Tumgik
Titik Kuning
Berawal dari memaksa kebingungan tuk berhenti
Sepenggal pangan yang kau lahap
Mulai menimbulkan topik
Tidak banyak namun padat
 .
Angin gelap mulai merasuk
Berniat untuk beralih berujung sepakat
Kau memilih dingin ku memilih berasap
Semakin lama semakin dalam
 .
Tanpa paksa menguak dengan sendirinya
Hanya mampu mendengar sembari tersenyum
Titik kuning kurasa dalam sanubari
Sepaham atau tidak entahlah
 .
Lama sekali khawatir mereka juga penasaran
Antara nyaman dan ingin pulang
Relakan waktu demi keharmonisan
Bersama janji tuk mengulang kembali
0 notes
Terlalu Banyak
Diam atau beranjak lari
Pasrah atau membara
Semua pernah merasakannya
Sampai memilih sampai kapan tuk berhenti
 .
Merakit cerita demi cerita
Tapi yang ku rasa kosong
Mengapa berbeda?
Memang tidak bisa memahami
 .
Tujuanku hanya warna
Bukan masa yang selalu siap bahkan selamanya
Busuk mereka kira
Setiap insan pasti mempunyai takar
 .
Berharap kawan dengan situasi
Dan hasil diluar ekspetasi
Terlalu banyak
Memang terlalu banyak
 .
Sampai bertemu dengan angan …
0 notes
Mati Buah
Terpana saat kau menyapa
Berarah memicu tuk pulang
Sekarang ku tak merasa
Bahkan sampai menyandang
 .
Apa yang kau tuang apa yang kau rasa
Apa yang kau beri apa yang kau dapat
Terlalu banyak kata (Aku)
Apa memang bingung memilih dasar (Kamu)
 .
Aku masih disini
Bersama rasa
Dan seberapa banyak kau memberiku buah
Tapi yang ku rasa kali ini mati
(mati buah …)
0 notes
Sebagai
Ingat disaat kau lelah menghadapinya Bersihkeras untuk melembutkan jiwa Tak disangka hasil yang terasa singkat Apa kau menyadari itu? . Berusaha menyeimbangkan rasa dan keinginan Perbedaan waktuku dan kamu Membagi upaya walau tidak seberapa Namun sudiku ini benar untukmu . Ingin ku rekam setiap jejak Tapi terhalang rasa Berkuasa penuh akan resah kelak Hilangkan paksa untuk masa . Memilih cukup dan takan maju walau mengundang kembali Mengasah tajam naluri juga sikap Bukan perkara total akan tetapi pribadi . Dan berakhir sebagai …
0 notes
Hii
1 note · View note