Kisah I: Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakar
“Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak”, (Abu Dawud,
al-Baihaqi, dan Ibn ‘Ady)
people talk about marriage as if its something so simple & light.
getting married is easy. staying in the marriage is responsibility.
Akan aku bagi kisah dua hamba Allah yang dikenal sebagai orang-orang
yang telah dijanjikan masuk surga. keduanya memiliki akhlak yang sangat
mulia. Zubair bin Awwam adalah seorang sahabat Rasulullah salallahu
alaihi wassalam, janjinya kepada Nabi selalu ia tepati. dialah sang pembela sejati. kata dan perbuatannya seperti merpati, lembut namun tegas. di jalan Nabi, ia berjalan membela kebenaran sebagai tujuan. jika api peperangan sudah menyala, dialah penunggang kuda tiada dua, zubair tidak pernah absen jihad di jalan Allah. Allah tak ingkar pada janji-Nya memberi pahala tiada terkira.
suatu ketika Rasulullah salallahualaihi wasallam berkata, “Zubair dan
Thalhah akan menjadi tetanggaku di Surga”
siapa yang tak mengenai Asma binti Abu Bakar? saudara perempuan Aisyah
radiallahuanha (istri Rasulullah) dan anak dari sahabat Rasulullah dan
seorang khalifah Islam (Abu bakar as Shiddiq). Asma adalah wanita yg pemberani, dia bukan tipe wanita yang diam, duduk dan memperhatikan saja. asma memiliki jiwa bak pejuang jihad, ia sering menghantarkan/mempersiapkan makanan untuk Rasulullah dan ayahnya saat mereka ingin berperang atau berhijrah. ia memang pemberani namun sifat ramah tamah dan keceriaannya membuat ia disukai banyak orang, termasuk kaum quraisy (orang kafir) Zubair bin Awwan adalah sosok sepermainan 'asma. Zubair dan Thalhah bin Ubaidillah kerap menjadi pengganggu saat 'asma bermain bersama Ruqayah binti Muhammad SAW. walaupun sering mengganggu ternyata dua pemuda tersebut juga menjadi generasi pertama yang memeluk Islam. 'asma mengenal Az Zubair dengan segala keberaniannya di medan perang. tidak ada seorang perempuan pun yang tidak tertarik kepada pendamping setia Rasulullah SAW.
hingga suatu ketika, 'asma menaruh hati pada temannya itu. zubair
menangkap sinyal 'ketertarikan' asma kepada dirinya. zubair pun
meminang asma. betapa senangnya hati 'asma seketika Az Zubair
menerima tawaran ayah asma. alasan terbesar Az Zubair menikahi 'asma
adalah karena ketertarikan 'asma kepadanya.
selama mengarungi berahtera rumah tangga, 'asma selalu menjaga ghirah
(kecemburuan) suaminya. asma tahu betul zubair adalah pecemburu meski
pada hal kecil.
singkat cerita, Allah datangkan seorang wanita sholeha, yang parasnya
mashAllah rupawan, Atikah. Atikah adalah janda dari kakak asma, Abdullah bin abu bakar mati syahid, lalu Zaid bin Khatab meminang Atikah hingga zaid meninggal dunia dan ia menitipkan istrinya kepada Umar bin Khattab (saya fans berat Umar hehe). Umar tidak begitu cemburuan, namun ia sangat menjaga Atikah. hingga Umar bin Khattab wafat, Atikah lama menyendiri dan menyibukkan dirinya menulis.
Hai mata, berikanlah ratapan dan tangisan
Kepada imam yang mulia jangan bosan
Kabar duka, penunggang kuda menyampaikan
Di saat bertugas dan peperangan
Katakan kepada orang-orang susah, matilah!
Karena kematian telah menjemput
Aku tidak bisa tidur, mataku terjaga
oleh isi hati penuh ketakjubab
Hari ini mataku benar-benar terjaga
Aku tangisi Amirul Mukminin dan semuanya
Kepada para pelayan kemanfaatnan dan kelapangan
keindahan syair itu membuat Az Zubair kagum kepadanya. kecintaannya
terhadap Atikah sangat terlihat dari kekagumannya. zubair pun meminang
Atikah. setelah menikah Az Zubair tetap mengizinkan Atikah untuk shalat
ke masjid Nabawi. Namun, ia tetap membuntuti Atikah dari belakang. tapi
tak lama setelah itu, Az Zubair resmi melarang Atikah pergi ke masjid
Nabawi dan ia tidak pernah melakukannya lagi. Az Zubair emang pencemburu.
perhatiannya kepada Atikah seolah menyiratkan pertanyaan di hati 'asma,
"Az Zubair, kau memberikan padaku segalanya. menanamkan benih-benih
hebat pejuang tauhid. kau mengokohkanku dengan kisah-kisah pengorbanan tulus dalam setiap desahmu. kau memberikan segalanya, kecuali cinta yang bergelora. Az Zubair, suamiku, jenis cinta apakah yang kemu miliki untukku?"
kecantikan Atikah membuat Az Zubair harus menjaga istrinya yang satu
ini dengan ekstra ketat. sedangkan 'asma yang sejak kecil merupakan
perempuan pemberani tentu tidak melahirkan kekhawatiran di hati Az
Zubair. oleh sebab itu, perhatian Az Zubair terhadap 'asma tidak
sebesar perhatiannya terhadap Atikah. ketidakseimbangan inilah yang
menjadi badai dalam pernikahan 'asma dan Az Zubair. pada suatu siang,
sekitar tahun ke 29 Hijriyah, setelah selama 28 tahun Asma mendampinginya, Az Zubair menceraikan ‘Asma. entah karena alasan spesifik apa. kecenderungan Az Zubair kepada Atikah yang menjadi alasan
terbesar perceraian tersebut.
"dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil"
saya pribadi beranggapan bahwa alasan zubair menceraikan 'asma adalah
ketidakmampuan zubair dalam berlaku adil.
hingga pada Atikah berusia 50 tahun, zubair wafat dan Atikah meratapi kematian suaminya dengan tulisan syair yang menjadi terkenal.
Anak Jarmuz mengkhianati pemimpin pasukan
Suatu hari tanpa perlawanan
Hai ‘Amr, jika kau beritahu, dia akan siaga
Tidak akan gemetar jiwa dan tangannya
Berapa banyak kesulitan dilewatinya
Dia tidak akan tercela, wahai orang yang akan disiksa
Demi Allah, kau telah membunuh seorang muslim
Layak engkau dihukum, pembunuh dengan sengaja
walaupun pernah bersama dengan 'Asma, ternyata yang menjadi
pendampingnya dikala syahid adalah Atikah. bahkan pada kematian Zubair
membuat Atikah terkenal sebagai istri para syuhada. atikah sempat dipinang
oleh Ali bin Abi Thalib. namun, pada saat itu, Atikah mengajukan syarat
agar Ali tidak berperang karena takut Ali syahid seperti suami-suaminya
yang lain. karena persyaratan itu, Ali tidak jadi menikahinya. Atikah
lalu menikah dengan Hasan bin Ali. Inilah pernikahan terakhirnya.
INI PART PALING MENYENTUH:
setelah perceraian dengan zubair, sejarah 'asma binti Abu Bakar adalah
sejarah perjuangannya bersama putra-putra hasil cintanya dengan zubair
dulu. Ia tidak pernah menikah lagi. ia menjanda hingga akhir hayatnya.
keputusan ini karena perkataan ayahnya,
"putriku, sabarlah. jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga."
ya Allah, ngebaca ini hati saya tersentuh sekali. saya rasa 'asma masih
menyimpan rasa cinta pada zubair, namun ia tahu betul Allah mengetahui
yang terbaik untuknya. ia menikah dengan zubair karena Allah, ia
lepaskan zubair karena Allah dan inshAllah mereka bertemu kembali di
surga karena izin Allah. duuuh, terharu mewek:(
Asma meninggal tujuh belas hari setelah Abdullah bin Az Zubair meninggal dunia(jodoh sebentar di dunia, jodoh selamanya di akhirat). Allah menakdirkannya berusia 100 tahun. Ia tidak pikun, giginya tidak satupun yang tanggal, pikirannya pun tetap kuat dan prima. begitu pun keimanannya masih tetap teguh dalam ketakwaan.
terkadang dinikahi oleh orang yang dicintai selalu menghasilkan tanya,
"cintakah kau kepadaku?" "kamu sayang ngga sama aku?" seperti
pertanyaan 'Asma radhiallahuanha kepada Az Zubair radhiallahuanhu yang
jawabannya belum dapat ditemukan dalam literatur manapun. kecantikan
dapat menjadi salah satu hal yang menjadi alasan mengapa perempuan
dinikahi tapi ketinggian iman merupakan pilihan yang paling
menyelamatkan (NOTE TO MYSELF BGT NIH!). di samping keshalihan dan kecerdasan, ternyata kecantikan merupakan kriteria penting yang membuat lelaki memilih istri, karena sejatinya manusia suka dengan yang indah-indah, sekarang baru ngerti kenapa laki-laki cepet sekali melirik ke yang cantik-cantik, wajar saja. kecemburuan adalah duri dan belenggu dalam pernikahan terutama pada pernikahan poligami. hal terpenting dari kisah ini, mempertahankan pernikahan lebih sulit daripada meraihnya.
ps: kayaknya ini nyambung juga sama percakapan dengan ikhwani kemarin mengenai poligami haha.
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Wanita itu dinikahi
karena empat hal : karena hartanya,karena keturunannya, karena
kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang bergama,
(jika tidak) maka celakalah kamu.” (HR. Jamaah kecuali Tirmidzi).
3 notes
·
View notes
Asma Binti Abu Bakar
"Serius Ammah (panggilan seperti tante) kalau Asma itu di usia 90 tahun masih belum pikun, gigi masih utuh, dan masih kuat badannya?
Beruntun pertanyaan ku pada seseorang untuk mengonfirmasi apa yang beliau katakan. Keren sekali gumamku. Semakin menambah daftar panjang bagaimana aku menyukai salah satu shahabiyah favoritku. Putri Abu Bakar Ash Shiddiq yang ketika hamil besar kuat untuk membawa keperluan logistik untuk ayahnya dan Rasulullah di gua Tsur.
Sejak hari itu aku begitu penasaran dengan Asma. Bahkan beberapa kali display name pada salah satu platform media sosial ku ganti dengan Asma Binti Abu Bakar. Aku benar benar menyukai namanya sejak aku semakin mengenal bagaimana kehidupan di hari tuanya..
Apa rahasianya beliau bisa seperti itu di hari tuanya? Apakah amalan ketika masa mudanya? Atau hidup sehat yang dijalaninya? Atau senantiasa bersyukur dan tawakkal kepada Allah? Atau bagaimana ia menjaga akhlaknya? Atau ia punya kepribadian yang selalu sabar dan dekat dengan Allah dan kitab-Nya? Jangan jangan semuanya:")
Cerita shahabiyah memang selalu menginspirasi dan sebenarnya sangat cukup untuk bekal kita mencari teladan hidup. Jika boleh semoga tulisan ini menjadi salah satu cara untuk aku bisa bertemu dengan beliau nanti. Menjadi aamiin paling serius selain bertemu dengan sang Baginda Nabi kelak di Telaga..
Rabu, 9 Juni 2021. Jam 22.20
1 note
·
View note