Tumgik
#Ar-Ra'd
islamiyatsb · 11 months
Text
Tumblr media
ألا بذكر الله تطمئن القلوب - الرعد ٢٨
7 notes · View notes
muslimah255 · 6 months
Text
Tumblr media
From Quran Kareem
1 note · View note
yunusaziz · 5 months
Text
Pilar ke tiga : Visi Akhirat dan Nuansa Rumah Tangga Islami
"Salah satu hal yang membuat masuk Surga tampak begitu indah adalah kalau kita dapat masuk dan reunian sekeluarga."
Kutipan itu almarhum pakde saya (allahuyarham) sampaikan dalam kuliah subuh bulan Ramadhan satu tahun lalu.
Nuansa demikian yang begitu indah itu ternyata Allah juga gambarkan dalam Al-Qur'an, pada QS. Ar-Ra'd 23-24.
"(yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (23) (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (24)
Alangkah indahnya bukan? Masyaallah. Kondisi demikian itu tentu saja hanya dapat direngkuh oleh individu dan keluarga yang segala aktivitas yang mereka lakukan adalah senantiasa berorientasi pada visi-visi merengkuh Surga-Nya. Dimulai dari pendidikan, pembinaan, berlaku baik antar setiap anggota, adanya saling koreksi, dsb.
Segala dinamika itu tentunya bukan proses yang pendek, akan tetapi merupakan proses yang terus berjalan, terus berulang dan terus hidup serta tumbuh pada keluarga-keluarga yang menghidupkan nilai-nilai takwa yang berorientasi pada ridho dan surga-Nya.
Maka dari itu, dalam ayat 24 malaikat-malaikat Allah yang menyambut keluarga itu mereka katakan "Salamun 'alaikum bima shabartum" yang artinya "Selamat atas kalian, kalian selamat dari segala kesulitan karena kesabaran kalian.". Merinding nggak kalian :')
Keluarga yang demikian itu bukanlah angan atau utopia semata, melainkan dapat diwujudkan, akan tetapi memang harus diikhtiarkan. Diawali dari satu kesamaan visi, selanjutnya dimanifestasikan dalam bentuk nilai dan direalisasikan menjadi bentuk program, hak-kewajiban tiap anggota keluarga dalam kehidupan berkeluarga sehari-hari.
Seorang suami memikirkan bagaimana agar anak istrinya bisa masuk Surga, dimulai dari memberi nafkah yang halal dan qowwam yang baik. Istri yang taat dan menghormati suami, menjadi ibu yang memberikan asih, asuh dan asah untuk anaknya, serta anak menjadi pribadi yang sholih-shalihah yang berbakti dan terus mendoakan kedua orang tuanya.
Jadi nuansa yang terbangun di dalam rumah tangga berdiri diatas pondasi ketakwaan. Sehingga semua aktivitas di dalamnya tidak pernah berhenti dari perbincangan dan perbuatan yang memikirkan untuk bagaimana caranya kelak di kehidupan abadi nanti mereka bisa sama-sama memudahkan untuk terus dan tetap bersatu di Surga.
Selengkapnya bisa di cek di link berikut :
youtube
Semoga Allah mengumpulkan kita dengan keluarga yang demikian itu. Aamiin yaa Rabbal 'alamin
Sedikit catatan: Jika pada pilar kesatu dan kedua saya gunakan referensi buku 8 Pilar Rumah Tangga ust. Cahyadi Takariawan, maka pada pilar ketiga ini dan beberapa tulisan series ini kedepan akan saya ambil dari banyak referensi.
127 notes · View notes
deenemaan · 6 days
Text
Surely in the remembrance of Allah do hearts find comfort.
Surah Ar Ra'd Ayat 28
20 notes · View notes
humaid--art · 16 days
Text
Tumblr media
"سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى ٱلدَّارِ"
PEACE BE UPON YOU FOR WHAT YOU PATIENTLY ENDURED AND EXCELLENT IS THE FINAL HOME.
