Tumgik
#Batal Jadi Istri
aledisini · 1 year
Text
Perempuan dan karir.
Perempuan bekerja untuk siapa? Diri sendiri pasti nya. Makannya perempuan bekerja itu dekat dengan aktualisasi diri. Walaupun ada juga perempuan yang jadi tulang punggung keluarga. Tapi tanggungan nafkah kewajiban nya dibebankan di pundak laki-laki.
Dulu pernah, gue dinasehatin panjang lebar. Jadilah muslimah yang berdaya, yang di rumah nya sukses tapi di luar rumah juga sukses. “Di rumah” disebut duluan sama beliau. Karena yaa di fiqh nikah tercatat jelas al ummu madrasatul ulaa. Ibu adalah madrasah pertama. Siapapun dia di luar rumah sesukses apapun dia, begitu kembali ke rumah dia seorang ibu, seorang istri, seorang anak perempuan. Family comes first before anything.
Lalu untuk apa perempuan bekerja?
Jawaban nya ada di buku yang gue baca 2 tahun lalu sebelum dapat kerja, yang terlupakan terus baru inget akhir-akhir ini. Perempuan bekerja untuk menjadi contoh. Jadi qudwah hasanah. Karena pada dasar nya aturan agama yang berkaitan dengan wanita karir itu cuma sedikiitt, walaupun kalau dikaitkan memang banyak. Jadi, perempuan yang bekerja bertanggung jawab atas diri nya sendiri, atas berbagai pilihan nya. Hitam putih nya pekerjaan dia semua nya ada di tangan dia.
Kebetulan umi gue juga kerja. Beberapa tahun yang lalu pernah ada rencana pensiun dini, setelah istikhoroh panjang dan minta pendapat sana sini. Batal. Inget banget umi gue dibilangin, “perempuan yang bekerja kaya kamu itu sedikit, kalo bukan kita yang mensyiarkan siapa lagi? Nanti di masa yang akan datang, kamu bisa jadi rujukan untuk perempuan lain yang ada di dunia yang sama”. Persentase jumlah perempuan di dunia profesional itu lebih kecil dari laki-laki. Apalagi muslimah, mengecil lagi angka nya.
Jadilah muslimah yang berdaya, yang punya kekuatan. Ini bukan berarti gue mengecilkan perempuan yang nggak kerja. Setiap kita memilih jalan ninja masing-masing untuk menuju surga kan? Semua nya sama-sama indah dan penuh lekukan. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan melewati nya.
Semangat untuk kamu yang sedang berjuang di ladang masing-masing. Selamat menyeka peluh dan menyemai senyum.
Selamat Hari Kartini! Hidup perempuan Indonesia!
Selamat lebaran juga, taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum.
37 notes · View notes
himawariqurrotaaini · 4 months
Text
Hari yang dimulai dari Kemarin.
Pontianak. 22:13. 23012024.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat.
Sejujurnya sudah sangat mengantuk.
Sejujurnya selasa biasanya adalah hari yang sangaaaaaaatt melelahkan. Saya bukan kaum "I hate Monday", bukankah Senin adalah hari yang sangat baik, bahkan Abu Lahab diringankan siksaannya di hari Senin, karena pada hari tersebut beliau pernah sangat berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tapi yaaa gitulah, kenyataannya selasa tu seringkali capeeeeekkk rasanya.
Tapi hari ini alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat, ringaaaan rasanya. Padahaaaal... tadi pagi dimulai dengan rencana-rencana olahraga yang batal. Kemarin malam tuh saya niat ambisius, pagi ini mau jalan di taman beberapa km kemudian strength training di rumah. Eh malah batal dua-duanya. Biasanyaaaa, sebagai orang yang senang ketipak ketipuk aktif pagi-pagi, kalau pagi ndak produktif rasanya agak uring-uringan. Apalagi ini, batal blasss semua rencana karena manajemen waktu yang salah. Eeeh ternyata alhamdulillaah Allah perkenankan saya tetap tenang dan senang.
Saya pikir-pikir, nampaknya ini dimulai dari kemarin, ketika sore-sore saya memaksakan diri berjalan kaki sendiri. Sambil mendengar video youtube yang sudah saya siapkan sebelumnya.
Tumblr media
Video yang kedua ini loh, setengah memaksa, cobalah bismillaah teman-teman tonton atau dengarkan.
youtube
Setelahnya saya mencari-cari lagi bacaan doa tersebut. Jika beberapa bulan lalu saya 'sekedar' membacanya, atas kebesaran Allah al Hadi yang disampaikan melalui video dauroh tersebut, alhamdulillaah jadi terasa maknanya.
Tumblr media Tumblr media
Please ditonton yaaa youtubenya, saya rasa ini mesti didengar langsung. Kurang lebihnya nih... agar teman-teman terpancing untuk dengar... guru saya pernah mengajarkan bahwa ketika meminta sesuatu kepada Allah, sebutkan dulu sifatNya Allah. Ingin rezeki, ucapkan Al Wahab, Al Fattah, Ar Rozzaq. Ingin pengampunan, ucapkan al Ghaffur, al Goffar, al Afuww. Nah pada doa di atas, Rasulullah SAW memohon dengan seeeeemua nama Allah, bahkan melebihi 99 Nama yang sudah Allah perkenankan kita untuk tau. Bayangkan dahsyatnya.
Lompat deh ke hari ini.
Tadi kan udah cerita bahwa sebenarnya pagi-pagi udah rentan berperasaan tidak nyaman. Tapi adaaaaaa saja caranya Allah menenangkan dan menghibur hati.
Tumblr media
Pak Ika ini adalah sesama PNS yang sudah laaaama tidak berkabar dengan saya. Kenalnya dulu karena beliau sebagai juri tanaman obat di tempat saya bekerja. Lihatlah chat terakhir tanggal 3 Januari tahun lalu. Ealaaaaah muncul lagi tadi Bapaknya, kirim foto panen. Tanpa tulisan apapun. Manalah saya ingat dulu pernah membahas apa saja, karena sungguhlah saya pelupa. Tapi mungkin pernah membahas impian Bapak ini untuk menanam sorghum, superfood yang seru kalau kita googling.
Tumblr media Tumblr media
Konsumsi-konsumsi rapat yang mashaAllaah enaaaak sekali. Beberapa hari ini dengan alasan siklus bulanan, rasanya pengeeen deh sarapan nasi padang ayam bakar. Iya, sarapan, bukan makan siang. Tapi kan ini sekedar mimpi. Eh mashaAllah bisa dikasi yang mirip (sama-sama ada ayamnya), senaaaang alhamdulillaaah. Betapa Allah Maha Mengetahui yang mengabulkan doa, sesederhana ingin ayam pun dikabulkan.
Beli kue untuk rapat, yang dari kemarin tumben saya bingung pengennya kue apa. Pagi-pagi alhamdulillaah Allah kasi ilham pesan kue ke teman lama, sudahlah kuenya enak, eeeh dikasi bonus.
Tumblr media
Tentu ada saja "lucu-lucunya" hari ini. Istilah lucu saya gunakan untuk kejadian-kejadian plot twist tak terduga yang biasa terjadi di keseharian saya.
Tumblr media
*sampai di screen capture dan dimasukkan jadi pengingat atas ajaibnya hari.
Beli kain malah jadi berteman dengan kakaknya. Allah Maha Penyayang ya, abang kakak yang pasti capek karena kerjanya berdiri seharian, jadi terlatih menghibur diri sendiri 😅.
Tumblr media
Pakpikpuk ke tukang jait, eeeeh kenalan dengan Ibu (yang ternyata istri petinggi polisi), yang banyaaaaak cerita kisah hidupnya (waduh padahal baru sekali ketemu) dan saya ditraktir kerupuk 🙈.
Berjemur setengah harian rasanya segar sekali alhamdulillaah. Langit ceraaaaahhh. Menciptakan langit seindah ini saja mudaaaah bagi Allah, apalagi menghapus kesedihan kita kan?
Tumblr media
Menutup jam kerja dengan rapat persiapan MTQ. Apapaun posisi saya, tetap menjadi si paling bungsu. Yawes alhamdulillaaah. Jadi punya banyak orang tua. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimush shalihaat.
---
Demikianlah sejatinya ketika kita mengumpulkan bekal ya, tak akan ada ilmu di jalan Allah yang sia-sia, kita saja yang tak tau kapan akan dipakainya. Semoga Allah ridha untuk memberikan taufiq dan hidayahNya, memberi manisnya iman, hingga kelak semoga Allah ridha kita meninggal husnul khotimah.
Salam,
ayuprissakartika.
2 notes · View notes
baladalayanganputus · 10 months
Text
Setengah Marathon: Sebuah Permohonan Maaf Terbuka untuk Lutut Kananku
Sekali lagi setengah marathon. Bedanya dibungkus pargelaran lomba lari. Sebulan lebih ketika mendaftar tentu terbayang akan diselesaikan dengan mudah. Lari jauh adalah rekreasi rutin saban minggunya. Mungkin apabila yang dituju adalah marathon penuh, barulah agak bergidik.
Maka ketika seminggu sebelum lomba didera flu, masih yakin. Toh porsi latihan mendekati lomba niscaya harus dikendurkan. Sabtu, selepas sesi santai 10k, gejala mulai terasa. Minggu makin terasa. Senin dan Selasa agak reda setelah memutuskan tidak berlari. Rabu kembali 5k dengan daya menengah. Kamis, istirahat. Jumat kembali santai habiskan 8,08 km. 
Sabtu pagi, sehari sebelum “angkat bendera”, benar-benar demam. Yang paling ditakutkan terjadi. Pun hari itu tidak memungkinkan untuk benar-benar beristirahat. Ada pernikahan yang harus dihadiri. Temanku, yang bersama mendaftar dan profil pelarinya mirip, tumbang dan dirawat di rumah sakit. Dia batal ikut. Terbayang berlari 21k tanpa yang diajak bicara. Harusnya ada teman untuk memulai dengan kecepatan bercakap.
Obat dan vitamin ditenggak. Malamnya mengajak istriku menandaskan nasi pecel Madiun, hitung-hitung angkut-muat karbohidrat. Tetap saja badan tidak begitu bisa diajak kompromi. Aku tidak berani mencari termometer karena pasti suhu cukup tinggi. Satu-satunya harapan adalah tidur lekas dan bangun lebih bugar esoknya.
Minggu dini hari, pukul tiga. Angkat bendera tinggal dua setengah jam. Bermalam di rumah ibuku yang dekat dengan arena berlari cukup membantu memangkas pergi ke arena. Bangun begitu dini untuk memastikan tidak ada ampas yang mengendap saat berlari dan membuat sakit perut. Dua kali menguras isi perut -bahkan sedikit dipaksa.
Istriku tidak ikut berlari bahkan dalam nomor paling ringan, 5k. Dia sepakat menemaniku, jaga-jaga apabila aku kolaps. Mungkin juga bisa diberdayakan mengendarai mobil apabila kakiku kram. Maka berangkatlah kami di pagi buta, menuju sebuah pusat perbelanjaan yang tak begitu jauh dari arena berlari. Memarkir mobil, berjalan menyusuri jembatan penyeberangan, menyelinap ke sebuah stasiun kereta yang menjadi penghubung pintu belakang arena lomba. Sebuah kampus yang bagiku lebih berguna sebagai tempat latihan berlari dan kebetulan tempatku bekerja sehari-hari.
