Tumgik
#usia
I just want to say thank you for being nice about America. I know we suck, and we are often rightly mocked lol. But sometimes I think it goes too hard! But you're always so nice about us (esp about food) and only criticise when warranted and it's real nice of you, thank you
Am I especially nice??! I don't think I am. (Possibly the first time I've ever been described as such, actually, my husband tells me I'm not nice but am aggressively kind, generally (he has a type.)) I am concerned you need to hang out in better online places, anon.
I think Americans are People, though. People are people. Some good, some bad, all unique. Americans are no different, you know? And I've learned over the years not to make fun of shit like food and stuff, because you're almost always mocking something cultural when you do, no matter who it's about.
That said, people do have broad national characteristics I suppose, because that's cultural too; but those can be good as well as bad. Here is a thing I think about Americans:
You are defined by Enthusiasm. And that includes, and I cannot stress this enough, the cynical ones. They are enthusiastically cynical. All in on the cynicism. The cynicism is the thing they are enthusiastic about. If an American is apathetic? They are enthusiastically apathetic. This is weird and paradoxical, but somehow, you crazy sons of guns manage it. That can be a bad thing (Jesus your unhinged right wing types are Something Else), but it can also be a very lovely thing, I think. It's all about the application. A great many are enthusiastic about generosity, like the multiple people who offered to send me Forbidden Flavour Poptarts, and the plentiful recipes I was given for American staples like biscuits and gravy and such.
However your flag is very ugly, but then so are most flags I think. You should consider putting a dragon on it. Or a bison, put a bison on it. But give the bison wings so it's a dragon.
489 notes · View notes
diksifaa · 1 month
Text
Butuh Kekuatan
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (Al-Fatihah:5)
Semakin dewasa, jiwa dan ruh kita semakin rapuh jua lemah jika tak ada kekuatan dan keyakinan spiritual yang meyakinkannya untuk terus kuat. Doa lah yang berperan sebagai media utama menjadi sebuah pegangan agar manusia tetap kuat. Karena doa adalah salah satu cara bagaimana bisa kita berkomunikasi dengan Rabb. Jika kita berdoa dengan yakin, naluri jiwa kita akan menjadi kuat tanpa kita sadari.
Kenapa harus kuat ? Karena ternyata semakin bertambah angka di usia kita, akan mempengaruhi kualitas dan level hidup yang dihadapi sehingga butuh kuat.
Berbicara bertambah usia, tradisi manusia juga tak lain tak bukan adalah mendoakan. Sungguh doa adalah hal paling romantis yang pernah ada. Orang-orang sekitar menuturkan berbagai doa baik kepada kita, pun kita mengaminkan segalanya. Dan benar-benar meminta Allah untuk mengijabah semua doa-doa dari orang baik itu.
Memasuki angka 23. Perlahan aku merangkum, mengutip, tiap untaian doa-doa manis sebagai perayaan manis yang dihaturkan kepadaku pada hari lahirku. Terima kasih. Hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikanmu✨
Doa-doa ku masih sama dengan doa-doa tahun lalu, syukur atas nikmat hidup dan segalanya pada Rabbku, doa untuk orang tuaku tercinta, keluargaku, sahabat dan teman. Dan doaku untuk diriku sendiri, semoga mendewasa lebih baik lagi.
Namun aku menyadari satu hal. Semakin bertambahnya angka, semakin haru dan mengutamakan syukur syukur dan syukur. Mensyukuri apa yang ada, dan mencintai setiap yang ada. Bukan mencari yang tidak ada dan menjadi kecewa. Pun harus lebih banyak menyemai prasangka-prasangka baik terhadap setiap titik perjuangan yang dilalui.
Reminder untuk diriku
Mendewasa itu keharusan. Dan fase ini akan selalu menjadi pelajaran. Jangan lupa meminta petunjuk dan menghamba menjadi sebaik-baik hamba pada Rabbul'alamiin, agar mendapat petujuk jalan yang lurus.
"Tunjukilah kami jalan yang lurus" (Al-fatihah:6)
Terima kasih narablog menjadi perayaan manis untuk hari lahirku kali ini. Tak perlu mencari yang kurang, dgn semua yang ada aku bahagia
~Faa
#tautannarablog6 #edisikaget #day13
9 notes · View notes
esbatubulet · 2 months
Text
Kita memang enggak seumuran, tapi bisa kali kita seumur hidup hehe..
