” [HR. At-Tirmidzi][9]
Orang-orang yang mati syahid memiliki keutamaan yang berderajat, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Sebaik-baik syahid adalah yang berperang di shaff terdepan, tidak memalingkan wajahnya hingga terbunuh. Mereka itulah yang berada di kamar-kamar yang tinggi di Jannah. Rabbmu tersenyum kepada mereka dan jika Rabbmu tersenyum kepada seorang hamba di negerinya, maka tidak ada hisab baginya.” [HR. Ahmad][10]
Adapun kadar apa yang diperoleh seorang syahid ketika merasakan maut, maka telah ada penjelasan tentang hal itu dari seseorang yang tersenyum ketika berperang, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:
“Apa yang dirasakan oleh seseorang yang syahid ketika mendapati maut adalah seperti apa yang dirasakan oleh salah seorang diantara kalian ketika mendapatkan cubitan.” [HR. At-Tirmidzi][11]
Adapun pemberian Allah Subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya mujahidin yang berjihad di jalan-Nya berupa karunia dan pahala yang sempurna jika mereka mendapatkan luka atau kekalahan, maka telah ada—disebutkan dalam hadits—dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah suatu pasukan atau sariyah yang berperang (di jalan Allah Subhanahu wata’ala) lalu meraih ghanimah dan menerimanya (mendapatkan kemenangan), tidak lain bahwa mereka itu telah disegerakan sepertiga dari pahala mereka. Adapun bagi pasukan atau sariyah yang mendapatkan kekalahan dan tidak mendapatkan ghanimah, kecuali telah disempurnakan ganjarannya.” [Shahih Muslim][12]
Sesungguhnya jujur dan ikhlasnya niat di dalam jihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala adalah syarat untuk sampai kepada derajat dan kedudukan-kedudukan tersebut.
Diriwayatkan oleh An-Nasa’i di dalam Sunannya, dari Syadad bin Al-Had, bahwasanya salah seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian ia beriman kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dan menaatinya, lalu berkata, “Aku akan hijrah bersama engkau.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan wasiat kepada para Shahabatnya. Kemudian tatkala terjadi perang, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendapat ghanimah berupa tawanan, lalu beliau membagi-bagi dan memberikan jatah kepadanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kepada Shahabat-shahabatnya sesuai dengan pembagiannya sedangkan beliau—ketika itu berada dalam kesibukan untuk—mengatur urusan-urusan para Shahabat.
Tatkala salah seorang Shahabat memberikan jatahnya kepadanya (orang Badui), ia berkata, “Apa ini?”
Para Shahabat menjawab, “Pembagian yang telah diberikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam untukmu.”
Kemudian ia mengambilnya dan datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Apa ini?”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pembagian dariku untukmu.”
Orang Badui itu berkata, “Bukan karena ini aku mengikuti engkau. Akan tetapi aku mengikuti engkau agar aku dilempar di sini—Lalu ia menunjukkan kepada lehernya dengan panah—kemudian aku mati dan aku dimasukkan ke dalam Jannah.”
Nabi bersabda, “Jika engkau benar, maka Allah akan membenarkan ucapanmu.”
Kemudian mereka berpisah selang beberapa saat, kemudian para Shahabat bangkit untuk memerangi musuh. Lalu orang itu didatangkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sambil digotong dan tertusuk oleh panah seperti yang dia tunjukkan.
Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah dia itu dia?”
Para Shahabat menjawab, “Iya”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, {Dia membenarkan Allah dan Dia membenarkannya}.
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengkafaninya dengan jubah beliau dan dilaksanakan shalat untuknya. Adapun yang tampak dalam shalat beliau adalah, “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, keluar untuk berhijrah di jalan-Mu, lalu ia terbunuh sebagai syahid dan aku bersaksi atas hal itu.” [HR. An-Nasa’i][13]
Telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang keutamaan memberikan sesuatu kepada anaknya dan cara-cara untuk menempuh hal itu adalah sangat banyak. Akan tetapi, cara yang berlimpah untuk melakukan hal itu bukanlah seperti apa yang disangkakan oleh kebanyakan manusia.
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahihnya dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapakah diantara kalian yang ditimpa Raqub?”
Salah seorang Shahabat berkata, “Kami, yang tidak memiliki anak.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bukan itu maksud dari Raqub, akan tetapi Raqub adalah lelaki yang tidak memberikan sesuatu untuk anaknya.” [Shahih Muslim][14]
Makna hadits: Sesungguhkan kalian menyangka bahwasanya Raqub adalah orang yang ditimpa kesedihan, yaitu orang yang salah satu anaknya ditimpa kematian, namun bukan itu maknanya secara Syar’i.
Akan tetapi, (Raqub) adalah orang ketika semasa dia hidup tidak pernah menyaksikan kematian pada salah satu anaknya. Sehingga dengan itu dapat menjadi tambahan catatan pahala baginya atas musibah yang menimpanya dan pahala atas kesabarannya mengalami hal tersebut. Lalu, peristiwa itu menjadi tabungan (pahala) bagi dirinya di akhirat kelak.
Oleh karena itu, aku kabarkan kepada bapak dan ibu, jika kalian ingin mendapatkan catatan pahala dari Allah Subhanahu wata’ala atas rasa kehilangan (anak) yang dapat kalian alami berdua, bagi kami mereka adalah para bapak dan para ibu yang memotivasi anaknya dan mempersiapkan mereka dengan harta, lalu melemparkan mereka kepada musuh. Lalu, disertai sikap sabar dan mengharap pahala, agar mereka memperoleh kemuliaan terbunuh di jalan Allah dan sampai pada kedudukan syahadah.
Sungguh, pada saat ini, perbuatan itu sudah didahului oleh Daulah Islam, walillahil hamdu wal minnah. Itulah karunia Allah Subhanahu wata’ala yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Setelah jalan menuju jihad menjadi sempit dan sulit, telah bangkit sekelompok kecil dari putra-putra kaum muslimin, yang sangat jarang engkau temui. Namun, (disini) tidaklah engkau dapati satu keluarga pun di Daulah Islam, melainkan mereka telah memberikan pengorbanan dan pembelaan bagi agama Islam ini.
Sangat banyak bukti-bukti tentang hal ini dan kesaksian-kesaksian yang tidak terhitung jumlahnya. Mereka berada diantara terbunuh, ditangkap, diusir atau menjadi buronan. Diantaranya ada yang sudah beruban, yang masih muda, wanita dan anak-anak.
Bahkan, keluarga-keluarga mereka ada yang telah terbunuh semuanya dan dipaksa untuk keluar dari Daulah Islam. Namun, mereka lebih memilih terbunuh daripada meninggalkan Daulah Islam dan kembali ke negeri Kafir untuk hidup dibawah naungan thagut dan hukum-hukumnya. Keadaan mereka bagaikan dalam Ashabul Ukhdud.