Ternyata tidak semudah itu. Sepuluh menit sebelum angkat bendera, nomor dada ternyata lupa dibawa dan tertinggal di mobil. Istriku sedikit merasa bersalah tapi tentu itu bukan salahnya. Kenapa pula dia yang harus bertanggungjawab menyiapkan semuanya? Jadi, ‘pemanasan’ setengah marathon adalah sprint menuju parkiran pusat perbelanjaan tempat mobil diparkir. Sprint kembali, menapaki tangga jembatan penyeberangan, menuju arena berlari.
Angkat bendera sudah berlangsung tiga menit untuk nomor setengah marathon. Mengintip jam tangan pintar, rasio degup per menit menunjukkan angka 180. Tentu bukan permulaan ideal. Terpaksa memulai dari baris belakang namun memastikan, secara terbalik dari idealnya memulai lari jauh, degup jantung tidak terlalu kencang dan turun perlahan. Pun tetap wajib memastikan tidak benar-benar ketinggalan dari peserta lain. Segala flu dan demam yang meliputi seakan menguar bersama adrenalin.
Adakah ini lari jauh terakhirku? Terbayang meninggalkan istri dan kedua anakku untuk selamanya akibat sekadar lomba lari. Sengau Eric Idle mengingatkan hidup adalah seonggok tahi. Hidup adalah kelakar dan kematian adalah canda. Jadi biarlah, tetap saja berlari walaupun di penghujung hari disolati. Matahari lamat-lamat membumbung. Hari mulai cerah.
Setengah marathon ini adalah soal diriku dan keinginan tolol untuk menyelesaikannya sesuai target waktu dan kecepatan. Aku tidak tahu motivasi peserta yang lain. Tentu selalu gatal untuk memproyeksi isi kepala peserta lain sesukanya. Seorang bapak tua bersama gerombolan teman kantor -mereka memakai baju yang menunjukkan nama tempatnya bekerja- yang mungkin dipaksa daftar oleh CEO maniak lari. Seorang ibu berhijab yang mungkin janda cerai karena suaminya memiliki wanita yang lebih molek dan berlari untuk tetap waras. Beberapa pelari senior yang masih nekat ikut setengah marathon di penghujung hidup. Aku bisa membuat sebuah cerita pendek dari khayalku tentang motivasi masing-masing pelari hari itu.
Keyakinan bahwa ada stasiun air yang memadai membuatku yakin tak membawa sabuk lari yang bisa mengangkut dua botol air masing-masing 150 mililiter. Kantung celana berlari yang kanan berisi telpon genggam yang kiri berisi tiga jel energi yang akan aku sesap setiap tujuh kilometer. Kedua kuping telah dimampatkan pelantam mikro yang karena kecanggihannya dapat terkoneksi dari lagu-lagu yang disimpan di jam pintar. Bandana agar rambut yang mulai gondrong tidak menusuk-nusuk mata.
Sepuluh kilo pertama. Melewati pelari-pelari yang -karena pikiran congkakku- tidak terlaru serius dan memilih nomor 5k. Suara Ozzy Osbourne melengking dan memacu kakiku begitu saja untuk menambah jarak tapak. Menambah kecepatan. Melewati beberapa gerombolan di kampus tempat istriku berkuliah dulu. Berbelok ke sebuah bekas perpustakaan yang meninggalkan beberapa memori termasuk soal asmara jaman kuliah. 
Kilometer lima belas. Tinggal enam lebih sedikit. Dua jel energi sudah habis. Beberapa kali minum di stasiun air. Lima lebih sedikit. Sambil menandaskan sebuah pisang yang disediakan di sebuah stasiun air, tempurung kaki kanan mulai terasa nyeri. Keparat. Terbayang dua minggu sebelum lomba tidak terlalu banyak latihan beban. Penyesalan tiada guna karena walaupun harus ngesot, tetap harus selesai.
Menelpon video istriku. Mengatakkan aku mencintainya. Mungkin dia geli dan merasa suaminya terlalu mendramatisir. Tapi memang sedang menderita dan karena lagu-lagu film Rocky terputar secara acak, maka aku ingat Rocky yang mencari Adrian Balboa pasca babak-belur dihajar Apollo Creed. 
Tanjakkan terakhir. Iya, tanjakkan. Kelok sekilo terakhir adalah tanjakan. Kaki kananku mungkin begitu bencinya dengan otak yang memerintahkannya terus menapak saat tak mampu lagi. Jadi nanti saja kalau memang harus mengunjungi fisioterapi. Yang penting selesai. Akhirnya memang selesai. Dua jam lebih dua puluh satu menit dengan kecepatan enam pertengahan. Lumayan. Setengah marathon pertama dalam sebuah lomba. Masih ada banyak lagi hingga cukup tolol mendaftar marathon penuh. Harus, kecuali mati atau diamputasi.
Tumblr media
2 notes · View notes
tiqateuki · 1 year
Text
Me to my pupils : Apa rukun Islam yang ke-5?
Mereka : Haji bagi yang mampu!
Jadi, kalau biaya haji naik dan belum mampu bayar, ya nggak usah marah. Berarti belum mampu dan tidak terkena wajib haji. As simple as that. Ingat! Hukum haji menjadi wajib bagi mereka yang mampu, terutama secara ekonomi. Dan jangan lupa ada izin Allah juga. Karena banyak juga orang kaya, mapan, tetapi belum berhaji dengan alasan belum siap mental. Tetapi ada juga orang yang ekonominya keliatan biasa-biasa saja, atas izin Allah dia sanggup berhaji dengan cara yang nggak kita duga. Contohnya, dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Itu nyata ada. Karena di kampung saya ada petani jeruk naik haji.
Terus, apa sih arti mampu di sini? Mampu berhaji secara ekonomi berarti, mampu membayar biaya haji, memiliki uang saku yang bisa digunakan selama haji, dan masih mampu membiayai kehidupan orang-orang yang ditinggalkan selama kita pergi haji. Misal, biaya sekolah dan makan anak istri atau orang tua.
Selain ekonomi, ada juga psikologis. Ketika mampu, hati akan benar-benar ikhlas, nggak takut, dan pasrah dengan semua yang akan terjadi karena tujuan utamanya hanya satu. Beribadah ke rumah Allah. Orang yang secara psikologis nggak mampu, tidak terkena wajib haji. Solat saja mereka nggak wajib. Contohnya orang gila.
Jangan lupa fisik juga mesti dihitung sebagai mampu lho. Karena mesti terlihat biasa, haji itu berat. Ada tawaf dan sa'i. Ada juga wukuf di Arafah, mabit di Muzdhalifah, dan lempar jumrah. Kalau kita nggak mampu berdiri dan berjalan kaki cukup lama, kita bisa menyewa tukang angkat. Tetapi harus bayar. Ujung-ujungnya keluar duit lagi. Karena ketika puncak haji, jamaah wajib ada di Arafah, Muzdalifah, Mina. Kalau rukun haji ini nggak dilaksanain, hajinya dianggap tidak sah.
Karena itu bagi yang sakit, kadang ketika masih berada di asrama haji, batal berangkat atau ditunggu hingga kondisi siap maka akan diberangkatkan dengan kloter seterusnya. Bahkan untuk yang sepuh, lebih baik jika didampingi keluarga. Untuk menemani selama di Tanah Suci dan jaga-jaga jika terjadi apa-apa. Terus, biaya jadi double dong? Membengkak. Lho, ya, pasti. Karena itulah ada kata mampu. Tetapi jika kita memang tergolong orang mampu berhaji, Insya Allah akan ada jalannya. Nggak usah khawatir.
@tiqateuki
4 notes · View notes
stunningta · 11 months
Text
Hmmm... dua minggu ya aku ga ngomong sama kamu mas? Kok aku lupa ya kapan terakhir aku marah-marah sama kamu, yg aku inget itu kayanya hari sabtu sepulang aku janjian sama temenku tapi batal. Entah hari ke berapa kamu ga jawab chat aku, yg berujung aku makin marah-marah ya sama kamu & bilang ga mau cari kamu lagi. Terserah kamu mau gimana, kalo kamu pikir hubungan ini worth to try yaa aku tunggu kamu di rumah ketemu aja sama bapak.
Aku tahu, kamu pasti mikir "ni anak buru-buru amat minta ktm bapaknya, yakali ketemu sekali langsung lamaran" gitu kan? Well antara iya dan ga si, iya aku minta kamu ketemu bapak tapi ga minta dilamar kok. Aku mau orang tuaku tau siapa laki-laki yg dekat dg anaknya. Karena belajar dr hubungan yg udah-udah, aku ga mau udah terlalu deket sama kamu ga taunya ortuku ga setuju sama kamu.
Yaa meskipun aku kagum sama proses taaruf, tp aku tahu iman & ikhlasku belum setinggi itu untuk menjalani proses yg bener-bener taaruf. Aku hanya ingin sebisa mungkin menjaga hubungan kita dalam proses yg baik.
Mas, obrolan kita terakhir malam itu sedikit banyak sudah kasih aku gambaran hubungan apa yg mas mau kalau aku jd istri kamu. Dan aku pikir sejauh ini aku ga punya keberatan apapun soal permintaan mas. Ya krn pada dasarnya aku ini penurut kok, meskipun rada ngeyel.. Tapi sayangnya aku belum pernah dapat jawaban mas dr pertanyaan2ku soal kebutuhanku dari pasanganku. Iya salah aku, krn gara2 kesel mas ga jawab chat aku berhari-hari aku putuskan untuk hapus history chat aku sama kamu. I even didn't read your last message 😝. Nyebelin ya?
Meskipun penasaran, kupikir ga apa-apa aku ga tau jawaban mas skr. Daripada aku nyesel atau kecewa dg jawaban mas.. terlebih setelah melewati 2 minggu tanpa kontak dari kamu. Aku makin yakin kalo kamu ga akan pernah mulai ngomong duluan kalo aku ga nyari kamu ya mas.. ini beneran bikin aku frustasi lho mas, setidaknya saat itu.
Dan sekarang, kuinget-inget ternyata udah lama juga aku bertahan ga nyari kamu. Meskipun aku sempat berharap tiba-tiba kamu datang ke rumah, tapi aku jg ga sedih mendapati kamu ga juga muncul di hidupku lagi. I realize that i'm fine without you. Hidupku sama tenangnya seperti sebelum aku kenal kamu.
Maybe i just love the idea of finally i can settle down with some one. But that certain person not necesary have to be you, it can be anyone. I haven't love you that much. Yaa kalo dibandingkan yg dulu-dulu si aku ga sampe sakit tipes, atau ga napsu makan apalagi nangis tiap malem si sejak aku ga kontakan sama kamu.
Aku di titik ya udah mungkin emang bukan kamu jodohku. Dan aku percaya kalo Allah selalu jawab doaku yg selalu sama, kalau bukan jodohku jangan pernah buat kami bertemu lagi terutama saat hatiku masih belum siap. Jadi ya aku makin mantap mas, memutuskan ga cari kamu lagi. Meskipun, aku masih berharap kita masih bisa ngobrol layaknya teman baik spt sebelum aku mulai suka sama kamu.
Btw, aku baru ngerti kalo namanya jodoh itu katanya takdir mualaq yg masih bisa berubah. Karena jodoh itu harus dijemput dan diusahakan tapi bukan dikejar apalagi dipaksakan. Hehehe awalnya aku bingung apa bedanya. Tapi sekarang aku ngerti, dijemput itu artinya kita harus sama-sama usaha untuk saling menghampiri dan saling mengupayakan supaya hubungan ini bisa diabadikan lewat pernikahan. Ini beda dengan dikejar, yg artinya yaa cuma satu pihak aja yg mendekat yg lainnya mungkin lari-lari ke sana-sini krn punya banyak pilihan 😜
Aku ingat-ingat selama 7 bulan ini sepertinya aku yg terus berlari ngejar kamu ya mas, yaa kadang kalo kamu lagi mood kamu berhenti lalu berbalik padaku tapi kalau ga ya entah kamu lari ke mana bikin aku bingung. Selama kenal kamu ternyata aku secape itu mas, jadi jangan marah ya kalau aku nyerah. Hati aku ga sanggup mengulangi proses itu lagi mas 😊
Kalau mas tanya apa aku masih sayang sama kamu, masih kok mas.. saaayaaang banget sampe rasanya kalau ketemu aku bisa peluk kamu sambil nangis. Tapi ya udah sayangnya aku skr mau aku simpen aja sampai lama-lama dia berubah menjadi sayangnya sahabat baik yg selalu mendoakan kebaikan kamu.