10 notes · View notes
vivisufi · 1 year
Text
Dunia ini penuh dengan angka
Berapa usiamu?
Berapa hartamu?
Berapa nomer rumahmu?
Berapa nomer sepatumu?
Terjawab dengan angka terukur dengan angka
Jadi angka berapa favoritmu?
Aku suka angka 0
Yang suka diajak angka lain
Yang semakin banyak 0nya semakin tinggi nilainya
Tapi ini bukan tentang usia, harta, atau nomer
Ini tentang nilai hidup
Merasa 0 kemampuan semakin banyak butuh belajar
Semakin 0 tuntutan semakin ikhlas menjalani kehidupan
Semakin 0 sebagai hamba semakin berserah pada Tuhan
12 notes · View notes
putriutamidewi · 1 year
Text
RUMAH - Usik Usia
Aku sudah menghilangkan kekhawatiran yang berkaitan dengan usia, terutama untuk pertanyaan “kapan”. Kapan punya pekerjaan yang mapan, kapan menikah, kapan kamu hidup mandiri, kapan kamu punya rumah sendiri, kapan kamu... dst Namun, tadi usai maghrib, pertanyaan itu keluar dari mulut orang seatap.  Sangat mengusik Aku tau itu adalah bentuk kepeduliannya padaku. Ia khawatir dengan pekerjaanku sebagai freelancer (remote) desainer landingpages dan penjual binder album photocard ini yang baginya tidak membuat masa depanku cerah. Atau mungkin dia khawatir bahwa aku akan terus menumpang  sampai tua dirumah milik almarhum bapakku ini.. duuh pak jadi kangen.... Tiba-tiba timbul di hatiku Apa aku coba membungkam mulutnya dengan hasil jerih payah yang tak terlihat dimatanya ini ya? Tapi buat apa? sebelumnya aku menang lomba dan mendapat nomimal dua digit sebagai reward, juga setelah sebulan dua bulan hal itu tidak bergeming lagi.. Pertanyaan sakti itu muncul lagi, saat aku tidak “terlihat” memiliki pencapaian.. 2023 ini aku mencoba untuk mengikuti workshop menulis yang rewardnya bukan main. Dibimbing, diterbitkan tulisannya, bahkan royalti penuh untuk yang lolos sampai stage akhir. Apakah, jika aku menjadi salah satunya, aku bakalan “terlihat nyata” dimatanya? Apakah pertanyaan sakti itu akan sirna? Nampaknya akan masih.. sampai aku keluar dari rumah ini. Menghilang dihadapannya, entah karena aku kost, mengontrak, jadi istri dan ikut suami (?), atau pergi ke alam yang berbeda menyusul bapak.  Aku sudah nyaman untuk bekerja dari rumah dan tidak akan apply untuk kerja kantoran. Apakah itu salah? Toh aku juga bekerja dirumah sambil terkadang mengurus anaknya :”)  *apa sampai sini sudah bisa menebak siapa orang yang aku bicarakan?* Nampaknya aku cukup mengerti perasaan orang yang ingin bunuh diri. Diam salah, bergerak salah, bicara salah, selalu salah dimata orang yang memiliki value yang berbeda dengan kita.  Sesak
7 notes · View notes
nerveilleux · 2 years
Text
22
— teruntuk kamu, yang makin liar
akhirnya kamu putuskan
begini usahanya, begini hasilnya, bertambah umur bertambah hati yang patah
benar kamu atau bukan tidak pantas menerima maaf setengah agustus ini
selamat ulang tahun,
//19 Agustus 2022
34 notes · View notes
shihlun · 2 years
Photo
Tumblr media
United States Information Service (USIS), Taichung, late 1960s.
37 notes · View notes
ikakuinita · 11 months
Text
30 Tahun : Sebuah Refleksi
Kadang saya bingung tentang usia. Mama bilang saya lahir tahun 1992 tapi di akte kelahiran dan semua dokumen tertulis 1993. Jadi, apapun itu intinya hari ini sudah kepala tiga. Alhamdulillah. Usia yang cukup matang dalam segala hal. Dulu, saya pernah baca usia 30 tahun adalah usia yang rasa-rasanya seperti dikejar-kejar.
