Tumgik
girianiayusabilla · 3 days
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
girianiayusabilla · 9 days
Text
Tumblr media
➡️ Instagram - Telegram
89 notes · View notes
girianiayusabilla · 13 days
Text
SAYYIDAH AL HURRA', PENJAGA TERAKHIR ANDALUSIA
(sebuah cerita)
Ada satu penghubung antara Andalusia dengan Bumi Maghrib, yang ada di Afrika dan Eropa. Pada saat itu, ada satu nama yang sangat terkenal, yaitu Sayyidah Al Hurra'. Beliau digelari Sayyidah karena dari nasab ayahnya bersambung ke Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Sayyidah Al Hurra' lahir di Granada, Emirat/Kesultanan terakhir di Dataran Andalusia yang bertahan ketika terjadi persatuan antara Kerajaan Aragon (Raja Ferdinand) dan Kerajaan Kastilla (Ratu Isabella). Raja Ferdinand menikah dengan Ratu Isabella, kemudian menyatukan kerajaannya dan melakukan penakhlukkan kembali wilayah yang dikuasai muslim (pada akhir abad ke-15).
Kota Granada adalah benteng terakhir umat Islam di Andalusia dan terjadi dekadensi atau penurunan (terpuruk) sejak runtuhnya kekhalifahan Umayyah di Cordoba. Ketika kekhalifahan Cordoba jatuh, negara-negara muslim di Andalusia menjadi negara-negara kota yang terpecah; menjadi wilayah terkotak-kotak dengan masing-masing Sultan dan Emir di setiap kotanya. Bahkan, diantara mereka sering terjadi perpecahan dan peperangan.
Wilayah kaum muslim makin mengecil hingga wilayah kesultanan terakhir yang bertahan waktu itu adalah Granada. Sultan-sultan pada masa itu bersaing mendapatkan budak berkulit putih, merah, kuning, hitam dan menjadi kebanggaan serta pameran diantara mereka. Orientasinya sangat duniawi, bahkan istana Al-Hambra ada kolam renang yang isinya adalah khamr. Di kolam tersebut dilakukan pesta-pesta dengan berbagai hidangan dan budak perempuan berenang-renang. Mereka mengabaikan rakyat dan keselamatan kota.
Perdana Menteri terakhir Granada adalah seorang Yahudi.
Satu persatu jatuh ke tangan Ferdinand dari Aragon dan Isabella dari Kastilla. Sultan terakhir di Andalusia adalah Bo'abdil (Abu Abdillah) dari Granada. Pada 1492, ia tidak dapat mempertahankan kesultanan dan istana Al-Hambra kebanggaannya. Kemudian ia menyerahkan kunci kota pada Ferdinand dan Isabella. Ia hanya memohon agar rakyatnya tidak disakiti.
Kemudian Abu Abdillah dan keluarganya naik ke gunung/bukit yang memisahkan wilayah Granada dengan wilayah pantai. Dia mendesah dan menangis di atas bukit itu. Hingga bukit itu dikenal hingga saat ini dengan bahasa Spanyol "el ultimo sospiro del moro", yang artinya desah napas terakhir orang mor. (Mor: sebutan orang Spanyol untuk kaum muslimin)
Melihat itu, ibu Abu Abdillah berpesan, "Wahai putraku, jangan kau tangisi seperti perempuan, apa yang tidak bisa kau pertahankan seperti laki-laki."
Kemudian mereka berlayar menyeberang lautan menjadi eksil (orang buangan) di tanah Maghrib. Ia menjadi bangsawan yang tidak memiliki kekuasaan di wilayah Maroko.
Pada saat itu Sayyidah Al Hurra' berusia 7 tahun. Ia melihat keluarganya terusir dari Andalusia. Sementara Ferdinand dan Isabella mengkhianati janjinya. Kaum Muslimin dan orang Yahudi selain yang beragama Katholik Romawi diberi pilihan tetap di Andalusia tapi mati atau pergi.
Kaum muslimin terpaksa pergi meninggalkan Granada ke Maghrib (Tunisia dan Maroko). Sebagiannya lagi pergi ke Timur ke Kesultanan Usmaniyah, disambut oleh Sultan Salim I (cucunya Muhammad Al-Fatih), baik muslim maupun Yahudi.