Aku sering mikir, apa ya yg salah dari kita, dari aku dan dari kamu? Aku pikir ga ada yg salah mas.. hanya mungkin kita punya persepsi proses yg berbeda dan punya kebutuhan relasi yg beda. Aku pun ga mau mengubah kamu jd orang yg bukan kamu kok mas.. karena hubungan itu kan harusnya tengah-tengah ya harus ada kompromi dan saling ngalah. Jadi sampai kita sama-sama punya tujuan, visi dan misi hubungan yg sama.. memang ga bagus jg kalo kita paksain. Apalagi kalo pas kitanya sering sama-sama keras kepala kaya kmr.
Btw mas, beberapa hari ini aku mimpi kamu.. kamu kangen ya sama aku? Hmm mungkin ga ya.. tp yg pasti aku mmg kangen sama kamu. Aku lupa mimpi apa aja, cuma rasanya aku inget kamu minta aku temenin kamu di hari ultah kamu. Aku lupa akhirnya aku menyanggupi atau ga, krn rasanya ultah kamu masih lama mas. Dan saat itu aku bingung jawabnya, krn aku takut ga bisa nemenin kamu apalagi kalau pacarku ga kasih aku ijin ketemu kamu.. absurd ya mimpiku pacar aja aku ga punya 🤣
Well.. aku harap ini tulisanku terakhir tetang kamu mas.. jangan sampe tahun depan aku masih nulis tentang kamu ya seperti yg sebelum2nya. Mudah-mudahan Allah selalu jaga mas & kasih mas kebahagiaan.
Love you sayang 😘
0 notes
kesacamelya · 1 year
Text
Persiapan Umrah #3
Setelah membahas persiapan finansial dan fisik, tulisan kali ini akan berfokus pada persiapan mental. Bisa dibilang, persiapan mental ini yang paling menantang karena lebih "abstrak" dibanding finansial dan fisik.
Ketika berada di Tanah Haram, kita tidak boleh berpikir atau ngebatin yang aneh-aneh, tidak boleh marah-marah, tidak boleh berkata kasar, dan lain sebagainya. Setiap waktu kita akan selalu diuji, entah dengan ujian sabar atau ujian syukur. Sebelum berangkat, penting sekali untuk melatih diri agar selalu berpikir positif dan berprasangka baik terhadap ketentuan Allah.
Waktu manasik, ustadz pembimbing bolak-balik mengingatkan kalau sifat-sifat asli kita akan terlihat ketika berada di sana. Ustadz juga mengingatkan kepada jemaah yang berangkat bersama pasangannya, harus meluaskan sabar dan melapangkan hati, karena ustadz pernah beberapa kali melihat pasangan suami-istri yang bercerai di depan Kakbah akibat tidak sabar terhadap pasangannya :")
Di linimasa twitterku, sempat beredar sebuah utas tentang syarat keberangkatan haji dari Malaysia tidak hanya sehat fisik namun juga sehat mental. Orang-orang yang mengidap mental disorder (misalnya gangguan kecemasan, gangguan mood, dan skizofrenia) harus dinyatakan benar-benar sembuh atau tidak pernah kambuh dalam kurun waktu tertentu untuk bisa menunaikan ibadah haji.
Tumblr media
Setelah menjalani ibadah umrah di bulan Ramadhan, aku jadi mengerti kenapa kesehatan mental menjadi penting. Di sana, kita akan bertemu banyak orang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai macam bentuk fisik dan karakter. Keramaian dan kepadatan tentu saja menjadi concern tersendiri bagi pengidap atau penyintas mental disorder.
Jika dalam ibadah lain ada yang namanya batal, maka hal ini tidak berlaku dalam prosesi umrah. Ketika sudah berniat ihram, maka seluruh larangan berlaku sampai proses tahallul dilakukan. Jadi, kalau sakit atau haid di tengah-tengah ihram, tentu akan menjadi tantangan tersendiri karena ada banyak hal yang menjadi larangan dalam ihram.
Berikut adalah larangan dalam ihram berdasarkan Panduan Umrah Ringkas dari situs Rumaysho:
Mencukur rambut dari seluruh badan (seperti rambut kepala, bulu ketiak, bulu kemaluan, kumis dan jenggot).
Menggunting kuku.
Menutup kepala dan menutup wajah bagi perempuan kecuali jika lewat laki-laki yang bukan mahrom di hadapannya.
Mengenakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh seperti baju, celana dan sepatu.
Menggunakan wewangian.
Memburu hewan darat yang halal dimakan.
Melakukan khitbah dan akad nikah.
Jima’ (hubungan intim).
Mencumbu istri di selain kemaluan.
1 note · View note
sambatsworld · 2 years
Text
Untuk suamiku kelak(19)
Assalamualaikum mas, aku mau cerita dong. Boleh ya.
Aku lagi bingung sama diri sendiri mas, ternyata aku udah melukai banyak orang akhir2 ini.
Mas, aku selalu berusaha agar bisa jadi istri yg baik dari sekarang aku belajar.
Aku pengen kamu merasa beruntung nnti klo dapetin aku.
Semoga kamu bisa nerima aku apa adanya ya mas, bimbing aku ya mas.
Doa mu sangat kuat sekali mas,
Sampai aku udh di khitbah pun ternyata gagal karna doamu sangat kuat.
Tumblr media
Ditunda untuk di sempurnakan olehNya.
Maafin aku yang belum bisa memilah.
Ayo ketemu mas, aku cape kesana kemari.
Aku cinta Allah
Dan kamu
SetelahNya
15agustus2022(setelah kemarin resmi batal)
1 note · View note
kisahpedia · 2 years
Text
Nikah Siri: Syarat, Hukum & Tata Cara Agar Sah Secara Agama
Jangan Salah, Ini Syarat Nikah Siri agar Perkawinan Sah di Mata Agama
Tapi, yakin mau nikah siri?
19 Januari 2022
WINDARI SUBANGKIT
Sebagian besar orang ingin merayakan pernikahannya, menyebarkan berita bahagia tersebut, dan menunjukkan legalitas mereka sebagai pasangan suami istri. Namun, beberapa orang justru ingin menutup rapat pernikahannya dan memilih menikah secara siri. Nikah siri sendiri merupakan pernikahan yang dirahasiakan dan dilakukan hanya berdasarkan aturan agama atau adat istiadat.
Pernikahan itu biasanya nggak diumumkan pada khalayak umum dan nggak tercatat secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA) atau Kantor Catatan Sipil. Dengan kata lain, nikah siri dianggap nggak sah menurut hukum negara. Meski kerapkali menuai polemik karena akan merugikan perempuan, nikah siri rupanya masih banyak dilakukan di masyarakat. Lalu apa saja syarat nikah siri bagi laki-laki dan perempuan, tata cara serta hukumnya di Indonesia? Berikut ulasan lengkapnya.
Syarat nikah siri
Nikah siri biasanya dilakukan oleh orang-orang yang beragama Islam. Nah, dalam hukum Islam, pernikahan akan sah jika terpenuhi 5 rukun nikahnya. Rukun nikah yang dimaksud ialah adanya calon suami, calon istri, wali nikah dari calon mempelai perempuan, 2 orang saksi nikah, dan berlangsungnya ijab kabul. Dengan kata lain, rukun nikah menjadi syarat sahnya sebuah pernikahan. Selain rukun nikah, syarat nikah siri juga harus dipenuhi oleh kedua calon mempelai.
Syarat nikah siri bagi laki-laki
1. Beragama Islam
2. Berjenis kelamin laki-laki dan bukan transgender
3. Nggak melakukan nikah siri dalam paksaan
4. Nggak memiliki 4 orang istri
5. Calon istri yang akan dinikahi bukan mahramnya
6. Pernikahan dilakukan bukan dalam masa ihram atau umrah
Syarat nikah siri bagi perempuan
1. Beragama Islam
2. Berjenis kelamin perempuan dan bukan transgender
3. Telah mendapat izin nikah dari wali yang sah
4. Mempelai perempuan bukanlah istri orang dan nggak dalam masa iddah
5. Calon suami yang akan menikahinya bukan mahram
6. Pernikahan dilakukan bukan dalam masa ihram atau umrah
Hukum nikah siri
Jika rukun dan syarat nikah siri sudah terpenuhi, maka pernikahan tersebut dianggap sah secara agama Islam. Meski demikian, nikah siri dianggap nggak sah di mata hukum negara karena pernikahan tersebut nggak tercatat di KUA. Jadi, sebaiknya menikahlah secara resmi agar pernikahanmu legal di mata hukum.
Di sisi lain, hukum pernikahan diatur dalam Undang-Undang tentang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang menerangkan bahwa setiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka dari itu, nikah siri dianggap nggak sah dalam hukum Indonesia karena nggak ada akta nikah dan surat-surat resmi terkait legalitas pernikahan tersebut.
Tata cara nikah siri
Satu hal yang sangat penting agar nikah siri sah di mata agama ialah adanya izin dari wali calon mempelai perempuan yang sah, yakni ayah kandungnya. Jika pernikahan tersebut dirahasiakan dari keluarga calon mempelai perempuan dan langsung menunjuk wali hakim padahal wali nikah yang sah masih hidup, maka pernikahan tersebut dianggap batal.
Tata cara nikah siri terbilang lebih sederhana daripada pernikahan resmi pada umumnya. Hal pertama yang perlu dilakukan ialah meminta izin kepada wali nikah yang sah dari pihak perempuan. Setelah mendapatkan izin menikah, pastikan adanya 2 orang untuk menjadi saksi nikah. Kemudian siapkan mahar atau mas kawin untuk ijab kabul. Yang terakhir, datangilah pemuka agama atau orang yang biasa menjadi penghulu pernikahan untuk melakukan ijab kabul.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan syarat, tata cara dan hukum nikah siri? Meski terbilang sederhana, tapi sebaiknya menikahlah secara resmi di KUA agar pernikahanmu terlindungi secara hukum negara.
Itulah syarat nikah siri bagi laki-laki dan perempuan, tata cara serta hukumnya di Indonesia. Semoga bermanfaat ya!
https://www.popbela.com/relationship/married/windari-subangkit/tata-cara-hukum-dan-syarat-nikah-siri
0 notes
kilasjejak · 2 years
Text
Hidup Tak Seperti yang Kau Inginkan
Terkadang hidup ini berjalan tak sejalan dengan apa yang kita inginkan.
Saat dua orang memutuskan untuk merencanakan pernikahan misalnya, dalam prosenya terlihat begitu mudah dan meyakinkan, hingga menjelang tanggal yang ditentukan Allah berkehendak lain, dan keduanya Allah pisahkan. Pernikahan pun gagal.
Di kesempatan lain mungkin kamu merencanakan ingin bepergian ke suatu tempat, tiket dan segala persiapannya pun telah di tata sedemikian rupa sempurna, tinggal berangkat saja. Namun di akhir, semuanya harus batal karena suatu hal yang mengharuskanmu tak berangkat.
