Tumgik
wulanrizqi · 2 months
Text
-ketidaksempurnaan membuat kita dicintai-
Industri hiburan korea selatan sangat maju. Terbukti dari adanya korean wave dimana kiblat hiburan adalah korea selatan. Mulai dari film, drama, musik, bahkan sampai model berpakaian juga korea selatan ikut ambil peran.
Artis-artis korea cantik-cantik, yang laki-laki tentu saja ganteng. Super ganteng. Mendekati sempurna. Tinggi, putih, menarik, ideal, hidung mancung, mata sipit, kalau senyum beeuh meleleh hati adek bang.
Tapi enggak cuma visualnya aja yang “dijual”. Kemampuannya juga, terutama nyanyi dan seni peran. Mereka dituntut untuk tampil sempurna, tidak boleh cacat atau melakukan hal diluar aturan sebagai seorang artis. Oya perlu dibahas juga nih soal fans. Dari beberapa informasi yang didapat bahwa para penggemar di kore itu sangat-sangat menggemari idolanya. Istilahnya “sasaeng” yaitu orang yang sangat mengidolakan idolanya. Bahkan kadang sampai bisa melakukan hal diluar nalar. Seperti menguntit, menyadap, dan lain-lain yang tentu saja mengganggu privasi idolannya, tapi mereka tidak peduli tentu saja.
Ada yang lebih parah dari ini, seperti yang tadi sudah dibahas bahwa idola mereka dituntut untuk sempurna dalam segala hal. Tidak boleh ada kesalahan atau kecacatan. Nah, sekarang masuk pada kasus bagaimana kalau ada idola mereka yang melakukan kesalahan misalnya, melakukan pelec*h*n, menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan perundungan, dan lain-lain.
Kalau sudah seperti ini, siap-siap menghadapi perundungan balik dari para penggemarnya. Biasanya melalui media sosial, dan caci maki yang dilontarkan sangat-sangat kejam, bahkan sampai menyerang mental.
Kalau enggak kuat-kuat mental, sudah banyak yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Enggak kuat sama bullyan nitijin.
Sering banget kan terdengar beberapa artis korea yang melakukan bunuh diri karena tidak kuat berada di industri yang menuntut kesempuraan itu. Ditambah tidak ada iman dalam hati mereka.
Eh, kok tiba-tiba ke iman? Apa hubungannya nih?
Tentu saja ada hubungannya.
Dalam agama Islam disebutkan bahwa kesempurnaan hanya milik Sang Khaliq atau Yang Maha Menciptakan. Manusia adalah makluk alias yang diciptakan. Artinya manusia sebagai objek yang diciptakan tentu saja mempunyai potensi untuk berbuat kesalahan. Inilah yang membedakan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan. Maka dari itu, tidak apa-apa kalau manusia tidak bisa sempurna karna memang kodratnya begitu.
Tetapi manusia bisa berusaha melakukan yang terbaik, mengerahkan segala kemampuannya untuk memberikan yang terbaik. Urusan hasil serahkan pada Yang Di Atas, Tuhan Semesta Alam.
Ketidaksempurnaan membuat kita diterima dan dicintai..
*tulisan ini tidak ada maksud menghakimi salah satu pihak yaa, kalau mau suka korea gapapaa, aku juga sedikit suka hehe
1 note · View note
wulanrizqi · 2 months
Text
-yang menjadi pikiran akhir-akhir ini-
Tulisan tentang sebuah kedewasaan, menghadapi berbagai masalah dalam hidup, rasa capek tapi gatau karna apa, banyak hal yang sekarang dirasakan tapi dulu tidak. Wajar saja, usia semakin bertambah, pemikiran harus berkembang.
Moodyan sekali. Memang, akhir-akhir ini isi kepala sumpek sekali, banyak yang minta diselesaikan. Rasanya ingin ada satu atau dua hal yang di cut off. Barangkali yang dibutuhkan adalah tempat untuk mengadu, berkeluh kesah, menghamba, yang tentu sudah didapatkan semua dalam Islam. Mengadulah di sepertiga malam, dimana orang-orang sedang tertidur pulas, maka rahasiamu hanya akan disaksikan oleh malam. Tak perlu khawatir oranglain tau, hanya kamu dan Tuhanmu Yang Maha Mendengar.