Mereka itulah umat yang muwahid dan mukmin yang Allah Subhanahu wata’ala angkat derajat mereka dan Dia berikan sanjungan kepadanya di dalam Kitab-Nya yang ayat-ayatnya dibaca hingga hari kiamat. Dan Allah Subhanahu wata’ala menyebut mereka sebagai orang-orang yang mendapatkan kemenangan yang besar.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Terlaknatlah Ashabul Ukhdud (orang-orang yang membuat parit), yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. Ketika mereka duduk di sekitarnya sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaankepada orang-orang yang mukmin baik laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.” [QS. AL-Buruj: 4-11]
Itulah Mosul, Raqqah dan berbagai wilayah lainnya dari wilayah-wilayah Daulah Khilafah, merekalah batalion kebanggaan yang terus mengasah moral dan menyeru generasi Khilafah untuk melakukan upaya lebih banyak lagi dan berusaha keras untuk mencapai tujuan yang mulia di dalam jihad. Yang telah diawali pula oleh para pemimpin yang Rabbani (taqabbalahumullah) dan tinggi kedudukannya di ‘Illiyyin, dalam rangka menegakkan Kalimat Allah Subhanahu wata’ala hingga menjadi tinggi, dan agar kalimat orang-orang kafir menjadi rendah, serta dijadikannya Dien semata-mata milik Allah Subhanahu wata’ala.
**Berada dalam maut, untuk generasi yang tetap hidup…
**Berada dalam tawanan, mereka ditebus dan dibebaskan…
Mereka itulah orang-orang yang membunuh dan terbunuh, dari putra-putra Khilafah, yang mana hak dan kewajiban untuk menolong mereka berada pada leher setiap muslim. Tak ‘kan lupa, orang yang memiliki kelapangan dan keutamaan.
Sesungguhnya catatan ganjaran yang baik dari apa yang disediakan oleh Allah Subhanahu wata’ala bagi hamba-hamba-Nya berupa kenikmatan yang kekal di akhirat adalah dengan menolong dan bersabar dalam memerangi musuh. Lalu terus meningkatkan kesabaran, membela dan berjaga, hingga menjadi sirna. Walaupun harus menempuh jalan yang begitu panjang, memikul beratnya penderitaan dan ujian yang banyak.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata dalam Madarijus Salikin, “Dengan mengharap tambahan catatan ganjaran yang baik dan pasti, disertai pula dengan pemahaman yang baik terhadapnya, niscaya akan meringankan beban ujian yang dibawa.
Karena ia telah yakin akan adanya adanya pengganti (atas penderitaan yang dialaminya).
Hal ini seperti orang yang merasa ringan ketika memikul penderitaan berat yang ada di punggugnya, karena menyadari ada kelezatan dan kemenangan dibalik itu. Jika tidak demikian, niscaya akan banyak mashlahat dunia dan akhirat yang menjadi sia-sia (karena tidak mau berjuang untuk meraih hasil akhir yang menyenangkan, red).[15]
Tidaklah seseorang bangkit untuk memikul penderitaan yang berat, kecuali karena mengharap pahala yang tertunda (pahala akhirat). Meskipun sebenarnya jiwa itu lebih menyukai kesenangan yang diperoleh dengan segera.
Hal ini sesuai dengan pemahaman berikut: ditinjau dari segi akibat yang akan diperolehnya dan untuk tujuan yang mulia, telah bersepakat setiap umat yang berakal, bahwasanya kesenangan itu tidak bisa diperoleh dengan kesenangan. Barangsiapa yang ingin menikmati waktu istirahat maka ia tidak boleh beristirahat. Dia harus memikul penderitaan untuk memperoleh ketentraman di negeri yang tentram. Oleh karena itu, setiap penderitaan sudah ada ketentuannya dan akan tiba masanya untuk istirahat.” Selesai perkataan beliau rahimahullah.
Wahai ikhwah Tauhid, putra-putra yang mulia dan para pembela Khilafah, semoga Allah Subhanahu wata’ala memberkahi jihad dan usaha-usaha kalian. Telah dingin dada kalian dan telah dibuat marah oleh kalian setiap orang-orang kafir.
Setiap mukmin yang bersyukur telah melihat kerja keras kalian, menyadari kekurangan pada diri mereka dan kelebihan orang-orang yang mendapatkan karunia. Mereka kembangkan diri mereka dan mereka mengasah bakat-bakat mereka, seraya berusaha untuk mengejar ketertinggalan mereka.
Maka sampailah mereka kepada jalan orang-orang yang terdahulu dari kalangan muhajirin dan anshar, semoga Allah Subhanahu wata’ala meridhai mereka semua dan aku akan menjadi salah satu dari kalian:
**Wahai Rabbku, jika telah dekat kematianku maka jangan engkau jadikan… Diatas hamparan yang bertumpuk-tumpuk…
**Akan tetapi, aku rindu kepada hari-hariku ketika mendapati syahid… Ditimpa kepahitan di muka bumi dalam keadaan takut…
**Kawanan yang tercerai-berai saling menyatu diantara mereka… Adalah petunjuk dari Allah, mereka dapat menuju ke tempat itu…
**Jika mereka berpisah dengan dunia, mereka berpisah dari mara bahaya… Mereka pergi menuju janji-janji yang ada di dalam Mushaf Al-Qur’an…
**Aku meneguk kematian, kemudian membawaku ke tempat yang lebih tinggi… Bagaikan ranting yang terhempas diterjang oleh badai topan…
**Dan alam kubur akan menjadi tempat istirahat bagi para elang… Diatas awan di tempat elang melayang-layang…
Wahai umat Islam… jangan takut untuk meneguk pertempuran dan kekacauannya di wilayah Daulah Islam. Akan terus ada putra-putra Khilafah—berkat karunia Allah Ta’ala dan pertolongan darinya—yang tetap teguh laksana hamparan yang keras dan bebatuan yang cadas.
Maka, akan dihancurkan koalisi kafir berkat pertolongan Allah Subhanahu wata’ala dan kekuatan dari-Nya.
Akan dienyahkan dedengkot-dedengkot kehinaan dari negeri-negeri kaum muslimin, hingga lari membawa kehinaan, aib dan bangkai yang menjijikan. Membawa pulang berita-berita kengerian, lalu saling mengabarkannya satu dengan yang lainnya.
Inilah Amerika, yang memusuhi Islam dan pemeluknya, setelah mengacaukan negeri Ahlussunnah dan membinasakan mereka dengan darah yang dingin. Lalu, menyerahkan negeri itu kepada penjahat-penjahat kelas teri dari kalangan Rafidhah Iraq dan Atheis Syam. Kemudian mengumumkan kemenangan palsu yang tidak ada dalam dunia kenyataan.
Sedangkan ia memiliki pengetahuan yang pasti tentang alur pertempuran dan dimensinya di tangan putra-putra Daulah Islam. Oleh karena itu, apa gerangan yang membuat pemimpin Negara Koalisi yang berkhianat menyelisihi keputusannya yang bodoh (menarik tentaranya dari Suriah, red).