Kalau belum menikah, dikejar angan tentang jodoh. Belum punya anak, berusaha biar cepat dapat momongan. Belum berkarir, dikejar kebingungan karena stag. Belum punya rumah, kendaraan, tabungan, dikejar target untuk investasi daaaann seterusnya. Kuakui itu benar. Tapi diakhir usia 30-an nanti ternyataaaa "tidak ada yang mengejar". Karena itulah mumpung baru menginjak kepala tiga, hari ini berusaha untuk refleksi 30 tahun kehidupan.
Kalau mundur kebelakang, saya saaaangat sangat mensyukuri satu hal. Bahwa kompleksnya hidup dilatih pelan-pelan. Seandainya apa yang kuhadapi hari ini diberikan 10 tahun lalu, gak sanggup. Karena usianya belum sematang saat ini. Atau, apa yang kuhadapi 10 tahun lalu baru diberikan saat ini jadinya malah tidak berkembang.
Memasuki gerbang angka 3 ini prioritas kehidupan memang berubah karena bertambahnya variabel baru yang dulunya tidak ada di usia 20-an. Hal itu diawali dengan selesainya jenjang sarjana. Menurutku ini adalah pintu keluar yang membuka baaaaaanyak sekali jalan. Entah akan memprioritaskan diri dulu, keluarga dulu, pendidikan atau karir dulu. Semua orang mempunyai pilihan dan takdirnya.
Maka hari ini, saya berusaha berkontemplasi bahwa Allah itu baik sekali. Allah tidak memberikan segala yang kita butuh dan inginkan diwaktu bersamaan. Misalnya, usia 30 sudah menikah, punya anak cewe dan cowo, kerjaan aman, kesehatan bagus, pendidikan lanjut terus dll. Kalau itu terjadi, maka tidak ada ruang untuk belajar tentang "syukur" dan "sabar".
30 tahun. Hari ini kulewati dengan membaca sebuah buku di pagi hari, menelpon teman di siang hari, dan merencanakan makan malam. Saat ini diperjalanan dari rumah ke sebuah restoran, bukan untuk merayakan hanya kebetulan dapat malam minggu jadi waktunya kosong. Beberapa kali singgah karena gerimis, jadwal makan ini sepertinya akan mundur dari yang kurencanakan karena hal-hal yang ada di luar kendali seperti cuaca bahkan sempat mampir agak lama karena hujannya deras. Sampai sekarangpun masih berteduh.
Entah akan sampai di restoran yang kutuju atau tidak sebab ini sudah pukul 20.22. Satu jam lagi restorannya tutup. Kalau tidak sempat malam ini mungkin besok atau lusa dan sepertinya saya harus siap-siap cari menu makanan lain 😊. Kadang hidup juga begitu, seperti perjalanan ke restoran malam ini. Penuh tantangan di luar dugaan. Tapi dengan begitulah diri bertumbuh.
Welcome the beginning of thirty. Thank you self for everything, you are amazing 💛.
.
.
.
5 notes · View notes
guratpena · 2 years
Text
buka tutup
kadang hidup tampak begitu lucu karena beberapa hal yang sudah berlalu, masih melintas dalam ingatan. baik sengaja maupun tidak.
tapi mungkin ingatan punya katup hingga apa yang telah ditutup bisa dibuka kembali. baik sengaja maupun tidak.
dan mungkin melupakan hanyalah proses sementara dimana cerita yang ditutup, dianggap telah usai, dapat kembali hadir dalam ingatan. baik sengaja maupun tidak.
dan, ya, mungkin buka tutup ingatan akan terasa berat dan mengusik jika ada rasa yang tersimpan dalam prosesnya. baik sengaja maupun tidak.
10 notes · View notes
jinsei-shinsei · 2 years
Text
USIA
kenapa orang-orang slalu berdoa untuk panjang umur, padahal mereka tau bahwa kematian adalah kepastian
6 notes · View notes
Yeah, the US has "right to work" which is basically "it's your right to work for me, and it's my right to fire you at any moment with no forewarning for any reason whatsoever including no reason at all I just decided I don't like you". The ONLY exception is if you can prove you were fired because you're part of a protected class (race, disability, etc), which as you can probably imagine is nigh impossible to do. Twice I've had a coworker who came in to work only to discover that they no longer had a job, neither for a good reason and one of which was straight up illegal but the person decided it wasn't worth complaining.
