Tumgik
#Dosa besar
hargo-news · 1 month
Text
Satgas PPKS UNG Sebut Kekerasan Seksual Dosa Besar di Dunia Pendidikan
Hargo.co.id, GORONTALO – Kekerasan seksual, terutama terhadap perempuan merupakan salah satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan.  Hal tersebut disampaikan Lia Amalia, selaku Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UNG dalam kegiatan Empower Talks di Kafe Samping Kampus, Kelurahan Dulalowo Timur, Jumat (26/4/2024). “Kekerasan seksual itu merupakan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
artikeldakwah · 2 years
Text
Khutbah Jumat Terbaru Cara Tobat dari Dosa Besar
[PDF] Materi Khutbah Jumat Judul: Cara Tobat dari Dosa Besar ✔️ Gratis teks versi PDF untuk print ✔️ Lengkap dengan mukadimah dan doa penutup ✔️ Semua teks Arab berharakat
Khutbah Jumat TerbaruCara Tobat dari Dosa Besar Pemateri: Sodiq Fajar *) Link download file PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
📝 PERDUKUNAN
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah,
والكه‍انة كانت ظاه‍رة كثيرة بأرض العرب، فلما ظه‍ر التوحيد ه‍ربت الشياطين، وبطلت أو قلت. ثم إنما تظه‍ر في مواضع التي يخفي فيه‍ا أثر التوحيد
"Perdukunan, dahulu ia nampak terlihat dan sangat banyak di tanah arab, kemudian tatkala tauhid nampak (tersebar), para syaithon pun berlarian dan hilang atau sedikit. Kemudian sungguh ia (perdukunan, ramalan) akan nampak muncul menyebar pada tempat-tempat yang pengaruh tauhid tersembunyi padanya"
(an-nubuwwat 2/1019)
📡 Ayo Sebarkan dakwah sunnah bersama kami dan ikuti akun sosial media kami:
🔲Yayasan Daar Al Atsar Indonesia
instagram.com/daaralatsar.indonesia
facebook.com/kajian.dai
twitter.com/daaralatsar_id
t.me/daaralatsar_indonesia
www.daaralatsarindonesia.com
#taubat #hijrah #islam #dakwah #pemudahijrah #muslim #sunnah #tauhid #syirik #muslimah #manhajsalaf #magic #istiqomah #dukun #beraniberhijrah #dosasyirik #dakwahtauhid #pawanghujan #dakwahsunnah #viral #hidayah #dosakecil #dosabesar #selfreminder #zodiac #ramadhan #zodiak #ramalanbintang #salafi #trending
Tumblr media
0 notes
trisfant · 18 days
Text
Kamis, 23 Mei 2024
Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11…
Tumblr media
View On WordPress
#"Ingatlah akan penderitaan dan pengembaraanku#23 Mei 2024 https://youtu.be/4ronZ7XBdE0 Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah#agar terhindar dari penghakiman Allah. Biarlah hidup kita menjadi berkat yang menyegarkan#airnya menjadi pahit seperti apsintus. Ini merupakan kebalikan dari mukjizat di Mara di mana Musa melemparkan sebatang pohon ke dalam air ya#akan apsintus dan empedu!" (Lam. 3:19#amin. Johannis Trisfant GKIm Ka Im Tong#ampunilah kami atas dosa-dosa yang telah mencemari hidup kami. Sucikanlah hati kami dan tolonglah kami untuk hidup dalam kekudusan. Jauhkanl#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan dukacita. Ketika bintang besar itu jatuh ke sungai dan mata air#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan kesedihan. Amsal memperingatkan tentang wanita asing yang bibirnya mencurahkan madu tetapi p#Bandung#bukan kepahitan yang meracuni orang lain. Doa: Bapa Surgawi#bukan sepertiga orang#dan akibatnya sepertiga air menjadi pahit dan banyak orang mati karena air tersebut. Bintang ini dinamai sesuai dengan efek yang ditimbulkan#dan banyak orang mati karena air itu#dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi ap#dan manusia harus bertobat atau menanggung murka-Nya yang akan datang. Sekali lagi#dan memberi mereka air empedu untuk diminum" (Yer. 9:15#Dia akan "memberi mereka makan ... dengan apsintus#dosa menuntun pada kehancuran. Marilah kita menghindari dosa dan hidup dalam pertobatan#ini merupakan simbol penghakiman ilahi. Allah bergerak dalam penghakiman#Kamis#mati karena meminum air tersebut. Tujuannya adalah untuk memperingatkan dan menuntun pada pertobatan. Bintang Apsintus yang mengubah air men#menunjukkan lingkup penghakiman yang terbatas. Banyak orang#menyala-nyala seperti obor#NKJ). Karena Israel telah meninggalkan Allah#NKJ). Penulis kitab Ratapan berdoa#NKJ; bdk. Yer. 23:15). Dalam Perjanjian Lama#penghakiman Allah hanya menimpa sepertiga bagian#sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11 menggambarkan tiupan trompet ketiga di mana sebuah bintang besar yang menyala seperti obor jatuh da
0 notes
punteuet · 2 years
Text
Kumpulan Dzikir Dan Doa Penghapus Dosa
Kumpulan Dzikir Dan Doa Penghapus Dosa
Ahmadalfajri.com – Kumpulan Dzikir Dan Doa Penghapus Dosa Tidak ada manusia yang tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik dilakukan secara Sengaja maupun tidak sengaja.  Sebagai manusia yang beriman, pastilah kita mengharapkan ampunan Allah atas segala kesalahan yang telah kita lakukan. Ada beberapa cara cara yang diajarkan oleh Rasulullah agar semua kesalahan dan kesilapan yang kita lakukan…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
lanmaxtremesblog · 1 month
Text
Kongkek Siti Nikmat
Ini adalah kisah nyata diriku. Namaku Amir dan panggilan mesraku ialah Am. Usiaku 30’an. Pendapatanku amat lumayan dan hobiku mengumpul kenalan untuk dikongkek. Telah hampir 15 tahun hidupku bergelumang dosa, iaitu sejak aku frust bercinta dengan kekasih yang amat aku sayangi. Sejak itu aku bertekad untuk merosakkan setiap gadis yang aku kenali. Berdasarkan pengalaman dan pergaulan harian, aku dengan mudah dapat memikat gadis yang aku ingini. Dengan skill aku yang tersendiri, jarang yang terlepas dari penangan butohku.
Perinsipku adalah “kalau tak dapat hari ini, lain kali boleh dapat juga.” Sesetengahnya memakan masa hampir seminggu baru aku dapat. Petikan dari pengalamanku juga, aku pernah amat menyukai pada seorang kenalan perempuan yang berumur awal 40’an. Dia ni isteri seorang pegawai majlis daerah. Siti namanya. Suaminya tidak dapat memberikan kepuasan kepadanya lantaran lemah sahwat kerana berbagai penyakit. Si Siti ni bertubuh kecil. Potongan rambutnya seperti Zarina Zainuddin, mengerbang tapi kemas. Dia bertubuh kecil, sekecil Shela Majid. Wajahnya ayu dengan make up yang sederhana tebal tetapi mampu memukau setiap lelaki yang memandang. Bibirnya sentiasa merah merkah dan menggairahkan. Buah dadanya menonjol dengan potongan badan yang cukup menggiurkan. Dia sentiasa berbaju kebaya atau kurung moden.
Satu malam aku bertemu dengannya dekat tempat parking, lalu aku mengajaknya ke tempat tinggalku. Aku membawanya ke banglowku di kawasan penempatan yang terasing dari hiruk-piruk kota dan tiada gangguan. Aku tinggal sendirian di situ. Di ruang tamu rumahku aku meminta dia membiasakan diri seperti di rumah sendiri. Maklumlah kerana inilah kali pertama kami bertemu secara berdua sahaja dan di dalam bunglowku sendiri pula. Well… dia begitu cepat menyesuaikan diri.
Sambil kuhulurkan minum, aku berbual dengannya sambil mendengar alunan musik romantik. “Am tak sunyi tinggal seorang?” tanyanya memulakan bicara. “Siapa yang sudi temankan Am kak?…” balasku sambil memegang tangan dan merapat ke tubuhnya di atas sofa sambil membelainya. Dia memelukku secara tiba-tiba bagai tak ingin dilepaskan. “Kak…., Am sunyi sekali di sini. Rumah besar tapi….!” kataku tersekat-sekat. “Kalau Am sunyi… biar akak saja yang hiburkan…! Itu pun kalau Am mau…!” katanya lagi sambil mengusap-usap pangkal paha ku. Lepas tu bibir kami pun bertaup rapat. “Bila-bila pun akak sudi temankan. Kalau Am nak akak boleh layan Am lebih dari suami akak sendiri…!” Siti memegang tanganku dan membawanya ke arah bukit berkembar miliknya.
Terasa kenyal daging yang membukit tersebut. Tanpa disuruh aku meramas kedua teteknya dengan ganas. Tak puas dari luar, aku buka kancing bajunya satu persatu hingga terburai kesemuanya. Teteknya bagai bersesak padat hendak keluar dari bra yang dipakainya. Dalam cahaya terang, teteknya nampak putih bersih tanpa sebarang cacat cela. Tanpa membuang masa aku pun tanggalkan cangkuk branya dari belakang. Lepas tu kulurutkan pula baju serta kain yang dipakainya. Maka terdamparlah pakaiannya di atas lantai marble di ruang tamuku itu. Yang tinggal hanya seluar dalam yang bentuk “V” yang masih berperanan melindungi daerah terlarangnya itu. Aku mengulum dan menyonyot kepala teteknya yang bagaikan tumbung kelapa dengan bentuk bengkakkan di sekeliling tompok hitam kepala teteknya. Aku pasti anda pernah melihat bentuk seperti ini di dalam filem lucah. Malahan teteknya yang pejal itu juga membengkak seperti belon.
Dengan bernafsu sekali aku kerjakan teteknya. aku kulum dan aku nyonyot semahunya hinggakan dia menjerit-jerit kecil, “ahhh.. aaahh… ahhh…… seeddddaaapppnya…! Ammmm….!!!” bila ku gigit-gigit puting teteknya itu. Permainan kepala tetek berlangsung agak lama. Ianya sentiasa diiringi dengan dengusan nikmat dari mulutnya. Kemudian kucium seluruh tubuhnya hingga dia menlentik-lentik tidak dapat menahan kegelian.
Aku tidak mengucup bibirnyabuat sementara waktu kerana bibirnya yang merkah itu akan ku lumat di akhir permainan nanti. Lagipun bibirnya amat menawan dengan gincu yang berkilat-kilat bagaikan berair dan sudah pasti ianya mahal. Permainan di ruang tamu berlangsung cukup lama. Akhirnya aku merangkul tubuhnya untuk didukung masuk ke dalam bilik tidurku yang telah disusun kemas oleh pembantuku di siang hari tadi. Di atas tilam setebal satu setengah kaki itu aku londehkan seluar dalamnya dari tubuh. Kini terpampanglah segitiganya yang tembam dengan bulu hitam lebat merimbun di situ. Aku kangkangkan kedua pehanya selebar-lebarnya.
Di bawah cahaya neon yang terang benderang itu maka terpampanglah rahsia peribadi miliknya itu. “Kak… Am nak gunting sikit bulu akak ni ye….! Am nak buatkan satu bentuk yang menarik ok???” Kataku pada kak Siti. Terbedik-bedik biji matanya memikirkan hajat yang ku sampaikan itu. Tapi aku memang tak berniat nak tunggu jawapan darinya. Aku pun pantas mencapai pisau cukur, sikat dan gunting yang terletak di atas almari solekku. Bagai seorang tukang gunting profesional aku melarikkan mata pisau cukur ke atas tundunnya. Dengan kedudukan mengangkang seluas itu, aku bebas mengerjakan laman terlarangnya itu.
