Tumgik
grownuppp · 1 year
Text
Ingin disini karena tidak banyak yg mengetahui
Hi, it's been a while. Peralihan menuju tahun yg baru ini, perasaanku bercampur aduk. It's messed up but one thing for sure: I learn a lot.
Aku belajar mengenai tisane mulai dari filosofinya, do's and dont's, dan explore recipe blend. Aku sadar gak punya ilmu yg cukup jadi aku beli buku, pelajari otodidak dan diskusi sama umi.
Oh iya aku jadi banyak menyampaikan ide. Since I was planning small business, it was quite exhausting journey. Aku sering susah tidur kalau konsepnya belum selesai. Aku belajar procurement mulai dari cari supplier dan kurasi produk. Aku juga mulai nerapin sustainable living walau masih jauh dari sempurna. Aku mulai merasa berdosa kalau belanja pakai plastik dan menyarankan keluarga untuk bawa foldable bag atau spoundbound. Cerita menariknya umi mulai belanja pepaya dan menolak menggunakan plastik. Umi bilang "anakku ngelarang pakai plastik, harus ramah lingkungan". I smile brightly at that time.
Aku juga belajar milah sampah terutama koleksi bubble wrap dan kardus. Menyenangkan ketika kami memisahkan lakban dari kardus dan menggunakan kertas gak terpakai dan dijadikan hiburan untuk dicacah dengan paper shredder. Bubble wrap yg sudah rusak akan ditekan sama umi sampai habis, it's satisfying, isn't it? Aku juga memutuskan beli packaging all eco friendly mulai dari honeycomb paper wrap, gummed tape, bottle dll. Aku juga sedang mengumpulkan kemasan skincare agar bisa dibersihkan dan digunakan kembali. Awalnya sangat berat dan akan muncul pemikiran is it worthy karena rasanya tentu lebih ribet tapi menjadi lebih considerate dan bertanggung jawab dalam produksi-konsumsi juga layak diperhatikan. Semoga bisa konsisten:')
Aku jadi beli barang yg ku inginkan dulu tapi kali ini emang kami butuh fungsinya jadi bukan beli demi keinginan aja. Tentu aja tanganku ini bisa merusak sesuatu karena kecerobohan. Aku kesenangan main meteran, dijadikan pancingan lalu ditekan supaya narik otomatis dan berakhir rusak dalam 1 hari haha.
Tapi dibalik itu semua, aku gak merasakan apapun. Kebahagiaan terasa sementara dan hambar. Mungkin aku yg kurang bersyukur atau aku yg mulai mencari apa yg sebenarnya tidak hilang. Aku bisa jadi anak yg berisik dengan tingkah konyolnya, kakak yg suka iseng gangguin adiknya tapi ketika kembali ke kamar, aku merenung. Aku bisa menatap dinding dalam waktu lama dan menghembuskan napas sangat berat. Aku yg mulai bosan dan mematikan notif social media karena tau gak ada lagi yg ku tunggu dari sana. Aku selalu menghapus pesan yg belum sempat ku kirimkan atau mengurungkan niat reply story teman tuk bahan obrolan. I lost the engagement while feeling emptiness and freaking lonely.
Aku takut banyak hal terutama perasaan kecewa karena itu aku lebih sadar dan menarik diri. Aku udah gak seantusias dulu dan banyak berpikir dalam apapun. Aku jadi orang yg lebih serius dan tidak menyenangkan. Aku juga kadang kehabisan ide untuk merespon atau malah terkuras energi sebelum komunikasi. Tapi aku banyak rindu. Aku diam-diam nangis ditengah malam dan mendoakan orang lain bahagia. Ada rasa sesak ditenggorokan karena berusaha tak bersuara sedang isaknya mendalam. Aku memeluk selimut sangat erat dan sesekali merangkul dan mempukpuk kepala sendiri. Satu hal yg terus ku sadari: Aku mulai mempercayai orang lain dan menurunkan kemandirian agar bisa dijaga dan dilengkapi. Maka setelah mereka tak bisa selalu ada, aku kehilangan pegangan lagi. There's nothing that feels right currently.
And I thought "it's better to feel nothing than loving".
11 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Photo
Tumblr media
Seringnya, muara dari kebingungan-kebingungan saat menjadi manusia dewasa berawal dari minimnya pengetahuan/ilmu. Dengan dalih kesibukan yang seolah tak ada habisnya, kita tidak menyediakan waktu untuk belajar. Belajar banyak hal, hal-hal yang ingin kita tahu, bahkan ketika belajar kadang kita menemukan ternyata ada hal yang selama ini tidak kita tahu kalau itu ada.
