Tumgik
#IRFEST_VANUATU_IDP
niaalh · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Kurnia Larasati H-050-Vanuatu
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Perubahan Iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Berbeda dengan cuaca yang hanya terjadi dalam jangka waktu pendek. Dampak dari perubhan iklim antara lain yaitu banjir, longsor, kekeringan, siklon tropis, kebakaran hutan dan lahan, gagal panen karena kekeringan dan kebanjiran. Diperkirakan 2000 pulau diIndonesia dapat lenyap pada 2030 karena peningkatan permukaan air laut. Menurut data yang disampaikan, 93% panas diserap oleh laut sehingga air jadi lebih asam, lebih panas, dan terjadi coral bleaching (Zakkiyah, 2020).
Apa penyebab perubahan iklim? Penyebab dari perubahan iklim adalah Efek rumah kaca. Karena seringnya terjadi penebangn pohon sembarangan, gas CO2 ini berkumpul terlalu banyak dibumi. Bumi kita punya atmosfer yang berperan sbagai selimut, tanpa atmosfer kita bisa kedinginan ataupun kepanasan, sumber gas rumah kaca terbesar berasal dari tambang batu bara, kebakaran lahan dan hutan, landfills, transportasi darat, pembakaran hasil panen, proses industri. Di Indonesia sector yang paling banyak menghasilkan gas emisi adalah lahan dan hutan Indonesia. Penggunaan lahan hutan yang biasa dijadikan pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya itu mengeluarkan emisi lebih dari 50% emisi. Lalu yg kedua energi, transportasi dan listrik. Apakah diri kita turut menyebabkan perubahan iklim? Ya. Selama kita bangun hingga tidur lagi, seluruh aktifitas kita mengeluarkan emisi. Memasak daging sapi contohnya, menggunakan transportasi, menggunakan AC dan masih banyak lagi (Zakkiyah, 2020).
Kesepakatan dunia yg diambil dalam menangani perubahan iklim salah satunya adalah UNFCCC, perjanjian internasionan sebagai kerangka kerja sama internasional untuk pengendalian perubahan iklim. Negara maju secara sejarah menyumbang lebih besar gas emisi. Dalam Persetujuan Paris 2015 Disetujui bahwa semua negara perlu melakukan aksi perubahan iklim baik negara maju maupun berkembang. Bahwa negara maju harus turun 2°C hingga 1,5°C. Indonesia berkomitmen menurunkan 29% emisi gas rumah kaca dan 41% hingga ada kerja sama internasional. Setiap tahun diadakan UNFCCC negotiating Blocs (Zakkiyah, 2020).
Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk mengurangi emisi kita? Kita dapat memulai dengan menghitung jejak karbon, jumlah karbon yang kita emisikan. Semua yg kita lakukan ada emisinya. Compose atau memilah sampah dirumah, menggunakan solar panel, Nyepi, menanam pohon, mengawal kebijakan pemerintah adalah contoh kegiatan yang dapat mengurangi emisi gas (Isfandiari, 2020).
Indonesia diprediksi menjadi negara paling awal yang merasakan dampak ekstrim perubahan iklim. Upaya pemerintah dalam merespon krisis iklim ada dalam Perencanaan energi kelistrikan Indonesia. Indonesia masih sangat bergantung dengan batu bara sebagai sumber listriknya. Hingga 10 tahun mendatang. Pemerintah berencana menambah pembangkit listrik tenaga uap Batubara yang berbahaya, karena sama saja emisi gas kita terkunci hingga 40 tahun mendatang. Namun, tentu ada alternatif lain dari fossil batubara yaitu energi terbarukan. Energi yang selalu terisi ulang, tidak pernah habis, dan emisinya rendah sekali, ketika mereka dibakar tidak mengeluarkan emisi karbon. Namun pemanfaatannya di Indonesia masih sangat kurang, padahal potensi kita banyak sekali. Indonesia tertinggal dari negara asean lainnya dalam hal energi terbarukan (Isfandiari, 2020).