Kamu mungkin merencanakan senuah kehidupan yang indah, mempunyai suami atau istri yang baik, yang dapat saling mengisi dan menjadi partner terbaik dalam berkebaikan. Punya rumah dan kendaraan yang nyaman, anak-anak yang lucu dan baik. Namun di perjalanan ternyata Allah taqdirkan kamu mendapat ujian daripadanya. Entah pernikahanmu yang harus kandas karena suatu hal hingga bahtera tak bias di selamatkan. Dan ujian lainnya.
Sungguh hidup ini berjalan bukan menurut apa yang kita rencanakan, tapi menurut apa yang telah Allah gariskan.
Dalam tajih singkatnya  syaikh taufiq cowdhury berkata bahwa Allah akan menguji kita di kehidupan ini, dalam al qur’an pun di terangkan “… dan kami akan benar-benar mengujimu dengan sesuatu yang membuatmu sedih, dengan kemiskinan, kelaparan, juga kehilangan jiwa, harta, bisnis, dan juga perdagangan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar. Yaitu mereka yang  ketika tertimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun”.
Jadi guys… Jangan berpikiran negative dulu kalau suatu keburukan terjadi pada kita. Boleh jadi itu adalah bagian dari ujian dari Allah.
Perlu kita pahami dan yakini dalam-dalam bahwa takdir yang telah Allah tetapkan pasti baik. Meski terlihat buruk pada kacamata kita. Pandangan kita sebagai manusia terlalu pendek dan sangat terbatas. Maka berserah dan berpasrahlah pada Allah. Dia tak mungkin dzolim dengan hamba-Nya kan ?
Allah ingin kita selalu dalam kebaikan hingga kelak kita bisa kembali dengan nyaman ke rumah abadi kita, Surga. Dan harga surga tidaklah murah.
Untuk kamu yang sedang Allah uji, semoga pundakmu selalu di kuatkan dan langkahmu di kokohkan, Imanmu di kekalkan.
Yakinlah bahwa Allah sebaik-baik perencana.
19 April 2022
9 notes · View notes
candidapuella · 3 years
Text
Your personal life is still yours when you are married✨
Kemarin, setelah mikir-mikir apakah tulisan-tulisan yang mulai aktif gw posting di tumblr harus gw pindahin ke blog. Karna basically, gw memang biasanya share ‘beginian’ di blog. Ditambah rasanya bener-bener unorganized kalo menclong-menclong gini, sebab sebenernya dulu bikin tumblr adalah untuk share tulisan2 galau nan puitis only haha. Tapi setelah 5 atau 6 tahun ngga gw buka tumblr, beberapa bulan kmarin entah knapa gw mulai nyaman sharing disini lagi. Well, mungkin karna ini tempat super privat. nobody knows me here, terus bisa baca2 banyak tulisan bagus juga disini. Jadilah keputusan untuk nyalin tulisan2 disini ke blog: batal. wkwkwk alias emang dasar anaknya mager. Kemarin, waktu gw lg makan malem di McD sepulang kerja- gw kepikiran kenapa ngga gw secara konsisten aja posting tulisan disini. As always, ide menulis begini selalu muncul kalo gw lagi sendirian. Dan gw terpikir ide tulisannya adalah, me-review kehidupan setelah menikah dari POV seorang istri berusia muda yang masih clueless di dunia adulthood ini, yaitu gw. Gw langsung ngebayangin, pasti seneng bgt kalo ada orang lain baca lalu merasa terilhami(?) pandangannya mengenai gimana sih sebenarnya kehidupan post ‘married’ yang kalian gadang-gadang sebagai pencapaian itu. Lebih seneng lg kalo ini bisa bawa manfaat dan jadi guide (cailah guide, pro bgt emangnye gw:’‘‘)) untuk mereka yang belum atau mungkin mau menikah. Selain itu, karna tulisan-tulisan gw sebelumnya disini juga sebenernya udah menjurus ke sharing pengalaman2 gw setelah menikah jadi knapa nggak sekalian aja konsisten ye kan. Biar klen2 yang moto hidupnya “pusing, pingin nikah aja” tau kalo nikah tidak seindah yang kau bayangkan fergusso :). Plus, yang udah tau kalo kehidupan pernikahan itu ngga mudah, bisa (paling nggak) tercerahkan kalo setiap kesulitan tu juga pasti ada jalan keluarnya kok. Dan belakangan iniii, ada suatu hal besar yang baru gw sadari.  Setelah menikah, kegiatan diluar rumah rasanya mostly gw lakuin bareng Fajar. Mungkin cuma 10% kegiatan gw yang gw lakukan diluar rumah (diluar pekerjaan) gw lakuin sendiri. Disamping karna (syukurnya) Fajar adalah tipe suami yang super care plus super worry kalo bininya kmana-mana sendirian, juga adalah karena setelah menikah gw pun merasakan keberadaan boundaries pada society ketika gw jalan sendirian. Selalu ada rasa anxious, yang ga tau alasanya apa. Little did I know, mungkin ini adalah fitrah menjadi seorang istri. Gw pernah diberi ceramah sama penghulu gw waktu daftarin nikah ke KUA, yang salah satunya adalah beliau bilang: “ngga dibenarkan, apapun itu alasannya, seorang istri atau suami  berduaan dengan orang yang bukan mukhrimnya”  Emang dasar anaknya patuh overthinking, kayaknya gw sempet kepikiran ceramah si ustad berhari-hari setelah gw mendengarnya. Lantas sekarang tertanamlah dia di batin gw. kenapa gw kepikiran? karna teman akrab gw mostly adalah laki-laki alias seseorang yang bukan mukhrim :). Lalu? tentu saja gw kepikiran, yahhh.. ga bisa lg dong gw maen sama si A B C D??? :( *istighfar* Lalu setelah gw menikah, lewat alam bawah sadar tumbuh dan berakarlah rasa takut itu di hati gw. Yang dimana, sempet menjalar berlebihan. Gw sampai merasa takut untuk keluar rumah (selain kerja), dan di tambah pandemi PPKM dll. Semakin ngga selera lah gw untuk ketemu temen-temen. Bahkan sekedar keluar sendirian untuk refreshing pun, yang mana gw yakin kalo gw izin pastilah Fajar mengizinkan, gw tetep merasa worry. Sampai dititik gw mulai merasa jengah. “apaan ni? begini amat ya nikah”  begitulah yang ada di batin gw waktu itu. Yang padahal, boundaries itu adalah buat-buatan gw sendiri. Gw sendirilah yang membatasi langkah gw, membatasi dunia gw. Gw mulai merasa gampang lelah, gampang emosi, seringnya badmood. kadang berujung jadi pemicu berantem. Dirumah udah capek beresan, dikantor capek kerja, pulang kerja betenya dibawa kerumah, jadi salah paham, lalu ribut. Kusut dah pokoknya. Dan ketika itu gw mulai berpikir, introspeksi diri, kayaknya harus ada yang diubah ni. Tapi gw belum yakin mulai darimana. Lalu tersadarlah gw, yang pertama harus gw ubah adalah pemikiran gw. Gw pernah tulis tentang momen ini juga disini dengan versi lebih detail tapi gw lupa judulnya apa. Suatu hari, gw beranikan diri bertanya ke Fajar, apakan Neisy si istri Fajar ini masi boleh menjadi Neisy yang sama dengan Neisy yang dikenal teman-temannya dulu. I thank myself for the courage that day. Karena lewat percakapan itu, gw merasa semua beban di pundak, kepala, dan hati gw langsung melebur. hilang. Udah lama gw ngga merasa selega dan seseneng itu. Sampailah gw pada kesimpulan: Nikah seharusnya adalah perjuangan untuk saling membahagiakan, saling mewaraskan, saling memperbaiki dan (kalau bisa) menyempurnakan. Jangan jadikan menikah sebagai sumber kita meminta kebahagiaan. DAN KALAU mau bahagian orang lain, tentu kita dulu yang harus bahagia, kita dulu yang harus waras. Kalo kata orang kita hidup itu harus take and give. Beda cerita kalo udah menikah, di pernikahan kita harus give and give. Karena apa? karena menikah itu ibadah. Ngga seharusnya kita mengharap balasan apapun dari pasangan kita, yang harus kita harapkan adalah berkah dan pahala dari Allah. Kalo kita ikhlas di proses give and give itu, Allah lah yang balas, lewat pasangan kita. Tapi, jangan sampai kita kehilangan ‘diri sendiri’ di proses give and give itu. Setelah mengubah mindset. Gw mulai lakukan hal yang membuat gw dapetin percikan-percikan bahagia. Gw mulai tanamkan lagi rasa aman dan percaya diri ke diri gw. Gw mulai lagi untuk jadi orang yang berpikiran terbuka untuk berhadapan dengan society. Gw sisihkan uang kerja gw, diluar untuk nabung dan keperluan bersama, untuk sekedar main ke cafe yang gw suka. Mulai lagi menghidupkan hobi baca dan nulis yang dulu adalah hobi yang selalu bikin gw bahagia. Atau juga sekedar ke tempat2 makan random yang belum pernah gw kunjungin. (dimana tentunya kalo ternyata bagus/enak akan gw ajak fajar kesana bareng2). Kadang kalo lagi ada rejeki, gw dikasih bonus sama Fajar, diberinya gw sangu untuk ke salon sekedar potong rambut atau creambath. Atau juga main dan ngobrol sama temen-temen. dengan catetan: Semua harus tetap sesuai porsinya. Gw tetap ingat bahwa sekarang gw adalah seorang istri. Walaupun gw diberi kebebasan, ngga serta merta jadi lupa diri. Yang harus diingat, ‘personal life’ itu, hal-hal kecil yang buat kita bahagia itu, kita lakukan untuk nanti kebahagiaannya kita bagi ke pasangan kita. Untuk bekal kita tetap waras ditengah hiruk piruk perjuangan dunia dewasa ini. Untuk bekal kita bantu pertahankan kewarasan pasangan kita juga. Semua kembali lagi ke fitrahnya. pada akhirnya, hidup itu selalu soal ‘balance’, kok. balance antara sedih dan senang, balance antara kesibukan kantor dan mengurus rumah tangga. balance antara pemasukan dan pengeluaran. Buat gw, hal-hal sekecil main, nongkrong keluar sendirian atau ngobrol sama temen itu adalah yang buat gw bahagia, dan membantu menjaga kewarasan gw. Tentu pasti berbeda setiap orang, apapun itu, pertahankanlah. Karna di hidup di jaman yang rasanya apa-apa dijadikan persaingan ini, untuk bertahan tetap waras sungguh perjuangan rasanya. Oleh sebab itulah, atas nama keseimbangan rumah tangga, Personal life kamu masih jadi hak kamu, sekalipun kamu sudah menikah. Tentu harus diinget lagi: semua harus sesuai porsinya. Stay sane and be happy even in simplicity! :)
8 notes · View notes
lacikata · 5 years
Text
Sebelum Genap.
“Ujung dari langkah yang kita buat untuk mencari adalah penerimaan.” - Iidmhd
... karena akan selalu ada yang lebih baik tetapi yang menerima apa adanya kamu; tidak selalu ada.
Menilik postingan instastory Masgun kemarin seputar “Apa sih yang kamu ingin tanyakan kepada calon pada saat proses pranikah yang mungkin sungkan ditanyakan tetapi penting?“ dan seperti biasa respon dari ask me tersebut memberikan banyak sekali pencerahan.