Mula mula aku buangkan bulu-bulu di sekeliling lurahnya. Kemudian aku bentukkan bentuk “Love” pada area atas sedikit dari kelentitnya yang nampak terjojol keluar. Aku gunting dan aku rapikan serapi yang mungkin. Tanpa sebarang bantahan kak Siti menyerahkan kemaluannya untuk aku kerjakan. Sambil itu aku melayan kenakalan ku dengan mengentel-gentelkan kelentitnya berulang-ulang kali. Lama kelamaan terpancarlah lendiran yang membasahi lurah di bawahnya. Setelah selesai, aku menariknya masuk ke dalam bilik air di bilik aku itu. Di situ aku mula mencuci kemaluan kak Siti dengan shampoo.
Aku buang semua cebisan bulu-bulu yang terlekat di celah lurahnya. Makulumlah lurahnya itu begitu melengas berair semasa aku mencukur bulu buritnya tadi. Sambil menyempoo, aku urut dan kuis-kuis kelentitnya. Aku buat kak Siti bagaikan si anak kecil yang tak reti mencuci kangkangnya sendiri. Tanpa membantah kak Siti menyerahkan kangkangnya ke tangan ku. Terpejam pejam matanya menikmati belaian tangan ku di situ. “Am…! Seedddaaappp laaaaa…!!! Main lagi kat situ……! Akak dah tak tahaaan… niiiiiiiii.” Aku pun usap dan aku picit-picit kelentinya dengan rakus. Apa lagi, berlejeranlah lendir yang membasahi celah kangkangnya. Batang kejantananku juga sudah perit menonjol seluar jean yang masih aku pakai. Setelah selesai, aku bangunkan dia dan menariknya kembali ke dalam bilik. Acara belaian diteruskan.
Tapi kini giliran Kak Siti pula mengerjakan aku. Aku berbaring saja di atas katil. Pakaianku dibuangnya satu persatu. Akhirnya aku dibogelkan oleh Kak Siti dengan ganasnya. Pakaianku dirabutnya dengan kuat hingga baju T yang aku pakai itu terkoyak. Aku amat menyukai caranya. Sambil dia membuang pakaianku, tangannya membelai dan mengusap-usap tubuh serta kemaluanku. Akhir sekali tangannya menggenggam kemaluanku sambil mengosok dengan lembut. Ianya membuatkan aku terasa amat nikmat walaupun hanya dengan belaian tangannya saja.
Kak Siti ternyata bijak memainkan peranan. Setiap kali terasa kemaluanku digigit-gigit manja, dan sesekali juga seluruh batangku masuk ke dalam mulutnya. Ianya dihisap dan dilulur. Tanpa ku sedari aku menjerit, “aarrrruuuggghhh…!” Ketika itu batang kemaluanku ditokaknya dengan kuat secara tiba-tiba. Ianya seolah olah tanpa mahu dilepaskannya. Lama batangku ditokak di dalam mulutnya. Kadang-kadang bagai dikunyahnya lembut. Semakin lama semakin sedap ku rasakan.
Apa lagi, aku pun mulalah menyorong tarik batang pelirku keluar masuk ke dalam mulut kak Siti. Tanganku pula tidak diam begitu sahaja. Aku pegang kepala kak Siti yang kecil itu. Sambil itu aku tarik tekan kepalanya hingga ke pangkal batang pelirku. Akibatnya berlumuranlah batang pelirku dengan air ludah Kak Siti. “Aaarrrrr gggggghhhh…! Kkkkaaaaakkkkk tttttaakkk ttttaaahhhaan……!!! Aaaammm….! gggrrhhh…..!!!!!!” Berbagai macam bunyi yang tak tentu bahasa terbit dari mulut kak Siti. Namun aku tetap juga sorongkan batang saktiku itu sedalam-dalamnya ke dalam mulut tersebut. Akhirnya dapat ku rasakan yang ianya dah masuk melepasi kerongkong kak Siti. Ketika itu kehangatan bagaikan memijat-mijat pelirku. Memang dah terlalu dalam aku sorong batang pelirku itu. Keadaan itu jelas terbukti apabila bibir kak Siti pun sudah bertaut rapat ke pangkal tundun aku. Agak lama juga aku benamkan batang pelirku ke kerongkong Kak Siti. Saja aku geram nak pekenakan mulutnya yang cantik itu. Kak Siti hampir tersedak kerana tidak dapat menahan nafas lagi. Matanya putih menahan nafas. Kak Siti mengelepar bagai ayam yang disembelih.
Namun mulutnya tetap juga tak terlepas dari tancapan batang pelirku. Tangannya merewang-rewang cuba melepaskan mulutnya dari batang pelirku. Kakinya menendang-nendang, tapi tak satu pun yang mengenai sasaran. Yang berselerak hanyalah bantal, selimut dan cadar yang bagai dilanda taufan layaknya. Kak Siti meronta semahu-mahunya. Celah kangkangnya berlendir dan comot dipaliti lendiran dari dalam buritnya sendiri. Memang banyak lendir pelicin yang terbit di situ. Lebih lebih lagi bila dah tiada bulu di sekeliling lurahnya itu. Maka jelaslah kelihatannya lendiran yang meleleh dari situ. Ianya dah penuh membasahi pangkal pehanya akibat dari rontaannya tadi. Nampaknya Kak Siti sudah pun berapa kali mencapai kemuncaknya. Lebih lebih lagi semasa tubuhnya mengejang keras sambil memeluk erat pada tubuhku.
Rontaan Kak Siti semakin lemah. Aku pun cabut keluar batang pelirku dari mulut Kak Siti untuk membiarkan ia mendapat nafas semula. Ketika itu kak Siti terlentang bulat bagaikan pengsan. Matanya tertutup rapat dengan hanya buah dadanya saja yang bergerak pantas naik turun bagaikan di pam-pam. Sambil kewalahan menarik nafas, dengusan nafasnya kuat sekali mengeluarkan bunyi, “ggggrrrhh….!!! gggrrrhhh….!!!” yang tidak putus-putus. Air liur berbuih-buih keluar dari mulut Kak Siti. Setelah sudah hampir dua setengah jam aku mengerjakannya, namun tiada tanda-tandanya yang aku telah puas. Yang pastinya aku akan terus mengganyang Kak Siti selepas ia pulih sebentar lagi. Setengah jam telah berlalu bilamana batang kejantanan aku dah terkulai layu. Kesan tompokan merah dari gincu Kak Siti nyata terpalit di sekeliling kepala dan batang aku yang dilingkari oleh urat-urat kasar. Puas gak rasa hati ku kerana gincu mahal yang mencantikkan bibirnya itu, akhirnya menjadi alat bagi menyedapkan batang aku. “Kak…dah okey ke???” tanyaku sambil mengusap lembut wajahnya.
Dia tersenyum memejamkan mata sambil menganggukkan kepala. Gerak tangan aku perlahan-lahan mengusap tompokan bulu kemaluannya yang sudah berbentuk love. Terasa kesat dan tajam di situ kerana bulunya dah aku gunting pendek. Kemudian aku julurkan jari telunjukku menuruni lurah buritnya masih licin. Jejariku bermain dan mengentel daging kelentitnya yang mulai mengeras. Semakin lama semakin keras ianya kurasakan.
Dengan dua batang jari, aku mengepit kelentitnya sambil mengocok-gocok. Kelentitnya terjojol keluar dari kulit nipis yang menutupinya. Kelentik kak Siti aku pusing-pusingkan dengan jari ku yang berada pada hujung kelentit berkenaan. Apa lagi, berlenggoklah punggung Kak Siti mengiringi perbuatanku itu. Jika dia tak menyambut sebegitu nescaya koyaklah kelentiknya aku kerjakan. Batang pelirku pun mulai mengeras. Aku kuak kedua peha Kak Siti hingga terkangkang luas. Kini giliran lidahku pula untuk mengerjakan kemaluan kak Siti. Aku mencium daerah terlarangnya. Aku sembamkan mukaku di situ dan aku putarkan mukaku pada buritnya. Sambil itu aku giat menghirup cairan licin yang terdapat di situ.
Akibatnya, cairan tersebut semakin banyak terpancar dari burit sempit kepunyaan kak Siti. Erangannya jelas terdengar. Kak Siti sudah tidak lagi tahu erti malu. Ini terbukti bila mana dia dengan tanpa segan silunya menjerit sekeras-kerasnya. Suasana banglow dan bilikku yang luas itu bergema dengan jeritan nafsunya yang memenuhi segenap ruang. “Kak nak yang special tak?? tanyaku lagi. “Am… buatlah apa saja yang Am suka pada akak malam niii. Akak serahkan segalanya untuk hidangan Am….! Am boleh seksa akak lagi macam tadi pun……! Seedddddaaap…. sayang….!!!” bisik Kak Siti ke telingaku. Aku semakin gairah bila mendengarkan lafaz pengabdian kak Siti terhadap ku. Aku pun angkat kaki Kak Siti setinggi yang boleh. Kemudian aku buka kangkangnya lebar-lebar. Hasilnya, maka terpampanglah dengan jelasnya setampok burit yang sudah terhidang di depan mata kepalaku. “Akak tahan aje macam niee…..! Jangan tutup kangkang akak. Ini paling special untuk akak malam niee…!” kataku padanya.
Tanpa memegang tubuhnya, aku hanya menjulurkan lidah ku menyentuh bibir buritnya. Kedua belah tangan ku sudah pun ke belakang tubuhku. Tangan kak Siti memegang kakinya sendiri supaya sentiasa terkangkang ketika aku menjalankan operasi dengan menggunakan mulut ku. Aku jilat buritnya dari lubang dubur hingga naik ke atas kelentitnya.
Ketika dikelentitnya, dengan skill tersendiri aku jilat secara memanjang ke atas. Serentak dengan itu, pantatnya pun ikut naik mengikuti jilatanku. Apa lagi, buka main gila kak Siti menjerit, “uuuugggghhh….!!!! sedaaaapppnya….!!! AAAaaamm……..!” Berkali-kali aku lakukan begitu iaitu tanpa menyentuh bahagian lain. Akibatnya, pemusatan keseluruhan nikmat yang kak Siti perolehi hanya tertumpu pada sekitar bahagian kelentitnya sahaja. Sesungguhnya itulah nikmat yang setiap perempuan cari. Cecair pelincir banyak keluar semasa operasi ini berlangsung. Suara jeritan nafsu kak Siti terus lantang berkumandang. Aku rasa ianya boleh kedengaran hingga ke perkarangan banglowku…! “Ammm…akak dah tak tahan nieeeee…… eeeeeee…!!!!!! Masukkan batang Am ke dalam ya sayanggggg…!” Masa tu batang pelirku juga bagai meronta minta aku segera tusukkan ia ke dalam burit Kak Siti. Batang pelirku di raih oleh tangannya sambil digentel pada kelentitnya sendiri.
Semakin ganas semakin ngilu terasa di hujung pelirku. Aku mengerang dalam kenikmatan. Setelah tak tahan dipermainkan sebegitu rupa, maka kedua tanganku mulalah memegang kaki Kak Siti. Ianya aku kuak luas hingga terpampanglah buritnya dengan keadaan lubang yang kelihatan amat sempit. Aku rasa ianya hanya muat untuk menampung jari kelingking aku sahaja. Namun tetap aku halakan juga kepala torpedoku tepat di mulut buritnya. Aku lihat Kak Siti menahan nafas sambil mengemut buritnya. Dapat aku rasakan lubang buritnya semakin mengecil kerana kepala pelirku terasa semakin merapat di situ. Aku tekan batang aku ke bawah untuk cuba memaksa ia memasuki pintu yang maha sempit itu. Burit dan punggungnya memang ikut tertekan ke bawah. Namun kepala pelirku sedikit pun tidak lepas masuk ke dalam lubang buritnya walaupun banyak air pelincir di situ.