Tiga tahun berlalu banyak hal terjadi, rasa sedih, senang, bingung, galau, deg degan, khawatir, dan segala perasaan lain yang muncul. YaRabb kadang rindu dengan perasaan senang, bahagia, tertarik dengan sebuah hal, melakukan hal tersebut karna rasa senang.
Coba lebih kalem, biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya, tak perlu banyak mengkhawatirkan hal-hal yang menjadi ranah Allah. Kematian. Juga menjadi ranah Allah. Kamu tidak akan tau kapan kamu kembali ke asalmu, menghadap Sang Khaliq, mempertanggungjawabkan apa yang kamu perbuat dibumi. Barangkali kamu perlu mensyukuri banyak hal, hal-hal kecil yang sudah Allah berikan cuma-cuma. Benar. Syukurilah banyak hal yang terjadi saat ini, tidak perlu berekspetasi yang banyak. Cukup bersyukur dan melakukan banyak kebaikan yang bisa kamu lakukan. Jangan lupa tetap tersenyum.
Bahkan bertemu dengan  temanmu juga bisa kamu syukuri. Oya, jangan banyak rebahan yaa, gerak! Banyak hal yang bisa kamu lakukan dibumi ini, teruslah berbuat baik. Perubahan sekecil apapun kalau dilakukan karna Allah dan dijalan Allah inSyaaAllah akan berbalas kebaikan pula.
Tanamkan banyak kebaikan.
Jangan menyerah hanya karna satu hal yang berjalan tidak sesuai dengan rencanamu. Kamu tidak bisa mengendalikan kegiatan orang lain. Kamu tidak bisa mengendalikan prioritas orang lain. Belajar menerima yaa..
Belajar sabar, belajar mengerti situasi orang lain..
2 notes · View notes
wulanrizqi · 2 months
Text
-hal yang sangat disyukuri menjelang berbuka puasa-
Sudah seminggu tenggorokan saya sakit, gatal, batuk. Saya dan keluarga tim tidak pakai obat-obatan kimia. Tidak tahu alasan sebenarnya kenapa, tetapi sepengalaman saya kalau tidak benar-benar parah biasanya cukup diobati dengan obat-obatan herbal. Madu terutama. Kadang merujuk pada resep obat herbal dr. Zaidul Akbar. Saat saya kecil, sekitar umur 4atau 5 tahun saya terkena flek paru-paru yang menyebabkan saya harus minum obat selama satu tahun tanpa jeda (kalau lupa satu hari itungannya diulang dari satu). Mungkin karena itu juga kemudian orangtua saya meminimalisir konsumsi obat kimia.
Sejak siang tadi tenggorokan saya kembali gatal, padahal sebelumya sudah hampir sembuh. Tidak tahu pemantiknya apa. Saya tidak minum es ataupun makan gorengan. Tapi yasudah, sudah menjadi takdir Allah bahwa siang ini tenggorokan saya gatal lagi. Tugas kita hanya mengobati kan, Allah yang beri kesembuhan.
Hari ini hari Senin, orangtua saya melaksanakan ibadah sunnah puasa. Saya tidak puasa dengan alasan yang sudah bisa ditebak. Sore hari menjelang berbuka puasa Bapak membuat teh jeruk dan saya menyiapkan menu berbuka puasa yang lain.
“Biar tenggorokannya enggak gatel lagi pake apa yaa?” iseng saya bertanya. Niatnya bertanya sama diri sendiri.
“Ini yang lagi Bapak bikin, madu anget sama jeruk”. Saya lihat beliau sedang memotong jeruk nipis yang kemudian dicampur dengan madu hangat.
“diminum mumpung anget” kata beliau lagi. Saya mengangguk. Setelah menyelesaikan pekerjaan saya kemudian saya minum ramuan buatan Bapak.