Ia hanya bisa diam dan menutup mata terhadap realita yang terjadi di muka bumi, di berbagai medan, dari berbagai data dan fakta. Hingga pemerintahan salibis dan Gedung yang hina itupun disebut Gedung Putih.
Mereka hidup dalam kebingungan dan kontradiksi. Para pengikut mereka tidak bisa memahami arti kata kemenangan yang sedang mereka bicarakan. Namun, igauan dan kebodohan yang diderita oleh jiwa mereka dan para pemimpin kekafiran mereka telah mengalahkan akal para pengikutnya.
Laksana kaum Nabi Nuh, kaum ‘Ad, Tsamud, Fir’aun dan Abu Lahab.
Bukankah merupakan suatu kegembiraan bagi pemenang untuk dapat menyatakan kunjungan resminya ke suatu Negara yang diklaim berada dalam keadaan aman dan stabil. Akan tetapi, kenyataannya dia hanya bisa datang seperti pencuri dan perampok yang takut tertangkap basah. Lalu, dengan segera cepat-cepat kabur karena khawatir dengan keadaan sekitarnya. Seraya takut akan mengalami seperti apa yang menimpa kaumnya.
Begitulah cara suatu Negara (Amerika) untuk kehilangan $7 triliun dolar dan tidak bisa mengadakan kunjungannya kecuali secara diam-diam (ke Iraq, red)[16]. Amerika si dewi penyembah berhala modern itu ridha dengan klaim kemenangan yang dibicarakan oleh orang-orang.
Lihatlah pertemuan yang berbasis di Andrews, yang terdiri lebih dari 80 negara. Yang dalam pertemuan itu mengeluarkan pernyataan, “Bahwasanya urusan ini bukanlah berbicara tentang bagaimana memenangkan perang, akan tetapi bagaimana caranya untuk mendapatkan perdamaian.”
Salah seorang yang kejam, kotor dan dengki kepada Ahlussunnah bernama, Mc Gurk, menyatakan mengundurkan diri sebagai utusan Amerika dan tidak mau mematuhi presidennya dalam Koalisi Salibis untuk memerangi Khilafah. Ia menyatakan rasa keberatan atas klaim kemenangan terhadap Khilafah dan niat Amerika untuk menarik mundur pasukannya dari Syam. Sedangkan, Daulah Islam saat ini masih menjadi ancaman nyata dan memiliki potensi yang berbahaya pada sejumlah wilayah—sebagaimana yang telah dia katakan—.
Apa yang dilakukan oleh tuannya itu tidak lain hanyalah tipuan dari mimpinya yang palsu dan apa yang dia tidak-ketahui asalnya.
Pada dasarnya, itu semua adalah sisa-sisa kebijakan Obama yang gagal dan tidak ada gunanya baginya atas apa yang dia katakan, dengan memberikan sindiran (kepada Trump) suka tampil di permukaan dan berusaha untuk menasehatinya sebelum mengadakan kunjungan.
Namun, tidak lama kemudian, salah satu anjing Romawi kembali memberikan penegasannya tentang kontradiksi yang sedang mereka alami. Bahwa, saat ini terjadi perdebatan tentang arti kemenangan yang telah mereka raih dan menyatakan dengan tegas, bahwa Negara Super Power tidak dapat terjun dalam perang tanpa akhir.
Akhirnya, Amerika hanya akan tenggelam dalam kesombongan dan kegagalan untuk mematahkan kemauan dan tekat tentara Khilafah. Dia menyalahkan sekutu-sekutunya karena gagal memberikan dukungan dan tentara yang cukup. Lalu, berupaya untuk menguatkan pilar-pilar pemerintahan milisi Rafidhah Iran di Iraq. Karena takut akan munculnya Daulah Islam secara tiba-tiba dan mendapatkan kembali wilayah-wilayah yang berpihak kepadanya.
Mereka mengetahui ancaman itu dengan baik, mengungkapkannya dan tidak menyembunyikannya.
Bahkan, mereka meyakini fakta tersebut, baik ada penarikan mundur pasukan (dari Suriah) ataupun tidak. Menyadari hal ini, boleh jadi Daulah Islam dapat meraih kembali wilayah-wilayahnya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sebagaimana hal itu telah dinyatakan oleh menteri pertahanan mereka.
Telah ditegaskan oleh komandan pasukan Amerika di Timur Tengah, bernama Votel, disebutkan bahwa akhir pertempuran melawan Daulah Islam masih terlalu jauh. Dalam pidatonya di depan kongres ia berkata, “Bahwasanya tentara Daulah Islam belum menyatakan menyerah dan masih siap untuk kembali berperang.”
Menyusul hal tersebut, muncul pernyataan yang dikeluarkan oleh Bolton, salah seorang penasehat keamanan nasional Amerika, dalam sebuah wawancara dengan salah satu warta berita pada beberapa hari yang lalu. Ia bersikukuh mengutip klaim tuannya yang menyatakan Amerika menang seratus persen (terhadap Daulah Islam).
Dia tidak mau menyatakan seperti apa yang dikemukakan oleh komandan pasukannya, Votel.
Akhirnya, provokasi bodoh ini datang pada level yang ketiga dan menambah gamblang ketidak-jelasan pernyataan tuannya, dengan munculnya perkataan, “Bahwa ancaman Daulah Islam masih tetap ada dan sesungguhnya tentara Daulah Islam masih tersebar di Suriah dan Iraq. Pada tahun ini, Daulah Islam telah tumbuh berkembang di kawasan (Negara) lain.”
Tidaklah muncul ketakutan dan kekhawatiran ini, melainkan dikarenakan pengetahuan mereka yang pasti tentang Daulah Khilafah. Keadaan ini bukan lagi menjadi realita yang tidak dapat diabaikan dan diremehkan ancamannya.
Daulah Islam bukanlah sekadar faksi, organisasi atau partai yang suka mencari makan di emperan para donatur. Atau mengetuk pintu para salibis, karena sangat menghendaki restu mereka dan berusaha melenyapkannya dari daftar ekstrimis atau teroris sebagaimana yang mereka sebut.
Sebaliknya, Daulah Islam adalah harapan bagi Umat Islam, berkat karunia Allah Ta’ala dan kekuatan dari-Nya. Menjulang naik dan semakin tinggi di dalam hati Umat Islam. Menempuh jalan dengan penuh pengorbanan dan tidak berpaling darinya. Selama berjalan diatas jalan Allah Subhanahu wata’ala, mereka tidak perduli terhadap celaan dari orang-orang yang suka mencela.
Inilah tentara Daulah Islam yang berada di seantero Suriah, menjadi batalion tempur di negeri dua sungai (Iraq) dan Syam, Khurasan, Afrika Barat dan selainnya dari berbagai wilayah-wilayah.
Mereka menyaksikan saat-saat yang tegang dan tidak dapat dikalahkan dengan jumlah kurang dari 12.000 tentara, dengan izin Allah Ta’ala.
Matilah kalian dalam kemarahan kalian wahai kaum salibis dan murtadin! Matilah kalian dalam kemarahan kalian! Dan kamu akan hancur wahai Amerika, bersama koalisi setan yang menyertaimu dari para thagut Arab dan non-Arab.