Reference: [SURAH AR-RA'D | VERSE 24]
📜 This will be (Sadaqah Jariyah) an ongoing charity for you and me, so feel free to Save, Share or Re-post for other's benefit!
17 notes · View notes
mamadkhalik · 9 months
Text
Perbaikan Diri
Dr. Majid Irsan Al-Kilani dalam Model Kebangkitan Umat Islam menguraikan perjalanan spiritual Imam Al-Ghazali yang menarik untuk menjadi diskursus aktivis dakwah hari ini.
Imam Al-Ghazali ditengah kekacauan umat memiliki ikhtiar untuk melakukan islah dan juga pembaharuan, yang dimulai dari mengevaluasi diri sendiri. Melakukan kritik diri sendiri, tidak mencari alasan apapun untuk menjustifikasi umat Islam, serta tidak melemparkan tanggungjawab atas segala keterpurukan kepada musuh yang sebenarnya termotivasi oleh umat Islam yang layak kalah.
"Dan apapun musibah yang menimpa kamu adalah hasil perbuatan tanganmu sendiri." (QS. as-Syura : 30)
sedikit menepi dari keramaian, mengurai masalah yang ada, untuk menguasai detail peristiwa juga sebab akibat yang menyertainya.
Beliau menanggalkan jabatan prestis kesultanan, lalu kemudian mendalami kembali teks-teks lama, berguru kepada para ulama shaleh, berputar dari majelis ilmu ke ilmu, mengoreksi fatwa-fatwa yang muncul karena nafsu serta ashobiyah, dan mencurahkan hatinya untuk membetuk sebuah konsep penyucian jiwa, sampai terbitlah magnum opusnya yang terkenal sampai hari ini, Ihya Ulumuddin.
Tentunya proses itu harus dimulai dengan kesabaran yang dalam, usaha yang tak mudah, dan tentunya bukan untuk kepentingan pribadi namun untuk kepentingan umat.
Apa yang dilakukan Beliau selaras dengan nasihat Ustadz Hilmi dalam poster berikut :
Tumblr media
Di zaman yang penuh dengan fitnah ini, gesekan dalam harakah, bahkan sesama aktivis dakwah adalah hal yang wajar. Arus informasi yang beragam dengan mudah menjadi perantara untuk syak wasangka, tidak tabayun yang akhirnya membuat aktivis dakwah futur, kecewa, dan bahkan keluar dari jalan dakwah.
Kembali bermuhasabah sebentar, apakah dalam proses selama ini kita tidak melaksanakan hak dan kewajiban kepada sesama ikhwah sampai-sampai saat al akh menghilang kita langsung mencap hal yang tidak-tidak tanpa tabayyun. Begitu pentingnya kita untuk membiasakan istighfar kepada Allah, agar kita terhindari dari sifat seperti itu.
Betapa sejarah mengajarkan bahwa kekalahan umat itu bukan hanya dari musuh yang kuat tapi diri kita yang memilih menjadi lemah.
Umat saat ini sedang menunggu Shalahuddin baru yang dulu mengusir pasukan salib dari bumi Levant atau Saifuddin Qutz jagal mongol yang katanya tak terkalahkan itu.
Mari berbenah, mengevaluasi diri, perbanyak istighfar, selanjutnya menjalin kembali hubungan yang baik antar sesama ikhwah, rangkul kembali dalam kegiatan dakwah, sembari menguatkan rabithohnya.
Perlahan tapi pasti, menyongsong kemenangan yang telah dijanjikan, sekali lagi, bukan saatnya untuk berpangku tangan.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah (keadaan) yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri sendiri" (Q.S. ar-Ra'd : 11)
25 notes · View notes
thehalalgirlofficial · 11 months
Text
A Plan for the First 10 Days of Dhul-Hijah
The Best Days of the World
1. Intention
Make the intention for your deeds to be sincerely for Allah ﷻ during these days, and have the conscious intention to expose yourself to the blessings of Allah ﷻ.
Whoever is sincere towards Allah ﷻ, Allah ﷻ will be sincere towards him (meaning He ﷻ will fulfill his wishes).