Barangkali ini hanya kejadian beberapa menit, tapi hal ini membuat saya bersyukur, sangat bersyukur memiliki Ayah yang dikode aja udah ngerti. Kalau istilah jaman sekarang mah peka.
Dalam beberapa kesempatan (saat sakit tenggorokan atau batuk) Bapak memang menyarankan untuk minum hangat cenderung panas. Tapi saya tidak suka air putih panas. Suka minuman hangat kalau ada rasanya. Nah dari situ juga barangkali Bapak berfikir, kalau cuma disuruh minum anget aja mesti gamau makanya langsung dibikinin minumannya. Duh manja banget anak satu ini.
Terimakasih, Pak. Sehat selalu dan doakan anak kedua Bapak segera menemukan pendamping yang seperti Bapak. Love you!
4 notes · View notes
wulanrizqi · 4 months
Text
Kecewa.
Pulang kerja aku mendengar sebuah cerita yang membuat aku tidak habis fikir ..
Terbayang tidak? Pulang ke rumah yang seharusnya bisa santai setelah lelah bekerja dan menghadapi dunia luar ternyata otak harus dijejali perkara yang tidak seharusnya terjadi..
Benteng pertahanan!
Benteng pertahanan paling kuat ada pada diri sendiri. Dunia luar keras, sangat keras. Banyak aspek yang tidak seharusnya berjalan. Seharusnya tidak ada di dunia ini.
Bagaimana cara membangun benteng pertahanan yang kuat? Penolakan. Tidak disetujui. Tidak diterima. Dilarang. Iya, salah satu cara supaya tau mana yang bener dan mana yang salah adalah dengan cara penolakan.
Aku pernah mendengar salah satu parenting yang mengatakan bahwa "tidak boleh berkata jangan kepada anak kecil, tp carilah kalimat yg lain. Contoh : "jangan lari!" Ganti dengan "jalan perlahan yaa"
Tapi mohon maaf aku pribadi tidak setuju dengan parenting seperti itu. Larangan. Setiap anak dan setiap orang harus tau apa itu larangan, ada hal2 yang tidak boleh dilakukan, ada hal2 yang melanggar, ada hal2 yang buruk. Bukankah lawan dari baik adalah buruk? Bukankah lawan dari surga adalah neraka? Dalam ajaran islam pun banyak sekali larangan, larangan mendekati zina, larangan memakan harta anak yatim, larangan berbuat kerusakan di bumi, dan larangan2 yang lain. Semua itu Allah turunkan bukan tanpa tujuan. Tentu supaya manusia (makhluk yang diberi akal) bisa berfikir mana yang baik mana yang buruk. Mana yang harus dipilih mana yang harus dihindari. Manusia diberi akal, manfaatkanlah untuk berfikir memilih yang baik dan yang buruk!
Diri sendiri!
Semua hal diawali dari diri sendiri. Perubahan yang baik dan yang buruk diawali dari diri sendiri. Diri sedirilah yang menentukan apa yang mau dilakukan, apa yang mau dipilih. Tentu dengan pertimbangan iman dan akal. Sekali lagi IMAN DAN AKAL!
Takutlah kepada Allah, takutlah dengan murka Allah apabila berbuat keburukan. Lawan hawa nafsu. Lawan syaitonnirrajim. Taubat dan mohon ampun sama Allah. Berjanjilah tidak akan mengulangi kembali.
Tulisan ini akan aku akhiri dengan :
"Tidak perlu mencicipi tai ayam untuk tau tai ayam adalah benda yang bau dan menjijikan. Tidak perlu masuk neraka untuk tau neraka adalah tempat terburuk. Cukup iman dan akal yang membimbing!"