Atau, kalian menyangka, dengan tindakan kalian yang melampaui batas, berupa pembantaian terhadap Ahlussunnah dan tindakan kalian yang kelewatan dalam menghancurkan ternak dan ladang, kalian menyangka dengan cara itu dapat meraih sumpah yang sulit untuk dibuktikan?
Ataukah kalian akan mengira, bahwa keluarnya orang-orang yang lemah dan miskin dari pengepungan mematikan di Baghuz di Syam, dari para wanita, anak-anak dan orang tua dapat menghentikan lengan putra-putra Khilafah, tentaranya dan para Ansharnya?
Sekalipun tidak, demi Allah!
Ini bukanlah zaman seperti zaman yang kalian sangka dan bukan pula jalan keselamatan yang kalian kira.
Kecuali, dengan pertumpahan dan dengan serpihan daging, wahai thagut timur dan barat!
Sesungguhnya ilusi yang membelenggu putra-putra Islam selama berabad-abad lalu telah lengser dan dihancurkan dibawah kemauan dan tekat para pahlawan umat dan para pemimpin yang mulia. Pada hari ketika mereka mengorbankan jiwa-jiwa mereka untuk Islam, meninggikan bangunan Khilafah dan kemuliaan kaum muslimin.
Sungguh Daulah Islam telah menang.
Na’am, Khilafah telah menang.
Pada hari ketika para tentara dan putra-putranya laksana Jabal Rasiyat. Mereka semakin kuat dengan iman dan akidah mereka yang sangat tinggi.
Mereka tidak pernah berpaling dari musuh-musuh mereka, meskipun kedua tangan mereka telah dibelenggu. Sedangkan mesin pembunuh dan penghancur yang dimiliki oleh Amerika tidak dapat merampas apa yang ada didalam hati mereka berupa iman dan keyakinan.
Engkau memang menakjubkan… sungguh engkau memang menakjubkan…
Kalian telah sendiri telah merasa lelah dan kalian berusaha untuk melakukan hal yang percuma, untuk melenyapkan mujahidin dan Daulah Islam mereka.
Ketika engkau mencoba untuk menghentikan luapan api di Manbij dan selatan Hasakah, namun justeru semakin menyala dengan adanya serangan Manbij kedua. Telah tenggelam kesombongan kalian dalam lembah kegagalan dan kehancuran, namun kalian berteriak menjadi pemenang tanpa mengetahui keadaan.
Tidakkah kamu menyaksikan, bahwa telah ada segolongan mujahidin yang terdiri dari seratus lebih personel sebelum penaklukan Mosul?
Padahal, pada hari ini jumlah mereka ada ribuan dan disusul oleh ribuan.
Mereka pasti akan menang jika mereka bersabar dan bertakwa. Meskipun, sebenarnya mujahidin tidaklah bergantung pada jumlah ataupun bilangan. Karena sesungguhnya mereka mendapatkan pertolongan dan kekuatan dari Allah Subhanahu wata’ala.
Maka, turunkanlah sesuai apa yang mereka inginkan dan enyahlah dari negeri-negeri kaum muslimin.
Tidaklah dana yang mereka habiskan dan disalurkan dari waktu ke waktu oleh pemerintahan murtad (Alu Salul Saudi) di Jazirah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dapat menghentikan keadaan. Untuk mencegah kemenangan bagi siapa yang menjadikan Allah Subhanahu wata’ala sebagai pelindungnya, penolongnya dan tujuannya.
Adalah Allah Subhanahu wata’ala pelindung bagi kami dan bukanlah pelindung bagi kalian.
Wahai umat manusia…
Semua orang telah melihat pembantaian di masjid di Negara salibis New Zeland, dan kami pun mengetahui kejadian itu.
Ketika para petinggi kekafiran dan pemerintahan murtad merasa heran melihat para pembunuh keji, kemudian mereka meneteskan air mata buaya untuk korban pembunuhan di masjid, mereka para pengkhianat dari dewan thagut dan organisasi hina yang menyerah kepada musuh, menyamakan tindakan pembunuhan terhadap orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dengan perjuangan putra-putra Daulah Islam yang melakukan jihad Syar’i untuk menegakkan agama, membalas keganasan Shafawi, salibis, murtadin dan mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin.
Seolah-olah, koalisi kafir—yang membantai kaum muslimin—di Iraq, Syam, Khurasan dan selainnya dari wilayah-wilayah Daulah Islam bersegera dan sungguh-sungguh untuk memenuhi hajat umat manusia, lalu mengajari mereka dalam urusan agama mereka. Kemudian mereka hendak mengobati ratapan mereka (korban pembantaian di masjid New Zeland, red) dengan meletakkan mawar dan wewangian diatas kepalanya.
Bahkan, seakan-akan pada hari ini mereka tidak pernah menyatakan bahwa masjid tidak lagi memiliki kesucian dan seolah tidak pernah mendengar kecaman dan tangisan dari para pelayan murtadnya atas tindakan pembantaian yang dilakukan oleh tuan-tuannya.
Karena, keadaan sebenarnya adalah, bahwa prinsip para penggagas dan para pengamat itu adalah untuk mengoyak aurat kaum muslimin dan berusaha keras untuk mencurahkan seluruh tenaganya untuk tujuan itu.
Lihatlah kota Baghuz yang saat ini berada di Syam, dimana umat Islam saat ini tidak henti-hentinya meregang nyawa karena terbakar oleh bombardir senjata yang disebut dengan rudal pemusnah masal.
Tidak ada yang merasa heran dengan hal itu.
Dan sesunguhnya hal ini adalah seperti apa yang telah dikabarkan oleh Rabb kami di dalam Kitab-Nya tentang kedengkian orang-orang kafir dan kebencian mereka terhadap umat Islam. Maka, cukuplah hal itu sebagai bukti bagi mereka yang menghendaki kebenaran dan mencari hidayah.
Tidaklah mereka melakukan hal itu terhadap kaum muslimin selama bertahun-tahun dan berabad-abad lamanya kecuali karena ia telah menegaskan di hadapan mereka, bahwa dirinya adalah seorang muslim.
Oleh karena itu, janganlah engkau tertipu oleh kebohongan mereka.
Tidaklah terjadi pembantaian-pembantaian di masjid-masjid tersebut melainkan adalah sebagai malapetaka dan bencana masa lalu. Sedangkan di masa yang akan datang, akan ada pertunjukan kesengsaraan lainnya yang akan menimpa setiap orang yang hidup diantara kaum musyrikin dan klaim kebebasan berekspresi dan kebebasan berbuat keji.
Sesungguhnya peristiwa pembantaian yang terjadi di masjid-masjid itu hanya akan membangunkan orang-orang yang tertidur dan mendesak para Anshar Khilafah yang ta’at yang tinggal disana untuk melakukan pembalasan. Dalam rangka membela Islam dan putera-putera umat yang dibantai di setiap tempat di muka bumi dan berada di bawah pemerintahan Negara salibis dan pemerintahan murtad.