Mengetahui bahwa di Andalusia umat muslim dan yahudi yang tidak mau beragama Katholik Romawi akan dibunuh, Sultan Salim I sempat berencana untuk membunuh pula orang-orang beragama Katholik Romawi yang berada di wilayah kesultanannya.
Namun kemudian hal ini difatwakan haram oleh Mufti Syeikhul Islam, bahwa seorang penguasa muslim haram melakukan ini kepada orang-orang yang tidak memeranginya secara harbi meskipun mereka berbeda agama dan keyakinan.
Keluarga Sayyidah Al Hurra' akhirnya sampai di wilayah Maghrib (Maroko) dan dibawa ke kota Tetuan. Ketika sudah dewasa, Sayyidah Al Hurra' dinikahi oleh penguasa setempat (penguasa Al-Mandari). Mereka menjadi gubernur di kota yang kuat, kota dengan pelabuhan yang ramai. Sehingga dengan izin Allah dan suaminya, Sayyidah Al Hurra' membentuk angkatan laut dan memimpin sendiri angkatan laut tersebut.
Sementara itu, kerajaan Kristen Spanyol mengarahkan angkatan lautnya menyerang pantai Afrika Utara. Sayyidah Al Hurra' dengan gigih berani memerangi dan mencegah kerajaan Kristen tersebut. Al Hurra' bersekutu dengan kesultanan Maghrib dan Laksamana Angkatan Laut Usmani (Khairuddin Barbarossa; seorang bajak laut).
Sayyidah Al Hurra' dapat label bajak laut perempuan paling ditakuti di Laut Tengah.
Sayyidah Al Hurra' mati-matian bertempur dengan angkatan lautnya menghadang invasi kerajaan Spanyol di Laut Tengah bagian Barat.
Setelah suami Al Hurra' yang seorang penguasa itu wafat, ia menikah dengan Sultan Maghrib, dengan syarat Sultan harus membantu angkatan lautnya. Maka bergabunglah kekuatan perang Sayyidah Al Hurra' dengan Sultan.
Sejarah mencatat, andai tidak ada Sayyidah Al Hurra', seluruh kota di Afrika Utara bagian Barat pasti akan dikuasai kerajaan Katholik Spanyol.
17 April 2024
-catatan kajian Billa- disampaikan oleh Ust. Salim A. Fillah dalam SAF orginial
0 notes
girianiayusabilla · 13 days
Text
0 notes
girianiayusabilla · 18 days
Text
Main lagi dengan personil baru: Maryam ☺️
Tumblr media Tumblr media
kapan kapan kita main lagi :')
1 note · View note
girianiayusabilla · 1 month
Text
We plan and then Allah Swt. plans and Allah is the best of all planners. Trust in Allah. Make peace with how Allah has decreed your life in this dunya and we never know the beauty of our lives in the Akhira.
"Ya Allah, increase in my trust and faith in you and continue to bless me through the bounty of my patience. Patience for me to perform all the good deeds in order for me to be rewarded Jannah and be amongst the Righteous. Let me run towards the Akhira and run from the hellfire and receive your ar Rahman and ar Raheem in the Hereafter."
May you also bless my husband, whomever he is, with the same desire. Let him be obedient to You, let him love our Beloved Messenger Prophet Muhammad saw., let him be a man of great faith, character, truth, integrity and a good heart.
Ameen
1 note · View note
girianiayusabilla · 1 month
Text
Tumblr media
Why isn't your du'a getting answered? Are you even worthy of being heard? Salman al-Farisi narrates something beautiful. He says, that if you have a person who's accustomed to making du'a to Allah Swt. in good times, and then he goes through a hardship and makes a du'a, as his voice travels through the heavens, the angels say amongst themselves, "That's a familiar voice. Let's go intercede to Allah Swt. on his behalf."
But on the other hand, if a person is not accustomed to making du'a in good times, and then a hardship visited upon him, and he called out to Allah, the angels say to themselves, that's not a voice that we usually hear. And so they don't bother to intercede on his behalf. How often does your voice travel through the heavens? Is it only when your world starts falling apart?
Maybe the best thing you can get out of du'a and hardship is a relationship with Allah that isn't dependent upon hardship in the first place.
When Ibrahim a.s had his hardest moment, he spoke of his Lord as an intimate friend that he already knew. And with such confidence, he said, "Without a doubt, my Lord always hears my du'as."