1 note · View note
wulanrizqi · 5 months
Text
KECIL
Ternyata masalahku kecil, jika dibandingkan dengan banyak hal yang terjadi di dunia ini. Aku, diriku, masalahku, bukanlah pusat semesta. Banyak hal diluar sana yang patut diperhatikan. Kalau merasa diri punya masalah paling besar, ingat kita punya Allah Yang Maha Besar. Curhat aja ke Allah, deketin Allahnya, rayu Allah dengan ibadah-obadah maksimal yang bisa kita lakuin. Rasanya nikmat banget kalau bisa dekat sama Allah.
Allah Maha Baik kasih kita surat cinta, 114 surat. Apapun masalah kita, jawabannya ada di surat yang Allah turunkan. Tinggal manusianya ni mau jadikan surat cinta itu sebagai pedoman atau tidak.
Cobain deh, sholat yang khusyuk, baca Al-Quran, curhat sama Allah tentang masalah yang lagi dihadapin, inSyaaAllah rasanya bakal tenang. Tapi jangan lupa, apapun masalahnya harus tetap diselesaikan, lakukan semua tanggungjawab secara maksimal sampai selesai. Semangat yak!!
0 notes
wulanrizqi · 5 months
Text
Akan selalu berdampingan Kesulitan dan kebahagiaan Perjuangan dan rasa sakit Kehilangan dan perjumpaan
Apapun dan bagaimanapun tetap kuat, yaa
1 note · View note
wulanrizqi · 6 months
Text
Si Paling
“gak bisa nih aku lagi sibuk banget akhir-akhir ini”
“jangan sekarang yaa ngobrolnya, suasana hatiku lagi kurang bagus”
“gatau, dia punya sendiri kali”
Halo, perkenalkan aku seorang manusia yang sekarang lagi belajar sabar. Sabar banget menghadapi manusia lain. Oya sekarang aku lagi tinggal di bumi, sebenarnya pengen pergi ke mars, dimana enggak ada manusia lain selain aku. Tapi mau gimana lagi, aku gabisa request dimana tempat lahirku.
Percakapan diatas adalah beberapa ucapan dari manusia lain beberapa waktu terakhir. Bisa dibayangkan situasi yang sedang aku hadapi sekarang? sangat menguras energi.
Terlahir sebagai manusia yang tinggal di bumi artinya aku harus berinteraksi dengan manusia lain. Huft sungguh capek harus berbagi energi. Manusia dengan segala dramanya. Egoisnya super tinggi. Kan baca nya aja bikin kamu capek, apalagi aku yang ngelakuinnya.
Ditambah posisi aku sekarang sebagai manusia yang harus berhadapan dengan manusia lain secara klasikal. Yaampun rasanya aku ingin berhenti saja. Aku tidak mau berbagi energi dengan banyak orang, manusia manusia yang belum dewasa. Banyak tingkah dan banyak bicara. Setiap hari energiku habis. Argh! Rasanya ingin teriak sekencang-kencangnya. Tapi, teriak pun tidak menyelesaikan masalah.
Manusia dengan segala dramanya, mungkin aku juga termasuk manusia yang belum selesai dengan diriku sendiri. Kadang aku masih menggantungkan kebahagianku dari interaksi dengan orang lain. Aku pernah mendengar manusia lain berkata, “tahun ini aku belajar banyak hal, salah satunya aku tidak akan menggantungkan kebahagiaanku kepada orang lain”. Hal yang aku tangkap adalah, aku bisa bahagia dengan caraku sendiri.
Oh iya, satu hal lagi, manusia itu hobi banget membanding-bandingan dengan manusia yang lain. Merasa bahwa manusia lain lebih unggul daripada dirinya. Di bumi hal seperti ini disebut insecure.
Oh iya satu lagi, manusia itu hobi  sekali membicarakan manusia lain entah kebaikannya ataupun keburukannya. Padahal menurutku membicarakan oranglain tidak ada manfaatnya, hanya menghabiskan energi saja!
Aku rindu merasa senang dengan apa yang aku lakukan.
Aku rindu bisa menikmati hidupku.
1 note · View note
wulanrizqi · 6 months
Text
Tumblr media
Setelah sosialisasi anti bullying sepertinya harus menambah sosialisasi membentuk mental yang kuat!