2. Repentance
Make a table of all the sins that you want to pledge to Allah ﷻ that you will stop doing them.
The Conditions of Repentance:
1. Abandoning the sin completely.
2. Feeling remorse for what has already happened (of sins).
3. Having the firm intention never to return to the sin ever again.
3. Praying
The Five Daily Prayers (in their Fixed Times)
Leave everything behind you as soon as you hear the azaan and get up and pray.
"The best of deeds is prayer during its earliest time."
Remember, you will be doing what our Lord ﷻ loves the most.
4. As-Sunan Ar-Rawaatib
12 Raka'ahs everyday.
(2 before Fajr -4 before Zuhr and 2 after it - 2 after Maghrib-2 after Isha)
"Whoever prays in a day and night 12 raka'ahs voluntarily, Allah ﷻ will build a house for him in Paradise."
Imagine🤍🙏🏻
5. Night Prayer
Any even number of rakaahs, and end them with one rakaah of Witr and make du'a for everything you want.
"And pray during the night when the people are asleep, and you will enter Jannah in peace."
What more could you want?!
6. Duha Prayer
Two to eight raka'ahs, any time between 15 minutes after sunrise till 15 minutes before Zuhr.
It is a daily charity for every joint in your body.
(Also known as Chaast or Awwabeen Prayer.)
7. Fasting
Have the intention to fast the first 9 days of Dhul-Hijjah, as the Messenger ﷺ of Allah ﷻ used to do, especially the Day of 'Arafah.
"Fasting the Day of 'Arafah, l anticipate that Allah ﷻ will expiate (through it the sins of) the year before it and the year after it."
8. Quran
Our goal is to finish reciting the whole Qur'an at least once (during these 10 days):
Day 1 - From Surat Al-Fatihah till the end of Surat Ale 'Imraan.
Day 2 - From Surat An-Nisa till the end of Surat Al-An'aam.
Day 3 - From Surat Al-A'raaf till the end of Surat At-Tawbah.
Day 4 - From Surat Yunus till the end of Surat Ar-Ra'd.
Day 5 - From Surat Ibraheer til the end of Surat Al-Kahf.
Day 6 - From Surat Marlam till the end of Surat Al-Mu'minoon.
Day 7 - From Surat Ash-Shu'araah till the end of Surat Al-Ahzaab.
Day 8 - From Surat Saba till the end of Surat Fussilat.
Day 9 - From Surat Ash-Shura till the end of Surat Al-Hadeed.
Day 10 - From Surat Al-Mujadilah til the end of Surat An-Naas,
9. Zikr
(Remembrance of Allah ﷻ)
Let your tongue be busy with:
100 times at the very least
 ‏سبحان الله
‏الحمد لله
 ‏لا اله الا الله
‏الله اكبر
 ‏لا حول ولا قوة الا بالله
‏الصلاة على الرسول ﷺ
‏استغفر الله العظيم وأتوب إليه
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ ‏
“and mention the name of Allah ﷻ on known days” (al-baqara: 203)
10. Azkaar
(Let these Azkaar also be a part of your day)
1. The azkaar of the morning and the evening.
2. The azkaar after every prayer.
3. Repeating the azaan and the du'a after it.
4. The azkaar before sleeping.
Write down some examples of these azkaar on paper and stick/hang them up where you usually walk.
(meaning where you'd see them a lot, just to be reminded of them as much as possible).
11. Du'a (Supplication)
Write down every single thing you've ever wanted and keep supplicating to Allah ﷻ again and again for it everyday (especially in Sujood, between the azaan and the iqamah, and during the last one-third of the night).
And persist in making even more du'a on the Day of 'Arafah.
And watch all your wishes come true after a while in sha Allah ﷻ.
12. Supplicating for Others
Assign a portion of your du' a for at least a hundred people. Choose ten people everyday from your family, spouse, friends, teachers, and anyone who has ever benefited you in any way, and make alot of dua for them, from your heart.