Sesungguhnya kami hendak memberikan kabar gembira kepada umat Islam yang berada di timur dan barat. Bahwa Khilafah Islam berkat karunia Allah Subhanahu wata’ala, dalam menghadapi serangan salibis yang semakin kuat, tidak lain adalah semakin membuatnya kuat dan kokoh dalam memikul kesulitan dan beban yang berat, lalu mengangkatnya kepada tingkatan-tinggatan yang lebih tinggi dan menjadi pemimpin bagi umat, dengan izin Allah Subhanahu wata’ala.
Sejak runtuhnya Daulah Islam (sejak 1 abad lalu), kaum muslimin tidak lagi menyaksikan pertempuran antara putra-putra mujahidin melawan kejahatan api perang salib dalam perang terbuka yang berkepanjangan, dengan pasukan yang berada di bawah satu komando dan satu bendera. Karena, selama ini kaum salibis dan para pengekornya berusaha keras untuk menguras energi para pelayan mereka dari pemerintah murtad. Dan ketika para salibis menyangka dapat memperluas pengaruh mereka dan merampas negeri kaum muslimin, maka saat itu juga akan muncul para penakluk di belahan bumi yang lain.
Sedangkan perang yang diharapkan oleh putra-putra Khilafah dan para komandannya—berkat taufik Allah Subhanahu wata’ala kepada mereka—adalah untuk mengejar musuh yang bersembunyi di setiap tempat dan di setiap jengkal bumi (dimanapun mereka berada). Untuk menguras seluruh kekuatan dan energinya dan inilah yang menjadi kewajiban bagi putra-putra Khilafah yang terus bekerja dengan keras. Dengan mengerahkan segala yang mereka miliki, sampai Allah Subhanahu wata’ala memperkenankan kemenangan atau keputusan dari-Nya.
Maka jadilah kalian berada di barisan mereka dan diparit-parit mereka wahai umat Islam. Janganlah kalian berada di parit-parit Yahudi, salibis, murtadin dan jajaran-jajaran mereka yang lainnya. Jadilah sebagai seorang mukmin yang sejati, yang saling berlomba-lomba dalam meraih pahala dan kebaikan. Dengan memberikan dukungan dan pertolongan kepada siapa saja yang berhijrah dan berjihad di jalan-Nya, sebagaimana yang telah disifatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala di dalam Kitab-Nya dan sanjungan-Nya kepada mereka semua.
Firman Allah Subhanahu wata’ala:
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.” [QS. Al-Anfal: 74]
Adapun, diantara hal yang perlu dijelaskan dan diperingatkan adalah tentang apa yang dilakukan oleh tanduk-tanduk kezindikan dan kekafiran dari anak cucu Abdullah bin Saba’ dan Musailamah Al-Kadzab. Yaitu para thaghut-thagut dan pemerintah murtad yang terus berusaha untuk melenyapkan Al-Haq dan mengklaim bahwa Khilafah Islam telah punah, lalu menjadikan nilai-nilai Khilafah (di masa lalu) hanyalah sebagai pendahulu dan contoh bagi umat Islam belaka, tidak lebih.
Sesungguhnya, wilayah-wilayah Daulah Islam saat ini adalah mencakup dari berbagai kota dan negeri, diantaranya wilayah-wilayah adalah telah dibukakan oleh Allah Subhanahu wata’ala melalui pertempuran yang silih berganti, yang berlalu dengan cepat dan tidak imbang,
Musuh telah mengerahkan semua yang dimilikinya, dengan menggalakkan siasat genosida dan pembumi-hangusan secara massal.
Dan inilah apa yang tidak diperlihatkan di media-media zindik dan keji, dikarenakan korbannya adalah seorang muslim yang tidak pernah ridha dengan agama selain agama Allah Subhanahu wata’ala, baik syari’at dan manhajnya. Serta, menolak untuk tunduk kepada para pemimpin kekafiran dan undang-undangnya yang hina dan dipaksakan kepada umat manusia.
Wahai para suku dan putra-putra Ahlussunnah di Syam dan khususnya di timur Al-Furat…
Telah diperingatkan dengan keras oleh Daulah Islam sejak beberapa waktu yang lalu, atas konsekuensi keterlibatan dalam jajaran atheis Kurdi, yang mana telah dijelaskan bahwa mereka adalah sekte murtad yang menolak Islam dan mengingkari Rububiyah dan Uluhiyah Allah Subhanahu wata’ala. Mereka adalah sekte sosialisme yang menghalalkan harta dan kehormatan. Diiringi dengan pemberitaannya yang bodoh tentang nasionalisme Kurdi, sebagai dasar pendirian negara yang mereka klaim.
Inilah tiga prinsip yang menjadi dasar bagi komunitas terkutuk ini. Ia adalah agama atheisme dan kekufuran yang nyata dan jelas, tidak perlu lagi ada penjelasan setelah itu.
Oleh karena itu, kami mengulang kembali dan kami mengingatkan kepada suku-suku Ahlussunnah di timur Al-Furat, dimana anak-anak mereka masih berada di barisan sekte atheis keji tersebut dan belum melihat pemandangan anggota mereka yang tewas di tangan tentara Khilafah. Agar mereka dapat mencegah putra-putra mereka dan menganjurkan mereka untuk bertaubat sebelum takdir menjemput mereka. Dan agar mereka berlepas diri (Bara’) terhadap siapa saja yang tidak mau bertaubat diantara mereka.
Apa gerangan yang membuat kalian memerangi mujahidin, padahal kalian telah merasakan nikmatnya hidup di bawah naungan Syari’at Allah Subhanahu wata’ala dan hukum-Nya selama beberapa tahun?
Adapun kalian wahai atheis Kurdi yang berada di Syam…
Kalian telah terjun kedalam kecamuknya perang, padahal kalian itu tidak memiliki anggota, demi Allah…
Kalian tidak akan sanggup menanggung akibatnya. Palingkanlah pandangan kalian dan jagalah diri kalian sendiri jika kalian sanggup.
Lihatlah Iraq, sedikitpun tidaklah berguna baginya dengan adanya pesawat Amerika yang mereka sembah-sembah. Sedangkan pertempuran antara kami dengan kalian tidak ada penghalangnya sama sekali.
Kalian telah melihat dengan mata kepala kalian sendiri, berbagai serangan tentara Khilafah  dan pukulannya di wilayah-wilayah kalian. Berapa banyak kepala suku murtadin dan petinggi markas keamanan yang dipungut, ditangkap dan dibungkam nafasnya. Perkumpulan mereka telanjang dari target peledakan dan anjing-anjing kotor mereka yang berada di barikade telah disembelih. Mereka terus dipantau dari atas mereka dalam peperangan penghabisan, yang tidak akan ada yang disisakan atau ditinggalkan satupun.