0 notes
wulanrizqi · 6 months
Text
Beberapa hal harus dilepaskan supaya tidak memenuhi ruang berfikir.
"pernah gak kamu merasa apa yang kamu lakukan tidak membuatmu bahagia. Benar2 tidak ada ruh nya, tidak ada jiwa nya, tidak bersemangat, tidak ada tujuan, yang ada hanya rasa lelah, letih, capek, pusing, bingung, merasa bersalah, dan semua perasaan lainnya. Pada akhirnya kamu hanya melakukan hal ini karena hanya karna tuntutan, karna sebuat keharusan."
Barangkali ada banyak hal yang perlu kamu perbaiki. Perlu dievaluasi. Tapi jangan lupa untuk selalu memberi apresiasi :)
0 notes
wulanrizqi · 8 months
Text
Mas Jodoh, OTW cepat yaa..
Mamah dan Bapak udah merencanakan konsep, bantu aku mewujudkan keinginan orang paling aku sayang yaa..
0 notes
wulanrizqi · 8 months
Text
"Mah, Pak, mau mantu yang kayak gimana?
"Teteh udah patah hati berkali-kali"
3 notes · View notes
wulanrizqi · 9 months
Text
SEBUAH OBROLAN MENJELANG BERTAMBAH USIA
Beberapa waktu  yang lalu sempat menonton salah satu video di instagram, video tentang obrolan antara ayah dan anak laki-lakinya. Yang dibahas bukan permasalahan ringan tetapi tentang kehidupan.
Hari Sabtu malam, adikku ada kegiatan mabit yang dilaksanakan oleh pondok tempat dia belajar. Kegiatan mabit ini bertempat di mushola atau masjid yang ada disekitar pondok, kebetulan rumahku dekat dengan pondok tempat adikku sekolah jadilah dia mabit di mushola samping rumah.
Untuk menyuguhkan para santri yang sedang mabit, orangtuaku berencana membelikan sedikit makanan yaitu martabak manis. Sesuai permintaan adikku sih sebenernya hehe. Jadilah setelah sholat isya aku dan ayahku pergi untuk membeli martabak. Dimalam yang sama juga ada sesi healing room dari careerclass, jadi sambil diperjalanan aku sambil mendenngarkan healing room-nya.
Topik yang dibahas di sesi healing room adalah journal dan habbit dimana pembahasannya seputar pembiasaan menuju kehidupan yang lebih teratur. Seperti misal pembiasaan olahraga, makan makanan bergizi, mengurangi karbohidrat, pembiasaan membaca, dan hal-hal positif lainnya.
Secara kebetulan juga (eh gaada yang kebetulan sih yaa, semua sudah Allah atur), sejak beberapa waktu sebelumnya ayahku memulai pembiasaan baiknya, yaitu sholat tahajud dan puasa daud. Untuk sebagian orang yang sudah terbiasa sholat tahajud mungkin tidak akan terasa berat, tapi untuk orang-orang yang baru memulai kebiasaan ini tentu mengalami adaptasi yang cukup berat. Termasuk puasa daud. Orangtuaku sempat menjalankan kebiasaan tersebut tetapi karena satu dan lain hal kemudian berhenti dan baru dimulai kembali sekitar dua bulan yang lalu.
Sebagai orang yang tinggal bersama orangtuaku (ya kan anaknyaa, hehe) tidak mungkin aku tidak termotivasi. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak orangtuaku dengan membiasakan sholat tahajud dan puasa. Tetapi karena aku belum pernah puasa daud sebelumnya jadi aku coba dengan puasa senin-kamis (mohon dimaklum yaa), dan amalan-amalan sunnah lainnya (doakan istiqomah yaa).
Dalam sesi healing room itu salah satu insight yang aku dapat adalah dari kebiasaan yang dilakukan sebenarnya tujuannya apa sih? Apa yang memotivasi kita untuk memutuskan untuk melakukan kebiasan baik tersebut. Yang harapannya ketika ada di fase futur kita akan ingat motivasi melakukan kebiasaan itu untuk apa.