Extremely horrifying! Thank you!
239 notes · View notes
mediaban · 7 months
Link
Syarat untuk Capres atau Cawapres diubah menjadi berusia 40 tahun atau pernah berpengalaman sebagai kepala daerah.
0 notes
Text
Tumblr media
"....DESIGNED TO AMPLIFY FEAR OF COMMUNISM IN A NEWLY-DIVIDED VIETNAM."
PIC INFO: Resolution at 1000x1460 -- Spotlight on an anti-communist propaganda poster titled "Communism Means Terrorism," disseminated by the U.S. Information Agency, 15 September 1954. Courtesy of the National Archives.
POSTER OVERVIEW: "This poster, created and distributed internationally by the United States Information Agency (USIA), was designed to amplify fear of communism in a newly-divided Vietnam.
This poster from 1954 reads, "Anywhere there is communism, there is terrorism and assassination!" Earlier in 1954, the Geneva Accords had called for a temporary partition of Vietnam at the 17th Parallel — creating a communist state in the North and a French-backed non-communist state in the South.
A series of events intensified the "Red Scare" that gripped Americans in the 1940s and 50s. In 1949, the Soviet Union successfully tested an atomic bomb. Chinese Communists formed the People's Republic of China that same year. North Korea invaded South Korea the next year. Many interpreted these events as evidence of a global Communist plot.
USIA posters were designed to promote U.S. values; to expose alleged Communist falsehoods, threats and crimes and to strengthen understanding of and support for U.S. objectives in the Cold War."
-- STATE HISTORICAL SOCIETY OF IOWA
Source: https://history.iowa.gov/history/education/educator-resources/primary-source-sets/cold-war-vietnam/communism-means-terrorism.
0 notes
vivisufi · 2 years
Text
Semakin bertambah usia
Memaknai kata kagum cukup sederhana
Barangkali pencapaian dulu jadi tolak ukur impian
Posisi menentukan siapa yang berhasil menjadi inspirasi
Kesuksesan menjadi hal yang menyilaukan
Pencapaian, posisi, dan kesuksesan bisa dikalahkan oleh kegagalan
Seorang yang dicap gagal tapi tetap berjalan tanpa mengeluarkan keluhan, sesekali mengusap keringat dengan tangan, tidak menuntut keberhasilan, tetapi terus mengupayakan kebaikan.
Proses yang mengagumkan
3 notes · View notes
kbanews · 9 months
Text
Meninggal di Usia 54 Tahun, Raharja Waluya Jati Masih Aktif Berjuang Sosialisasikan Anies Baswedan
JAKARTA | KBA – Duka mendalam bagi Simpul Relawan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI). Sekjend SKI Raharja Waluya Jati meninggal dunia pada Selasa, 8 Agustus 2023. Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) ini mengembuskan napas terakhir pada usia 54 tahun. Sekretatris SKI Banten Sudrajat Maslahat mengatakan, Jati masih aktif berjuang mensosialisasikan Anies Baswedan melalui program Musyawarah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
wulanrizqi · 9 months
Text
SEBUAH OBROLAN MENJELANG BERTAMBAH USIA
Beberapa waktu  yang lalu sempat menonton salah satu video di instagram, video tentang obrolan antara ayah dan anak laki-lakinya. Yang dibahas bukan permasalahan ringan tetapi tentang kehidupan.
Hari Sabtu malam, adikku ada kegiatan mabit yang dilaksanakan oleh pondok tempat dia belajar. Kegiatan mabit ini bertempat di mushola atau masjid yang ada disekitar pondok, kebetulan rumahku dekat dengan pondok tempat adikku sekolah jadilah dia mabit di mushola samping rumah.
Untuk menyuguhkan para santri yang sedang mabit, orangtuaku berencana membelikan sedikit makanan yaitu martabak manis. Sesuai permintaan adikku sih sebenernya hehe. Jadilah setelah sholat isya aku dan ayahku pergi untuk membeli martabak. Dimalam yang sama juga ada sesi healing room dari careerclass, jadi sambil diperjalanan aku sambil mendenngarkan healing room-nya.