Dalam menghadapi isu perubahan iklim, kebutuhan biaya yang besar mendorong Kemenkeu untuk memanfaatkan mekanisme penandaan anggaran perubahan iklim dalam mengidentifikasi besaran pendanaan publik (APBN) lima tahun terakhir ini, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran perubahan iklim yang cukup besar untuk mencapai target Nationally Determined Contribution. Kita perlu mencari dan memahami, mempelajari lebih banyak informasi seputar perubahan iklim di dunia, menyuarakan dan juga aktif dalam usaha atau aksi menghadapi isu perubahan iklim ini. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi negara kita dan juga dunia (Syaifudin, 2020)
Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
soupchris · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Christin Chatrin Nebore_107_Vanuatu
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka Panjang akibat aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Dampak dari climate change ini misalnya banjir, akibat deforestasi, kekeringan, siklon tropis, kebakaran hutan dan lahan, gagal panen karena kekeringan atau banjir. Para ilmuwan memperkirakan bahwa 2000 pulau di indonesia dapat lenyap di tahun 2030, sementara populasi manusia sebanyak 16 juta terancam oleh rising rise level dan 50% dari semua spesises menderita terancam punah. Hal ini disebabkan juga oleh The Greenhouse Effect dimana radiasi matahari (solar) terpantul ke bumi dan atmosfer, yang mana beberapa sumber aktivitas seperti industri, tambang minyak dan batu bara, pembakaran hasil panen, landfills, pertanian, peternakan, transportasi, bahkan energi. Kemudian 93% panas ini diserap oleh laut, yang menderita karena menyerap panas itu. Sehingga menimbulkan dampak serius dan mempengaruhi sistem global seperti pengurangan food supply, adanya water crisis, global health, dan infrastructure.
Dampak-dampak ini menandakan adanya climate action failure. Para peneliti bahkan telah menelusuri lebih lanjut sejak 1988 dan memperingatkan secara global. Kita tentu saja terlibat dalam upaya mengatasinya. Melihat dari skala global, setiap tahun negara-negara bernegosiasi tentang climate change yang mana banyak negara melakukan kesepakatan contohnya UNEP dan WMO membentuk IPCC dan UNFCCC dengan tiap blok negosiasinya. Meliputi Umbrella Group (Australia, Canada, Amerika Serikat), AOSIS (Association of Small Islands States), BASIC (Brazil, South Africa, India, China), Arab States, Africa Group, dan Cartanega Group. Karena adanya pertemuan-pertemuan ini hingga berlanjut sampai pada Persetujuan Paris tahun 2015 dimana hasil kesepakatan tersebut mendapati negara maju lebih banyak mengemisikan gas rumah kaca sehingga harus direduksi. Sementara negara berkembang masih diperbolehkan mengemisikan gas rumah kaca karena melihat dari sektor ekonomi yang secara keseluruhan belum mampu. Akan tetapi tentu saja setiap blok punya kepentingan politik berbeda. Indonesia juga memiliki target yang dituangkan dalam kebijakan RAN GRK (Rancangan Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca) dan Indonesia’s Nationally Determined Contribution (NDC) dimana penurunan emisi mencapai 29% mandiri dan 41% dari proyeksi Business as Usual (Zakiyyah 2020).
Disampaikan oleh narasumber berikutnya mengenai pengertian krisis iklim. Krisis iklim merupakan perubahan jangka Panjang dalam distribusi pola coaca secara statistik. Bumi memanas karena didalam selimut bumi gas polutan terperangkap didalamnya. Menurut IPEC 89% emisi karbon tersebut bersumber dari aktivitas industri dan memicu bencana alam. Seperti banjir, kebakaran hutan, gagal panen, kualitas panen kopi, ini merupakan kejadian bencana hidrometerologi yang berdampak bagi seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan survei dari YouGov- Cambridge Globalism Project 2019, ternyata dari 23 negara yang melakukan survei responden asal Indonesia yang paling tinggi jumlah deniers-nya (Isfandiari 2020)
Tahun 2030 Indonesia telah memiliki agenda terutama berkaitan dengan NDC dan SDGs. Yang diperlukan agar mencapai agenda tersebut dengan realisasi pembangunan ekonomi hijau ramah iklim. Saat ini sudah ada sekitar 17 target SDGs yang dimuat dan menjadi urgensi RAN. Khususnya mengenai upaya mengatasi climate change (Syaifudin 2020)
Sumber referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. Dalam Webinar Climate Change Issue. Dipresentasikan di International Day Project oleh IRFEST 2020. Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. Dalam Webinar Krisis Iklim. Dipresentasikan di International Day Project oleh IRFEST 2020. Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. Dalam Webinar Dana APBN. Dipresentasikan di Internasional Day Project oleh IRFEST 2020. Sabtu, 10 Oktober 2020.