Wahai singa-singa Khilafah dan para kesatria Daulah Islam di Raqqah, Al-Barakah dan Al-Khair…
Teguhlah kalian sebagaimana teguhnya singa yang lapar. Balaskanlah darah-darah saudara kalian dan umumkanlah oleh kalian pertempuran pembalasan untuk membasmi kaum kafir dan atheis di Syam.
Jadikanlah ia seperti hari-harinya Syaikh Az-Zarqawi, untuk membinasakan barisan-barisan kaum salibis dan murtadin. Tanamlah bom-bom IED dan sebarkanlah para penembak jitu. Rubahlah keadaan mereka menjadi badai dan serpihan dengan bahan-bahan peledak.
Tidak ada gunanya hidup dalam kehinaan dan dilanggarnya kehormatan.
Sampah-sampah orang-orang atheis masih bertengger di dalam dada putra-putra Ahlussunnah, yang mendapatkan warisan negeri dari penyembah salib, padahal sebelumya telah diatur oleh Syari’at Allah Subhanahu wata’ala, setelah mereka menghancurkan, membunuh dan mengusir penduduknya.
Maka kenalilah siapakah sepatu-sepatu kaum salibis dan para pembantunya. Sesungguhnya darah mereka tidak ada nilainya, sedangkan darah mujahidin, muwahidin dan keluarga mereka laksana debu.
Wahai suku-suku Ahlussunnah di Iraq…
Sudah tiba waktunya bagi kalian untuk menyadari makar terbesar yang ditujukan kepada kalian. Apa yang telah dilakukan oleh para pengkhianat dan para politisi dalam beberapa dekade terakhir hanyalah untuk mengusir, memberikan surat penangkapan, memberikan tuduhan terorisme dan kerusakan. Tidak selamat dari mereka agama dan dunia. Padahal, sedikitpun kemurtadan mereka tidak bernilai disisi tuan-tuannya.
Kalian pun sadar dengan kebencian dan kedengkian kaum Rafidhah terhadap kalian, yang tidak henti-hentinya mempermalukan kalian dan menimpakan kehinaan kepada kalian dengan berbagai modelnya. Sesungguhnya apa yang mereka takutkan atas diri kalian adalah keluar dan bangkitnya kalian, serta berkorbannya kalian untuk menolong agama ini dan menolak hukum selain Syari’at Allah Subhanahu wata’ala.
Apa yang kalian pertahankan itu tidak lain hanyalah seperti setetes air yang ada di lautan dan apa yang akan anda bayar dengan darah, kehormatan dan harta kekayaan.
Jika kalian merasa menderita dengan apa yang menimpa kalian, berupa sikap tunduk, menyerah, merendahkan diri dan diliputi kehinaan, maka terjunlah dalam pertempuran.
Lihatlah Mosul dan selainnya dari berbagai wilayah dan negeri yang mengalami kehancuran dibawah kendali milisi Shafawi Rafidhah. Yang menyebarkan kerusakannya, merampas harta bendanya, dan menggiring putra-putranya ke lembah kematian, atas tuduhan dan klaim dusta.
Lihatlah kamp-kamp pengungsian di tempat terbuka, yang dipenuhi oleh wanita-wanita dan putra-putra Ahlussunnah. Mereka ditimpa kesusahan dikarenakan mereka dituduh memiliki hubungan dengan Daulah Islam atau memiliki keluarga yang menjadi tentara Daulah Islam. Kemudian anak-anak tersebut dianggap sebagai ancaman dan bahaya yang berpotensi untuk melakukan pembalasan dendam.
Semua ini tidak lain hanyalah sebagai kelanjutan atas penindasan dan penghinaan atas Ahlussunnah. Perkaranya bukanlah disebabkan oleh keterkaitan siapa dengan siapa. Akan tetapi, dikarenakan mereka itu adalah orang yang mencintai Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan generasi-generasinya.
Oleh karena itu katakanlah, demi Rabb kalian (Allah Subhanahu wata’ala), bagaimana keadaannya jika mujahidin bertindak terhadap orang-orang yang melampaui batas itu dengan memberikan pembalasan yang setimpal?
**Maka terjadilah dan dia mendapat petunjuk melalui berita… Dan berita itu mungkin adalah berita yang terlupakan…
Wahai Ahlussunnah di Iraq…
Sesungguhnya Daulah Islam itu tidak lain adalah perahu keselamatan dan benteng bagi kalian dalam menghadapi Shafawi Iran. Segeralah kalian bertaubat sebelum terlambat waktunya dan petaka menimpa bagi siapa yang mengambil selainnya.
Sesungguhnya Daulah Islam akan kembali ke wilayah-wilayah yang telah bergabung kepadanya cepat atau lambat, dengan izin Allah Subhanahu wata’ala. Adapun kalian pada hari ini telah melihat tentara Khilafah dan mengetahui bagaimana penjagaan Allah Subhanahu wata’ala kepada mereka. Meskipun berada dibawah bayang-bayang intaian musuh dan pesawat tempur, tidak henti-hentinya mereka menang diatas musuh-musuhnya.
Mereka menggelar berbagai penyergapan, lalu mereka ledakkan dan mereka ubah keadaan perkumpulan para pembesar musuh. Mereka telah membuat sumpah dan perjanjian atas diri mereka sendiri untuk mengembalikan tangkai yang hijau. Agar orang-orang Rafidhah mengetahui bahwa negeri Khilafah adalah di Baghdad, tidak mungkin berada di Teheran atau Qum. Sesungguhnya antara kami dan mereka ada perhitungan-perhitungan yang terus tumbuh dan berkembang laksana bayi yang baru dilahirkan.
Wahai bala tentara Khilafah di Iraq, Syam, Khurasan, Yaman, Asia Timur, Afrika Barat, Libya, Sinai, Somalia dan di semua tempat…
Terjunlah dalam pertempuran, bergabunglah dan jadilah penopangnya. Manfaatkanlah setiap kesempatan dan temukanlah sarana yang tepat untuk menjebak musuh. Jadilah pelopor, batalion dan tebarkanlah mata-mata. Berjaga-jagalah kalian di waktu malam dan ulurlah peperangan menjadi semakin panjang, maka musuh-musuh kalian tidak akan lagi memiliki daya dan kekuatan.
Jangan sampai keributan Koalisi Kafir, teriakan dan pengaruhnya yang lemah dalam melenyapkan Khilafah dapat membuat kalian menjadi gentar. Sungguh Allah Subhanahu wata’ala telah membuatnya tetap eksis dengan bersatu dan berpegangnya kalian kepada tali yang amat kokoh. Tidaklah keburukan dan gangguan yang mereka berikan kepada kalian, melainkan lebih dan lebih lemah lagi daripada apa yang dilihat dan didengar.
Semua kejadian ini adalah permulaan dan tingkatan pertama bagi fase kebangkitan.
Sebagai tanda penaklukan besar, insya Allah, yang pasti dan tidak diragukan lagi. Maka tidak akan ada lagi pertempuran dan beban lainnya setelahnya.
Sesungguhnya kita adalah umat yang tidak akan mati kecuali dengan terbunuh dan kalian adalah generasi yang berusaha untuk mendapatkannya. Jika tidak, maka tidak ada lagi cara lain untuk menghadapi maut tersebut.