Topik yang dibahas di sesi healing room adalah journal dan habbit dimana pembahasannya seputar pembiasaan menuju kehidupan yang lebih teratur. Seperti misal pembiasaan olahraga, makan makanan bergizi, mengurangi karbohidrat, pembiasaan membaca, dan hal-hal positif lainnya.
Secara kebetulan juga (eh gaada yang kebetulan sih yaa, semua sudah Allah atur), sejak beberapa waktu sebelumnya ayahku memulai pembiasaan baiknya, yaitu sholat tahajud dan puasa daud. Untuk sebagian orang yang sudah terbiasa sholat tahajud mungkin tidak akan terasa berat, tapi untuk orang-orang yang baru memulai kebiasaan ini tentu mengalami adaptasi yang cukup berat. Termasuk puasa daud. Orangtuaku sempat menjalankan kebiasaan tersebut tetapi karena satu dan lain hal kemudian berhenti dan baru dimulai kembali sekitar dua bulan yang lalu.
Sebagai orang yang tinggal bersama orangtuaku (ya kan anaknyaa, hehe) tidak mungkin aku tidak termotivasi. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak orangtuaku dengan membiasakan sholat tahajud dan puasa. Tetapi karena aku belum pernah puasa daud sebelumnya jadi aku coba dengan puasa senin-kamis (mohon dimaklum yaa), dan amalan-amalan sunnah lainnya (doakan istiqomah yaa).
Dalam sesi healing room itu salah satu insight yang aku dapat adalah dari kebiasaan yang dilakukan sebenarnya tujuannya apa sih? Apa yang memotivasi kita untuk memutuskan untuk melakukan kebiasan baik tersebut. Yang harapannya ketika ada di fase futur kita akan ingat motivasi melakukan kebiasaan itu untuk apa.
Oh iya sekarang kita kembali ke setting dimana aku dan ayahku sedang diperjalanan membeli martabak. Ketika dijalan pulang, aku kepikiran untuk bertanya hal ini ke ayahku,
”Pak, Bapak kan lagi mulai tahajud dan puasa daud, em motivasinya apasih Pak? Bapak mau mencapai tujuan apa atau sedang memperjuangkan apa?”. Setengah berteriak aku bertanya.
Ngobrol dimotor itu gabisa pelan soalnya suaranya bakalan balapan sama angin. Yang biasa naik ojol pasti paham hehe.
Eh iya lagi serius nih,
Kemudian ayahku menjawab, dan ini menjadi kalimat yang akan aku ukir diotak dan hati aku. Selamanya.
“enggak ada, enggak ada motivasi karna ingin dapat sesuatu atau sedang memperjuangkan sesuatu. Bapak hanya berfikir ingin meninggalkan dunia dengan husnul khotimah. Ingin menghabiskan umur Bapak dengan selalu berusaha berada di jalan Allah”
Jawaban yang jauh diluar ekspetasi aku. Aku pikir ayahku akan menjawab karna ingin rejeki yang cukup, pekerjaan yang lancar, kesehatan, dan hal-hal duniawi lainnya, ternyata tidak.
“kita emang gapernah tau yaa Pak kapan akan kembali ke Allah. Tapi kapanpun itu semoga ketika Allah panggil untuk kembali  adalah pada saat kita berada dijalan yang lurus. On the track ­nya Allah.”
“iya betul, masalah duniawi yang Allah kasih itu janjinya Allah, gak perlu kita pikirkan karna Allah akan memenuhi janji-Nya. Pun ketika kita dapatkan kenikmatan duniawi adalah semata-mata karna Rahmat dan kasih sayang Allah, bukan karena ibadah-ibadah yang kita lakukan. Ibadah itu untuk mengabdi sebagai hamba dari Yang Maha Kuasa”
Kalimat ini aku abadikan dalam bentuk tulisan, supaya aku selalu ingat dan semoga bisa membawa kebaikan untuk yang membacanya.
Sekian,
Terimakasih
*btw kalau mau beli martabak di Cilacap pastikan belinya martabak Alaska yaa, super rekomended karna soal rasa masih jadi nomor 1.
1 note · View note