Dua kali aku cuba tapi masih tetap sama. Aku mula tertanya tanya mungkinkah batang pelirku terlalu besar untuk lubangnya itu? Tapi saiz batang butuhku biasa sahaja cuma panjang sedikit dari kebanyakan lelaki Melayu. Akhirnya aku cuba menjoloknya dengan jari kelingkingku. Tapi Kak Siti pula segera menghalang. Tangannya dengan cepat menangkap tanganku sebelum sempat kujolokkan masuk ke dalam lubang buritnya. “Am….! Yang ini special dari akak…! Jangan guna jariiiiii…..!” Kak Siti meminta kerjasama ku. Memang nyata lubang buritnya terlalu sempit.
Aku tak dapat masukkan kepala butohku walau pun sedikit. Ianya hanya sekadar mencecah bibir dan pintu kemaluannya saja. “Kak…! Kenapa sempit sangat niee…..?” Inilah kali pertama aku menutuh burit isteri seseorang yang sebegitu sempit. Bahkan ianya lebih sempit dari milik gadis perawan. Aku mula merasakan amat bertuah dapat menikmati persetubuhan ini. “Am….! Ini rahsia akak tau…..! Khas untuk Am saja….!” katanya pada ku. “Akak akan tahan nafas sambil mengemut burit akak macam niii….” Kak Siti pun menunjukkan buritnya padaku. “Jadi…. itulah pasal lubang akak sentiasa sempit…..! Semasa Am nak masukkan tadi, otot di sekeliling lubang akak ni akan mengeras. Sebab tulah susah butuh Am nak masuk…!” Ujarnya dengan panjang lebar. Aku akui bahawa kak Siti memanglah hebat. Walaupun agak berumur tapi buritnya sempit mengalahkan anak dara sunti…! Kak Siti memang mahir di dalam kesenian memainkan buritnya sendiri. Sebagai perbandingan, aku pernah menyuruh beberapa orang perempuan yang aku setubuhi selepas tu untuk melakukan cara serupa. Namun tak ada yang dapat menandingi kehebatan Kak Siti.
Dia bukan saja sekadar dapat menahan kemutan dengan agak lama, malahan ia juga bertindak memicit-micit batang pelir aku semasa hujaman dan tarikan. Ianya mampu kak Siti lakukan hanya dengan menggunakan kekuatan kemutan otot buritnya. Jadi memanglah tak hairan bila aku paling sedap bila dapat bersetubuh dengan Kak Siti. Tak lama kemudian aku mencuba lagi untuk kali ketiganya. Masa tu aku perhatikan kak Siti agak terleka. Dia langsung tak perasan yang aku nak cuba rodokkan butoh aku ke dalam lubang kemaluannya. Menyedari akan kesempatan tersebut, aku pun rodoklah buritnya dengan ganas. Dengan satu tikaman yang amat keras aku terjahkan butoh aku ke arah lubang burit kak Siti. Secara tiba-tiba jugalah kepala pelirku terbenam ke dalam lubang buritnya. Kak Siti kaget dengan tindakanku. Aku berjaya kali ini. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya tenggelam juga semua batang pelirku. Ianya dah pun selamat berkubang di dalam lubang nikmat Kak Siti.
Aku tersenyum sedaaappppp…! Tanpa banyak membuang masa, acara sorong tarik pun bermulalah. Ianya seiringan dengan kemutan yang berterusan dari Kak Siti. Enjutan dari perlahan hinggalah ke pergelutan yang ganas berlaku antara aku dan Kak Siti. Kumutan kemaluannya seiring dengan enjutan tongkat saktiku. Butoh ku rasanya seperti disedut-sedut memasuki kemaluannya semasa ia mengemut batang ku. Butoh ku juga terasa bagaikan tetek lembu yang diperah-perah bila berada di dalam kemaluan kak Siti. Ternyatalah bahawa lubangnya terlalu sempit jika dibandingkan dengan anak gadis lain yang pernah aku setubuhi. Itulah yang membuatkan aku amat ketagih untuk berulang kali bersetubuh dengan kak Siti.
Permainan agak lama menunjukkan tanda-tanda akan berakhirnya persetubuhan kami. Kak Siti sudah pun beberapa kali mencapai klimax. Berbagai style kami dah lakukan. Samada dari depan, sisi, atas, bawah dan belakang. Begitu juga dengan acara lipat-melipat juga yang tidak kurang hebatnya. Melentik-lentik tubuh Kak Siti aku kerjakan. Bagaikan ahli akrobatik dia jadinya. Tubuh kecil molek Kak Siti yang ringan itu memudahkan kerjaku. Aku pangku dia sambil berdiri saja. Kemudian aku lipat kakinya hinggakan bertemu lutut dengan bahunya sendiri. Lepas tu ku hujam senjataku ke dalam kemaluannya secara terbalik dalam posisi begitu. Kepala pelirku menyentuh dan menghentak masuk hingga ke pintu rahim kak Siti yang agak pejal di dalam buritnya itu. Kasaran tindakkan aku tu membuatkan Kak Siti menjerit keras kerana terkejut disondoli kesenakkan.
Setelah hampir puas aku terlentangkan tubuhnya seperti posisi awal tadi. Sebelum mengakhiri persetubuhan, aku kejutkan kemaluan kak Siti dengan satu hujaman keras. Butoh panjang aku tu merodok buritnya sedalam yang mungkin. Pangkal butoh aku pun sampai dah boleh menyentuh-nyentuh biji kelentitnya. Hujung kepala butuh ku pula dah sampai ke penghujungan telaga bunting kak Siti. Ia dah mula dapat menyentuh bahagian yang terasa keras dan agak kenyal di situ. Bila dah sampai ke tahap yang sebegitu, maka seiring Kak Siti pun mulalah menjerit ganas.
“AAAHHH…..!!! UUHHHH………!!! hhheeee……!!! iiiiiiiitttttttt…..!!!” Terteran-teran suara kak Siti. Aku pulak dengan satu kejutan yang pantas, aku cabut keluar keseluruhan batang sakti ku dari buritnya. “Aaaaaaauuuuuuggggggghhhhhhh……!!!!!!!!” Jerit lolong dari kak Siti. Sambil itu kemaluannya bagaikan terkencing-kencing memancutkan beberapa das air yang serba jernih dan melekik-lekik. Ketika itu aku perhatikan bahawa kelakuan kemaluan kak Siti itu tak ubah seperti dia sedang menerbitkan air kencing. Itu yang membuatkan aku terkejut dan kaget.
Itulah pengalaman pertamaku dapat menutuh burit perempuan yang sampai kemaluannya boleh terpancutkan kencingan air yang sebegitu banyak. Air yang terpancut dari kemaluan kak Siti itu macam air kencing tapi aku rasa ianya bukanlah air kencing. Mungkin ianya satu macam semburan air nafsu yang terbitnya dari daya kemutan buritnya yang maha hebat itu. Air nafsunya keluar lagi apabila ia mengemut-ngemutkan buritnya. Ketika aku gintel kelentitnya, lebih kencang kencingannya hingga membasahi sebahagian selimut dan tilamku. Sambil melolongkan jerit nikmat, Kak Siti tanpa segan silu terus memancutkan kencingan air nafsunya itu. Ukiran kenikmatan yang amat sangat di wajahnya itu membuatkan aku bertambah nafsu padanya. Kekadang terpancut kencingan airnya hingga membasahi batangku yang sedang berada betul betul di hadapan kemaluannya. Ia berlaku beberapa kali lagi. Ketika itu tangan ku kemas mengepit kelentit Kak Siti.
Keadaan yang sebegitu rupa hanya berlaku apabila Kak Siti benar-benar 100% puas dengan foreplay yang cukup panjang. Setelah berkali-kali ku perhatikan, aku mula mengetahui teknik dan caranya untuk membuatkan Kak Siti mengelepar sampai memancutkan kencing air nafsunya pada setiap kali aku mengongkek buritnya. Suaminya sendiri tidak pernah menutuh buritnya sampai keluar air nafsu seperti yang aku lakukan itu. Kata kak Siti ianya terlalu nikmat dan tidak tertahan nafsunya bila aku berbuat begitu terhadapnya. Bayangkanlah bahawa pernah dia datang ke rumahku di tengah malam buta semata-mata untuk meminta aku mengongkek buritnya sampai terkeluar kencingan air nafsunya. Pada malam tu saja kami dah berjaya lakukan sebanyak beberapa kali lagi. Akibatnya kami berdua merasai amat keletihan pada siang harinya.
Berbogelan kami tidur berpelukan di atas tempat tidur yang sudah serba kebasahan. Badan kak Siti pula penuh terpalitkan air maniku yang kental. Bila air mani tu dah kering, ianya mulalah berkeruping pada badannya. Begitu jugalah pada keadaan muka dan di dalam mulut Kak Siti. Habis kesemua kecantikannya telah bersalut dengan kesan kesan pancutan air mani aku. Keesokannya, setelah puas melayari bahtera dengan kak Siti pada malam tadi, aku terpaksa mengambil cuti kerana amat keletihan. Kini Kak Siti bagaikan ahli keluargaku sendiri. Dia bebas untuk masuk keluar ke dalam banglowku walaupun di siang hari ketika pembantu rumah aku ada di rumah. Aku pula sentiasa berkesanggupan untuk melayan nafsu buasnya. Walaupun kadang-kadang bila aku sedang bersetubuh dengan orang lain, Kak Siti rela menungu gilirannya untuk aku mnyetubuhi buritnya selepas itu. Bayangkanlah berapa lama masa yang diperlukan untuk aku ejakulasi lagi…! Pernah dari jam 10.00 malam hingga 3.00 pagi barulah air maniku keluar. Inilah kesah cerita ku. Namun nama penuh terpaksalah aku rahsiakan.
Cerita ini adalah pengalamaku sendiri. Itulah juga sebabnya aku masih membujang sampai ke hari ini. Sebab aku boleh mendapat nikmat seks pada bila-bila saja. Ada di antara perempuan yang aku kenali itu boleh aku ajak terus, dan ada pula yang terpaksa aku pujuk rayu dengan bermacam janji. Tetapi memang kesemua perempuan yang aku ngorat itu telah berjaya aku celapak kangkang mereka. Aku setubuhi mereka sampai selama beberapa jam. Bila benih zuriat aku tu dah berjaya aku taburkan ke dalam gudang bunting mereka, barulah aku berpuas hati.
Setiap anak dara yang terjerat masuk ke dalam banglowku ini, hanya aku benarkan pulang setelah aku melucutkan taraf kedaraan mereka itu. Begitu juga janda maupun isteri, semuanya pasti dapat menjadi habuan batang aku ni. Ada yang mudah dapat dan ada juga yang terpaksa bersusah-susah barulah boleh dapat. Namun kak Sitilah yang paling aku suka…! Sebab keupayaannya luar biasa dan ganas. Tempat tak kira, dari banglowku sendiri, dalam hutan, tepi sungai maupun dalam kereta. Aku pernah pergi ke rumah seorang kawan perempuan pada hari raya. Dia tu masih menuntut di sekolah menengah yang berhampiran. Budaknya tinggi lampai dan berkulit putih melepak. Bodynya tu saja boleh buat berasap batang lelaki bila melihatkannya. Apa tidaknya, bontot dia dahlah besar, menunggek lak tu…! Buah dadanya yang tersergam indah itu jelas melengkapkan dia sebagai seorang perempuan yang cukup sempurna kejelitaannya. Aku berkenalan dengan dia kira kira 2 bulan yang lalu. Pertama kali aku tengok dia aku dah syak bahawa dia tu masih dara lagi.