Menjadi manusia dewasa, saat kita harus membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Beban yang sebenarnya ringan bisa jadi sangat berat karena kita tidak tahu cara membawanya. Masalah yang mudah bisa jadi menjadi rumit karena kita tidak bisa melihat semua alternatif jalan keluarnya.  Dan betapa tidak menyenangkannya menjadi dewasa dalam kondisi demikian. Saat kita diselimuti begitu banyak kebingungan, clueless, tidak tahu kepada siapa harus bertanya, bahkan kita tidak tahu masalah apa yang sebenarnya sedang kita hadapi sehingga kita salah mengambil kesimpulan, berakhir pada salah membuat keputusan. Bukannya masalah kita selesai, tapi justru menambah masalah. Luangkanlah waktu untuk belajar. Ilmu adalah lentera yang bisa menerangi langkah-langkah kita berikutnya. Jangan dikira belajar kita selesai, ketika kita telah selesai sekolah :)
729 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
“Tidak ada yang mengejar-ngejarmu, kecuali kekhawatiran dan ketakutanmu sendiri.“”
Kurniawan Gunadi
1K notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
unconditional love is not unconditional tolerant. read that again.
197 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
Fraction
Kamu adalah manusia yg terlihat tenang tapi isi kepalamu sulit ditebak seperti banyak benang kusut didalamnya nov. Orang bilang aku overthinker, mungkin mereka benar. Rasanya selalu ada perang disana, antara kebenaran dan keburukan, peluang dan ancaman, kasih sayang dan kebencian, pilihan dan penolakan, bertahan dan merelakan, kebahagiaan dan penyesalan. Berbagai hal yg bertentangan antara logika dan perasaan. "Lupakan hal-hal yg membuatmu ragu, berhentilah memikirkan hal tidak penting" katanya begitulah agar bisa hidup lebih damai. Tapi si bodoh ini memilih jalan lain. Bukan hanya memikirkan diri sendiri tapi kompleksitas disekitarnya. Ia tau betul cara hidup lebih sederhana tapi lebih memilih berkontemplasi dengan diri. Hingga ada yg menyadarkannya 'terkadang ada beberapa pertanyaan yg cukup dibiarkan menjadi pertanyaan. Tidak semua tanda tanya bisa dijawab sekarang juga. Nanti ada waktunya, ada alasannya' Kini ia tahu, kenapa kita tidak diberi kekuatan mengembalikan waktu atau mengetahui masa depan. Agar kita tetap bisa hidup dimasa yg sedang kita jalani. Agar kita tahu ada banyak rahasia di dunia ini. Agar kita tidak sibuk menyalahkan diri sendiri yg tidak bisa selesai berdamai jika kita tahu segalanya.
10 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
manusia itu gak ketebak ya?
apa menghilang sejenak senyaman itu?
apa tidak kesepian menambah jarak pada lokasi kita yg sudah berjarak?
apa tidak penuh kepala tanpa obrolan melegakan harian kita?
apa tidak kepikiran?
apa hanya saya?
7 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
I think about it suddenly: You can't force anyone else for loving you with the way you want. But somebody that loves you will learn how to love you well, how to understand and treat you to be happy. Loving is efforts and being loved is gift of your efforts It takes two to tango
2 notes · View notes
grownuppp · 3 years
Text
kamu terlalu abu-abu sangat samar dan hambar tapi tetap ingin ku baca meski harus mengulang halaman yg sama kamu penuh rahasia isi kepala yg sulit dijangkau logika tapi tetap ingin ku terka meski harus bergelut dengan rasa kamu acuh dan pasrah tidak menggenggam dan menahan tapi tetap ingin ku jadikan rumah meski harus mengalahkan pelbagai tanya akan ada hari dimana kamu butuh jeda hanya ingin alpa atau sedang lupa bahwa tugas kita saling mengisi untuk ada bahwa aku akan tetap menunggu kamu kembali dari gua jadi, jika kamu sudah menemukan dirimu lagi kembalilah pintu untukmu masih tetap terbuka
10 notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
Kalau suatu hari kita dipertemukan, semoga ketika saya bertanya 'apa alasanmu menyukai saya?'. Kamu tidak perlu bilang seklise saya suka karena kamu baik, pintar atau cantik seperti yg sering wanita ingin dengar pada umumnya.
Saya berharap kamu bilang 'saya jatuh cinta dengan pola pikirmu' karena begitu berarti kamu menerima isi kepala saya. Kamu siap mendengar bawelan overthinking dan hal-hal yg saya mau tau. Kamu merasa saya tidak aneh untuk kamu sukai.
13 notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
“Having a soft heart in a cruel world is courage, not weakness.”