And make du'a for all the Muslims:
"May Allah ﷻ forgive me and my parents and the believing men and the believing women and the muslim men and the muslim women, alive and deceased"
13. Charity
Do not let a single day go by without giving out some charity, even if it is just a small amount.
Think of ten needy people that you want to help, or put a little money in a cash box everyday and take out and give away the whole amount on the last day.
14. Maintain the Ties of Kinship
Give a call or leave a message everyday to one of your extended family members.
The message can be as follows:
"How are you t/n? l hope you are well. I just wanted to let you know that l am remembering you a lot in my du'as today.”
15. Reviving a Sunnah of the Prophet ﷺ
Aim to do a Sunnah act everyday, with the intention of reviving the Sunnah of the Prophet ﷺ
For example:
- Saying Bismillah (before starting anything).
-Sitting down while drinking.
Starting with the right hand or right side (when doing certain things).
- Reciting the opening supplication (in the prayer before reciting Surat Al-Fatihah).
- Performing Wudu before going to sleep.
- Reciting the prescribed dua after making Wudu.
16. Prohibitions
Beware of wasting the best days of the world and the greatest days of worship in:
Watching TV
Social Media
Backbiting
useless talk
Sleeping too much
Perhaps you may never get these days again.
may Allah ﷻ accept from us all, ameen 🤍
41 notes · View notes
akhtarjr · 2 years
Text
Surely in the remembrance of Allah hearts do find comfort.
~Surah Ar-Ra'd v.28
Establish prayer for my remembrance.
~Surah Taha v.14
Whoever turns away from my Remembrance will certainly have a miserable life.
~Surah Taha v.124
124 notes · View notes
aydhana · 1 year
Text
Tidak ada doa yang lebih kuat daripada diiringi dengan usaha.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri."
(Qs. Ar-Ra'd : 11)
75 notes · View notes
ulvafdillah · 2 years
Text
Tanggalkan Cemasmu, Tenangkan Degup Dadamu. Allah Tahu Kurangmu.
Di balik semua cemas yang digaungkan orang-orang terkait kehidupan ekonomi pasca menikah, aku justru memperkuat keyakinanku pada-Nya.
Bahwa perihal rezeki, Allah telah menjanjikannya berulang-ulang di dalam kitab sucinya. Adalah tentang Dialah Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki) ... (Qs. Ar-Ra'd : 26).
Lantas ketika kehidupanku telah dijamin oleh-Nya, sebab apalagi yang harus membuat dada ini bergemuruh?
Bukankah perihal rezeki, Dia lebih tahu?
Saat aku sadar jika kemampuan-Nya meliputi segala hal, mengapa harus ada kecemasan berlebih? Bukankah tiap deru napas manusia yang kita temui saat ini adalah berkat kuasa-Nya?
Karena rezeki manusia telah Allah takar dan tentu tidak akan tertukar.
Maka ketika Allah telah berkehendak melapangkan rezeki kita, tentu tidak akan ada yang bisa menghalaunya. Begitu pula saat Dia sedang menurunkan ujiannya terkait rezeki yang dibatasi, tidak akan ada yang bisa mencegahnya.
Oleh karena itu berhentilah mengemukakan alasan-alasan terkait rezeki dan kehidupan pasca menikah. Karena bukankah Allah juga telah menjanjikan perihal pintu-pintu rezeki yang akan dibuka setelah menikah?
Jika hari ini kamu terlalu selektif perihal pasangan hidup dari sisi materi, tidak mengapa. Sebab tentang dirimu adalah sepenuhnya kamu yang tahu. Maka ketika ada yang memilih pasangan tapi tidak sesuai dengan barometer yang kamu miliki, tahan lisanmu untuk berkomentar ini dan itu.
Sebab masing-masing kita memiliki alasan mengapa keputusan itu diambil. Dan bukan kewenangan kita untuk menilai perihal benar atau salah keputusan itu.
Karena cara pandangan manusia terkait rezeki berbeda-beda.
Ada yang melapangkan dadanya perihal pasang surut moneter dengan memeluk sabar. Ada pula yang dadanya dihiasi beragam cemas bahkan meski belum menyandang gelar suami atau istri.