Berikut beberapa hal-hal yang perlu ditanyakan menurut followers Masgun beserta tanggapannya:
Visi hidup dan rencana setelah menikah? (Make sure. Jangan sampai tidak ditanyakan)
Apa yang dilakukan jikalau marah? Pernah sampai mengekspresikan dengan kekerasan fisik? (Sifat temperamental, mudah marah, dsb perlu divalidasi di lingkungan dan pertemanan dia selama ini. Bagaimana dia jika ada masalah, dsb. Teman-teman terdekat di lingkarannya yang paling melihatnya. Potensi KDRT-nya besar jika kamu tidak bisa mengenali dan mencari data valid soal ini)
Bersediakah setelah menikah tinggal dekat dan atau bersama orang tua saya? (Ini cukup sensitif, tidak mudah bagi seorang menantu untuk beradaptasi tinggal serumah dengan mertua. Jika calonmu mengatakan bersedia, menjadi wajib bagimu untuk membantu dan membuatnya nyaman di rumah orang tuamu. Jika tidak bersedia, tidak perlu memaksa. Cari yang lain)
Orang tua berbeda ormas, bagaimana? (Termasuk berbeda soal lainnya, contoh: beda organisasi keislaman, beda budaya, beda cara pandang soal sesuatu. Ada keluarga-keluarga yang menganggap hal-hal seperti itu sebagai syarat mutlak. Ada juga keluarga yang terbuka terhadap perbedaan seperti itu. Jika tidak bisa diterima oleh keluargamu. Tidak perlu memaksakan. Menikah urusannya panjang, kalian tidak hanya hidup berdua)
Sex life. Banyak sekali kasus tiba-tiba suami didiagnosis HIV positif kemudian yang terkena imbas adalah keluarga. (Ini bisa jadi pertanyaan tabu tetapi penting. Ada yang menjadikannya hal penting, contoh: keperawanan atau keperjakaan, ada juga yang tidak. Jadi, jika sex life ini penting bagimu. Tanyakan. Lebih berat menanggung risikonya daripada beratnya bertanya)
Saya ingin bekerja walaupun sudah menikah. Bagaimana? Boleh? (Ini menjadi case di kalangan perempuan, ingin bekerja setelah menikah. Jika itu penting bagimu, tanyakan. Tidak sevisi. Cukup sampai di sini. Cari yang lain. Karena itu juga akan melihat soal mindset. Perkara nanti kamu ketika menikah akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga, itu juga keputusan sadarmu. Bukan karena disuruh dan terpaksa)
Uang yang kamu dapatkan dari mana saja? Uangnya mengalir ke mana saja? (Ini penting sekali, serupiah pun jangan sampai lolos. Karena ini untuk menjaga harta yang ada dalam keluarga itu benar-benar halal dan berkah. Sekaligus untuk menghitung zakatnya. Jika sudah sampai haul/nisabnya)
Jika saya ternyata tidak kunjung memberikan keturunan, apakah akan menikah lagi atau akan bersabar? (Ini juga pertanyaan sejenis, contoh: laki-laki atau perempuan tidak subur karena kondisi atau sakit tertentu sehingga tidak memungkinkan memiliki anak dalam pernikahan. Hal seperti ini, harusnya tidak hanya ditanyakan kepada pasangan tetapi bagaimana pendapat kedua orang tuanya. Karena bisa jadi ybs tidak mempermasalahkan tetapi tidak dengan orang tuanya)
Pernah HS (having sex) atau tidak? (Hal-hal seperti ini, mungkin ada yang terbuka dan ada yang tidak. Karena bisa jadi jika batal proses pra pernikahannya, kamu jadi tahu rahasianya. Jadi, sepakati sejak awal bahwa di proses pranikah akan terbuka. Karena bagimu ini penting, jika dia tidak bersedia. Ya sudah lebih baik berhenti sebelum lebih jauh sampai kamu mengetahui rahasianya, kecuali dia memang bersedia secara pribadi ingin mengatakannya di awal bahkan sebelum proses lebih dalam. Karena dia memiliki pandangan bahwa itu adalah pintu masuknya. Kita belajar bahwa aib yang Allah tutupi jangan sampai dibuka kembali jika ybs sudah bertobat. Jika kamu merasa perkara HS ini penting, make sure bahwa dia memiliki pandangan yang sama bahwa hal tersebut penting untuk diketahui sebelum menikah. Nanti berlanjut ke persoalan kesehatan reproduksi)
Gaji Pasangan. Ingin sekali menanyakan tetapi bingung memulainya. (Tinggal tanya, gajimu berapa dan bagaimana mengalokasikannya selama ini? Lalu rencana ke depan dengan pendapatan tersebut setelah berumah tangga. Jangan pertaruhkan hal-hal yang besar untuk perkara-perkara ketakutan-ketakutan yang kecil. Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri)
Apakah keluargamu memiliki utang? Apa saja janji-janjimu terhadap orang tuamu? (Insightfull, apa saja janji-janjimu kepada orang tua? Jawabannya akan sangat penting buat jadi pertanyaan ke diri sendiri, apakah saya bersedia membantu mewujudkan janji-janji tersebut atau tidak?)
Jika saya memiliki prinsip menghindari utang riba tetapi kamu justru kerja di bagian pencari nasabah, lalu bagaimana? (Ini prinsip-prinsip bermuamalah. Ini juga bisa direfleksikan ke hal-hal serupa yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dalam menjalankan agama. Jika bagimu penting dan tidak ada toleransi. Seharusnya tidak ada ruang untuknya. Jika masih ada ruang, berarti itu dorongan hawa nafsu)
Kesehatan. Minta tes kesehatan sebelum nikah terutama tes HIV. (Medcheck. Jika kamu meminta dia medcheck, kamu juga harus. Jika ini penting bagimu, lakukanlah. Hal ini lebih banyak manfaatnya untuk kehidupan pernikahan ke depan. Jika kemudian hasilnya diketahui ada penyakit bawaan di diri calon. Kamu harus siap untuk mengambil keputusan. Jangan menikah karena kasihan, sungkan dan takut omongan orang)
Utang atau tanggungan keluarga saya masih ada. Kamu siap menerima atau tidak? (Saya menekankan kepada teman-teman jika tahu kondisi keluarga soal utang, dsb lebih baik dikomunikasikan. Sebab, utang itu diwariskan. Ekstremnya, jika orang tua tiba-tiba meninggal dan masih ada utang maka anak-anaknya lah yang harus melunasi utangnya. Apalagi jika kondisimu saat ini masih bekerja dan berjuang melunasi utang orang tua)
Pola asuh anak. Apakah nanti akan terlibat dalam pengasuhan atau fokus bekerja? Seperti apa pola asuhnya? (Pandangan soal pola pengasuhan ini juga penting. Jangan sampai ‘kecele’. Cek tidak hanya ke dia tetapi juga keluarganya. Jangan sampai kamu pro-vaks dan baru tahu setelah menikah jika pasanganmu itu anti-vaks. Bisa perang dingin di dalam keluarga. Dan pola-pola pengasuhan lainnya)
Nanti kerjanya bagaimana? Apa masih berbeda kota juga? Karena saya juga berat melepas karir saya sekarang. (Jika pada masa perkenalan sudah tahu career path-nya berbeda dan teguh terhadap keinginan masing-masing. Memang lebih baik tidak usah dilanjutkan. Karena itu adalah misi, caramu menjalankan visi besar yang mungkin kamu sendiri tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Apalagi jika pekerjaan tersebut memiliki urgensi besar untuk tetap kamu miliki seperti karena kamu harus membantu keluarga, dsb)
Siap dengan Mama saya yang selalu mengukur segalanya dari uang? (Kita mungkin bisa menerimanya, tetapi tidak bisa menerima orang tuanya atau juga sebaliknya. Dia bisa menerima kita dan orang tua kita tetapi kita sendiri tidak yakin apakah nanti hubungan antar keluarga (orang tua x orang tua) bisa baik. Jika ini penting untuk ditanyakan, tanyakan. Jika ini penting untuk dikatakan, katakan. Karena bisa jadi rumah tangga itu oleng bukan karena kitanya tidak siap menikah dsb tetapi karena intervensi orang-orang terdekat kita sendiri)
Izin poligami karena kerja di luar kota. Saya jawab silakan tetapi bukan dengan saya. (Saya tidak kontra dengan poligami, karena itu ada dalam agama yang saya imani. Yang jelas S&K-nya berlaku. Jika kamu merasa tidak bisa memenuhi S&K-nya tersebut, tidak usah diambil)
Kenapa kamu mudah sekali berutang (uang) demi mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan? (Watak atau kebiasaan bisa ditanyakan. Apalagi jika hal tersebut adalah sesuatu yang tidak se-value dengan diri sendiri. Jika masih tetap tidak menemukan jalan tengah, berbeda pandangan yang artinya sama juga dengan berbeda value. Pernikahanmu jauh lebih berharga daripada orang tersebut)
Jika saya ada masalah dengan Ibunya bagaimana cara dia mendamaikan kami? (Insightfull, bagaimana cara calon mengatasi masalah-masalah yang akan timbul antara kita dengan orang tuanya?)
“Pernikahan itu hal yang sangat besar, bertanya dalam proses itu hal yang masih sangat kecil risikonya dibanding dengan menjalani pernikahan itu sendiri.”
... karena lebih baik gagal dalam proses ketimbang gagal setelah menjalani pernikahan.
“Membangun visi dan misi keluarga itu berangkat dari memilih pasangan hidup.” - Istri Masgun
Lebih utama jadilah sebaik-baiknya dirimu; sebelum mencari atau ditemukan.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Libatkan Allah Subhanahu Wata’ala selalu di dalam prosesnya. Lalu niatkan menikah karena ibadah.
“Jika dulu niatnya menikah karena terlanjur suka, suruhan orang tua, faktor umur, ekonomi, keadaan dan situasi, semua ini harus diubah niatnya. Diubah niatnya memang karena ibadah. Ingin mengerjakan karena perintah Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya. Dan betul-betul jika diniatkan ibadah, semua kejenuhan, perasaan-perasaan yang terbebani karena adanya karakter pasangan, beban-beban kewajiban seperti nafkah bagi laki-laki, melayani ekstra dari perempuan ke suaminya, ini akan jadi ringan.” - Ust. Khalid Basalamah حَفِظَهُ اللهُ.
Sehingga pernikahanmu senantiasa dilimpahkan keberkahan dan menjadi keluarga sehidup sesurga.  Aamiin.
4K notes · View notes
nabsyamsi30 · 4 years
Text
ADA APA SEBENARNYA DENGAN 2020?
Kamis, 16 April 2020
Pada awal tahun 2020 ini terjadi banyak sekali musibah yang melanda indosenia bahkan dunia, di awal tahun sudah banyak sekali musibah datang menimpa dunia awal tahun terjadi banjir yang melanda indonesia, lalu indonesia di gemparkan dengan meninggal ya artis ternama arshaf sinclair, tak lama kemudian datang wabah penyakit corona ( covid-19 ) yang berawal dari wuhan china yang begitu cepat merebak keseluruh dunia, belum usai covid-19, indonesia kembali berduka dengan meninggalnya musisi ternama kebanggaan indonesia yaitu gleen fredlye, dan gunung anak krakatau yang bererupsi.
Di awal malam tahun baru awal bulan yang dimana manusia sibuk menyambut kedatangan tahun baru 2020 dengan kembang apinya, manggang ayam atau ikannya bareng keluarga atau temen, tapi di malam itu ujan udah mulai mengguyur wilayah jabodetabek, ujan itu sangat lama sehingga terjadi lah banjir di wilayah jabodetabek yang masya allah banjir tersebut begitu dahsyat sehingga banyak barang barang masyarakat yang rusak karena banjir tersebut, dan tak luput pulaa banjir yang memakan korban. Awal tahun yang bener bener Allah tegur dan membawa banyak hikmah juga.