— Katherine Henson (via quotemadness)
8K notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
“If you asked me now who I am, the only answer I could give with any certainty would be my name. For the rest: my loves, my hates, down even to my deepest desires, I can no longer say whether these emotions are my own, or stolen from those I once so desperately wished to be.”
— Evelyn Waugh (via quotemadness)
5K notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
“Sometimes, the best way to help someone is just to be near them.”
— Veronica Roth (via quotemadness)
6K notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
Perbincangan hari ini:
'Allah itu maha membolak balikkan hati nak. Gimana kalo Allah cemburu mbak lebih sayang sama makhluknya dibanding penciptanya? Secinta apapun, jodoh kita tetap Allah yg menentukan. Umi tau dia baik dan umi tau siapa yg mbak tunggu. Umi tau alasan mbak gak mau ini itu, menutup diri. Tapi pastikan dia jelas gak?'
— cuma bisa berkaca-kaca sepanjang jalan😭
'Yang menurut kita terbaik untuk kita belum tentu terbaik menurut Allah. Kita gak pernah tau nak. Makanya doa supaya yg Allah janjikan terbaik sama dengan yg terbaik bagi kita'
Yang biasanya selalu membuat pembelaan dan pengalihan, kali ini kalah sama perkataan umi. Aku gak terbuka soal perasaan sebelumnya tapi ternyata ya namanya ibu selalu bisa merasakan bahkan sebelum kita menyampaikan.
6 notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
Ada banyak bahasan yang hilang dari kita. Untuk membuka percakapan panjang, kita butuh banyak topik yang asyik untuk diperbincangkan. Itu pun jika kita sama-sama punya waktu luang. Jika tidak, sekadar nanya apa kabar? sehat kan? sudah seperti hal yang keren di masa sekarang.
Kita saling belajar untuk memaklumi bahwa sepernah dekat apapun dengan seseorang, jika kita tidak dalam lingkup dan memiliki kepentingan bersama lagi, komunikasi adalah hal yang paling sulit untuk dijaga. Coba deh hitung, ada berapa orang yang memastikan kau masih hidup setiap hari? Ada berapa teman yang masih menjadi rumah untuk ceritamu tanpa gengsi? Pasti bisa dihitung dengan jari atau menghilang sama sekali.
Dulu aku berpikir kalimat 'kalau rindu tinggal bilang, kalau mau ketemu tinggal kabari' adalah suatu kebenaran yang bisa dipercaya. Ya mungkin berlaku jika kita sama-sama tidak saling menunggu untuk bilang rindu dan tidak saling gengsi untuk memberi kabar lebih dulu. Atas asas 'aku takut mengganggu', kita mulai terbiasa untuk abai.
Aku juga begitu. Ada banyak orang yang selalu ku ketik pesan tapi tidak jadi dikirim. Ada cerita yang pengen dibagikan tapi merasa sudah tidak seharusnya membebani lagi. Maka aku membiarkan mereka kembali hidup dengan dunia mereka sambil sesekali berharap mereka tidak melupakanku semudah mereka bisa menemukan orang yang lebih baik diluar sana.
Terima kasih sudah pernah menguatkan dan membersamai. Aku benar-benar rindu. Remember me, okay?
8 notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
“Salah satu kado terbaik untuk perempuan adalah menjadikan dirimu sebagai jalan pulangnya; menjadikan dirimu sebagai ruang berkeluh kesahnya; dan sebagai seseorang yang memimpin.”
— (via lembarkertas)
1K notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
Sebentar lagi akan muncul broadcast dengan kata-kata indah dan mohon maaf dari Ayang dan sekeluarga. Bukannya gak suka tapi maaf, esensi maaf berjamaah yang dikirim ke semua kontak itu agak rancu bagiku sejak beberapa tahun terakhir. Kayak latah aja, yauda minta maaf pas lebaran.
Darimana sih kita tau kita udah minta maaf dengan tulus dan apakah orang tersebut benar-benar sudah memaafkan dari hatinya? Aku selalu bertanya tentang itu. Maaf memang salah satu kata ajaib yang menyatakan penyesalan bersalah tapi tidak seringan itu. Bagiku itu sangat sakral. Maaf berarti kita memang tidak sempurna dan terselip janji tidak akan mengulangi kesalahan yg sama. Gak semudah 'aku minta maaf ya' tapi cuma di ucapan, besoknya tetap aja masih tersisa perasaan gak suka. 'Udah aku maafin' padahal dalam hati masih kesal. Perihal maaf dan memaafkan butuh hati yang lapang. Dan ya kita gak pernah tau kedalaman hati manusia.