Masa tu dia memakai T-shirt tanpa lengan yang jelas mendedahkan pusatnya. Kain yang dipakainya pula agak sendat dan ketat. Dengan corak pakaian yang sebegitu, memang mendidih nafsu aku dibuatnya. Segala liku bentuk tubuhnya yang cantik itu terpamir di depan mata kepala ku dengan sejelas jelasnya. Awal awal lagi aku dah memasang niat serong terhadapnya. “Kejap nanti, dara kamu tu mesti aku pecahkan…!” Kata suara nafsu aku. Tapi ternyata dia bukannya gadis yang mudah untuk dirosakkan. Dari pagi aku melayaninya dengan berbagai janji dan pujukan. Namun dia tetap tidak berani untuk masuk ke banglowku. Lepas makan tengahari, aku lepak dengan dia kat sebuah taman yang tak berapa jauh dari banglowku. Lebih kurang satu jam berada di situ, dia mula mengadu hendak buang air besar. Memandangkan tandas awam kat situ keadaannya kurang memuaskan, maka terbukalah alasan yang baik untuk aku mengundangnya ke banglowku.
Oleh kerana dah terdesak maka dia pun bersetujulah dengan cadangan aku tu. Bila dah masuk ke dalam bilek aku, senanglah kerja aku untuk memasukkan jarum pujukan yang selanjutnya. Rupa rupanya memang sudah ditakdirkan daranya itu pecah dengan sondolan butoh aku. Maka terjebak jugalah keperawanan si jelita itu menjadi mangsa butoh aku. Kesan kesan darah yang terdapat pada cadar putih aku tu akhirnya menjadi bukti akan kedurjanaan yang telah menodai kesuciannya itu. Pada hari raya tahun itu aku memandu kereta kat kawasan rumahnya. Aku ternampak dia sedang menjirus bunga diperkarangan rumahnya. Masa tu dia berkain batik yang agak singkat lagi sendat. Segera aku memberhentikan kenderaan untuk menonton aksi pergerakkan tubuhnya yang cukup membangkitkan nafsu aku.
Dari perhatian ku, aku dah dapat mengagak bahawa dia tidak memakai sebarang seluar dalam. “Nantilah….! Kejap lagi akan ku selak kain kamu tu sampai nampak lubang sedap kamu tu.” Lafaz hajat hajat serong di hatiku. Dia berT-Shirt hitam yang berlengan panjang. Tetapi potongannya amat singkat iaitu 6 inci di atas paras pusatnya. Bila dia mengangkat lengannya dengan agak tinggi, kemerahan puting susunya pun mampu terjenguk jenguk sikit bagi mengesahkan yang dia juga tak memakai coli. Bahagian perutnya yang putih melepak tu cukup cantik bila terdedah begitu.
Segala yang ku lihat itu benar benar telah mengundang hajat berahi ku terhadapnya. Aku pun segeralah parking kereta dan masuk untuk bertandang raya di rumahnya. Secara kebetulan pula di rumahnya itu hanya tinggal dia dan ibunya saja. Ahli-ahli keluarganya yang lain tidak pulang berhari raya. Tak berapa lama kemudian ibunya pula tinggalkan aku berduaan dengan dia di rumah itu. Ibunya keluar ke rumah jiran sebelah untuk berhari raya di situ. Dia pun datanglah kepada ku dengan membawa sedulang air minuman. Masa tu aku sedang duduk di atas sofa. Bila sampai aje dekat aku, aku pun pantas bertindak menyelak kainnya. Dia terperangkap tidak dapat menghalang perbuatan tak senonoh aku tu kerana kedua belah tangannya sedang memegang dulang air minuman.
Maka dengan sewenang-wenanglah aku boleh bermaharajarela menyingkap kainnya dengan sesuka hati ku. Apa lagi, terdedahlah kemaluannya yang tidak berbulu itu. Aku lilitkan kainnya itu pada paras pinggangnya. Maka terbogellah tubuhnya dari pinggang ke bawah. Kemudian aku tarik dia supaya duduk di atas pelir ku yang dah siap terpacak keras. Butoh aku tu tepat memasuki lubang kemaluannya. Apa lagi….! Aku pun hayun lah aksi persetubuhan kat ruang tamu rumahnya itu. Masa tu pintu depan kat ruang tamu tu pun sedang terbuka luas. Dengan keadaan kami yang mengadap ke muka pintu, aku pasti sesiapa juga yang lalu lalang di situ sudah pasti boleh nampak akan perbuatan kami itu. Maklumlah hari raya. Memang pun ramai yang lalu lalang kat situ.
Dan ramai juga yang telah dapat menyaksikan persetubuhan kami. Tapi aku rasa kebanyakkannya lebih berminat nak tengok kecantikan batang tubuh si dia tu. Selama lebih sejam butoh aku berkubang dalam buritnya. Akhirnya aku pancut air mani aku ke dalam perutnya. Oleh kerana terlalu geram, maka amat banyak air benih itu aku taburkan ke dalam sarang buntingnya yang tengah subur itu. Tiba-tiba terdengar suara maknya masuk dari dapur ke ruang tamu. Kelam kabut dia bangun memperbetulkan kainnya. Nasib baik aku dah selamat tembak kesemua air mani ku ke dalam kemaluannya. Puas betul rasanya bila dapat selesaikan persetubuhan di dalam keadaan yang serba tidak selamat.
Bila maknya datang dia pun segera ke dapur. Maknya duduk di hadapan aku dengan membelakangi dapur. Aku berbual dengan maknya buat seketika. Perlahan lahan anaknya dia muncul dari dapur. Kali ini dia berkeadaan tanpa seurat benang di tubuhnya. Terkebil-kebil biji mata ku mengkagumi keberaniannya. Tapi maknya sedikit pun tak nampak perbuatan anaknya itu sebab ianya berlaku di belakangnya. Aku lihat pada kemaluannya dah penuh diselaputi air mani aku yang berwarna pekat keputihan. Tak kurang juga banyaknya yang dah melimpah ke pangkal pehanya. Dengan penuh bangganya dia mempamirkan hasil penzinaan yang baru saja selesai kami lakukan tadi. Tanpa menoleh ke belakang, maknya bersuara menyuruh anaknya mengangkit kain di jemuran belakang rumah. Selamba aje anaknya menjawab persetujuan untuk melakukannya.
Masa tu berdebar jantung ku takut kalau kalau maknya menoleh ke belakang. Anaknya pun segeralah bergerak ke arah pintu belakang. Tiba tiba talipon berdering dan segera diangkat oleh maknya. Sementara berlangsungnya perbualan talipon, aku memohon izin untuk ke bilek air di dapur sana. Tujuan aku yang sebenarnya hanyalah untuk memerhatikan tingkah laku anaknya. Bila sampai saja di dapur aku lihat kain batik dan baju anaknya masih lagi terperap di atas lantai. Segera aku bergerak menuju ke pintu dapor yang memang dah ternganga itu. Perlahan lahan aku mengintai ke luar. Memanglah budak tu sedang mengangkit kain jemuran di belakang rumahnya. Dia berdiri mengadap ke arah aku. Tapi selamba aje dia melakukan kerja itu di dalam keadaan bertelanjang bulat. Secara kebetulan pulak, tak berapa lama kemudian lalulah seorang hindu penjual roti. Aku teka sudah pasti budak itu segera berlari masuk ke dalam rumah kerana malu. Tapi sangkaan aku ternyata tidak tepat.
Dia masih lagi selamba buat kerja di situ dengan menghalakan belakangnya ke arah si penjual roti. Si roti itu pula bukan main seronok lagi dapat tengok tubuh budak melayu yang serba putih melepak itu. Tapi dia cuma dapat tengok bahagian belakangnya saja. Seberapa hampir, dia pun parkinglah motosikalnya di situ. Jaraknya tak sampai 10 kaki dari kedudukan aku. Dengan budak perempuan itu pula tentulah lebih dekat lagi. Segala pelusok bahagian belakang tuboh bogel budak perempuan itu dapat ditontonnya dengan amat jelas. Tak lama kemudian si cantik manis yang berbogel itu beraleh posisi. Dia berdiri mengadap si penjual roti tersebut. Dia seolah oleh sengaja nak mempamirkan tetek dan kemaluannya pada pada lelaki berkenaan. Mata lelaki itu jelas tertumpu pada celah kangkang budak tu. Cukup minat dia melihatkan ketembaman setampuk tundun yang tak berbulu itu. Malahan kegeraman dia semakin ketara bila mana dia dah mula mengeluarkan butohnya sendiri. Batang yang hitam legamnya itu memang sudah jelas terpacak keras. Dari gaya keadaan tersebut aku agak dah tentu sekarang kurangnya seminggu batang itu tidak diservis. Apa lagi, butoh yang keras itu pun mulalah dihayunnya dengan tangan sendiri.
Budak perempuan itu pulak tercegat berdiri melayan pandangan ke arah batang hitam yang tidak bersunat itu. Mungkin dia berminat pada keadaan kepala butoh itu yang menyelinap keluar masuk melalui kulit yang tidak berkhatan itu. Kepala butoh hindu yang sepanjang dua gengam tangan itu semakin pantas dihayun. Kegeraman nafsunya cukup tercuit dengan keadaan kemaluan perempuan melayu itu. Mana tidaknya, burit itu masih lagi penuh berselupur dengan kesan kesan air mani aku yang serba memutih. Segala bukti yang terpalit di celah kangkang budak itu adalah jelas menunjukkan bahawa dia baru saja selesai melakukan persetubuhan.
Si penjual roti itu sudah pasti beranggapan bahawa kemaluan si cantik rupawan itu memang dah selalu menjadi sarang bagi memenuhi desakan butoh beberapa orang lelaki. Aku lihat kepala butohnya dah mula berkilat kilat untuk meledakkan air mani. Dia melakukan beberapa langkah ke hadapan dan berhenti betul-betul di tepi pagar. Sambil melangkah, seluar yang dipakainya terlucut hingga ke pergelangan kakinya. Maka berbogellah juga si penjual roti itu dari paras pinggang ke bawah. Masa tu hanya jarak 3 kaki sahaja di antara dia dengan budak perempuan tu. Aku tau tujuannya untuk mendekatkan jarak ialah untuk memandikan budak telanjang itu dengan hujan air maninya nanti. Tak berapa lama kemudian mulalah bersembur-sembur terbitnya pancutan air mani dari butoh yang tak berkhatan itu.
Budak perempuan itu pula masih lagi selamba aje berdiri di tempatnya. Apalagi, alamat ratalah tubuh bogel itu kena simbah dengan air mani hindu tersebut. Lelehan tompok tompok yang serba keputihan penuh terpalit kat muka dan dadanya. Bibir merkah delima budak itu pun juga turut sama terkena semburan peluru nafsu si penjual roti itu. Bukan main puas lagi hatinya dapat pekenakan lancapan yang sebegitu rupa ke atas seorang jelitawan melayu. Tak berapa lama kemudian dia pun beredarlah dari situ. Aku pun masuk semula ke dalam ruang tamu. Masa tu si maknya baru saja meletakkan gagang talipon. Aku pun duduk kembali di atas sofa dan meneruskan perbualan dengan maknya.
Sambil berbual aku nampak anaknya mucul dari dapur dengan membawa sebakul kain yang baru diangkitnya tadi. Berdebar jantung aku bila melihatkan keadaannya masih lagi telanjang. Kali ni lebih teruk lagi. Sekarang bukan saja kangkangnya yang penuh dengan kesan air mani, tapi kat muka dan dadanya pun sama juga. Mujurlah ketika itu maknya sedang rancak berbual dengan aku. Jadi dia langsung tak berkesempatan untuk menoleh ke belakang. Si anaknya pula berbogelan aje di belakang maknya dan terus mendaki tangga menaiki tingkat atas.