And when Zakariya a.s calls out to his Lord, he says, "You've never disappointed me before with my du'a, O my Lord."
You strive harder, but temptation still comes your way. Your old sins seem to keep resurfacing like test after test.
Didn't Allah say that one step towards him will cause him to come to you with speed? Why does it feel like the temptations are coming at you just as fast?
And when you continue to try to not be deflated and make reaching out to him a part of your regular routine, sometimes your hardships seem to be endless.
But for the rest of us, sometimes Allah prescribes the bitter medicine of hardship so that perhaps we can wake up and perceive the very purpose of our existence. And just like sin can be a catalyst to come back to Allah, hardship can be a catalyst to fall in love with him. And that relationship with him is the greatest rizq you can get when calling upon him because before the removal of the hardship itself, we can feel this expansion in our chest as faith is renewed and settled within. But I turned to Allah and made du'a to him, "Shouldn't all of my problems actually go away?"
The Prophet saw. said, "Call upon Allah while you are certain in the answer. And when my servant asks about me, I am close. I respond to the call of the caller when he calls upon me."
And that's why Umar r.a, "I don't even worry about the response to my du'as. I just worry about the ability to make du'a because I know that Allah will do his part."
So the greatest outcome has already happened, which is a long overdue conversation between you and Allah.
But did you know that the greatest reward is actually then waiting patiently for the response?
Anytime he allows your tongue to move in prayer, know that it's because he wants to give you something in response. But du'a has many phases and many steps along the way. The first step is you just learning to talk to Allah. But now you need to learn to trust him. Because on the way to the answer of your du'a, you're going to stumble a few times, all for your own good.
So let the believers put their trust in Allah.
Yogyakarta, March 28, 2024 (catatan kajian Billa) yaqeeninstitute-Dr. Omar Suleiman
1 note · View note
girianiayusabilla · 1 month
Text
"Qadarullah wa masyafa'al."
0 notes
girianiayusabilla · 1 month
Text
Tumblr media
Hadapi dewasa dengan kepala tegak.
0 notes
girianiayusabilla · 2 months
Text
Tumblr media
Now think of the scene of Arafah and Hajj, but not just with a few million Muslims, but every single human being ever created like tiny particles assembled in that single place of Arafah. And that's why Arafah linguistically means to come to know your Lord, because we're renewing that original covenant every time we go. And what was that covenant? Allah subhanahu wa ta'ala spoke directly to each one of us. And He said to us, Am I not your Lord? (Quran, 7:172)
1 note · View note
girianiayusabilla · 2 months
Text
Menikmati penantian dengan mendekat kepada Allah
2 notes · View notes
girianiayusabilla · 3 months
Text
Tumblr media
1 note · View note
girianiayusabilla · 3 months
Text
4 STORIES IN SURAH AL-KAHF
SLEEPERS OF THE CAVE - The trial of the faith A group of young men who refused to give up on their faith & hence were protected by Allah by making them sleep for 300 years in the cave. Lesson: Allah will tests us with us problems & tempations that might waver our faith. Stay firm in doing the right thing & have trust in Allah. He will definitely help us. Allah can make miracles happen for us as nothing is impossible for him to do as he is in control of everything & everyone.
THE MAN WITH 2 GARDENS - The trial with wealth A man who was given 2 gardens and ease in earning his rizq from them but he was arrogant & he looked down on his poor friend. Allah crushed his ego by destroying his gardens. Lesson: Being wealthy can be a bigger test than being poor as we might become arrogant & forget that what we have is all from Allah. Humble ourselves & never look down on others who have lesser than us. They might have lesser in dunya but perhaps more rewards awaiting them in akhirah.
PROPHET MUSA & AL-KIDR - The trial of knowledge Prophet Musa AS followed a wise man, Al-Kidr. In his journey & realised that his patience was tested when he could not comprehend what Al-Kidr was doing. Lesson: We can never truly comprehend the true wisdom behind every loss and problems but we need to remind ourselves that what Allah has willed is no doubt the best for us. So be patient & have trust in his decree. Humble ourselves just like prophet Musa AS in his willingness to seek more knowledge even though he was a prophet.