2 notes · View notes
cutiepy · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Ash Syifa Triananda P - 072011233072 - Vanuatu
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Apa itu perubahan iklim? Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Apa dampak perubahan iklim? Seperti banjir, karena perubahan siklus air. Karena banjir itu pohon banyak ditebangi, jadinya longsor. Kekeringan, siklon tropis, kebakaran hutan, di satu sisi kekeringan dan disisi lain kebanjiran. Karena siklus air, sehingga ada suatu daerah yang terlalu banyak air hingga banjir, sedangkan suatu daerah lainnya kekeringan karena kekurangan air.
2000 pulau di Indonesia dapat lenyap pada tahun 2030 karena peningkatan permukaan air laut. Kemudian, di Indonesia 16 juta orang terancam kenaikan air laut jika bumi memanas 2℃. Sedangkan, 44 juta orang lainnya dapat terdampak jika bumi memanas 4℃. Karena banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di pesisir, termasuk Surabaya. Di abad ini 50% dari semua spesies mengalami resiko punah. Lautan kita juga menderita, 93% panas dari pemanasan global ini diserap oleh laut. Kita harus berterima kasih sama laut, karena tanpa laut menyerap itu, daratannya akan lebih panas dari sekarang. Namun, laut menderita karena mengorbankan dirinya membantu menyerap panas, airnya menjadi lebih asam, ekosistem di dalamnya pun ikut menderita. (Zakiyyah, 2020)
Sistem global yang rawan dari dampak perubahan iklim yaitu, persediaan makanan, air, kesehatan, dan infrastruktur. Banyak yang belum mengetahui kalau perubahan iklim ada hubungannya dengan kesehatan, seperti dahulu di Batu jarang ada nyamuk karena dingin, namun sekarang Batu pun panas sehingga nyamuk naik ke sana. Akibatnya kasus demam berdarah makin meningkat. Penyakit yang belum pernah ada sebelumnya namun karena perubahan iklim jadi muncullah penyakit-penyakit baru atau semakin parah penyakit-penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Apa itu krisis iklim? Krisis iklim merupakan perubahan dalam jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik dalam sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Selimut bagi bumi, suatu hal yang terjadi akibat terperangkapnya sebuah gas polutan di atmosfer, yaitu gas CO2 (emisi karbon) banyak terdapat didalamnya. Semakin tebal selimut, semakin bumi merasakan kepanasan. Menurut IPEC, pelaku utama 89% emisi karbon berasal dari aktivitas industri. Emisi karbon dapat memicu bencana alam. (Isfandiari, 2020)
Menurut penelitian, di tahun 2013, negara Indonesia diprediksi menjadi negara paling awal yang mengalami dampak ekstrim dari bencana iklim yang terjadi. Pada tahun 2030, negara Indonesia memiliki 2 agenda ambisius terutama yang terkait dengan perubahan iklim SDGs dan NDC. Hal yang diperlukan untuk mencapai agenda tersebut adalah melakukan pembangunan ekonomi hijau yang ramah iklim. Untuk saat ini, sudah ada 17 target SDGs telah diarustamakan ke dalam rencana aksi nasional. Khususnya, terkait dengan upaya mengatasi perubahan iklim. (Syaifudin, 2020)
Referensi:
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Tumblr media
1 note · View note
rayhantow · 4 years
Text
SUMMARY INTERNATIONAL DAY PROJECT 2020
Rayhan Amadheya Totokusumo - 072011233045 - Vanuatu
Rethinking International Community's Role and Contribution in Climate Issue
Perubahan Iklim adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi umat manusia di dalam zaman modern ini. Secara mendasar, definis perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca (Zakkiyah, 2020). Terdapat banyak dampak yang dapat terjadi seiring berjalannya climate change seperti banjir bandang, kekeringan, siklon tropis, karhutla, gagal panen karena kekeringan dan kebanjiran. Dan juga disrupsi-disrupsi dari dampak bencana ini dapat menyebabkan krisis yang lain seperti munculnya penyakit baru, kekurangan supply makanan, kekurangan air, dan rusaknya infrastruktur.