Tak berapa lama kemudian aku pun meminta diri untuk pulang. Lepas peristiwa itu, adalah beberapa kali aku datang menjengok semula ke rumah tersebut. Bila dia datang menyambut aku kat pintu pagar dengan memakai T-shirt singat dan berkain batik, kat situ jugalah aku lucutkan kain batik yang dipakainya. Lepas itu barulah aku pimpin tangannya dan terus masuk ke dalam rumah. Bila air mani aku dah penuh bertakung di dalam perutnya barulah aku pulang. 
By_lanmaxtremesblog
186 notes · View notes
laoderrs · 2 months
Text
"Sepuluh malam terakhir telah berhias di hadapanmu,
berwangilah dengan taubat dan istighfar agar bau dosa tidak mempermalukanmu. Berbekal lah untuk akhirat, dunia bisa membinasakanmu. Linangkan air matamu meraih pengampunan-Nya supaya jangan berkata,
"amat besar penyesalanku atas kelalaianku terhadap Allah"."
Nasihat Al-Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi hafizhahullahu ta'ala
82 notes · View notes
nalza73 · 1 year
Text
Cik Siti
Tumblr media
Siti berdiri sambil merenung ke lantai. Corak karpet di kakinya yang bertumit tinggi direnung dengan fikiran yang berkecamuk.
“Macam mana Siti? You terima tawaran yang I beri?” bosnya Chong memandang Siti yang berdiri di hadapannya.
“Siti… just accept sajalah. Cuma kita bertiga saja tau mah… U jangan takut. Husband u tak kan tahu punya..” Tan yang juga pembantu bosnya turut menambah.
“Betul ke saya akan dapat apa yang you all tawarkan tadi?” tanya Siti inginkan keyakinan.
“Macam inilah Siti. Untuk bagi U lebih yakin dengan tawaran I, you ambil dulu duit ni sebagai duit kocek you. I tahu HR memang ambil masa dalam dua bulan untuk naikkan pangkat you dan juga gaji you selepas I approve. So, I myself akan top up gaji U dari duit I sendiri sampai you confirm dapat surat naik pangkat dari head office. Ambil ini..” kata Chong sambil meletakkan seikat wang kertas RM50 yang berjumlah RM1500 di atas mejanya.
Siti merenung ikatan wang di hadapannya. Dia tahu peluang ini adalah yang selama ini dinantikan. Pangkatnya naik bermaksud gajinya akan naik juga. Malah dia akan turut mendapat insentif yang lebih besar berbanding semasa menjadi kerani.
“Siti… jangan fikir lagi… kami bukan mahu buat setiap hari. Kadang-kadang saja. Kami pun ada isteri mah… Jangan risaulah Siti…” kata Chong meyakinkan anak buahnya.
Siti terdiam. Soal pahala dan dosa bermain di fikirannya. Syaitan mula membisikkan alunan merdu mendendangkan pangkat dan harta di hati naluri Siti. Dia serba salah untuk menerima tawaran dari kedua-dua bosnya.
“Siti…. Jangan bimbang… kami bukan nak buat jahat kepada Siti… Kami cuma suka saja sama you…” Chong menghampiri Siti dan mengusap bahu keraninya itu.
“Ye Siti… Kami betul-betul suka awak. Awak pekerja yang baik dan tidak banyak masalah. Awak juga cantik dan………” kata-kata Tan terhenti sejenak lalu dia menghampiri Siti.
“….dan kami betul-betul suka tengok body you yang sungguh seksi ini, “ sambung Tan sambil meraba punggung Siti yang ketat dengan skirt berwarna kelabu itu.
Tan dapat merasakan garisan seluar dalam Siti di permukaan punggung Siti yang ketat dengan skirt labuhnya. Chong juga mengambil kesempatan meraba payudara Siti yang mengkal meskipun bersaiz sederhana dari luar kemeja hitam yang dipakainya ketika itu.
Wajah Tan mendekati sisi kepala Siti dan dia menghembuskan nafasnya dengan lembut di telinga wanita itu yang terlindung oleh tudung yang masih di kepalanya. Siti bagaikan terkena renjatan elektrik yang bernafsu. Bulu romanya meremang dan naluri kewanitaannya mula terbuka menerima belaian-belaian nafsu dari kedua-dua lelaki cina hidung belang yang berahi kepadanya ketika itu.
Siti memejamkan mata dan mula pasrah terhadap apa saja yang berlaku kepadanya sekejap lagi. Melihatkan Siti bagaikan sudah merelakan dengan setiap perlakuan mereka, Chong lantas membuka butang kemeja hitam Siti satu persatu hingga baju kemeja isteri orang yang bertubuh ramping dan melentik seksi itu terlucut ke lantai. Terdedah tubuh Siti yang masih berdiri itu separuh telanjang. Hanya tudung hitam, coli dan skirt labuhnya yang ketat masih melekat di tubuhnya.
Chong membuka kancing coli Siti dan menanggalkannya terus dari tubuh staffnya itu. Terus saja dia menghisap puting payudara Siti sambil meramas yang sebelahnya lagi tanpa henti. Siti mendengus bernafsu sambil memejamkan matanya. Dirinya bagaikan berada diawangan. Rasa geli dan bernafsu memenuhi setiap penjuru syahwatnya.
Manakala Tan sudah pun menanggalkan seluarnya dan hanya tinggal berkemeja dan berstoking. Batang kulupnya sudah keras bernafsu. Kepala balaknya yang kemerahan dan berkilat kembang berkilat melepaskan diri dari belenggu kulupnya yang tidak disunat. Nafsunya kepada wanita melayu bertudung yang cantik dan seksi separuh bogel di hadapannya membuatkan dia benar-benar ingin menyetubuhi wanita itu. Lentikan punggung Siti yang berkain ketat membuatkan dia tidak dapat mengawal perasaannya lagi dan terus dia berlutut di belakang Siti dan membenamkan mukanya di punggung Siti.
Bau punggung Siti di sedutnya dengan penuh nikmat. Sebelah tangannya meramas pinggul wanita itu dan sebelah lagi menggoncang batangnya tanpa henti. Tan benar-benar ghairah. Sekian lama dia mengidamkan tubuh seksi wanita yang selalu berpakaian ketat itu dan ketika itulah dia harus melampiaskan keinginannya yang selama ini terpendam.
Chong pula mula beralih ke dada dan seterusnya mulut Siti. Dia mengucup bibir Siti dan dorongan nafsu yang semakin menguasai membuatkan wanita itu memberikan tindak balas menerima kucupan Chong. Tanpa segan silu, Chong membuka seluar bersama seluar dalamnya hingga terlucut ke lantai. Kemudian dia menarik tangan Siti agar memegang batangnya yang semakin keras memberahikan wanita melayu yang seksi di hadapannya. Siti memegang batang Chong dan melancapnya dengan perlahan-lahan.
“Emmm… Pandai you goncang penis ye Siti.. Come…goncang I punya guna mulut…” pinta Chong dan menarik tangan Siti menuju ke sofa di dalam pejabat itu.
Tan tersenyum lebar sebaik melihat Siti berlutut di atas lantai dan mula menghisap batang Chong yang sedang duduk di sofa. Dia meminta Siti menonggeng tanpa perlu berhenti menghisap batang Chong. Siti melakukan seperti yang disuruh. Meleleh air liur Tan melihat punggung bulat Siti yang sendat dengan skirt kelabu yang ketat itu. Terus sahaja dia menyelak skirt Siti dan melorotkan seluar dalam Siti hingga terlucut ke lutut. Menelan air liur Tan melihat pemandangan yang mengghairahkan itu.
Belahan punggung Siti yang montok dilihatnya memiliki kulit yang halus dan mulus. Dia membuka belahan daging punggung wanita itu dan menjilatnya dari belahan kemaluan Siti hingga naik ke lubang duburnya. Tubuh Siti sedikit menggeliat sebaik lidah Tan bagaikan menggelitik lubang duburnya. Kegelian bercampur keberahian. Siti mula dimasuki nafsu dan semakin melentikkan punggungnya agar lelaki cina yang sedang menjilat di punggungnya itu mendapat lebih pameran lucah yang memberahikan. Batang Chong yang sedang di hisapnya itu dirasa semakin kuat kerasnya. Dia memandang Chong dan kelihatan lelaki cina yang sedang duduk di atas sofa itu sedang menghayati bentuk tubuhnya yang melentik seksi.
Chong ghairah benar melihat rakannya sibuk ‘bekerja’ di punggung Siti yang melentik. Tubuh Siti yang slim itu sungguh seksi sekali dan mengghairahkan. Kepala Siti yang bertudung dilihatnya turun naik menikmati batang kerasnya yang tidak bersunat. Dia melihat wajah Siti yang sedang menghisap batangnya, begitu memberahikan sekali melihat seorang wanita melayu yang cantik sedang mengolom batangnya.
Nafsu yang terdorong oleh keinginan untuk mendapat pangkat dan kemewahan telah membutakan deria bau Siti terhadap bau bacin yang terbit dari kulup batang tidak bersunat yang sedang di hisapnya. Bau air liurnya sendiri akhirnya yang menutup bau bacin dari batang cina yang berahi itu. Siti sendiri semakin ghairah apabila kemaluan dan lubang duburnya tidak henti ‘dicuci’ bersih oleh Tan di belakangnya.
Tan pula sudah penat lidahnya menjilat. Lalu dia berlutut di belakang Siti dan merapatkan tubuhnya hingga batangnya mengenai belahan punggung wanita itu. Dia meletakkan batangnya di kelengkang Siti dan menyorong tarik di belahan kemaluan Siti yang tembam. Sedikit demi sedikit batang kerasnya dapat merasakan laluan masuk yang semakin licin dengan cairan keberahian Siti. Terus sahaja Tan menekan batangnya hingga akhirnya terjerumus masuk ke dalam lubang kemaluan Siti yang sudah pun terangsang. Melengkung tubuh Siti sebaik dia merasakan tubuhnya dimasuki batang kemaluan lelaki. Dia mengerang kecil namun tidak berapa kedengaran lantaran mulutnya dipenuhi oleh batang kemaluan Chong.
Tan terus menekan pinggang ramping Siti agar kembali melentik seperti sebelumnya. Nafsu Tan semakin tercabar melihat punggung Siti melentik seksi, Terus dia menghenyak batangnya lebih dalam dan mula berdayung menghenjut batangnya keluar masuk lubang sedap di tubuh wanita melayu yang sedang seksi menonggeng itu.
“Ohh… sedapnya lubang you Siti. What a nice hot body you have Siti….” Tan melahirkan rasa sedapnya.
“Yeah it’s so good… to see you fuck my dick inside your pretty face Siti…” Chong pula mula bersuara menyatakan sedapnya dia dikolom jelitawan melayu yang seksi itu.
Siti semakin merasai kesedapannya sewaktu di jolok Tan. Darahnya bagaikan mengalir laju menghangatkan tubuhnya hingga dia sendiri yang menghayun punggungnya agar batang Tan keluar masuk di lubang kelaminnya. Tan benar-benar nikmat. Dia berlutut tidak bergerak sambil memegang pinggul Siti yang bergerak maju mundur itu. Lentikan pinggang Siti yang ramping itu di usapnya lembut dan semakin lama dia semakin tidak tahan melihat tubuh Siti yang melentik itu.
“Shit…. You really hot Siti. You really made me cum.. Oh god.. Shit.. Shit.. Shit.. AARGHHHHH!!!!” Tan menjerit sedap sambil melepaskan air benihnya di dalam lubang kemaluan Siti yang masih bergerak menghenjut batangnya yang berdenyut kencang melepaskan benihnya.
Dapat Siti rasakan batang Tan berdenyut memuntahkan isi benih di dalam lubang kelaminnya. Dia terus menghenjut batang Tan hingga batang lelaki cina itu benar-benar lembik kehabisan peluru untuk dilepaskan.