Selepas dari banjir indonesia berduka dengan meninggalnya aktor berbakat asrhaf sinclair yang meninggal secara tiba tiba yang membuat masyarakat bertanya tanya akan kepergiannya ke sang ilahi, beliau suami dari artis indonesia penanyanyi dan pemain film terkenal yaitu bunga cinta lestari ( BCL ) beliau alm asrhaf di kenal dengan orang yang giat berolahraga, rajin fitnes, makan makanan yang sehat bergizi, pola hidup terjaga, oleh sebab itu yang membuat semua media bertanya tanya akan kepergiannya karena beliau meninggal secara tiba tiba tidak sakit lagi, tapi itulah kuasa allah kehendak allah kita kembali kepada allah karena allah lah yang punya rencana tersebut.
Lanjut setelah banjir, meninggalnya asrhaf sinclair, lalu datang lah wabah penyakit yang sangat menggemparkan dunia, membuat semua manusia takut dan panik akan kehadirannya berawal dari sebuah kota yang bernama wuhan di negara china berawal dari situlan wabah penyakit COVID-19 mulai muncul dengan singkatnya dengan cepatnya wabah penyakit itu melebar luas ke negri china sehingga negara china kota wuhan harus di tutup di lockdown karena telah banyak memakan korban yang awalnya satuan, terus naik puluhan, lalu naik lagi sampai ribuan korban covid 19, belum usai di wuhan wabah penyakit tersebut melebar luas menular hingga ke berbagai dunia termasuk negri kita tercinta ini indonesia yang awalnya 2 orang terkena covid 19 di daerah depok, lalu setelah itu korban lama kelamaan bertambah meluas ke indonesia sampai sekarang ini sudah hampir 500ribuan korban covid 19 di indonesia, yang meninggal ada 400ratusan kurang, dan yang sembuh pun ada 400ratusan kurang sama, wilayah yang paling banyak terkena covid 19 di indonesia adalah DKI Jakarta yang sekarang sudah menerapkan PSBB ( Perbatasan Sosial Bersekala Besar ), Bandung pun sama, dan daerah tangerang, tangsel sampai kabupaten nanti pada tanggal 18 penerapan PSBB sudah mulai berlaku, karena covid 19 ini banyak kejadian menyedihkan yang dimana tempat belajar, seperti sekolah, pesantren dan Universitas universitas di liburkan sampai waktu yang belum di tentukan, ibadah jadi dirumah aja shalat jum'at di tiadakan sedih rasanyaaa, susahnya orang mencari bahan makanan karena takut keluar rumah karena corona, Para pekerja harian yang hasilnya harian seperti gojek, warung madura atau warung kelontong penghasilannya menjadi menurun karena covid 19, demi pencegahan pemutusan rantai menyebaran covid 19 pemerintah dan ulama menghimbau masyarakat untuk dirumah aja, kerja dirumah, belajar dirumah, dan ibadah dirumah, orang orang jadi jaga jarak minimal 1-2 meter, rajin mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitaizer, pakai masker bila keluar rumah dan di larangnya berkumpul, yang membuat miris hati membuat sedih pengajian ta'lim, majelis dzikir banyak yang di liburkan sementara demi kemaslahatan umat, dan yang sangat sangat menyedihkan warga yang menolak akan pemakaman korban covid 19 karena kurang pengetahuannya warga sangat takut bila itu menyebar padahal peti yang di buat untuk korvan covid 19 itu sangat khusus dan di buag dengan bahan bahan yang sesuai dengan prosedur namun sangat di sayangkan tidak sedikit warga yang masih kurang akan pengetahuan tentang si covid 19, di negara italia 10rb korban jiwa covid 19, di negara Amerika serikat sekarang yang tertinggi karena banyaknya korban covid 19 di sana, banyak transportasi umum tutup, di arab suadi umroh batal dan haji tahun ini terancam di tiadakan, puasa tahun ini pemerintah menghimbau untuk tetap ibadah dirumah teraweh dirumah, tidak ada kegiatan bukber, sahur onthe road dan kegiatan ramadhan lainnya, kurang rasanya kalau kita tidak menghidupkan bulan yang mulia, tapi mau gimana lagi wabah penyakit ini menjadi teguran untuk seluruh manusia akan kebesaran Allah, tiada kekuatan yang besar selalin kekuatan Allah, tidak ada manusia yang boleh sombong selain Allah, teguran dan renungan buat kita semua akan kembalinya kita kepada Allah yang maha kuasa atas segala galanya, mudahan mudahan wabah penyakit ini covid 19 cepet hilang, cepet selesai, cepet Allah angkat, sehingga keadaan kembali normal dan manusia semuanya kembali dalam keadaan sadar bahwa kita hidup sekarang di akhir zaman.
Belum usai wabah covid 19 Indonesia kembali berduka dengan meninggalnya musisi ternama, musisi yang sangat berbakat, lagu laginya sudah banyak mencuri hati rakyat Indonesia, Beliau Alm Gleen Fredly yang meninggal karena sakit Menihitis kepergiannya membawa kesedihan yang begitu dalam bagi keluarga beliau, Alm Gleen meninggalkan seorang Istri dan 1 anak yang baru berusia 1 bulan, baru merasakan jadi seorang Ayah namun Tuhan berkehendak lain beliau di panggil lebih dahulu karena sakit yang di deritanya, Karya mu akan selalu di kenang oleh seluruh masyrakat Indonesia ( Alm Gleen Fredly ).
Tak lama kemudian terdengar berita erupsinya gunung anak krakatau dan terjadi suara dentuman namun BMKG menyatakan suara tersebut bukan dari erupsinya gunung anak krakatau, erupsinya gunung tersebut sempat membuat warga di sekitarnya panik kejadian waktu itu malam hari 2 kali gunung anak krakatai tersebut bererupsi tapi pemerintah atau BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang.
Sungguh di awal tahun ini banyak sekali musibah yang datang melanda negri bahkan dunia sungguh sayang Allah kepada hambanya menegur hambanya agar kembali kepadanya, seperti hal nya seorang Ayah yang menegur anaknya bila salah agar kembali ke jalan yang benar, banyak hikmah yang kita dapat ambil dari musibah musibah yang kita alami pada awal tahun ini, dari mulai banjir yang dimana hikmahnya kita sebagai manusia harus bisa lebih jaga lingkungan kita jangan buang sampah sembarangan tapi buang lah sampah pada tempatnya, meninggalnya alm asrhaf sinclair yang dimana kita gak tau kapan maut itu datang kapan pun dimana pun sedang apapun kita bila takdir Allah berkata kita meninggal hari itu maka hari itu juga Malaikat Izroil cabut nyawa kita dimana pun dan sedang apapun kita maka persiapkan lah diri kita dengan banyak banyak ibadah karena kita gak pernah tau besok atau lusa kita masih bisa melihat dunia atau tidak, Covid 19 banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari wabah penyakit itu apa aja si, pelajarannya itu dari mulai hidup bersih cuci tangan, jaga pola makan jangan makan makanan sembarangan, Isi itu masjid sebelum masjid di tutup seperti sekarang, dan lebih mengingatkan akan akhir zaman, Meninggalnya gleen fredly karena sakit kita gak pernah tau kita meninggal melalu proses apa bisa jadi sakit terlebih dahulu, kecelakaan ataupun mendadak Allah yang maha tahu segala galanya kita sebagai manusia hanya bisa meminta semoga kita semua Meninggal dalam keadaan membawa Iman, islam, dan Husnul Khotimah, dan yang terakhir Erupsinya gunung merapi kembali Allah menunjukan kekuatannya yang dimana kekuatan Allah tidak ada bisa yang menandingi kekuatan Allah, manusia tidak boleh sombong karena kesombongan itu hanya milik Allah, Allah yang punya segalanya, Allah yang menciptakan semuanyaa dan Karena Allah kita bisa hidup untuk beribadah meminta ampun kepadanya...
18 notes · View notes
rumelihisari · 4 years
Text
Tumblr media
seharian tadi rasanya mumet, nggak tau kenapa. ngerjain apa-apa nggak fokus. akhirnya sore tadi memutuskan buat keluar kost-an cari angin buat sekedar menenangkan fikiran. saat aku menutup gerbang kost-an, aku mendapati seseorang yang biasa ku sapa ‘Ayah’. seperti biasa Ayah menanyaiku akan pergi kemana dan kenapa nggak bawa motor. ku jawab saja mau pergi keluar sebentar. biasanya selain pergi kerja, Ayah taunya kalau aku pergi keluar berarti aku ada jadwal kajian. tapi tadi saat mengobrol dengan ayah sebentar, aku nggak ngelihat ummi. mungkin belum pulang dari tempat mengajar. Ummi itu istrinya Ayah. mereka berdua sudah ku anggap seperti orangtua sendiri disini, di tempat merantau. mereka baik, dan aku sayang mereka.
aku memutuskan tempat minum kopi menjadi tujuan untuk menenangkan fikiran lalu tenggelam bersama buku yang ku bawa. awalnya sempat mikir mau ke masjid, tapi nggak jadi karena aku sedang dalam keadaan nggak shalat. ya,berjaga-jaga saja.
niatnya ba’da isya baru mau pulang, tetapi batal. kepalaku sedikit merasa diserang vertigo. akhirnya sebelum magrib udah keluar nunggu angkot lewat mau pulang. nggak sampai lima menit nunggu, tanpa diminta, angkotnya berhenti sendiri. lalu aku masuk. ternyata nggak ada penumpang lain selain aku. aku berfikir pasti bakalan lama nunggu karena cari penumpang lain. sempat mau keluar lagi cari angkot baru, kepalaku udah pusing ingin cepat-cepat sampai kost-an. tapi Bapaknya nahan minta jangan keluar. aku ngelihat Bapak yang jadi sopir nawarin ke tiap orang buat naik angkotnya dan 10 menit berlalu belum ada hasil. aku jadi sedikit iba. aku ngebayangin istri dan anak-anaknya dirumah menunggu nafkah. uang lima ribu yang bakal aku kasih sebagai jasa menumpangi angkotnya ternyata seberharga itu. dan kadang aku merasa sering menyepelekan. huh
kadang sesuatu yang menurut kita biasa, bagi orang lain itu luar biasa dan berharga. jangan luput dari rasa syukur.                                                                
4 notes · View notes
jianarami · 4 years
Text
Day 6 : single and happy (skip aja, kepanjangan ngetiknya)
Maksa banget ya, temanya. Maksudku, bukan berarti nggak happy, tapi ya mau gimana lagi orang sejak lahir udah nangis dan nggak sendirian.
 Maaf banget nih, sebetulnya aku suka sedikit kesel sama orang yang bertanya, pernah pacaran nggak? Emang apa sih yang kamu cari dari jawaban atas pertanyaan itu? Serius, topik obrolan nggak sesempit itu, kan?
 Jadi gini ya, aku beritahu bahwa beberapa orang emang ada yang memilih single dan nggak pernah pacaran mau itu dengan atau tanpa alasan agama. Tapi kamu nggak perlu heran dan menganggap hal itu sebuah ketidaklaziman, nggak perlu.
(di sini harusnya ada foto bareng, tapi error nggak bisa upload)
Beda cerita sama guru olah raga—tukang hukum orang saat terlambat datang— yang satu ini. Suatu ketika beliau pernah duduk di sampingku, lalu aku bergeser biar agak jauhan. Dia ikut geser juga dong, mendekat, nah aku geser lagilah. Terus aja seperti itu sampai belio menjatuhkan vonis, “Kamu nggak pernah pacaran, ya?”
 HAH? “Emm … iya. Tapi emangnya kenapa, Pak?”