Oh iya sekarang kita kembali ke setting dimana aku dan ayahku sedang diperjalanan membeli martabak. Ketika dijalan pulang, aku kepikiran untuk bertanya hal ini ke ayahku,
”Pak, Bapak kan lagi mulai tahajud dan puasa daud, em motivasinya apasih Pak? Bapak mau mencapai tujuan apa atau sedang memperjuangkan apa?”. Setengah berteriak aku bertanya.
Ngobrol dimotor itu gabisa pelan soalnya suaranya bakalan balapan sama angin. Yang biasa naik ojol pasti paham hehe.
Eh iya lagi serius nih,
Kemudian ayahku menjawab, dan ini menjadi kalimat yang akan aku ukir diotak dan hati aku. Selamanya.
“enggak ada, enggak ada motivasi karna ingin dapat sesuatu atau sedang memperjuangkan sesuatu. Bapak hanya berfikir ingin meninggalkan dunia dengan husnul khotimah. Ingin menghabiskan umur Bapak dengan selalu berusaha berada di jalan Allah”
Jawaban yang jauh diluar ekspetasi aku. Aku pikir ayahku akan menjawab karna ingin rejeki yang cukup, pekerjaan yang lancar, kesehatan, dan hal-hal duniawi lainnya, ternyata tidak.
“kita emang gapernah tau yaa Pak kapan akan kembali ke Allah. Tapi kapanpun itu semoga ketika Allah panggil untuk kembali  adalah pada saat kita berada dijalan yang lurus. On the track ­nya Allah.”
“iya betul, masalah duniawi yang Allah kasih itu janjinya Allah, gak perlu kita pikirkan karna Allah akan memenuhi janji-Nya. Pun ketika kita dapatkan kenikmatan duniawi adalah semata-mata karna Rahmat dan kasih sayang Allah, bukan karena ibadah-ibadah yang kita lakukan. Ibadah itu untuk mengabdi sebagai hamba dari Yang Maha Kuasa”
Kalimat ini aku abadikan dalam bentuk tulisan, supaya aku selalu ingat dan semoga bisa membawa kebaikan untuk yang membacanya.
Sekian,
Terimakasih
*btw kalau mau beli martabak di Cilacap pastikan belinya martabak Alaska yaa, super rekomended karna soal rasa masih jadi nomor 1.
1 note · View note
wulanrizqi · 10 months
Text
...
Aku tahu, kamu tumbuh dari
Keras kasar sebuah kerutan
Sedang aku dari pilu, aman yang ternyata palsu
Juga semua yang terlalu baik
Tapi menurut aku, kamu cemerlang
Mampu melahirkan bintang-bintang
Menurutku, ini juga kar'na lembutnya sikapmu
Juga sabarmu yang nomor satu
'Tuk petualangan ini
Mari kita ketuk pintu yang sama
Membawa amin paling serius
Seluruh dunia
Bayangkan betapa cantik dan lucunya
Gemuruh petir ini
Disanding rintik-rintik yang gemas
Dan merayakan
Amin paling serius seluruh dunia
Lagi seneng banget dengerin lagu Amin Paling Serius punya Sal Priadi dan Nadin Amizah.
Aku sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga yang hangat, membuka diskusi tentang apapun, sering bercanda tapi super serius masalah agama. Tapi tau enggak? Kenyamanan didalam rumah baru aku rasakan sekitar 5 tahun kebelakang, atau ini kesalahanku mungkin yaa yang terlambat menyadari.
Sebelumnya ijinkan aku bercerita sedikit tentang keluargaku supaya tulisan ini bisa nyambung dibaca sampai akhir. Aku punya 3 saudara, 1 kakak dan 2 adik. Dengan banyaknya saudara yang aku punya (banyak karna lebih dari 2 hehe) tentu saja kasih sayang dan perhatian dari orangtuaku akan terbagi. Aku tidak bisa menyalahkan atau menuntut orangtuaku ketika beliau membagi sesuatu tidak sama rata, karena memang porsinya berbeda. Adil tidak harus sama. Adil itu membagi sesuatu sesuai porsinya masing-masing.