Penyebab utama dari perubahan iklim adalah tingginya gas rumah kaca yang terjebak di atmosfer. Sumber dari gas kaca ini adalah tambang batubara, PLTU, produksi minyak, transportasi udara, permafrost meleleh, industri pertanian, pemupukan, karhutla, pembakaran hasil panen, dan landfills (Zakkiyah, 2020). Kesepakatan dunia terkait perubahan iklim sudah sangat banyak dari dibentuknya IPCC pada tahun 1988 hingga pada Paris Agreement 2015. Indonesia sudah berjanji akan menurunkan GRK sebanyak 29%, tetapi pada kenyataannya kebijakan yang diterapkan masih sangat kurang. Oleh karena itu cara yang bisa kita lakukan untuk menyebarkan pesan tentang perubahan iklim ini adalah dengan model AIDA (Awareness, Interest, Desire, dan Action).
Oleh karena itu salah satu hal penting untuk menghambat jalannya climate change adalah dengan transisi energi. Pada tahun 2030 sektor energi akan menjadi penyumbang GRK terbanyak di Indonesia (Isfandiari, 2020). Salah satunya adalah batubara sebagai penghasil gas emisi terbesar. Padahal batubara adalah penyedia listrik terbesar di Indonesia dan akan dibangun puluhan PLTU baru di masa mendatang. Hal ini sangatlah aneh karena di belahan dunia yang lain penggunaan batubara sebagai sumber listrik sudah berkurang sebanyak 2/3 dari penggunaan sebelumnya. Padahal sebenarnya ada sumber energi alternatif yaitu energi terbaruka, yang artinya adalah energi yang berasal dari sumber yang akan terus bertambah dan tidak mungkin habis seperti air, angin, geothermal, dan lain-lain. Namun, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masihlah sangat kurang dan dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain Indonesia berada pada peringkat terakhir (Isfandiari, 2020). Sedangkan faktanya, penggunaan energi terbarukan akan membuka banyak lapangan pekerjaan dan secara biaya jauh lebih efisien dari batubara. Oleh karena itu, beberapa aksi yang bisa kita lakukan adalah climate strike di Indonesia bersama publik dan pemerintah, menjadi saksi dari kejadian (bearing witness), mencari tahu lebih tentang dampak perubahan iklim, mengefisiensikan penggunaan energi, turut bersuara menyebarkan pesan climate change, dan mendukung pemerintah dalam kebijakan climate change
Indonesia sendiri sudah melakukan banyak kebijakan dalam komitmennya terhadap pengendalian perubahan iklim. Salah satunya adalah dengan merencanakan dua agenda ambisius di tahun 2030 yaitu SDGs (Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan) dan NDC (Saifuddin, 2020). Hal ini dilaksanakan dengan kebijakan seperti meratifikasi kebijakan Internasional ke dalam perundang-undangan dan memasukkan 17 SGD Goals ke dalam Rencana Aksi Nasional. Beberapa kebijakan lain untuk mendukung agenda ini adalah target penurunan emisi di berbagai sektor, belanja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, Sovereign Green Sukuk, dan banyak lagi. Tentunya aka nada banyak tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan ini terutama masalah funding. Namun, dengan disusunnya Kerangka Kebijakan Fiskal Perubahan Iklim harapannya masalah ini dapat teratasi.
Tumblr media Tumblr media
REFERENSI
Zakiyyah, Lia. 2020. Dalam Webinar Climate Change Issue, International Day Project. Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. Dalam Webinar Krisis Iklim, International Day Project. 2020. Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. Dalam Webinar Dana APBN, Internasional Day Project. 2020. Sabtu, 10 Oktober 2020.
1 note · View note
teaganryen · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Putri Audy Fahira – 016 – Vanuatu
Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue
Dunia di era kontemporer ini tidak lagi hanya membahas krisis atau urgensi mengenai peperangan, politik, ataupun kekuasaan, namun lebih komprehensif dan salah satunya adalah krisis perubahan iklim dunia. Krisis iklim seperti yang dinyatakan oleh Isfandiari (2020), dunia ini diibaratkan sedang diselimuti oleh CO2 yang dalam jangka panjang tentunya dapat mengancam kelangsungan kehidupan di dalamnya. CO2 ini merupakan jejak karbon berupa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas-aktivitas manusia dengan 89%-nya berasal dari pembakaran fossil.