Tan terdampar di lantai. Batangnya lembik bagaikan tubuhnya yang lemah kepenatan memerah benih mengisi tubuh wanita melayu yang seksi itu. Pertama kali dia menikmati tubuh seorang wanita melayu memberikannya persepsi yang cukup mengasyikkan dalam hubungan seks antara kaum itu. Lebih-lebih lagi wanita melayu yang dinikmati itu adalah wanita yang cantik dan selalu diberahikan. Tubuh slim Siti yang selalu berpakaian ketat itu menampilkan kelentikan tubuh wanita itu yang menggoda nafsunya saban hari.
Chong pula, semakin ghairah melihat Siti mengolom batangnya tanpa henti. Dia berasa sungguh bernafsu melihat wajah Siti yang ayu bertudung itu menghisap batangnya. Setiap inci batang keras cina itu dikolom dan dilumat manja oleh bibir mungil Siti yang bergincu merah. Kenikmatan yang dirasai membuatkan Chong pula menjadi tidak menentu. Kemuncak nafsunya membuatkan dia bertindak semakin agresif dengan memegang kepala Siti yang bertudung itu dan menghenjut kepala wanita itu turun naik mengolom batangnya.
“Ohh… god damn it… ohh… Siti… You’re so good Siti… I wanna cum Siti… I wanna cum in your fucking bitchy face.. Ohhh… Take this bitch.. Take this! BITCH!! AARGHHHHHH!!!!!!” Chong menekan kepala Siti dengan kuat hingga seluruh batangnya hilang di dalam mulut Siti.
Memancut-mancut air mani cina itu meledak kuat di dalam mulut Siti. Tiada pilihan bagi Siti. Hendak diluahkan takut termuntah. Dia terpaksa menelan benih-benih pekat yang memancut tepat di rongga tekaknya. Batang keras Chong dirasakan berdenyut kuat di lidahnya yang mengepit batang lelaki itu.
Chong menggigil keberahian dalam kenikmatannya melepaskan benih-benih zuriat di dalam mulut jelitawan melayu bertudung itu. Dia benar-benar merasakan kenikmatan yang tiada tandingnya. Bibir mungil Siti yang mengepit pangkal batangnya membuatkan dia semakin ghairah menghayati kemuncak nafsu yang membara itu.
Sebaik air mani Chong habis dilepaskan dan tekanan di kepalanya juga semakin perlahan, Siti pun menarik kepalanya mengeluarkan batang Chong yang semakin lemah dari mulutnya. Sedikit air mani kelihatan meleleh dari celah bibirnya. Chong tersenyum dalam kepenatan melihat Siti bangun mengutip coli dan kemeja hitamnya di lantai.
Mereka bertiga pun berkemas pakaian masing-masing. Chong mengambil ikatan wang di atas mejanya di diberikan kepada Siti yang sudah siap berpakaian.
“Siti… ini hadiah dari kami. Soal promotion you jangan bimbang. I sudah uruskan. You ok ke?” tanya Chong sambil melihat rakannya Tan keluar dari biliknya.
Siti mengangguk bagaikan perempuan bodoh. Dia ambil duit itu dengan wajahnya yang seakan bercelaru.
“Siti…. Apa yang berlaku antara kita bertiga, biarlah kita bertiga saja yang tahu. Don’t let other parties know about it. Jika tidak kamu juga yang malukan?” kata Chong member ingatan kepada Siti.
“And please… a special request from me… Esok… you boleh tak tolong pakai blouse merah sama skirt hitam yang biasa you pakai dengan tudung putih tu.. I teringin nak tengok you pakailah..” pinta Chong.
Siti termenung sebentar mengingati pakaian yang dimaksudkan oleh Chong. Lantas dia terbayang blouse merah yang pendek dan ketat, juga skirt hitam ketat yang pernah dipakainya beberapa minggu lalu sewaktu bertugas. Dia lantas mengangguk menandakan akur dengan permintaan bosnya itu dan keluar dari bilik Chong menuju ke mejanya untuk menyambung tugas.
Sebelum pulang, Tan telah memanggil Siti masuk ke dalam pejabatnya. Sebaik Siti masuk, dilihatnya Chong sudah sedia menanti sama. Tan meminta Siti berdiri sambil tubuhnya merapati tubuh wanita itu. Sementara Chong pula hanya duduk di kerusi melihat tubuh Siti atas dan bawah sambil tersenyum.
“We all suka dengan you Siti. You suka pakai tight clothes. We really like it ‘coz you looks so hell pretty and sexy..” kata Tan sambil mengeluarkan batangnya yang keras dari seluar.
“Yeah… if you could maintain your apparel that we like, sure you punya bonus I bagi tinggi Siti…” Chong pula menyampuk.
Siti tahu, dia telah dipergunakan oleh kedua-dua bosnya itu untuk menjadi pemuas nafsu. Nafsu bosnya benar-benar terangsang melihat tubuhnya yang gemar berpakaian ketat meskipun dia kekal bertudung yang seakan menandakan kesucian agama yang dianutinya itu. Namun demi pangkat dan harta yang dikejarnya, Siti nekad untuk membutakan matanya kepada maruahnya yang sudah tergadai itu.
Tiba-tiba dia merasakan punggungnya dihujani sesuatu. Siti menoleh dan melihat air mani Tan memancut tepat di punggungnya. Meskipun tidak sebanyak mana, ianya tetap membasahi kain skirt kelabunya yang sendat membaluti punggungnya. Siti diam berdiri membiarkan Tan menghabiskan sisa air mani dan keberahiannya kepada dirinya.
Punggung melentik Siti yang ternoda dengan air mani Tan mengundang keberahian kepada Chong pula. Chong pula memanggil Siti agar duduk di kerusi di sebelahnya. Sebaik Siti duduk, Chong meraba-raba peha Siti yang kelihatan sendat dibaluti skirt kelabu ketatnya. Nafsu Chong semakin bergelora apabila melihat punggung Siti yang duduk melentik ketika itu.
“ You know what…. God gives you a very nice hot curvy ass Siti. Look what you did to me…” kata Chong sambil menunjuk batangnya yang keras terjulur keluar dari seluarnya.
Chong meminta Siti melancapkannya sambil dia meraba peha dan punggung Siti yang duduk di kerusi di sebelahnya. Siti yang patuh itu melancapkan batang bosnya. Dia membiarkan tangan lelaki cina miang itu meraba peha dan punggungnya yang melentik seksi dibaluti skirt kelabu ketat hingga batang lelaki cina itu memancutkan air mani mengenai pehanya.
Menggigil Chong dilancap tangan Siti. Tubuh Siti yang seksi dan wajahnya yang cantik bertudung itu bagaikan satu pameran lucah yang memberahikannya. Chong ghairah menghabiskan air maninya yang diperah tangan Siti. Dia lihat peha Siti dicemari air maninya yang meninggalkan kesan basah pada kain skirt ketat Siti. Dia benar-benar puas.
“Siti… don’t forget ye.. Tomorrow wear that clothes that I said to you lately…” Chong mengingatkan Siti yang hendak keluar dari pejabat Tan.
Siti mengangguk dan membuka pintu lalu keluar dari pejabat, serta seterusnya menuju ke pintu keluar menunggu suaminya datang menjemput di tepi bangunan pejabat itu.
“Tan… you see… Is it true as what I said… She is so hot… can you feel it..” kata Chong.
“If I trust of what you said.. sure I wouldn’t waste my sperm inside my office imagining her. She’s so god damn hot. Did you see how I came in her during lunch hour?” tanya Tan.
“Yeah I can see how you really full throttle your lust during that time. Hey tomorrow her hole is mine ok.. You can take the rest..” kata Chong.
“It’s ok.. I want her ‘other’ hole.. hehehe…” kata Tan.
“Which one… her ass… oh god.. I can assure you that it’s really hot… Did she ever do in that ‘way’ we also don’t know.. so let’s you try it first and tell me how it’s feel… hahaha…” kata Chong pula.
“Sure… eh,.. you said to her that tomorrow you want her to wear something.. What is it?” Tanya tan.
“Alah…. Juz that tight red blouse with that tight black skirt… why? What did you expected pal?” tanya Chong pula.
“Huwalaweh… Nice choice la bro. I stroke my prick all day long last few weeks juz because tak boleh tahan seeing her in that clothes. So tight and her ass shaking as hell. Hey how about that Cindy.. You still stick with her?” tanya Tan.
“Yeah still.. You know what.. I bought her a tight kebaya during my vacation at Bali” kata Chong.
“Wah.. you still got that touch bro.. nice…” kata Tan.
“Nice hotak kau.. It made me came in her you know. I knocked her up. Damn. Now she wants me to marry her. Shit. I still hide this mess from my wife. Mati lor kalau dia tahu…” kata Chong.
“Well.. and it’s your prob pal.. the good thing is, we got Siti. You know what I wanna do with her tomorrow?” tanya Tan.
“Yeah I know. You want to fuck up her ass.” Kata Chong.
“Betul.. but there is something I want to do also…” kata Tan.
“What is it?” tanya Chong tidak sabar.
“I wanna piss inside her ass. Hahahahaha!!!!” kata Tan sambil tertawa terbahak-bahak.
“Wah good idea bro… I also want lor… I cum in her cunt.. then I piss on her face with that tudung still wearing on her head.. Hahahahaha!!!” kata Chong pula sambil ketawa besar.
Sementara itu di sebuah rumah…
“Uuhhh.. Ini first time I rasa lelaki melayu… You banyak kuat la adik…” kata Josephine.
“Ah Jo… you pandai simpan ini adik ye… kalau you punya hubby tahu mati lor…” kata Yeoh.
“He will never know. Dia ni kan satu pejabat sama kita punya husband. Apa mau risau mah.. Hahahaha!” kata Josephine kepada rakannya Yeoh.
“Ya lor… Mesti dia tahu bila dia punya bos mahu balik.. Eh adik.. nanti bagi keluar lagi macam you bagi sama Ah Jo ye.. I tengok Ah Jo macam sedap sangat kena masuk you punya air…” kata Yeoh.
“Hey Yeoh.. You mahu pregnant kah? Hayya… Tadi dia masuk air dalam saya punya belakang lor…. bukan depan….” kata Ah Jo.
“I tak kira… Air Tan tak pernah bagi I baby.. Sekarang I mahu air you adik… buat sampai I pregnant… Kalau I pregnant you dapat satu Camry I hadiah sama you…” kata Yeoh sambil menarik tangan lelaki muda itu ke katil.
“Hayya ini orang.. Suka hatilah….” kata Josephine sambil berdiri di meja solek.
Gambar suaminya, Chong dilihat berdiri di dalam frame gambar di situ. Lantas dia menutup frame gambar tersebut dan kembali ke katil melihat rakannya disetubuhi seorang lelaki melayu yang juga staff suaminya di pejabat. Tubuh gebu rakannya yang berpunggung tonggek itu sedang disetubuhi dengan penuh perasaan. Josephine lantas turun dari katil dan keluar dari bilik menuju ke dapur, meninggalkan dua insan itu melakukan asmara sepuas hati mereka…. hingga kepuasan.
567 notes · View notes
kaktus-tajam · 5 months
Text
“Rasulullah adalah sosok sahlun mumtani’..”
Ini pertama kali aku dengar istilah itu. Istilah yang disampaikan Ustadz Asep Sobari, hafidzahullahutaala, di Teras Dakwah. Kehadiran beliau untuk safari dakwah di Yogyakarta akhir tahun 2023 adalah rezeki besar.
“Sahlun artinya mudah. Beliau (saw.) seperti bukit. Bukit yang mudah didaki. Tidak terjal. Beliau bisa dan mudah dicontoh. Karena Rasulullah adalah uswatun hasanah. Pasti bisa ditiru.”
Lanjut beliau.
“Tapi, Rasulullah adalah sahlun mumtani’.. yang maknanya, walau kita telah mudah mendaki.. rasanya tidak akan selesai pendakian tersebut. Semakin dikaji, semakin banyak hal yang ternyata belum diketahui.”