Dulu ketika aku dan saudara-saudaraku sekolah (jarak kami enggak terlalu jauh jadi tingkatan sekolah hampir berbarengan) orangtuaku super sibuk. Ibu menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya sedangkan Ayah berusaha banting tulang mencari nafkah. Pada saat itulah aku merasa kasih sayang orangtuanya (terhadapku terutama) berbeda. Sesederhana adikku yang selalu diperhatikan tugas-tugasnya, sedangkan aku tidak. Dulu aku merasa tidak adil, merasa paling tidak diperhatikan, dan segala perasaan iri lainnya.
Tapi tau enggak? Allah jawab perasaanku itu dengan situasi saat ini. Situasi setelah aku lulus kuliah dan bekerja salah satu sekolah dekat rumah. Tahun 2017 kakakku menikah dan saat ini alhamdulillah sudah mempunyai tempat tinggal sendiri, adikku sedang kuliah di jogja dan adikku yang satu lagi sedang bersekolah di pesantren. Jadilah aku dirumah sendiri #modeanaktunggal.
Aku berfikir ini adalah jawaban dari Allah atas perasaanku dahulu ketika aku merasa tidak begitu diperhatikan, sekarang karena hanya ada aku dirumah jadi semua perhatian terpusat kepadaku. Ayah dan ibuku dirumah lebih banyak menghabiskan waktu bersamaku, bercerita, bercanda, berkebun bersama, masak bersama, dan hal-hal lain yang dulu tidak pernah aku lakukan bersama.
Aku bersyukur, amat sangat, aku juga berterimakasih kepada orangtuaku atas waktu yang sudah diberikan untuk aku.  
Oya, point yang ingin aku sampaikan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Allah memberikan yang kita butuhkan pada waktu yang tepat. Situasi yang tepat, orang yang tepat, tempat yang tepat, dan semua hal yang tepat. Jadi tidak perlu khawatir, Allah sudah atur semuanya, tugas manusia adalah berdoa dan berusaha.
Sekian.
Terimakasih.
5 notes · View notes
wulanrizqi · 10 months
Text
[kenapa?]
Hallo..
Hows ur day? Semoga selalu baik yaa..
Tulisan ini ditulis setelah mengikuti salah satu sesi tentang beasiswa. Banyak banget sebenernya yang bisa didapatkan dari sesi tersebut yang tentunya tentang beasiswa. Tapi ada satu hal yang sangat membekas dari sesi itu, yaitu pernyataan bahwa sebelum memulai sesuatu kita harus tau dulu –why- nya, supaya ketika ditengah jalan kita enggak mempertanyakan, “ini sebenenrya aku ngapain yah? Buat apa kayak gini? Atau “sepenting itu untuk dilakukan?” dan sederet pertanyaan-pertanyaan lain yang menanyakan tujuan dari apa yang sedang dilakukan.
Dalam aturan Bahasa Indonesia, pertanyaan why (kenapa) adalah kata tanya untuk menanyakan alasan. Jawabannya memang alasan. Alasan melakukan sesuatu.
Sesederhana : “kenapa tanaman harus disiram?”
Tentu saja jawabannya adalah alasan dan tujuan dari harus menyiram tanaman, yaitu “supaya tumbuh subur”. Nah ada alasan dan tujuan dibalik pertanyaan ‘kenapa’.
Kalau relate-in sama kehidupan, banyak banget sebenernya pertanyaan ‘why’ itu.
Contoh :
“Kenapa mau kuliah?”
“Kenapa kuliahnya mau beasiswa?”
“Kenapa mau bekerja?”
“Kenapa mau mendaki gunung?”