Allah Maha Memaafkan masa' kita sebagai makhluknya enggak? Iya tau. Tapi yg aku maksud jangan anggap maaf itu hanya kata momentum. Aku cuma berharap kita bisa saling memaafkan saat hati kita benar-benar sudah bisa menerima dan tidak mengungkitnya lagi. Seperti tidak ada kata ikhlas dalam Surah Al-Ikhlas. Mengikhlaskan meski tidak bilang aku ikhlas.
Tentu gak mudah. Butuh belajar memaknai maaf sebenarnya. Butuh merendahkan ego juga. Tidak harus merasa salah dan rendah, maaf adalah obat. Termasuk memaafkan diri sendiri.
4 notes · View notes
grownuppp · 4 years
Text
Allah Tercipta Dari Apa?
Penasaran, kalau suatu hari ditanya gini saya bisa jawab dengan baik ngga ya:
Tumblr media
“Allah itu tercipta dari apa?”
Jawaban dari ini emang bersifat aksiomatik, artinya sebuah kebenaran yang “emang begitu adanya”, tinggal diterima.
“Allah tidak tercipta dari apa-apa, karena Allah tidak ada yang menciptakan. Allah ada tanpa diawali dan tidak akan pernah berakhir seperti manusia. Kalau sesuatu terbuat dari sebuah material dan ada yang menciptakan, berarti namanya makhluk, dan ngga pantas dianggap tuhan.
Yang pantas disebut tuhan itu adalah sesuatu saking hebatnya hingga mampu menciptakan apapun tanpa ada yang menciptakan dirinya sebelumnya. Kamu mau menyembah tuhan yang diciptakan oleh sesuatu yang lebih kuat darinya?”
Tapi, jawaban aksiomatik gitu akan sulit diterima bagi yang belum menjalani proses berpikirnya, apalagi untuk anak-anak. Makanya mungkin lebih baik kalau dijawab dengan ngajak mikir dulu.
Gini. Kalau kamu bikin robot, apa berarti kamu adalah tuhan karena menciptakan robot? Enggak? Kenapa? Karena kamu harus dibuat dulu lewat rahim Ibu kamu, terus dilahirkan ke dunia. Masa tuhan harus dibuat dulu, terus dilahirkan? Kalau begitu yang lebih berkuasa yang dilahirkan atau yang melahirkan?
Terus, apakah Ibu kamu adalah tuhan karena melahirkan kamu? Enggak? Kenapa? Karena Ibu kamu juga ada yang membuatnya lewat rahim nenek kamu, terus dilahirkan ke dunia juga.
Begitu terus, nenek kamu dilahirkan buyut kamu, sampai ke Nabi Adam. Terus, apa Nabi Adam adalah tuhan karena mengawali semua manusia? Enggak? Kenapa? Karena Nabi Adam juga ada yang menciptakan. Dia memperkenalkan dirinya dengan nama “Allah”.
Yang menciptakan Allah siapa? Engga ada. Udah mentok. Sang Pencipta Nabi Adam ada tanpa ada yang menciptakan dan ngga pernah ngga ada.
Kok bisa sih Allah ada tanpa ada yang menciptakan? Padahal segala sesuatu pasti ada penciptanya?
Gini. Segala sesuatu yang kita tau, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya”, itu adalah ciptaan Allah. Allah juga bikin aturan-aturan lain, kayak fisika, matematika, kimia, biologi, astronomi, semuanya aturan yang dibikin Allah.
Semua aturan itu tunduk sesuai perintah dan kehendak Allah, tapi Allah ngga tunduk sama aturan-aturan itu–ya karena mereka semua cuma ciptaan Allah.
Jadi, hukum fisika, matematika, kimia, biologi, termasuk aturan “segala sesuatu pasti ada penciptanya” itu tidak berlaku buat Allah. Allah bisa ada tanpa perlu ada yang menciptakan, tanpa bahan-bahan seperti yang kita pahami di kimia, tanpa ada yang melahirkan seperti yang kita pahami di biologi.
Itulah kenapa kita menyebutnya “Tuhan”–karena Dia ngga sama dengan apapun yang diciptakan-Nya.
Hmm, nampaknya itu pun masih terlalu kompleks untuk anak-anak.
Let me try this one more time:
“Allah itu tercipta dari apa?”
Allah itu ngga tercipta dari apa-apa, Nak, karena Allah ngga diciptakan. Allah ada sendiri tanpa proses penciptaan. Kenapa bisa begitu? Karena Tuhan memang seharusnya begitu, tidak bergantung pada apapun. Satu-satunya yang bisa kayak gitu cuma Allah, makanya kita mengakui dan menyembah-Nya sebagai Tuhan, saking hebatnya.
1K notes · View notes