Deg.
Malam itu, Ustadz Asep seakan mentransfer ruh semangatnya dalam mengenal pribadi yang paling mulia. Ustadz bercerita tentang perjalanan dan prosesnya mempelajari sirah.
Hingga sampai pada satu doa, yang menurutku unik sekali.
Beliau pernah meminta pada Allah, agar dimampukan menyingkap keindahan, keagungan, kemuliaan sosok kekasih Allah. Ya, meminta agar dimampukan mengajarkan sirah nabawiyyah ke umat Islam.
Karena dari situlah, kita dapat bangkit kembali.. sebagaimana dulu para ulama menghibur diri mereka atas keterpurukan umat, dengan menulis dan mengkaji sirah Nabawiyah..
Dan aku langsung malu. Hehe.
Mungkin itu salah satu sebab aku “gagal” berulang-kali.. walau ikut beragam kajian sirah.. baca buku.. kok rasanya tetap tidak menjadi bingkai yang kokoh..
Ya Allah selain karena dosa-dosaku, kenapa ya aku masih gini-gini aja?
Refleksiku malam itu mendorongku untuk mencoba cara baru dalam mendekati dan mengulang materi akademi sirah yang kuikuti.
Aku melatih diriku ketika membaca dan mendengar kajian, menggunakan mindset: sedang mempersiapkan materi untuk mengajar seseorang (minimal membayangkan sedang mengajar anak sendiri di masa depan deh ya haha).
Di satu sisi, malam itu membuatku juga banyak berbenah perkara niat dan doa. Doa diberikan hati yang ikhlas, diberikan istiqomah, diberikan dan dipahamkan ilmu yang bermanfaat, dan tentunya dimampukan mengikat ilmunya dengan amal shalih.
Hehe masih jauh sekali ya, mohon doanya yaa!
Semoga dimampukan. Sedikit-sedikit ya Hab, tapi semoga dijatuhcintakan pada prosesnya. Dan semoga Allah beri taufiq dan hidayah-Nya. Hingga dimampukan menapaki jalan yang Rasulullah saw. lalui.
-h.a.
Selamat menjadikan mengkaji sirah nabawiyyah sebagai resolusi 2024
Aku cerita dikit tentang kelas sirah yang kuikuti di highlights instagram!
Tumblr media Tumblr media
56 notes · View notes
andromedanisa · 8 months
Text
Ruang Mengeluh..
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu sudah berupaya memberikan yang terbaik untuk seseorang, namun seseorang itu tidak menghargaimu bahkan ia melakukan hal-hal yang membuatmu semakin merasa takut kepadanya.
Marah? Bisa jadi.
Takut? Ini pasti.
Iya, otomatis kamu akan merasa begitu takut dengan hal-hal yang ia lakukan. Kala upaya terbaikmu tidak dihargai, kamu mungkin bersedih. Namun kemungkinan kecewa dan takut itu kecil sekali. Berbeda jika ia sudah tidak menghargai upayamu dan ia melakukan hal-hal yang juga membuatmu takut, membentak misalnya.
Dalam ruang terkecilmu, kamu tanpa sadari akan merasa kecil dan kerdil untuknya. Merasa tidak pantas dengannya, merasa tidak bisa menyeimbangi langkahnya. kamu yang bahkan terlalu perasaan mendengarkan perkataan yang tidak baik, akan semakin merasa takut setiap kali ia berbicara. kamu akan kehilangan jutaan file kosa kata yang ada pada dirimu. kamu akan lebih sering membeku saat bersamanya, dan mungkin akan merasa bebas saat tidak dengannya.
Berkali-kali kamu bertanya kepada dirimu, akankah tetap berdiri bersamanya, berdiri di depannya, atau meninggalkannya dan mencukupkan diri melihatnya dari kejauhan dengan caramu. Namun kamu tidak pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaanmu.
Lalu ketakutanmu kepadaNya semakin lama semakin besar. kamu menyimpannya sendiri dalam ruang yang telah kau sediakan dengan begitu lapang. "Nggak apa-apa semuanya akan membaik." Ucapmu berkali-kali untuk meyakinkan diri.
kamu memendamnya begitu dalam, dan tak membiarkan seorangpun masuk untuk sekadar bertanya, "ada apa?". kamu membiarkan dirimu hidup dalam ketakutan dengan terus menampilkan wajah yang selalu baik-baik saja. kamu memendamnya sendiri, tak pernah menguatkan kepadanya bahkan kepada orang lain terdekatmu.
Padahal, tak ada salahnya untuk mengeluh. Mengatakan dan menyatakan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Bahwa kamu butuh untuk ditolong. Namun kamu tidak membiarkan dirimu untuk mendapatkan pertolongan. Bahkan kepadaNya saja, kamu enggan untuk mengatakan.
Mengatakan bahwa kamu hidup dalam ketakutan bukanlah sebuah dosa. Manusiawi sekali jika harus mengeluh sebab lelah, sebab hal-hal yang tidak pernah berjalan dengan baik. Memendam semuanya dalam ruang tersendiri itu melelahkan, sayang. Maka izinkanlah dirimu untuk ditolong. Biarkan dirimu diselamatkan dari ruang yang kamu bangun itu.
Mengeluh, mengatakan keluhanmu, mengatakan bahwa kamu lelah, capek. Bukan sematah kamu butuh pengakuan saja. Melainkan agar perasaanmu lebih ringan, lebih tenang.
Jangan biarkan dirimu berjalan dengan kekosongan. Izinkan dirimu untuk merasa bahagia, dan tenang. Izinkan dirimu merasakan lebih banyak kasih sayang. Barangkali ini adalah cara Allaah menolongmu dengan mengabulkan pintamu yang selalu kamu pinta dengan menangis sekalipun tanpa kata-kata.
80 notes · View notes
milaalkhansah · 6 months
Text
Yang Lebih Tinggi Dari Sabar dan Ikhlas
Kemarin, randomly gw cerita ke bestie, kalau selama ini tuh gw selalu merasa iri tiap liat ada orang yang diuji dengan ujian yang luar biasa. Alasannya, karena gw merasa ujian yang luar biasa adalah sebuah tanda bahwa Allah percaya sama kemampuan hamba tersebut untuk menanggungnya. Selain itu gw juga menganggap bahwa itu salah satu tanda rasa sayangnya Allah yang besar sama orang tersebut. Jadi saat melihat hidup gw yang sekarang gini-gini aja—Maksudnya ya ujian atau masalah itu tentu masih kerap ada-ada aja. Tetapi sangat jarang sekali gw diberi ujian yang kadar beratnya betul-betul luar biasa—seperti yang gw liat di hidup orang lain—gw selalu merasa ..., apa ini sebuah tanda bahwa rasa sayang dan percaya Allah ke gw emang gini-gini juga?
Terus dia jawab, "Kalau gw malah beda. Gw seringnya liat orang yang mendapati ujian yang luar biasa dalam hidupnya itu bisa jadi sebagai balasan atas apa yang telah dia perbuat. Dan apa yang dia perbuat tersebut bisa jadi salah satunya adalah menyakiti atau zalim sama orang lain"
"oh kayak semacam pembalasan atau penebusan dosa-dosa gitu ya?"
"heeh"
Terus berawal dari teman gw cerita tentang seseorang yang dia kenal sedang mengalami musibah atau ujian yang berturut-turut, kami jadi membahas tentang makna sabar dan juga syukur versi kami masing-masing. Gw bilang, kalau menurut gw tuh di atas "ikhlas" itu ada yang lebih besar lagi yaitu "legowo", dan makna legowo ini cuman orang yang udah ngerasain sendiri yang bisa mengerti. Saking dalamnya makna kata tersebut menurut gw.
Terus teman gw jawab, "tetapi kamu tahu nggak yang lebih tinggi lagi dari itu semua apa?" Tanya teman gw.
"apa?"
"rasa syukur."
"oh iya ya. Gw baru inget"
"contohnya Rosulullah, beliau tu kalau diuji sama Allah malah langsung bersyukur"
"iya juga ya, ada gasih yang kayak gitu?"
"pasti adalah tapi pasti gak mudah"
Mendengar jawaban doi, gw jadi flashback masa-masa di mana gw diuji dengan ujian yang luar biasa. Yang kalau dirunut, respon gw itu kek gini;
Diuji-marah-sabar(bukan karena emg gw mau sabar, tetapi karena gw gak punya pilihan lain selain sabar)-terus yang terakhir "yaudahin" (yang sebenarnya lebih ke arah putus asa ato udah "jalanin aja" saking gak tahunya mau ngapain)
Alias dulu tu tiap diuji gw cuman berpikir bagaimana ujian ini cepat berakhir. Gak pernah gw mikirin "hal baik" apa yang bisa gw ambil dari ujian tersebut—yang pada akhirnya selalu membuat gw menjadi orang yang merasa "paling menyedihkan" hidupnya hanya karena ujian tersebut.
Hingga akhirnya setelah gw tambah dewasa dan berhasil melewati sesuatu yang membuat gw bahkan pernah menginginkan kematian, makin sering diuji, dan makin dewasa pandangan gw, gw baru akhirnya bisa mengerti apa saja "hal berharga" yang gw dapetin dari ujian-ujian gw yang terdahulu—yang membuat gw akhirnya baru bisa mensyukuri ujian-ujian tersebut setelah bertahun-tahun berhasil melewatinya.
Beberapa contohnya kayak ...,
"oh jadi ini ya alasan kenapa hubunganku sama mama dulu gak akur, dan gw udah struggle sama banyak hal dari kecil ternyata karena Allah mw gw belajar lebih dini tentang pola pengasuhan seperti apa yang pantas atau baik buat anak-anak gw nanti, dan juga karena Allah mw perlihatkan gw 'sesuatu' lebih awal di banding orang lain"
Atau
"ternyata kalau dulu gw maksa buat tetap kuliah, di saat ekonomi keluarga gw gak memadai, gw mungkin akan mengeluarkan uang dan juga tenaga lebih banyak pada hal-hal yang sia-sia atau gak benar-benar gw inginkan, yang membuat gw akan lebih lama mengenal apa yang sebenarnya gw inginkan, atau apa passion gw selama ini"
Jujur, gw nulis ini tuh sebenernya gw malu dan juga terharu. Malu sama Allah kalau inget-inget gimana gw yang seringnya selalu berpikir jelek saat diberi ujian sama Allah. Terharu karena baru sadar bahwa berbagai ujian yang gw rasakan dalam hidup ternyata juga merupakan salah satu bentuk rasa sayang Allah sama gw karena membuat gw pada akhirnya menjadi lebih kuat dan juga lebih bijak lagi dalam memandang segala sesuatu.
Sekarang tuh tiap lagi diuji sama Allah, meski gak serta merta langsung bisa mensyukuri ujian tersebut. Setidaknya gw menjadi lebih "tenang" dalam menghadapinya. Dan proses bersyukur itu menjadi nggak "selama" dulu buat gw bisa lakuin.
Terus, perlahan ... gw juga akhirnya sadar bahwa bentuk-bentuk kedewasaan yang gw dapatkan saat ini ternyata melalui fase atau proses yang panjang dan juga melelahkan. Sehingga saat ini, tiap diberi ujian gw berusaha untuk melewatinya dengan lebih "tenang" karena gw tahu, apa yang gw lewati saat ini pasti menjadi sesuatu yang akan gw sangat-sangat syukuri di masa depan nanti. Sebagaimana gw yang saat ini bisa mensyukuri apa yang telah terjadi di masa lalu gw dulu.
Pada akhirnya setiap takdir yang Allah gariskan untuk kita pastilah baik atau pasti akan selalu berakhir pada kebaikan kita sendiri. Jadi, mari kencangkan prasangka baik kita dan kuatkan rasa syukur kita kepada-Nya.