ZULKARNAIN - The trial of power Zulkarnain was a king who was given power to travel far and he used it to help those in need. Unlike the man of the 2 gardens. He was not arrogant. He acknowledged that what good he hard is all from Allah. Lesson: We all have unique capabilities that Allah has bestowed upon us. Use that to benefit others. Never get tired of doing good. Seek for opportunities to do more good. Never use our authority over others to abuse them. Fulfil their rights as Allah is well aware of what we are doing to others.
4 notes · View notes
girianiayusabilla · 3 months
Text
0 notes
girianiayusabilla · 5 months
Text
Janganlah Jadi Orang Yang Merugi
Dalam odisei kehidupan yang tak pernah sepi warna, janganlah jadi pelaut yang merugi di lautan untung dan rugi. Setiap individu memiliki kisahnya sendiri, memetik untung dan merasakan rugi, dan di balik itu semua, biarkan hati senantiasa merajut doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Kehidupan ini, serupa kanvas yang terhampar luas, diwarnai untung dan rugi yang menyiratkan makna misterius. Terserah pada sudut pandang kita, apakah suatu peristiwa akan menjadi masalah yang merintang ataukah sekadar bayang-bayang yang memudar di mata waktu.
Dalam pelukan kerugian, terkadang kita lupa bahwa nikmat yang telah Allah curahkan begitu melimpah. Dalam kebersyukuran, mungkin kita akan menemukan jawaban yang membebaskan, "Bukankah bisa mengucap Alhamdulillah saja merupakan nikmat?"
Pertanyaan yang menggetarkan jiwa kemudian datang, sebuah refleksi diri yang tajam mengukir di relung hati:
Apakah yang menjadi keinginan di dasar hati kita?
Apakah kita mampu mendengar desiran kehendak Allah di tengah riuhnya dunia?
Dalam alur waktu yang tak terelakkan, adakah kita lebih sering mengejar kehendak kita ataukah mencari jalan yang Allah cinta?
Seiring pertanyaan itu merayap dalam keheningan, cahaya hikmah Umar bin Khattab bersinar, mengurai petuah bijak dalam keputusan dan sikap hidup:
"Kalau kita tidak suka, marah dengan takdir Allah, takdir belum tentu berubah dan kufurmu menjadi dosa. Tapi ketika engkau ridho dengan takdir Allah, mudah bagi Allah membolak-balikkan takdirmu dan sabarmu menjadi pahala."
Maka, kerugian sejati bukan terletak pada derita yang dirasakan, melainkan ketika kita semakin menjauh dari keberadaan Allah Yang Maha Esa. Dalam bergegas menuju-Nya, mindset menjadi kuncinya:
"Gimana caranya dengan adanya ini aku jadi tambah dekat sama Allah."
Sebuah panggilan untuk merangkai doa dan usaha, agar setiap langkah yang kita ambil membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta. Di antara untung dan rugi, dalam puitisnya kehidupan, mari menjadi orang yang tidak merugi; yang selalu memperoleh keberkahan setiap detiknya dan terus berkisah di dalam redupnya cinta Ilahi.
Wonogiri, 7 Desember 2023
4 notes · View notes
girianiayusabilla · 5 months
Text
Allah will grant you what you've been praying for at the right time. He wouldn't put you through all of this to give you less than what you had before. It's coming, just be patient.
149 notes · View notes
girianiayusabilla · 5 months
Text
Tumblr media
Salah satu lawan tersulit dalam perjalanan mengarungi kehidupan ini adalah melawan segala prasangka dari isi kepala sendiri. Jika terus di dengarkan, segala kemungkinan buruk yang diucapkannya, kita pasti akan tenggelam dalam keputusasaan dan kita pasti akan kalah menghadapi kenyataan hidup yang tak selalu manis.
Menjadi manusia yang beriman penuh pada takdir dan kehendak Tuhan, tak semudah yang kita bayangkan, takdir yang lurus atau tiba-tiba berbelok tajam bisa saja menghadang di depan sana.
Tetapi, selama kita terus meyakini bahwa Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita diatas segala keinginan yang kita harapkan, meski keinginan itu ditunda, hilang atau bahkan berganti, semoga hati kita selalu mampu menerima dengan rasa syukur dan baik sangka segala bentuk takdir tersebut. Aamiin ya Rabb..
Mendung, 23 November 2023 07.15 wita
386 notes · View notes