Dan pertanyaan-pertanyaan ‘kenapa’ lainnya. Penting banget memang untuk menentukan alasan dan tujuan dibalik sesuatu yang mau dilakukan. Oya ini bukan berarti berekspetasi terlalau tinggi yaa, justru dengan mengetahui tujuan dari sesuatu yang mau dilakukan pastinya jalan yang diambil akan lebih terarah. Ketika enggak sesuai sama tujuan yang mau dicapai yang harus dilakukan adalah evaluasi diri dan menata ulang jalan yang akan ditempuh.
Alasan ‘kenapa’ ini harus benar-benar kuat dan difikirkan sebelum melangkah. Apalagi untuk keputusan-keputusan dalam hidup yang enggak sederhana. Keputusan untuk menikah misalnya. Ada yang lebih penting difikirkan sebelum memutuskan untuk menikah. Untuk apa menikah. Apa yang mendasari keputusan untuk menikah, dan hal-hal mendasar lainnya yang menjawab pertanyaan ‘kenapa harus menikah?’.
Jawaban tiap orang pasti berbeda, tergantung dari latar belakang informasi-informasi apa yang didapatkan. Tetapi yang paling penting adalah alasan menikah tentu saja untuk meraih Ridho Allah, adapun dengan si A atau si B atau si C hanyalah perantara atau jalan yang Allah berikan untuk mencapai tujuan tersebut.
Sekian.
Terimakasih.
1 note · View note
wulanrizqi · 10 months
Text
Seperti kata Pak Cik..
"Dalam situasi apapun berdua memang lebih baik"
0 notes
wulanrizqi · 10 months
Text
Mari bertanggungjawab atas perasaan kita masing-masing
3 notes · View notes
wulanrizqi · 11 months
Text
[Belum terlambat]
Huaa uda setengah perjalanan tapi baru menanyakan ini, gapapa belum terlambat kok.
Sepertinya hampir semua orang menyangka seperti ini, jadi guru itu hanya mengajarkan materi yang ada dikurikulum. Matematika, seni budaya, Bahasa Indonesia, dll. Tapi ternyata, aku baru menyadari ini setelah hampir tiga tahun menjadi guru.
Menjadi guru enggak hanya menyelesaikan materi, tapi banyak hal lain yang harus selesai sebelum mereka selesai sekolah. Kemandirian, tanggungjawab, kreatifitas, mental, problem solving, kepercayaan diri, dll. Hal-hal ini yang kurasa jauh lebih penting untuk bekal mereka setelah dewasa.
Penanaman karakter ini harus dimulai sejak dini. Selain orangtua tentu saja, sekolah juga berperan dalam hal ini karna hampir satupertiga dari waktu mereka dalam sehari dihabiskan disekolah. Memang lebih banyak dirumah, tetapi sosialisasi dan berkomunikasi lebih banyak anak-anak lakukan disekolah bersama teman-temannya. Lebih banyak konflik terjadi disekolah, lebih banyak tantangan yang didapat disekolah. Maka sekolah harus menjadi tempat belajar yang memenuhi kebutuhan siswa-siswinya.
Penanaman karakter ini harus benar-benar disadari oleh setiap pendidik, dan yang paling penting adalah harus tahu caranya. Percuma kalau sadar tapi enggak tau bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini.
Hari Selasa kemarin aku berkunjung ke ruang wakil kepala sekolah dengan niat konsultasi. Oya beberapa tempat kerja ada yang menyediakan mentor sebagai tempat untuk berbagi informasi maupun berdiskusi, tetapi kebetulan tempat aku mengajar saat ini belum terorganisir dengan baik, maka aku mencari jalan sendiri dengan cara menghadap langsung ke orang-orang yang kuanggap paham akan hal ini.
Ada beberapa hal yang aku dapatkan setelah berdiskusi dengan beliau, salah satunya adalah penanaman karakter siswa harus dimulai sejak kelas 1 dan hasilnya akan terlihat ketika mereka lulus sekolah dasar. Maka para pendidik khususnya guru sekolah dasar ada baiknya memperhatikan hal ini karna kedepannya kita tidak pernah tahu apa yang akan dihadapi anak-anak kita.
2 notes · View notes