• November bercerita hari kesembilan belas
52 notes · View notes
mamadkhalik · 2 months
Text
Catatan Kemenangan : Kenapa Dakwah?
*Baca judul pake nada, "Kenapa Bandung?
Kenapa dakwah? kenapa harus capek-capek ngurusin orang lain? ngurus diri sendiri saja belum selesai.
Tumblr media
Pernahkah kamu ketika aktif di Lembaga Dakwah Kampus merasa lebih baik dari orang lain? pernahkah kamu sekadar membaca satu atau dua buku tentang dakwah lantas merasa paling paham akan masalah umat? Saya pernah!
Satu realitas yang perlu dipahami, ketika aktif dan masih istiqomah dalam agenda dakwah, belum tentu kita lebih baik dari orang lain yang tidak ikut LDK, atau belum tentu juga kita lebih baik dari mereka yang "berguguran di Jalan Dakwah"
Pernah suatu masa saya membuka lockscreen HP seorang kawan yang bukan golongan "ukhti-ukhti LDK". Apa yang terpampang sangat mencengangkan. Checklist amal yaumi yang cukup penuh dan sangat jauh dibandingkan saya yang aktif di LDK.
Boleh jadi mereka itu lebih unggul dalam amalan ibadah lain, bedanya mereka tidak share di medsos seperti kita saat share agenda-agenda LDK. Jangan pernah ujub diri.
Saya sadar bahwa diri ini sangatlah jauh dari kata sempurna, masih banyak melakukan dosa dan tidak memiliki ilmu yang banyak untuk melakukan agenda dakwah yang besar. Maka, prinsip saya adalah menjadikan aktivitas dakwah hari ini sebagai amalan unggulan untuk meraih pahala, bukan untuk menjudge orang lain, sembari memperbaiki diri, dan mencari ilmu dari orang-orang yang shaleh.
Dalam keberjalanya, saya mengetahui realitas kedua bahwa apa yang kita lakukan melalui LDK ternyata belum cukup. Problem erasa lebih baik dari orang lain adalah satu dari banyak sindrom yang menjangkiti ADK. Kita masih dipandang ekslusif oleh mereka. Banyak gunung es yang belum kita lihat. Sungguh, amanah kita begitu berat kalau hanya dipikul oleh satu orang.
Di jalan dakwah ini, alhamdulillah saya banyak bertemu orang-orang yang memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik. Saya menyimpulkan bahwa salah satu kunci keberhasilan dakwah mungkin sesederhana menjadi pendengar yang baik.
Kita tentu memiliki segudang masalah kehidupan dan terkadang kita juga sudah tahu penyelesaianya. Tapi di hati kita yang terdalam butuh validasi dan didengarkan. Mungkin dari tahap ini akan meluluhkan mad'u dakwah dan perlahan siap untuk menerima fikrah islam yang lurus.
Realitas ketiga, banyak yang tidak menyadari bahwa sejak kecil model pendidikan Islam kita adalah membiasakan ibadah tapi minim pemahaman kenapa kita harus berislam. Maka tak heran munculnya gelombang hijrah sebagai sarana mencari jati diri dan alasan untuk berislam. Banyak yang berhasil, banyak juga yang gugur.
Kembali ke bagian sebelumnya, ini menjadi tantangan terkhusus untuk LDK menjadi perantara bagi orang di luar sana, agar kembali memahami esensi kenapa harus berislam, dimulai dengan menjadi teman yang baik, mendengarkan setiap keluh kesah mereka, lalu mengajaknya dalam proyek kebaikan.
Terdengar mudah tapi sulit dipraktekan. Kurang lebih itu alasan saya kalau ditanya kenapa berdakwah.
Arsa Coffee & Library, 13 Syawal 1445 H.
youtube
21 notes · View notes
gizantara · 2 months
Text
Ikhlas
Kita kadang mensifati ikhlas dengan sesuatu yang tidak ada dalilnya, misal kaya buang air besar yang setelah dilepaskan jadi plong, atau tidak menyebut-nyebut suatu amalan seperti surat al-Ikhlas yang tidak ada kata ikhlas di dalamnya, atau juga merasa ringan melakukan suatu amalan. Definisi ini tidak ada di dalam Al-Qur'an.
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ikhlas kok saat berkurban, tapi berat perasaannya. Justru kalau Nabi Ibrahim merasa ringan, dipertanyakan keayahannya dan kemanusiaannya.
Artinya yang berat juga bisa ikhlas, yang ringan belum tentu ikhlas. Dalam beberapa kondisi, ga ada korelasi antara ikhlas dan perasaan berat atau ringan. Karena ikhlas sebenarnya bukanlah jenis perasaan melainkan kebersihan niat/motif, langkah, dan tujuan. Itulah ikhlas, jangan diembel-embeli perasaan ringan atau berat.
Makanya ketika memerintahkan jihad fi sabilillah, Allah mengatakan, "berangkatlah dengan ringan dan berat," karena Allah tau perasaan itu pasti beragam tingkatannya dan tingkatan perasaan itu nggak bisa serta merta jadi tolok ukur keikhlasan seseorang.
Jangan sampai ketika dalam perjuangan, kita melihat orang yang sedang sama-sama berjuang, dan mereka merasa berat, lalu kita mengatakan,
"Ini kamu berat? Ngga ikhlas tuh, ngga dapet pahala."
"Gimana rasanya capek atau seneng? Kok senengnya dikit? Kok capek? Harusnya Alhamdulillah dong."
Loh siapa bilang "Alhamdulillah" ga bisa diucapkan oleh orang yang capek? Toleransi rasa keberatan orang itu berbeda. Masih mau berjuang aja udah syukur, berarti dia tetep menyambut perintah Allah. Menerima seruan tersebut sebagai orang yang terpaksa tuh bukan perbuatan dosa. Kenapa juga dipertanyakan segitunya? Namanya juga proses, jangan terlalu judgemental atas respon hati seseorang selama respon fisik dan pikirannya masih dalam ketaatan. Perasaan itu seperti anak kecil, emang dididiknya dengan pembiasaan. Jangan berharap instan.
Yang ringan juga belum tentu ikhlas, bisa aja seseorang merasa ringan melakukan sesuatu karena pelarian (escaping) dari masalah lain. Atau dalam perintah tersebut terdapat sesuatu yang sejalan dengan keinginannya.
"Pahalamu sesuai dengan kadar kepayahan yang engkau rasakan," begitulah sabda Nabi kepada Aisyah. Dan betul, Allah memvalidasi ujian Nabi Ibrahim.
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰٓ ؤُا الْمُبِيْنُ
"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata." (Ash-Shaffat (37) : 106)
Ga mungkin disebut "suatu ujian yang nyata" kalau Nabi Ibrahim tidak merasa berat. Ga ada ujian yang lebih nyata daripada sesuatu yang menyangkut hal yang paling kita cintai. Makanya Allah mengapresiasi keteguhan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah kurbannya ketika super berat rasanya. Seberat apa sih? Belum pernah rasain, tapi kayanya nanti kalau udah jadi orang tua bakal bisa lebih memaknai perasaan berat yang Nabi Ibrahim rasakan.
"Salam sejahtera bagi Ibrahim," adalah hadiah dari Allah atas keinginan dan usaha Nabi Ibrahim untuk membaca sinyal Allah (berempati secara kognitif atas mimpinya) serta melaksanakan perintah dalam mimpinya (compassionate servant). Bayangin, orang bisa tetep compassionate ngelakuin sesuatu yang dia rasa paling berat di dunia ketika dia punya pilihan untuk uncompassionate? Emang cuma Allah sih yang bisa menghargai usahanya.
— Giza, hasil nyimak Ibrahim Series-nya Ust. Salim A. Fillah
19 notes · View notes
Text
Yang Paling Kutakutkan Setelah Kepergianmu (yang Tiba-tiba Itu)
"Lebih dari sekali pernah kubayangkan kehilanganmu. Sesak sekali rasanya, meski itu hanya dalam benakku saja. Namun, malam itu 17 Mei 2023, kepergianmu yang sangat tiba-tiba untuk selamanya. Ingin kupukul wajahku dengan keras, berharap ini hanya mimpi. Ingin kuanggap ada keajaiban datang, dan membawamu perlahan kembali ke dunia ini. Tapi nihil. Nyatanya kau memang pergi untuk selamanya."
---
Hai, Pap. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tak akan kutanyakan bagaimana rasanya ada di alam yang berbeda, atau apa kabarmu sekarang. Karena doaku sama setiap detik sejak hari itu. Kuharap Tuhan akan selalu menjagamu, mengampuni dosa-dosamu, menerima amalan-amalan baikmu selama di dunia, dan melapangkan kuburmu.
Betapa mengerikan dan menyedihkan ternyata, tidak mampu melihat dan memeluk ragamu untuk yang terakhir kalinya. Dan sekuat tenaga kutahan rasa sesak itu, ia seringkali muncul tiba-tiba saat tak ada sesiapa di sisiku. Aku tahu aku sudah dewasa, tapi kesedihan tidak pernah kenal usia, kan?
Pap, setelah kepergianmu, Mama tidak pernah berhenti berduka, menangis, dan berkata ia tidak akan sanggup hidup tanpamu. Aku juga ingin berlaku yang sama. Tapi aku tahu, mungkin hanya kami; anak-anaknya, yang sekarang ia punya. Sehingga kesedihanku kuanggap tidak ada apa-apanya dibanding seluruh duka yang ia rasakan saat ini; kehilangan belahan jiwanya.
Pap, setelah kepergianmu aku jadi memiliki ketakutan-ketakutan lain perihal hidup ini. Aku jadi takut Tuhan beri waktu sebentar untukku untuk membahagiakan Mama; satu-satunya perempuan (yang jika bisa) akan kuberikan seluruh duniaku untuknya. Aku takut tidak sebaik engkau dalam hal menenangkan kegelisahan-kegelisahannya. Aku takut kehilangan ia juga.
Pap, maafkan untuk waktu-waktu kebersamaan kita yang tampaknya lama, tetapi ternyata sesingkat itu. Maafkan untuk ketidaksabaranku menanggapi segala pertanyaan dan permintaan darimu. Maafkan untuk kealpaanku di masa tuamu. Maafkan untuk hal-hal kecil dan besar tentangmu yang mungkin sengaja kulewatkan. Maafkan ketidaksempurnaanku sebagai seorang anak perempuan bungsumu.
Terima kasih telah menjadi guru kehidupanku yang nomor satu. Dunia ini tidak akan sama tanpa hadirmu.
---
Pontianak, 4 Juni 2023.
Tia Setiawati
Tumblr media
73 notes · View notes
lamansuci · 3 months
Text
Sesenang-senangnya setan saat berhasil membuat kita bermaksiat kepada Allah, jauh lebih senang ia saat berhasil membuat kita berputus asa dari ampunan Allah atas maksiat yang kita perbuat. Dan atau berhasil membuat kita tidak merasa bersalah atas maksiat yang telah dilakukan.
Kerana itu menyadari bahwa kita berdosa adalah sebuah keberkahan dari Allah dan merupakan tanda keimanan.
Sebab banyak yang masih hidup dan bahkan sudah mati mengira bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apapun.
Semoga Allah ampuni kita atas semua dosa yang pernah kita perbuat yang disadari maupun yang tidak, yang kecil maupun besar dan yang telah lalu maupun yang akan datang.
16 notes · View notes
laoderrs · 6 months
Text
"Jika hubunganmu dengan yang lain sedang tidak baik, cukup sampai pada dirimu. Jangan ajak temanmu untuk membenci, karena akan masuk pada tiga hal dosa besar atau salah satunya; ghibah, namimah, dusta.
Dan jika bisa memaafkan, itu lebih mulia."
- Ustadz Satria Habibi hafizhahullahu ta'ala
40 notes · View notes