Maka janganlah kalian memberikan undangan kepada mereka yang telah memikulnya, karena mereka adalah para pemenang. Barangsiapa memikulnya maka mereka telah menjadi pioneer bagi para pengikutnya dan barangsiapa memikulnya maka mereka telah mencapai tujuan yang diinginkannya. Sehingga mereka dapat menukarkannya di pasar undangan, mereka saling melalukan jual dan beli!
Sesungguhnya tidak lain, hal itu hanya dapat dilakukan dengan hati yang hidup yang cenderung kepada Allah Subhanahu wata’ala yang ikhlas kepada-Nya dan bersih dari cela atau kekurangan. Tidak cenderung kepada kebodohan, harta dan keuntungan.
Sudah seharusnya engkau hanya mengharap Wajah-Nya dan mencari keridhaan-Nya. Maka hendaknya setiap orang diantara kalian takut atas dirinya dan meminta kepada-Nya keteguhan pada Dien dan akhir yang baik. Inilah jalan yang dipenuhi oleh ujian berat yang bertumpuk-tumpuk, keterasingan yang panjang, berpisah dengan keluarga dan teman.
Tempatkanlah diri kalian di dalam kemungkinan pada berbagai bahaya, baik tertawan, hancur atau terpotong-potong, namun mohonlah kalian kepada pelindungan Allah Subhanahu wata’ala dari semua hal tersebut.
Amirul Mukminin Abu Bakar Al-Baghdady Al-Husaini Al-Quraisyi Al-Baghdadi hafizhahullah mewasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah Subhanahu wata’ala baik ketika dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan. Dan jadikanlah lisan-lisan kalian dibasahi oleh dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala, sehingga ia dapat dekat dengan Penciptanya dan Pelindungnya.
Beliau juga mewasiatkan kepada kalian untuk menghindari munculnya perintah yang diulang-ulang ketika kalian mendapatkan seruan untuk suatu urusan, dalam rangka menghindarkan diri dari bahaya yang bisa muncul karenanya.
Ketahuilah, bahwa ini adalah pusat pertempuran dan bahwa semua itu adalah sarana untuk kelancaran komunikasi. Mungkin saja akan ada bahaya setelahnya dan musibah itu dapat datang dari arah belakangnya.
Janganlah salah seorang dari kalian menjadikan saudaranya sebagai tameng dan membiarkannya menjadi target dan sasaran bagi musuh. Jangan sampai luka-luka yang dia alami dapat menghalanginya untuk menyelesaikan tugas yang berlarut-larut hingga sepekan, jika sebenarnya dia bisa menyelesaikannya hanya dalam dua hari. Dan ketahuilah, bahwa tidurnya seorang mujahid, perhatiannya dan kelalaiannya adalah taruhan bagi seluruh urusannya. Semua ini adalah diantara bentuk ibadah yang mengalir pahala kepadanya dan ia merupakan diantara bentuk ribath, jika diniatkan dengan jujur dan amal yang ihsan.
Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam mengambil kewaspadaan dan perhatian. Berharaplah pahala (dari Allah Subhanahu wata’ala) dalam mendengar dan ta’at pada setiap urusan kalian. Buatlah marah musuh-musuh Allah Subhanahu wata’ala dan seluruh tempat dimana mereka berteduh.
Allah… Allah… dalam urusan agama kalian dan saudara-saudara kalian. Jangan sampai Islam dikalahkan dari arah salah satu dari kalian.
Adapun kalian wahai yang tertawan, baik laki-laki, wanita dan anak-anak di setiap tempat…
Teguhlah diatas Al-Haq dan ketahuilah bahwasanya segala keadaan orang mukmin baginya adalah kebaikan. Semua itu tidak terjadi kecuali hanya bagi seorang mukmin.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala ketika mencintai seorang hamba, maka Dia akan mengujinya, lalu akan Dia timpakan kepadanya berbagai cobaan yang dengannya dapat menghapus kesalahan-kesalahannya dan mengangkat derajatnya. Meskipun oleh sebagian orang hal itu adalah sesuatu yang tidak diinginkan atau diharapkan.
Cukuplah (Allah Subhanahu wata’ala) bagi kalian, bahwasanya jalan ini adalah jalan yang terjal dan tahun-tahun yang panjang.
Lihatlah Sumayah radhiyallahu ‘anha, syuhada pertama di dalam Islam, dibelenggu dan disiksa hingga terbunuh.
Lihatlah Khabib terbunuh dalam keadaan tetap tabah.
Tidaklah siksaan yang menimpa mereka berdua dapat memalingkan mereka dari agamanya.
Untuk kalian, insya Allah…
Saudara-saudara kalian akan menunaikan hak dan perjanjian yang akan dipenuhi, agar dapat melegakan dada kalian dan menghibur hati kalian. Berupa pemandangan penyembelihan dari sisi algojo-algojo kalian untuk para interrogator dan hakim yang lehernya akan dipotong dan nafasnya dibungkam.
Sucikanlah diri kalian dan makmurkanlah waktu-waktu kalian dengan dzikir dan tilawatil Qur’an. Bertadabburlah dan hafalkanlah. Lantunkanlah do’a-do’a untuk saudara-saudara kalian agar dapat meraih kemenangan dan tamkin.
Mereka akan terus bersungguh-sungguh, dengan izin Allah Subhanahu wata’ala, untuk membebaskan kalian. Mereka sekali-kali tidak akan melupakan salah seorang dari kalian pada setiap langkah dan urusannya.
Janganlah merasa rendah dan sedih, sedangkan kalian adalah tinggi, jika kalian beriman.
“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” [QS. Al-A’raf: 23]
“Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kamidan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum-kaum yang kafir.” [QS. Ali Imran: 147]
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum-kaum yang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 286]
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” [QS. Yusuf: 21]
Diterjemahkan dari channel tidak resmi:
Hanifiyah Media
[1] HR. Abu Dawud, Bab: Larangan berbuat ‘Inah, 10/285. Derajat hadits, “Shahih”.
[2]  HR. Ahmad, Musnad Imam Ahmad, Bab: Musnad Abdullah bin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
[3]  Shahih Bukhari, Kitab: Jihad dan penjelajahan, Bab: Seorang mujahid yang berharap untuk kembali ke dunia.
[4] Shahih Muslim, Kitab: Kepemimpinan, Bab: Keutamaan syahid di jalan Allah Subhanahu wata’ala.
[5]  Shahih Bukhari, Kitab: Jihad dan penjelajahan, Bab: Keutamaan ribath di jalan Allah Subhanahu wata’ala.
[6] Shahih Muslim, Kitab: Kepemimpinan, Bab: Penjelasan tentang sesuatu yang Allah persiapkan bagi seorang mujahid.
[7] HR. At-Tirmidzi, Kitab: Keutamaan Jihad, Bab: Keutamaan berpagi hari dan bersore hari di jalan Allah Subhanahu wata’ala. Derajad hadits, “Hasan”.