 “Ya nggak papa sih, keliatan aja. Soalnya istri saya juga nggak pernah pacaran. Dulu, pas awal-awal pernikahan, saya bingung gimana ngadepin dia, masa dipegang tangan aja nggak mau dia, padahal kan udah sah. Kalo dideketin, dia malah risi dan ngejauh gitu.”
 Eh, kuterbahaklah di situ. Lalu obrolan kami meluas.
 Tapi emang aku juga bingung gimana cara memulai interaksi sama lawan jenis. Kecuali masalah kerjaan dan kalo ada keperluan aja. Kadang pas nggak sengaja liat temen cowok, pengen banget nyapa duluan, tapi ya itu, aku nggak tahu gimana cara mengawalinya. Harus bilang apa ya? Hey? Hallo? Eh? Assalamualaikum? Apa gimana? Saking sibuknya mikir, temennya keburu lewat dan kita nggak sapa-sapaan, yaudah.
 Sekitar tahun 2017, sebenernya aku pernah berdoa. Tuhan, nggak papa ya, aku pengen pacaran. Malu banget sama doa yang satu itu. Saat itu aku lagi ngerasa hancur karena harus kehilangan impian gitulah intinya. Jadi, nggak enak banget nerima kegagalan dan nangis-nangis sendirian. Akhirnya minta pacar deh, astagfirullah.
 Dan Allah tuh benar-benar Maha Pendengar paling serius, sekaligus Maha Pengabul Doa paling bijaksana. Esoknya, ada anak karang taruna datang ke rumah, nganterin surat dari RT. Lalu dia bilang, “Saya mau kenalan sama kamu,” sambil nyodorin tangan.
 Lah, aku bingung dong, orang dia udah tahu namaku begitu pun sebaliknya, jadi ngapain dia ngajak kenalan segala? jadi pusing:( Yaudah kujawab aja, “Assalamualaikum ….” Sembari senyum dan tutup pintu.
 Seterusnya, kalau kami berpas-pasan, dia sering nawarin, mau saya anter nggak? Mau ke mana? Baru pulang? Dan sebagainya, hingga nomor ponselku sampai di kontaknya entah dari siapa.
 Tapi ya, isi chat-nya gitu aja. Hey, lagi apa? Mau jalan nggak? Pagi …, malem …, udah tidur? Jarang kubalas karena emang nggak doyan chit-chat dan capek banget nggak sih, dari sekian banyaknya pilihan topik obrolan malah ditanyanya, lagi apa? Hell. Kalo lihat temen-temen lain yang pacaran juga … ya gitu. Mau kondangan bilang dulu, mau ini-itu bilang. Baru liat orang lain pacaran, aku udah bosen duluan.
 Akhirnya aku sadar, selama ini Tuhan nggak hadirkan pacar ya karena emang aku nggak membutuhkan itu. Sempet mau taaruf juga sama cowok yang berbeda, tapi batal karena orangnya pengen nikah buru-buru. Ya yang bener aja coy! Prosesnya juga belum. Dah lah, malah pusing sendiri aku mah.
 Kumengadu lagi pada Tuhan bahwa aku ingin sendiri dulu aja nggak papa. Ternyata yang kubutuhkan adalah mencintai diri sendiri beserta takdir yang berada di dalamnya. Sejak itu, nggak ada lagi laki-laki yang mendekat, hehe, tenang rasanya idupku.
 Tahun lalu, mereka resmi menikah sama pasangannya masing-masing. Aku berdoa semoga pernikahannya senantiasa dilingkupi kebahagiaan. Sebab, aku pun di sini bahagia sama diri sendiri. Hihi.
  Namun bukan berarti nggak mempersiapkan diri tentang gimana nanti kalo jadi istri, kalo jadi ibuk. Ya belajar mah belajar aja, toh Tuhan akan menitipkan sesuatu ketika kita memang siap, bukan ketika ingin, gitu nggak sih? Aku sih rasanya gitu.
3 notes · View notes
faizkurn · 4 years
Text
Alhamdulillah, akhirnya berjodoh
Tiga hari lalu, ceritanya nyokap iseng bikin pempek buat menu buka puasa—buat yang nanya puasa apa, puasa awal dzulhijah cuy, coba cek deh keutamaannya di hadits-hadits, asik banget, sayang kalau dilewatin, mumpung masih ada beberapa hari lagi nih—tapi berhubung gue lebih suka buka puasa pake buah, si pempek jadi ga begitu kemakan. Di rumah kayanya yang doyan makan banyak gue doang wkwkw.
Terus kemaren, karena badan rasanya lagi ga enak banget—pas dicicip, rasanya gurih-gurih kecut gitu, kaya basian tahu bandung—gue mutusin buat batal di tengah-tengah. Cupu banget emang. Tapi gimana dong, udah muntah-untah. Kalo ternyata tiba-tiba dites positif hamil pas lagi puasa kan gue ga siap. Apalagi gue ga tau siapa yang harus dimintain tanggung jawab kalo gue hamil. Lagian kan gue laki. Aneh banget.
Setelah minum air putih dan ngerasa sedikit lega, gue mutusin buat makan seadanya. Jajan mie ayam termasuk seadanya kan ya? Haha. Nyokap belom masak soalnya, gue juga males masak. Atau lebih tepatnya males makan masakan gue sendiri sih. Ga enak. Masih jomblo soalnya, jadi ga ada bumbu-bumbu cintanya.
Malemnya, karena laper, gue turun ke ruang makan. Tapi pengen buka tudung liat nasi kok bawaannya males. Kayanya kapan-kapan gue mau cerita deh kenapa gue jadi ga terlalu suka nasi. Masih suka sih, cuma kadang males kalau tiba-tiba keinget suatu kejadian di awal tahun 2019 kemaren. Rasanya kaya, brrr, ga lagi-lagi deh. Trauma. Kalo bukan karena kerjaan juga gue ga mau.
Eh sampe di mana tadi? Oiya, akhirnya gue buka kulkas, berharap nemu buah-buah dingin atau hidden gem apa gitu yang bisa diicip-icip. Terus nyokap liat dan bilang, “pempek kemaren masih ada tuh dek, tinggal goreng”. Terus gue ubek-ubek, nemu. “Cukanya mana?” “Di bawah freezer”. Pas gue cek, ada, tapi tinggal dikit banget. Ada kali tiga sendok doang. Sekali hirup langsung ilang. Liat kaya gitu gue jadi ga napsu. PR lagi kalo harus bikin kuah pempek dulu. Yang satu ini bukan karena mager, tapi emang ga bisa, hehe.
Akhirnya gue beranjak dengan sebotol air dingin, berharap air ini bisa nahan laper sampe tidur, jadi ga usah bingung mau makan apa. Tapi baru juga mau balik ke kamar, nyokap ngode-ngode gitu mau minum yang seger-seger. Yang mana kalo diartiin secara gamblang kurang lebih “Dek tolong beliin es kelapa muda ya, mama kepengen” tapi tentu saja ga sesederhana itu ngomongnya. Gue curiga, gue ga kaget kalau kelak istri gue ngode-ngode sesuatu dan gue bisa paham apa maksudnya karena udah terlatih sama kode dari nyokap sejak dini. Anyway, denger kode tadi di kepala gue langsung kebayang, sekalian keluar sekalian bisa beli kuah pempek nih, win-win solution. Oke siap, berangkat kalo gitu.
Sepanjang perjalanan, gue mulai memetakan kira-kira di mana tukang pempek yang jualan malem-malem. Ga banyak ternyata, cuma beberapa tempat. Banyakan ketoprak. Tapi kan ga lucu kalo makan pempek pake ketoprak.
Pempek. Pempek. Pempek. Begitu pesanan es kelapa udah di tangan, gue langsung cabut ke tukang pempek yang gue tau. Agak ngebut karena takut itu tukang pempek udah tutup, soalnya setau gue doi buka dari siang. Jangan sampe harus ada dialog “MAS!” eh salah, “UDA!” eh itu mah padang ya, kalo palembang apa sih? Ah udahlah. “UDA! JANGAN ANG TUTUEK DULIU! AMBO BUTUH CUKO NI!” anggep aja tukang pempeknya orang padang. Gue juga ga yakin barusan bahasa padangnya bener sih, ngasal soalnya. Pempek. Pempek. Pempek. Lama-lama gue kaya lagi dzikir ini, isi kepala gue pempek doang.
Alhamdulillah sampe di tukang pempek dengan selamat dan abangnya masih buka. Tapi astaghfirullah karena kelupaan mau ngambil uang dulu ke atm. Alhamdulillah untungnya di kantong masih ada uang kembalian beli es kelapa tadi. Tapi astaghfirullah lagi karena ternyata ga boleh beli kuahnya doang. Duh, gimana dong. Kalo belinya sama pempek, ntar pempek di rumah gue kemakan giliran pempek abangnya ga kebagian kuah. Terus gue harus mikir lagi buat beli kuah pempek. Gitu aja terus sampe spongebob naik haji.
Gue pun langsung mutusin buat ke tukang pempek lainnya, tapi ternyata hasilnya sama aja, ga boleh beli kuahnya doang. Ampun deh. Saking dilemanya gue mulai kepikiran lagi buat makan pempek pake ketoprak. Gue cukup yakin lo pasti pernah ngerasain dilema kaya gini. Biasanya pas lebaran, ketupat masih banyak tapi sayurnya abis duluan, terus nanti nyokap lo mulai bikin sayur lagi buat makan ketupat. Eh terus nanti ketupatnya abis tapi sayurnya masih banyak. Dan nyokap lo bikin ketupat lagi buat makan sayur. Gitu aja terus sampe patrick nyusul spongebob naik haji.
Akhirnya setelah desperate, gue memutuskan buat pulang. Sedih deh ga jadi makan pempek, padahal udah terlanjur berharap. Bahaya emang berharap sama manusia, rawan kecewa. Apalagi sama tukang pempek. Kecewanya rasa ikan tenggiri.
Tapi cerita ga berhenti sampe di situ cuy, di perjalanan pulang yang agak padet, gue menemukan sesuatu. Ada tenda tulisannya pempek palembang di ujung sebelah pertigaan, lengkap dengan ibu-ibu tua bengong lagi duduk di dalemnya yang disinyalir adalah tukang pempek. Gue ga pernah inget sebelumnya kalau ada yang jual pempek di sana. Mungkin karena emang buat ngejangkau sebelah pertigaan di arah berlawanan agak susah kali ya jadi gue ga ngeh.
Begitu sampe, gue markirin motor dan langsung disambut ibunya dengan "maaf dek, pempeknya abis". Ya terus ibu ngapain bengong di situ atuuuh! Gemes. Tapi gue ga mau putus asa dan akhirnya nanya "kalau kuahnya masih ada ga bu?" "Ada", jawab si ibu singkat. "OKE BU, SAYA BELI LIMA RIBU!" kata gue semangat sambil ngeluarin uang gocengan. Yagimana dong, adanya cuma kembalian beli es kelapa. Etapi si ibunya malah ngasih kuah banyak banget, sisa kuah yang ada di panci dimasukin semua ke plastik. Gue jadi ngerasa ini kaya perampokan kuah pempek, bedanya gua ga nodongin pistol, tapi nodongin uang gocengan. 
Sambil ngebungkusin, si ibu cerita, katanya dia nungguin dikirimin pempek lagi dari maghrib (pas gue beli jam 8an lewat anyway), tapi ga dikirim-kirim sampe sekarang. Jadi dari tadi dia bengong karena itu, terjawab sudah rasa penasaran gue. Terus dia cerita tentang biasanya bawa stok pempek banyak, rumah tangga ribut, terus apa lagi  gitu, ga terlalu fokus denger gue, gue terlalu excited ngeliat ibunya nuangin kuah ke plastik bercentong-centong sampe akhirnya nuangin langsung dari pancinya.