Jika alasan-alasan yang dikemukakan selalu saja berkisar pada kehidupan duniawi, kapan syukur itu bisa diresapi?
Cukupkan diri kita. Tanggalkan tiap cemas yang bisa merusak niat-niat baik menuju perjalanan penuh ibadah.
Tenangkan degup dada perihal rezeki yang sudah ditetapkan oleh Allah. Dia tahu kekurangan kita.
Kita hanyalah seorang hamba. Tugas kita hanyalah beribadah dengan sebaik-baiknya.
Perihal kehidupan yang entah sampai mana, biarkan Allah mengatur skema perjalanan. Allah tahu, bahkan pada hal paling kecil di dalam hatimu, Allah tahu.
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud : 6)
07:48 a.m || 16 Mei 2022
185 notes · View notes
islamiyatsb · 1 year
Text
الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر الله ألا بذكر الله تطمئن القلوب - الرعد ٢٨ - الشيخ علي الحذيفي - صلاة العشاء - الحرم النبوي - ٩ شعبان ١٤٤٤
5 notes · View notes
Text
24 notes · View notes
eyssirus · 1 month
Text
Tumblr media
Garis.Waktu.Kamu
Semua akan berakhir indah, begitu janji Tuhanku ( QS. Ar-Ra'd)
Sabar yh!
Jangan lelah di latih Allah! jangan nyerah! Kalau lelah, its ok istirahatlah! Inget ada Allah tempat mengadu segala keluh dan kesah.
Tarik nafas sejenak, dengarkan ayat-ayat itu! Bermakna jawaban dari setiap permasalahan dan dari dunia yang penuh dengan fatamorgana.
Berteduh🍃
2 notes · View notes
writerfarzanatutul · 2 months
Text
Islamic short story 3
Mubin slumped in his chair, the weight of the online therapy session pressing down on him. "People just... they keep hurting me," he rasped, his voice thick with unshed tears. "My whole life has been one misery after another. Now I can't help but feel like this is it, this is how my story ends." He slammed his fist on the desk, a flicker of anger sparking through the despair. "Is this true, Doc? Am I doomed to this never-ending unhappiness? Won't I ever get my happy ending?"
The therapist's calm voice, meant to be soothing, grated on Mubin's raw nerves. "Focus on the present, Mubin," he said gently. "Happiness may come, or it may not. We can only control our now." It was a diplomatic answer, but it offered Mubin no comfort. He ended the call with a hollow click, the black screen mirroring the emptiness he felt inside.
He sat there for a while, lost in the silence, until a sudden urge pulled him towards the balcony. Rain lashed against the windows, a melancholic rhythm that echoed the storm raging within him. Tears blurred his vision as he watched the world turn grey, mirroring the bleakness in his heart. A sigh escaped his lips, heavy with resignation.
Back inside, his fingers drifted towards his phone on autopilot. Scrolling through his Facebook feed, a single post jumped out, arresting his gaze: "There are no sad endings for those who trust in Allah." The words struck him with the force of a revelation. A sob escaped his throat, raw and uncontrolled. But amidst the tears, a flicker of warmth ignited within him. Was it really that simple? Could the answer he'd been desperately searching for all this time be summed up in a single sentence?
A hesitant smile tugged at the corner of his lips. He wiped away his tears, a newfound determination replacing the despair. He rose and walked towards the washroom, his steps lighter than before. As he began his wudu, the Quranic verse echoed in his mind: "Verily, in the remembrance of Allah do hearts find rest," (Surah Ar-Ra'd, 13:28). Perhaps, just perhaps, there was hope after all.
2 notes · View notes
sarahtarek · 3 months
Text
5 notes · View notes
viviaramie · 2 years
Text
Yang sempit mungkin hati milikku, sehingga kadang-kadang terasa sesak, lalu aku mencoba mencari obatnya di luar diriku, tapi ternyata penawarnya ada di dalam diriku sendiri; berdzikir.
".....Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd : 28)
24 notes · View notes