[8] Diameter terpendek dalam sirkuit balap pacuan kuda yang berbentuk oval.
[9] HR. At-Tirmidzi, Kitab: Keutamaan Jihad, Bab: Ganjaran mati syahid. Derajat hadits, “Shahih”.
[10] HR. Ahmad, Kitab: Sisa musnad Shahabat Anshar, Bab: Hadits Nu’aim bin Hammar Al-Ghattafani radhiyallahu ‘anhu.
[11] HR. At-Tirmidzi, Kitab: Keutamaan Jihad, Bab: Keutamaan orang yang ribath. Derajad hadits “Hasan shahih”.
[12] Shahih Muslim, Kitab: Kepemimpinan, Bab: Penjelasan tentang pahala orang yang berperang kemudian mendapatkan ghanimah.
[13] HR. An-Nasa’i, Kitab: Jenazah, Bab: Shalat untuk para syuhada. Derajad hadits, “Shahih”.
[14] Shahih Muslim, Kitab: Berbuat baik, menyambut silaturahmi dan adab, Bab: Keutamaan orang yang mampu menahan dirinya saat marah.
[15] Dalam pepatah, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
[16] Sebagaimana pemberitaan pada sejumlah media, bahwa Trump secara diam-diam telah mengunjungi tentaranya di Iraq dan pemberitaannya meluas pada bulan Desember 2018 lalu.
0 notes
velhasileyvallah · 4 years
Text
Nahl Sûresi / 127-128.Ayet
127. (Resûlüm!) Sabret; senin sabrın da ancak Allah(’ın yardımı) iledir. (Yüz çevirmelerinden dolayı) onlara üzülme, kurdukları tuzak dolayısıyla da (endişelenip) sıkıntıya düşme!
128. Çünkü Allah, saygıyla emirlerine uygun yaşayan/günahlardan sakınan ve iyilik yapanlarla beraberdir.
9 notes · View notes
islamiyatsb · 1 year
Text
واصبر وما صبرك إلا بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق مما يمكرون • إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون • - النحل ١٢٧-١٢٨ - الشيخ عبدالرحمن السديس - صلاة العشاء - الحرم المكي - ٦ ربيع الثاني ١٤٤٤
6 notes · View notes
ansiklomedia · 5 years
Photo
Tumblr media
Nahl Suresi Hakkında Bilgi Kuran-ı Kerim’in 16. sûresidir. 128 ayetten oluşur. Mekke’de inmiştir. 95, 96, 97, 110, 126 ve 127, ayetlerin Medine’de indiği de söylenir.
0 notes
ltsharif · 6 years
Video
youtube
(via God is with them who keep their duty unto Him)  Quran Chapter 16 – 125 to 128 (Pt-14, Stg-3) (L-1777) درس قرآنGOD IS WITH THEM WHO KEEP THEIR DUTY UNTO HIM Suratun-Nahl – (The Bee) – 16‘A-‘uu-zu  Billaahi minash-Shay-taanir- Rajiim. (I seek refuge in God from Satan the outcast)Bis-Millaahir-Rah-maanir-Rahiim. (In the name of God, the Beneficent, the Merciful)ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِٱلْحَسَنَةِ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ 125 وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا۟ بِمِثْلِ مَاعُوقِبْتُم بِهِۦ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّٰبِرِينَ 126 وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ 127 إِنَّ ٱللَّهَمَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوا۟ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ 128125.  Call unto the Way of thy Lord with wisdom and fair exhortation, and reason with them in the better way. Lo! Thy Lord is Best Aware of him who strayeth from His Way, and He is Best Aware of those who go aright.126.  If ye punish, then punish with the like of that wherewith ye were afflicted. But if ye endure patiently, verily it is better for the patient.127.  Endure thou patiently (O Muhammad) and thine endurance is only by (the help of) Allah, and grieve not for them, and be not in distress because of that which they devise.128.  Lo! Allah is with those who keep their duty unto Him and those who are doers of good.125.  ‘Ud-‘u  ‘ilaa  Sabiili  Rabbika  bil-hikmati  wal-maw-‘izatil-hasanati  wa  jaadilhum-  bil-latii  hiya  ‘ahsan.  ‘Inna  Rabbaka  huwa  ‘A’-lamu  biman-  zalla  ‘an-  SabiiliHii  wa  Huwa  ‘a’-lamu  bil-Muhtadiin.126.  Wa  ‘in  ‘aaqabtum  fa-‘aaqi-buu  bi-misli  maa  ‘uuqibtum  -bih.  Wa  la-‘in  sabartum  la-huwa  khayrul-lis-Saabiriin.127.  Was-bir  wa  maa  sabruka  ‘illaa  Billaahi  wa  laa  tahzan  ‘alayhim  wa  laa  taku  fii  zayqim-mimmaa  yamkuruun.128.  ‘InnAllaaha  ma-’allaziinat-taqaw-  wallaziina  hum-Muhsinuuin. (Section 16)CommentaryIt is commanded:Produce before the people real things by means of your word and behavior.Incite them to good impartially.Convince the people by saying good at suitable time.Allah Almighty is Best Aware of that who goes astray and who goes aright.Then it is commanded: If you are afflicted by the people and you desire to revenge, then you should return like for like only and do not punish them more than it. However, if you endure patiently, the fruit of patience is very sweet. Ask Allah Almighty for help of endurance. You should neither grieve and nor be in distress because of enemies’ stubbornness, obstinacy and stratagems. Keep the faith that Allah Almighty is with them who ward off evil fearing Him and do good works as He has commanded.Transliterated Holy Qur’an in Roman Script & Translated from Arabic to English by Marmaduke Pickthall, Published by Paak Company, 17-Urdu Bazaar, Lahore, Lesson collected from Dars e Qur’aan published By Idara Islaah wa Tableegh, Lahore (translated Urdu to English by Muhammad Sharif).https://hcaptrmuhammadsharif.wordpress.com/2018/03/08/god-is-with-them-who-keep-their-duty-unto-him/
0 notes
wesimakyaj · 7 years
Photo
Tumblr media
"Sabret; sabretmen ancak Allah’ın yardımı iledir. Onlara üzülme ve yaptıkları tuzaktan dolayı telâş da etme. Zira, elbette Allah, kendisinden sakınan ve devamlı iyilik yapanlarla beraberdir." (Nahl, 127- 128) #ayet #cüz #nahl #sabret #teslimiyet
0 notes
adzatulbakar · 7 years
Text
16: Surah An-Nahl
وإن عاقبتم فعاقبوا بمثل ما عوقبتم به ولئن صبرتم لهو خير للصابرين (126
واصبر وما صبرك إلا بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق مما يمكرون (127
إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون (128
0 notes
3-5icinebedidenolma · 2 years
Text
Nahl, 128. Ayet: Şüphesiz Allah, kendisine karşı gelmekten sakınanlar ve iyilik yapanlarla beraberdir.
https://ayetbul.teknolojipiri.com/sureler/16/1/127
1 note · View note