Setelah serah terima uang goceng dengan kuah pempek seplastik, gue pulang dengan perasaan hepi banget. Tapi lucu juga ya. Kalau dipikir-pikir, ini tuh kebetulan banget. 
Kalo ga karena takdir, yang kaya gini ga bakal kejadian kayanya. Mungkin ini kaya prinsip jodoh. Gue berusaha ke sana ke mari nyari kuah pempek, tapi akhirnya malah kebeli di ibu tua tukang pempek yang bengong dan nungguin ketidakjelasan kabar dari orang yang mau ngerestock pempek. Gue suka sama a, deket sama b, nyaman sama c, kalau ternyata jodohnya sama ibu tua tukang pempek ya akhirnya di tukang pempek juga. Eh maksudnya ga gitu, bukan gue bakal sama ibu tua tadi, maksudnya ujung-ujungnya tetep ketemunya ya sama orang yang jodoh sama gue.
Sayangnya kita ga bisa tau, gimana skenario Allah bakal terjadi, yang kita bisa cuma berusaha mengimani dan tawakal sama skenario yang udah Allah buat. Karena kalau kita maksain mikir pake skenario kita, mungkin cerita ini berakhir dengan gue makan pempek pake ketoprak, jadi ga seru, ga ada pesan yang bisa diambil. Seret pula. Makan pempek kok pake bumbu kacang.
Dan kadang juga, perkara jodoh skenarionya bisa lebih unpredictable dari makan pempek pake ketoprak, bisa aja tiba² gue ga jadi makan pempek dan malah mati ketabrak atau diculik alien di tengah jalan. Bisa jadi aja kan, namanya juga diculik, ga ada yang tau. Mungkin, bisa aja duluan gue ketemu jodoh kematian daripada ketemu jodoh pernikahan, mungkin ya, bisa jadi sih, tapi semoga enggak. Jangan dong plis. Gue pengen nikah dulu :(
Kembali tawakal ke Allah kayanya satu-satunya jalan supaya kita ga kecewa soal jodoh-jodohan ini. Semoga ini jadi pengingat buat kita semua, terutama buat gue. Mikirin jodoh mulu. Mikirin bekel buat mati jarang. Astaghfirullah.
Tapi tetep, semoga kita kelak berjodoh. Ihiw.
EY! ETDAH! BARU JUGA ISTIGHFAR!
Tumblr media
Pro tips: cobainn deh sekali-kali makan pempek pake telor. Enak. Rasanya jadi kaya lenggang. Ga macet. Ehe, iya, itu lengang.
3 notes · View notes
lightingstarstale · 4 years
Text
Kapan Menikah?
Kapan menikah?? Mungkin adalah pertanyaan yang paling sering kita manusia umur 20-an ini dengar. Dari keluarga, sodara, temen, atau dari pasangan yang mungkin sedang menuntut kepastian.
Penting!! : ini tidak berlaku secara umum, bukan menggambarkan keadaan di masyarakat, atau membahas sesuatu yang menyindir, merujuk terhadap sesuatu, seseorang, atau apa pun yang ada di bayangan kalian.
Well, aku hanya membahas apa dan bagaimana prosesku mencerna pertanyaan kapan menikah.
Background ku? Hanya seseorang. Tidak memiliki kelebihan apa pun termasuk rekam akademik yang kredibel untuk membahas ini, aku hanya manusia yang mencoba membahas dari cara pandang manusia. In general way.
Pertanyaan 'kapan menikah?' udah bukan hal yang spesial untuk dibahas. Pasti sering banget jadi keluhan. Lebaran ditanya 'kapan nikah?'. Kondangan ditanya 'kapan (nyusul) nikah', sampek pas gendong ponakan dibilang 'udah waktunya nikah'. Orang indo tuh suka gitu, basa basinya kadang ga kreatif. haha
Terlepas dari basa basi atau engga, semua orang yang ditanya mau gamau harus jawab kan? Berikut ini adalah jawaban template yang biasanya sering banget dipake buat menghindar.
-      Doain aja
-      Belum ketemu jodohnya
-      Rabu kalo engga hujan
Jawaban (yang juga) basa basi.
Aku yakin perihal 'kapan menikah?' adalah biggest concern bagi sebagian orang. Ingat.. bagi sebagian orang. Aku engga bilang semua orang umur 20 an punya concern ini, tapi sebagian mungkin sudah berada pada fase ‘kapan menikah?’
Kataya rang – orang ada hal – hal yang harus kita persiapkan sebelum kita menikah.
1.    Pemahaman pernikahan secara hukum dan agama? Tentunya, itu ibadah seumur hidup harus ada ilmunya.
2.    Finansial? Pastinya. Bukan cuma calon bapak yang harus siap, calon ibu juga. Finansial bukan dinilai dari seberapa stabil keuangan calon bapak, tapi juga bagaimana calon ibu akan mengelolah keungan itu nantinya, cukup engga buat sebulan? perlu engga sih ibu kerja? Semua perihal duit duit duit harus juga disiapin.
Dua syarat yang emang harus diketahui, dan dipersiapkan antara dua orang, kita sama pasangan kita ya tentunya, kalo udah punya. Kalo belum ada jangan mengadi ngadi lah. Mau nikah sendirian? Cetak buku nikah sendiri? Cosplaying penghulu tapi salaman sama diri sendiri? Sedih.
Tapi tapi tapi... sebelum itu... Coba kita ngaca dulu, menilai diri kita dan masa lalu kita. Ini penting banget banget banget untuk kita pahami, bahwa menikah bukan tentang, aku, kamu, keluargaku, dan keluargamu.
Menikah itu tentang kita, keluarga besar kita, anak kita, rumah tangga kita, ibadah kita. Kita kita dan kita.
Jadi persiapannya bukan cuma :
-      Nanti akad aku yang bayar, souvenir kamu yang bayar.
-      Nanti keluarga ku yang datang 50 orang, keluargamu berapa?
Bukan hanya itu. Nikah bukan cuma pas hari H.
Sekali lagi.. Menikah itu ibadah seumur hidup.
Kembali kenapa kita harus screening diri adalah untuk mempersiapkan bagaimana kita akan menjalani ibadah seumur hidup itu nanti. Bagaimana mengatur emosi, menyelesaikan masalah, mendidik anak dalam hal pendidikan agama, moral, dan formal.
Penting!! : Aku bukan ahlinya, aku juga belum nikah, aku hanya lebih banyak mengamati, dan berpendapat.
Dari mana aku mengamati? dari lingkup terkecil kehidupan pernikahan yang aku tau, ortu, temen yang sudah menikah, temen yang akan menikah, temen yang batal menikah, temen yang sama sama belum menikah, temen yang “yaudah kita temenan aja”. Maaf.
Lanjut.
Dari mereka semua aku belajar untuk mulai mengenal diri saya sendiri. Banyak ngaca dulu di kamar. Banyak mikir.
Banyak hal terjadi tentunya, dari umur 0 sampek 23 saat ini.
Terus mana dari semua masa lalu 23 tahun ke belakang yang mau aku ajarin ke anak ku nanti?
Selang berpikir lamaa.. Akhirnya aku, memutuskan untuk tidur.
Kenapa? Karena banyak hal yang sejujurnya engga aku suka dari bagaimana aku tumbuh dan berkembang dulu haha.
Seiring waktu berjalan pada akhirnya harus mulai berpikir tentang itu juga.
Terlalu sering untuk menghindar dan bilang 'dipikir nanti aja' itu justru semakin ngebuat kita engga ada persiapan, semakin kita juga menjauh dari hal buruk di masa lalu, seperti... Kita menghindar, kita tidak mengakuinya. Ya gitu.
Menikah itu, termasuk di dalamnya mengizinkan orang lain masuk dalam kehidupan kita, kalo kita sendiri engga suka sama masa lalu kita, terus gimana kita mau orang lain nerima kita dan masa lalu kita? Terus kita hanya akan menerima masa lalu itu turun ke anak kita?
Aku sih engga ya..
Jadi itulah kenapa screening diri itu penting. Pertanyaan – pertanyaan seperti,
Apa yang terjadi di masa lalu?
Apa yang tanpa sadar kita kubur tanpa kita selesaikan?
Apa yang coba kita hindari mungkin akan terjadi lagi, seperti menghadapi diri terburuk kita yang orang lain engga tau.
Hal - hal buruk kita dimasa lalu yang terpendam di alam bawah sadar kita membentuk diri kita yang sekarang, sebelum itu turun ke generasi kita nantinya, sebaiknya kita perbaiki dulu segala permasalahan tentang kita dan diri kita.
Sulit, membuka luka, rasanya kaya engga sengaja mencet love ke foto yang doi upload 2 tahun lalu. Malu. Pada beberapa keadaan rasanya sampek kaya nusuk pisau ke diri sendiri. Sakit.
Gapapa, gausah dipaksa. Karena sampai sekarang aku juga belum sepenuhnya bisa, itu butuh tekad dan doa.
Ini yang kemudian aku personally sebut kesiapan menikah. Setiap orang beda-beda tentunya.
Bukan tentang umur sudah waktunya,
Bukan tentang finansial sudah siap,
Bukan tentang pasangan sudah ada,
Ini tentang aku sebelum menjadi kita.
Bagi perempuan misalnya, bagaimana kita bisa menjadi ibu dan istri seseorang, sementara kita belum mencintai diri sendiri (termasuk masa lalu kita), atau bahkan kita berlebihan mencintai diri sendiri, yang artinya Anda egois dan narsis.
Semua itu harus seimbang. Karena nantinya kita dalam pernikahan adalah sama.
Terus yang cowok gimana? Silakan menilai sendiri kesiapan sebagai seorang bapak dan kepala rumah tangga. Apa kepala rumah tangga adalah seseorang yang nantinya bayar semua tagihan? Atau benerin lampu?
Coba lebih meresapi sosok Bapak di dalam rumah. Jangan karena masa kecil kalian militer sekali, terus istri sama anaknya harus ikutan ngerasain perang. Engga gitu juga. Itu contoh simpelnya.
Aku sering banget baca – baca cerita tentang bagaimana seseorang menjalani hidup sebagai orang dewasa. Ada yang masih struggle jadi generasi sandwich, ada lagi yang bilang orang miskin jangan punya anak, belum lagi yang mulai ngasih perbandingan privilege vs non – privilege. Alias keluarga non – privilege cenderung akan tetap miskin ke depannya.
Semua hal tadi fakta dengan data.
Artinya apa? Bahwa setiap persiapan yang kita lakukan sangat menentukan generasi kita nantinya. Kata siapa finansial cuma dipikirin sama calon bapak. Bagiku calon ibu juga harus punya tabungan.
Screening diri ga ada check list umumnya, bukan ditentuin orang tua, KUA, atau negara. Kapan kita siap adalah masing-masing dari kita yang menilai.
Jadi, kenapa harus berpatok ke orang lain?
Ini bukan lomba lari. Ini perihal hidup kita nanti. Sebagai seseorang yang deadliner hampir dalam segala hal sebelumnya, aku cuma pingin hidup lebih tenang dan tidak tergesa gesa nantinya. Kenapa? Karena kita berhak bahagia
Nah kalo udah gini coba tanya aku kapan nikah? Jawabannya nanti kalo udah siap. Tanpa basa basi karena emang itu yang terjadi. Pun tolong jangan dihujat ya, pemikiran ku yang ribet ini bukan ranah kalian untuk menghakimi.
4 notes · View notes