Perlu diketahui bahwasannya persoalan perubahan iklim ini bukan persoalan yang bisa diabaikan, karena dampaknya dapat secara masif dirasakan di seluruh dunia. Yang diantaranya adalah gagal panen, kerusuhan sosial, cidera alam seperti rising sea level yang dapat membuat daratan/pulau tergerus, dan sebagainya (Zakkiyah, 2020). Tentunya kita perlu waspada, mengembalikan keadaan seperti sebelum-sebelumnya memang bukan hal yang mungkin, namun setidaknya kita harus bersikap solutif dan bertindak preventif di berbagai kegiatan. Contohnya dengan mengurangi pemakaian listrik yang berlebihan, memakan makanan yang rendah emisi karbon, dan selalu mengawal pemimpin negara beserta kebijakannya yang diorientasikan untuk lingkungan. 
Berbicara mengenai pemimpin, negara-negara di dunia juga telah sadar dan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yang diantaranya ditandai dengan adanya Earth Summit di Rio de Janeiro pada 1992 dan Paris Agreement pada tahun 2015. Negara sepakat untuk saling bahu-membahu melindungi lingkungan dengan negara maju sebagai pemimpin utama (Zakkiyah, 2020). Selain ranah internasional yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, ada pula langkah atau regulasi domestik yang dilakukan oleh negara. Mengambil contoh Indonesia, mendapatkan prediksi oleh para ilmuwan akan kehilangan 2000 pulau pada tahun 2030 (Zakkiyah, 2020) dan telah menjadi negara yang mengalami kerugian yang besar dikarenakan oleh kerusakan lingkungan yang terjadi (Isfandiari, 2020). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan rencana yang salah satunya berupa adanya target atau komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri, dan 41% jika dengan melakukan kerjasama internasional berupa proyeksi bersama (Zakkiyah, 2020).
Pemerintah Indonesia juga mengupayakan berbagai hal terkait pendanaan yang diatur oleh Menteri Keuangan dan pembuatan kebijakan fiskal sebagai langkah ke depan seperti insentif perpajakan dan belanja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, ada pula program pendanaan oleh Kementrian Keuangan yang dinamakan Green Sukuk, yakni surat berharga syariah negara untuk membiayai green project (Syaifudin, 2020). Green Sukuk ini juga mencetak salah satu prestasi dengan hasil bunga yang hanya 2,30% di tahun 2020 ini. Tak hanya itu, ada pula Greenpeace sebagai organisasi non-pemerintah dunia yang bergerak di bidang lingkungan juga melakukan berbagai aksi di Indonesia, seperti bekerja sama dengan publik dan kampanye/diskusi bersama melalui sosial media (Isfandiari, 2020). Usaha lain juga perlu dilakukan oleh masyarakat, diantaranya dengan pemenuhan tiga tahap, yakni tau, mau, dan mampu (Zakkiyah, 2020).
Dengan seluruh pemaparan yang ada, sudah seharusnya tiap struktur baik dalam individu maupun masyarakat saling bekerja sama dalam menangani masalah yang sudah masuk di tahap emergency. Dampak yang menuju ke arah kehancuran memang tidak berlangsung cepat, namun pasti akan terjadi seiring dengan berjalannya waktu jika kita terus mengabaikan krisis perubahan iklim ini. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita mencegah dampak yang lebih buruk agar tidak terjadi.
 Referensi:
Isfandiari, Adila, 2020. Krisis Iklim: Transisi Energi Adalah Koentji. [Webinar]. International Day Project: Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue. IRFEST 2020. Universitas Airlangga. Disampaikan pada 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor, 2020. Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim di Indonesia. [Webinar]. International Day Project: Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue. IRFEST 2020. Universitas Airlangga. Disampaikan pada 10 Oktober 2020.
Zakkiyah, Lia, 2020. Climate Change Issue. [Webinar]. International Day Project: Rethinking International Community’s Role and Contribution in Climate Issue. IRFEST 2020. Universitas Airlangga. Disampaikan pada 10 Oktober 2020.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
aysaaauwu · 4 years
Text
Summary International Day Project 2020
Fayza Miryam Mahatma - 072011233104 - Vanuatu
Rethinking International Community's Role and Constribution in Climate Issue
Apa itu perubahan iklim ? Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim global atau regional dalam jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia dqn aktivitas dari rumah kaca. Perubahan iklim menyebabkan beberapa dampak serius bagi bumi yang dapat menyebabkan bencana alam, yaitu banjir, longsor, kekeringan, siklon tropis, dan kebakaran hutan. Menurut perkiraan para peneliti, pada tahun 2030, akan ada 2000 pulau fi indonesia yang diperkirakan akan tenggelam. Beberapa dampak serius yang lain karena climate change, yaitu adanya pengurangan food supply, water crisis, global health, dan gangguan infrastructure.
Perubahan iklim sendiri disebabkan oleh The Greenhouse Effect ( Radiasi solar yang terpantul oleh bumi dan atmosfer ). The greenhouse effect dapat disebabkan oleh beberapa sumber, yang terdiri dari, produksi minyak, tambang batubara, industri pertanian, landfills, transportasi udara, transportasi darat, pemupukan, pembakaran hasil panen, dan permafrost meleleh. Karena adanya perubahan iklim, beberapa negara melakukan kesepakatan seperti WMO dan UNEP memmbentuk IPCC ( Intergovernmental Panel on Climate Change ) dan UNFCCC. Pada tahun 2007, negara Indonesia pernah menjadi host untuk UNFCCC. UNFCCC memiliki beberapa negotiating blogs, yaitu Umbrella Group ( Australia, Canada, dan U), AOSIS ( Association of Small Islands States ), BASIC ( Brazil, South Africa, India, China ), Arab states, Africa Group, dan Cartanega Group. Negara Indonesia memiliki beberapa kebijakan untuk menghadapi perubahan iklim, salah satunya PRA. Setiap negara di dunia pun tidak tinggal diam tentang isu perubahan iklim ini, ambisi dunia untuk mengurangi climate change adalah menurunkan beberapa persen kadar emisi gas. (Zakiyyah, 2020)
Apa itu krisis iklim ? Krisis iklim merupakan perubahan dalam jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik dalam sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Selimut bagi bumi, suatu hal yang terjadi akibat terperangkapnya sebuah gas polutan di atmosfer, yaitu gas CO2 (emisi karbon) banyak terdapat didalamnya. Semakin tebal selimut, semakin bumi merasakan kepanasan. Menurut IPEC, pelaku utama 89% emisi karbon berasal dari aktivitas industri. Emisi karbon dapat memicu bencana alam. (Isfandiari, 2020)
Menurut penelitian, di tahun 2013, negara Indonesia diprediksi menjadi negara paling awal yang mengalami dampak ekstrim dari bencana iklim yang terjadi. Contoh; Jika, temperatur air laut meningkat, itu akan memicu penguapan yang dapat membentuk awan konvektif dan dapat mengakibatkan curah hujan yang tinggi hingga dapat menyebabkan banjir di beberapa daerah.
Pada tahun 2030, negara Indonesia memiliki 2 agenda ambisius terutama yang terkait dengan perubahan iklim SDGs dan NDC. Hal yang diperlukan untuk mencapai agenda tersebut adalah melakukan pembangunan ekonomi hijau yang ramah iklim. Untuk saat ini, sudah ada 17 target SDGs telah diarustamakan ke dalam rencana aksi nasional. Khususnya, terkait dengan upaya mengatasi perubahan iklim. (Syaifudin, 2020)
Referensi :
Zakiyyah, Lia. 2020. [WEBINAR]. Climate Change Issue. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Isfandiari, Adila. 2020. [WEBINAR]. Krisis Iklim. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Syaifudin, Noor. 2020. [WEBINAR]. Dana APBN. Dipresentasikan di webinar International Day Project oleh IRFEST 2020 pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Tumblr media
1 note · View note
dihersypr · 4 years
Text
MIND MAP INTERNATIONAL DAY PROJECT
Dihersy Puji Rahayu - 055 - Vanuatu
Di Tarakan, asal daerah saya, dampak dari climate change sangat terasa. Mulai dari naiknya air permukaan laut yang terlihat dengan tepi pantai yang semakin naik, erosi, banjir, susahnya mencari air bersih dan cuaca yang tidak menentu dalam jangka waktu panjang. Penyebabnya tidak jauh dari adanya industri yang semakin berkembang dan jumlah penduduk yang semakin padat sehingga memicu meningkatnya angka kendaraan. Penduduk yang semakin padat ini juga menyebabkan banyaknya pemukiman disekitar laut sehingga air laut ikut tercemari oleh sampah. Di samping itu, kerap terjadi kebakaran hutan lindung yang belum diketahui pasti penyebabnya, entah itu karena sengaja atau karena cuaca panas. Solusi pada permasalahan-permasalahan tersebut sudah saya jabarkan di mind map ini.
Tumblr media
0 notes